Forsan Salaf

Beranda » Artikel » Biografi Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Biografi Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddis paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya.

Sebetulnya, kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”). Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya.

Namun demikian dengan over pede-nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati dan diakui para ulama’ dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun lalu. Aneh bukan?.

Siapakah Nashirudin al- Albani?

Dia lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania. Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.

Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’iftan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits).

Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran.

Penyelewengan Albani

Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’

1) Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan dalam kitabnya berjudul Almukhtasar al Uluww hal. 7, 156, 285.

2) Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” .

3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,

4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.

5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.

6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.

7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.

8 ) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “,

9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22.

10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.

Ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak kesesatannya, dan Alhamdulillah para Ulama dan para ahli hadits tidak tinggal diam. Mereka telah menjelaskan dan menjawab tuntas penyimpangan-penyimpangan Albani. Diantara mereka adalah:

1.Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-‘Adhzmi yang menulis “Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid;

2.Dahhan Abu Salman yang menulis “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran);

3.Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;

4.Muhaddits Maghribi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;

5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-‘Alawi yang menulis “Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”;

6.Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah yang menulis “Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);

7.Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama yang menulis “Adab al-Ikhtilaf” dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”;

8.Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh yang menulis “Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);

9.Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Ismail bin Muhammad al-Ansari yang menulis “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani” (Kritikan atas buku al-Albani “Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih” (Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”;

10.Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab yang menulis “Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih”.

Saran kami. Hendaknya seluruh umat Islam tidak gegabah menyikapi hadis pada buku-buku yang banyak beredar saat ini, terutama jika di buku itu terdapat pendapat yang merujuk kepada Albani dan kroni-kroninya.


280 Komentar

  1. muhammadon berkata:

    wah.. wah.. wah.. ada aja yang berani berbuat demikian dengan hadits nabi?
    terima kasih forsansalaf telah membuka kebenaran agar kita lebih berhati-hati dalam menerima riwayat hadits

  2. muhammadon berkata:

    dan ana kira forsan salaf tidak perlu mengarang kitab untuk menjelaskan kesalahan albani. cukup dengan artikel di atas saja

  3. Pecinta Sayyidina Umar berkata:

    Syukron katsir atas bayan nya…
    satu lagi dong kalo bisa… Syekh Utsaimin

  4. Abu_sangkan berkata:

    Kalau syekh albani g hafal 10 hadis beserta sanadx g mgkn dia di panggil syekh.anda jgn suka membuat berita palsu,mana buktinya ?

  5. abuqnan berkata:

    Albani sebenarnya secara tidak langsung pernah mengakui kesembronoannya dalam menilai hadits. Ini dapat terlihat dg gamblang dalam kitab “taraju’ul al’allamah al-albani fima nashsha ‘alaiyh tashhihan wa tadl’fan” (ralat albani atas penjelasannya mengenai penilaian sahih dan dha’if). Dalam kitab ini, albani megaku terus terang kesalahannya dalam menilai shaih dan dloifnya hadits yg pernah ia tulis. Dalam kitab ini albani meralat penilaiannya atas 621 hadits yg sebenarnya shohih tetapi ia nilai dlo’if dan sebaliknya. Jumlah kesslahan 621 bukan sedikit jika dikaitkan dg gelar “almuhaddits” yg disandangkan oleh para pengikut2nya. Masihkah layak disebut muhaddits? pantaskah disandingkan dg nama besar Imam Suyuthi dan para hafidz hadits yg lain?
    Pengakuan ini dalam satu sisi memang mengagumkan, karena dia secara terus terang mengaku salah/keliru sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi dari sisi lain juga menunjukkan atas kapasitas albani yg sebenarnya dalam menilai hadits ternyata tidak seperti yg di banggakan para pengikutnya.

  6. Abu sangkan berkata:

    Smua org g lepas dr kesalahan.krn bkn di level sempurna spt nabi.
    Kalau ada org alim,pasti ada yg menjatuhkan.itu hal biasa dl keilmuan.spt ibn hajar x romli dsb.

  7. muhammadon berkata:

    @abu_sangkan
    anda betul tapi coba anda lihat sekali lagi kesalahannya! 621 itu bukan nilai sedikit. itu namanya sembrono. menilai hadits yang sanadnya shahih seperti mencicipi makanan kemudian bilang “kurang sedap nih”

  8. najmy berkata:

    syukron forsan salaf tlh mmbri pnjlsan yg bgt jelas, smga artikel d atas dpt mnyadarkan mrka2 yg ‘ g sdr’,

  9. Bin baz berkata:

    @muhammadon : tp msh mending albani dr pd anda.mskipun reparasi jam menurut situs ini,tp org nya alim.bkn spt anda yg suka nya mengkritik orang padahal byk dr diri anda yg perlu di koreksi.

  10. abuqnan berkata:

    salah 621 kali (itu yg ngaku), msh di bilang Alim, ahli hadits dan di sanjung2????????
    Masya Alloh……kayak gak ada org lain aja.

  11. abu_zaid berkata:

    abu sangkan dan binbaz dan semua yang sama dengannya.
    kata syeikh itu kan artinya orang yang sudah tua. ya udah tidak apa-apa al bani dibilang syeikh, memang dia sudah tua (sekitar 85 tahun).
    tapi pengertian syeikh sebagai ulama yang mumpuni di bidangnya, tunggu dulu …jangan pasang pada al bani.
    Bukan masalah benci atau hasud, kalau memang banyak salah dan khilafnya, ya harus mau dikritik (diluruskan) sebagaimana al bani juga suka mengkritik ulama hadits.

  12. abdulloh berkata:

    Memang setiap orang tak lepas dari salah dan dosa, karena bukan nabi dan rosul. Tapi ketika kesalahan itu di peringatkan oleh orang lain, seyogyanya harus menyadari dan segera bertobat kepada Alloh yang maha pemberi tobat.

    Gambaran sederhana bagi kita yang masih perlu bimbingan dan khawatir tersesat dari pada orang-orang yang sok kemlente adalah seperti kita ingin makan nasi soto, rawon atau lainnya yang tidak diragukan lagi nikmatnya. Caranya sederhana, janganlah kita mencoba dari satu warung ke warung yang lain, tapi mencari informasi yang pas dimana warung yang menjual soto, rawon atau lainnya yang tidak diragukan lagi nikmatnya tersebut.

    Dalam urusan ilmu agama, tentu para salafus sholih telah masyhur akan keilmuawan dan ibadahnya. Maka cukuplah bagi kita untuk belajar kepada guru2 yang sanad-nya jelas dan benar sampai kepada habibulloh Muhammad SAW.

    Mudah2an insya Alloh kita mendapatkan apa yang benar, tidak menjadi sesat dan menyesatkan. Amin.

  13. Musyoma berkata:

    Syeikh? lho di semarang juga ada syeikh puji?
    kok bisa beliau disebut syeikh? apa ada yang bisa menjelaskannya?
    bahkan orang yang memakai predikat haji setelah berhaji, belum tentu hajinya mabrur?

    mudah-mudahan analogi sederhana diatas bisa memperjelas..
    walaupun albani seorang alimpun,tetap saja ajaran bid‘ah-nya harus ditentang..
    sedangkan nabi sudah mengancam “kursi panas” bagi yang berdusta mengatakan sebuah ucapan mengaatasnama nabi…

  14. abunawas berkata:

    WALHASIIIIIIL,KULLU MBALIK ASAL,YO’OPO IKI YO….GAK WAHABINYA .. GAK ULAMA’NYA .. GAK MUHADDISNYA .. GAK PENGIKUTNYA .. SEMUANYA BERMASALAH,SENENGNYA NGRITIK ORANG…SAMPE2 YANG DIKRITIK ORANG2 BESAR ….. SOALNYA PINGIN JADI ORANG BESAR SIHHH,DIANGGEP SEMUA ORANG BODOH SEPERTI MEREKA.HEI BIN BAZ.. DAN YANG SERUPA DENGANMU..TANGGAPI AJA ITU KESALAHAN ALBANI….OJOK BANYAK OMONG ENTE.MBELO YANG SALAH,KLO MAU MBELO ITU YANG BENAR.

  15. iqulsani berkata:

    ALLAHUMMA SHOLIALA MUHAMMAD

  16. muhmmadon berkata:

    hukum karma..
    albani berani mendo’ifkan ulama’-ulama’ besar sekarang dia yang dido’ifkan.
    kaciaan deh lho..

  17. Muhammad Yasir berkata:

    Mengenai Albani….silahkan baca juga DI SINI..

  18. Abu bakar Sholeh Al-hamid berkata:

    Melihat articel tersebut kita bisa simpulkan bahwa,belajar ilmu harus dengan syeih /guru karena tanpa mereka kita akan tersesat lihat saja manusia yang satu itu dgn enak nya ngomong ini dan itu yang akhirnya menyesatkan ribuan bahkan jutaan org,apalagi saya melihat tempat 2 di desa yang jauh masih ada orng yang dak tau agama sok alim ini haram ini kafir ini dak sesuai dgn al quran lah,contoh masa saudara pembaca pikir habis sh0lat dzikir bersama bid ah katanya ,jadi habis diam seribu bahasa ini lebih bagus katanya mereka wahabi.Alhasil sekali saudara muslim hati 2 banget jangan asal percaya ama orang yang jidatnya hitam,berkumis panjang,mengharamkan yang tidak diharamkan bahwkan di anjurkan ama .Tanya sesatu yang ikwan pembaca dak tau.Akhirnya alfaqir berharap kita dapet petunjuk dari Allah swt,dan yang sesat di kembalikan ke jalan yang benar Amien.

    • MUHAMMAD ASY'ARI berkata:

      Saudaraku, janganlah kita timpakan segala kesalahan hanya kepada Syeikh Al-Albani, habis banyak Saudara-saudar kita malah berbondong2 belajar sama Syeikh Al-Albani. Yang belajar tidak salah karena Ilmu itu sebelum Amal. maka kalau nggak ada kejadian seperti ini, mungkin kita malas-malas mendalami ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Kalau ada yang tidak beres/ragu/perselisihan maka kembali pada Al-Qur’an dan Sunah. CINTAI ILMU, ILMU ADALAH CAHAYA YANG SENANTIASA MENERANGI SETIAP LANGKAH DALAM MENJALANI QUDRAT KITA YAITU BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT.

  19. ZEN berkata:

    Ingatlah bahwa :

    WALA TALBISUL HAQQO BIL BATHILI WATAKTUMUL HAQQO WA ANTUM TA’LAMUNA

  20. UMAR BIN SHOLEH ALHAMID berkata:

    Menghadapi org2 semisal abu sangkan bin baz atau yang sehabitatnya kita cukup mendengarkan satu sabda Rosul SAW : “sesungguhnya umatku tidak berkumpul dalam kesesatan” disini kita tahu bahwasanya Nabi memberikan jaminan kepada kita bhw MAYORITAS dari umat beliau adalah dalam kebenaran. Fakta membuktikan org2 yang seenak mulutnya mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan dan mengharam-haramkan sesuatu yg disepakati oleh mayoritas ulama, ternyata jumlah mereka hanya minoritas maka dengan bersyukur kepada Alloh SWT kita yg mengikuti ajaran aslafunas sholihun yang bersambung sanad kepada Rosululloh adalah golongan yang Insya Alloh diselamatkan oleh Alloh krn kita adalah mayoritas, gampangannya org yang diselamatkan adalah mereka yang masih melaksanakan ziaroh kubur, tawassul, dan apa-apa yang Al Bani beserta pengikutnya termasuk abu sangkan atau bin baz mengharam-haramkannya, maka untuk itu kuatkanlah akidah kita dengan Alquran, mengikuti Hadist Nabi SAW dan mencari petunjuk Alloh SWT dengan menapaki jalan para Aslafunas sholihun dan bagi para pengikut al bani bertobatlah sebelum ajal menjemput

  21. Marionafis berkata:

    hmmm……………
    Albany lagi….
    cape deh……….

  22. abdullah berkata:

    Akhirnya ini orang awam jadi bingung, Al-Habib sama Al-Albani pinteran siapa ilmunya?

    Ana mau minta tolong kepada Al-Habib Penulis yang ana hormati:
    1. Kalimat ini “Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya.” bisa ana lihat di mana? ana perlu lihat.

    2. Kalimat Al-Habib “Namun demikian dengan over pede-nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati…” ini ana perlu lebih jelas, di bukunya Albani yang judulnya apa?halaman berapa? ana perlu lihat.

    3. Kalimat Al-Habib “Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu..” ini bisa ana dapatkan di mana ya?bukunya Albani yg mana, atau apa gitu? ana perlu lihat.

    Demikian dulu dari ana. Semoga Allah menunjuki ana dan Al-Habib Penulis kepada jalan yang lurus. Terimakasih atas bantuannya.

  23. abdullah berkata:

    Mungkin pertanyaan ana nomor 2 di atas perlu ana luruskan, yang perlu ana lihat, kalimat Albani yang mendhoifkan hadits riwayat Bukhori dan Muslim itu. Ana perlu tau hadits yang didhoifkan yang mana, di bukunya Albani yg mana halaman berapa? Terimakasih bantuan Al-Habib.

  24. abuqnan berkata:

    @abdullah:
    Kalo antum mau baca kitab “taraju’ul al’allamah al-albani fima nashsha ‘alaiyh tashhihan wa tadl’fan” (ralat albani atas penjelasannya mengenai penilaian sahih dan dha’if), mgkn tdk akan timbul pertanyaan ini. Perlu di ketahui, kitab itu di tulis oleh Abul Hasan Muhammad Hasan Al-Syaikh, salah satu pengikut dan pengagum Al-Bani.
    Sekali lagi sy jelaskan, dalam kitab itu ada 621 hadits hasil penilaian Al-Bani yg kemudian dia cabut. Tinggal antum cari saja salah satu diatara 621 hadits itu, terlalu banyak untuk di sebutkan semuanya. Kesalahan 621 kali bukan jumlah yg sedikit utk ukuran org yg terkenal dengan gelar “Almuhadits”. Jadi, bisa anda bayangkan sendiri, betapa seorang yg disanjung2 dg juklukan Al-Muhaddits, almujaddid, almujtahid, ternyata ……..
    .Terima kasih.

  25. Abu Umar berkata:

    ini lagi ngebahas syaikh Al-Bani?
    Apa masih belum hilang juga rasa dendam dan hasad antum kepada beliau rahimahullah?Apa lagi yang akan anda katakan di sini?apa anda gak merasa takut apa yang anda katakan ini akan ada pertanggungjawabannya?Apa ketika seorang yang telah mengakui kesalahannya masih saja terus di gibah?
    ana jadi pengen tahu, apa sih yang udah anda berikan buat Islam dan kaum muslimin?apa anda sudah pernah membela hadits rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam?apa anda pernah menghidupkan sunnah-sunnah yang sudah jelas dan shorih dari rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam?
    cepatlah anda bertaubat, sebelum maut datang menjemput!!!!
    wallohu a’lam

  26. Abu Umar berkata:

    sekarang mendingan anda cari ilmu dulu yang cukup, atau kalo enggak mendingan diam, beribadah yang benar aja sesuai dengan tuntunan rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, daripada anda cape-cape cari makalah sana-sini untuk mencela dan memaki orang lain, itu saya rasa akan lebih baik bagi anda, oh ya kalo anda memang ngerasa udah bisa membantah terhadap apa yang ditulis oleh syaikh albani rahimahulloh coba anda datang hari Sabtu ke mesjid di belakang POS KOTA disana ada kajian Fathul Baari, setelah selesai kajian coba anda berdiskusi dengan Ust. Abdul Hakim tentang apa yang anda tulis di atas, karena kalo anda berdialog langsung dengan syaikh Ali /syaikh Salim / syaikh Musa kejauhan, biar antum gak cuma bisa komentar di internet, Syukron

  27. Ahmad berkata:

    Ya akhi, ana ingat perkataan Ibnu Abi Hatim Arrazi “min alamati ahlul bida’ al waqi’atu min ahlil atsar”.Ciri-ciri ahlul bid’ah adalah mencaci maki ahlul atsar. Antum tidak bawakan kepada pembaca sumber yang menunjukkan kesesatan Albani kecuali dari orang lain, bukan dari Albani sendiri. Mana Sumber dari Albani sendiri? bukunya yang mana?ana mau lihat bukan dari orang lain seperti jawaban Abuqnan kepada Abdullah di atas. “Haatu burhanakum in kuntum sodhiqiin”. Berikan bukti-buktinya bila kalian orang2 yang benar.
    Antum pelajar/ thalabul ilmi atau cuma muqallid? mengikuti tanpa ilmu? tidak ada yang membenci Albani kecuali ahlul bida’. Kami mencintai bukan karena taqlid, yang antum tuduhkan hanya katanya-katanya.

    Cobalah antum baca karya2 Albani dari awal sampai akhir ya akhi, dengan penuh keikhlasan hati tanpa prasangka buruk, kalau antum berencana mencari ilmu dan petunjuk yang lurus dengan ikhlas mencari Ridha Allah, sikap antum tidak akan begini…

  28. Abu Umar berkata:

    Ditulis oleh abufilza di/pada Desember 10, 2008

    Tambahan – Tentang Wahabi

    Sebagai tambahan, Berikut ana juga bawakan terjemahan Tulisan dari Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu tentang Wahabi dari Kitab beliau yang judul aslinya : Minhajul Firqah An-Najiyah wa Thaifah Al-Manshuroh, mohon dikoreksi apabila ada kesalahan dalam penulisannya. Moga bermanfaat…

    BAGIAN 11
    PENGERTIAN WAHABI
    Orang-orang biasa menuduh “wahabi ” kepada setiap orang yang melanggar tradisi, kepercayaan dan bid’ah mereka, sekalipun keperca-yaan-kepercayaan mereka itu rusak, bertentangan dengan Al-Qur’anul Karim dan hadits-hadits shahih. Mereka menentang dakwah kepada tauhid dan enggan berdo’a (memohon) hanya kepada Allah semata.

    Suatu kali, di depan seorang syaikh penulis membacakan hadits riwayat Ibnu Abbas yang terdapat dalam kitab Al-Arba’in An-Nawawiyah. Hadits itu berbunyi:

    “Jika engkau memohon maka mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih )

    Penulis sungguh kagum terhadap keterangan Imam An-Nawawi ketika beliau mengatakan, “Kemudian jika kebutuhan yang dimintanya –menurut tradisi– di luar batas kemampuan manusia, seperti meminta hidayah (petunjuk), ilmu, kesembuhan dari sakit dan kesehatan maka hal-hal itu (mesti) memintanya hanya kepada Allah semata. Dan jika hal-hal di atas dimintanya kepada makhluk maka itu amat tercela.”

    Lalu kepada syaikh tersebut penulis katakan, “Hadits ini berikut keterangannya menegaskan tidak dibolehkannya meminta pertolongan kepada selain Allah.” Ia lalu menyergah, “Malah sebaliknya, hal itu dibolehkan!”
    Penulis lalu bertanya, “Apa dalil anda?” Syaikh itu ternyata marah sambil berkata dengan suara tinggi,

    “Sesungguhnya bibiku berkata, wahai Syaikh Sa’d!” dan Aku bertanya padanya, “Wahai bibiku, apakah Syaikh Sa’d dapat memberi manfaat kepadamu?” Ia menjawab, “Aku berdo’a (meminta) kepadanya, sehingga ia menyampaikannya kepada Allah, lalu Allah menyembuhkanku.”
    Lalu penulis berkata, “Sesungguhnya engkau adalah seorang alim. Engkau banyak habiskan umurmu untuk membaca kitab-kitab. Tetapi sungguh mengherankan, engkau justru mengambil akidah dari bibimu yang bodoh itu.”

    Ia lalu berkata, “Pola pikirmu adalah pola pikir wahabi. Engkau pergi berumrah lalu datang dengan membawa kitab-kitab wahabi.”

    Padahal penulis tidak mengenal sedikitpun tentang wahabi kecuali sekedar penulis dengar dari para syaikh. Mereka berkata tentang wahabi, “Orang-orang wahabi adalah mereka yang melanggar tradisi orang kebanyakan. Mereka tidak percaya kepada para wali dan karamah-karamahnya, tidak mencintai Rasul dan berbagai tuduhan dusta lainnya.”

    Jika orang-orang wahabi adalah mereka yang percaya hanya kepada pertolongan Allah semata, dan percaya yang menyembuhkan hanyalah Allah, maka aku wajib mengenal wahabi lebih jauh.”
    Kemudian penulis tanyakan jama’ahnya, sehingga penulis mendapat informasi bahwa pada setiap Kamis sore mereka menyelenggarakan pertemuan untuk mengkaji pelajaran tafsir, hadits dan fiqih.

    Bersama anak-anak penulis dan sebagian pemuda intelektual, penulis mendatangi majelis mereka. Kami masuk ke sebuah ruangan yang besar. Sejenak kami menanti, sampai tiada berapa lama seorang syaikh yang sudah berusia masuk ruangan. Beliau memberi salam kepada kami dan menjabat tangan semua hadirin dimulai dari sebelah kanan, beliau lalu duduk di kursi dan tak seorang pun berdiri untuk-nya.

    Penulis berkata dalam hati, “Ini adalah seorang syaikh yang tawadhu’ (rendah hati), tidak suka orang berdiri untuknya (dihormati).”

    Lalu syaikh membuka pelajaran dengan ucapan,
    “Sesungguhnya segala puji adalah untuk Allah. Kepada Allah kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan…”, dan selanjutnya hingga selesai, sebagaimana Rasulullah biasa membuka khutbah dan pelajarannya.
    Kemudian syaikh itu memulai bicara dengan menggunakan bahasa Arab. Beliau menyampaikan hadits-hadits seraya menjelaskan derajat shahihnya dan para perawinya. Setiap kali menyebut nama Nabi, beliau mengucapkan shalawat atasnya. Di akhir pelajaran, beberapa soal tertulis diajukan kepadanya. Beliau menjawab soal-soal itu dengan dalil dari Al-Qur’anul Karim dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau berdiskusi dengan hadirin dan tidak menolak setiap penanya. Di akhir pelajaran, beliau berkata, “Segala puji bagi Allah bahwa kita termasuk orang-orang Islam dan salaf. Sebagian orang menuduh kita orang-orang wahabi. Ini termasuk tanaabuzun bil alqaab (memanggil dengan panggilan-panggilan yang buruk).

    Allah melarang kita dari hal itu dengan firmanNya,

    “Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (Al-Hujurat: 11)
    Dahulu, mereka menuduh Imam Syafi’i dengan rafidhah. Beliau lalu membantah mereka dengan mengatakan, “Jika rafidah (berarti) mencintai keluarga Muhammad. Maka hendaknya jin dan manusia menyaksikan bahwa sesungguhnya aku adalah rafidhah.”

    Maka, kita juga membantah orang-orang yang menuduh kita wahabi, dengan ucapan salah seorang penyair, “Jika pengikut Ahmad adalah wahabi. Maka aku berikrar bahwa sesungguhnya aku wahabi.”
    Ketika pelajaran usai, kami keluar bersama-sama sebagian para pemuda. Kami benar-benar dibuat kagum oleh ilmu dan kerendahan hatinya. Bahkan aku mendengar salah seorang mereka berkata, “Inilah syaikh yang sesungguhnya!”

    A. PENGERTIAN WAHABI

    Musuh-musuh tauhid memberi gelar wahabi kepada setiap muwahhid (yang mengesakan Allah), nisbat kepada Muhammad bin Abdul Wahab, Jika mereka jujur, mestinya mereka mengatakan Muhammadi nisbat kepada namanya yaitu Muhammad. Betapapun begitu, ternyata Allah menghendaki nama wahabi sebagai nisbat kepada Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari nama-nama Allah yang paling baik (Asmaa’ul Husnaa).
    Jika shufi menisbatkan namanya kepada jama’ah yang memakai shuf (kain wol) maka sesungguhnya wahabi menisbatkan diri mereka dengan Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu Allah yang memberi-kan tauhid dan meneguhkannya untuk berdakwah kepada tauhid.

    B. MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

    Beliau dilahirkan di kota ‘Uyainah, Nejed pada tahun 1115 H. Hafal Al-Qur’an sebelum berusia sepuluh tahun. Belajar kepada ayahandanya tentang fiqih Hambali, belajar hadits dan tafsir kepada para syaikh dari berbagai negeri, terutama di kota Madinah. Beliau memahami tauhid dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Perasaan beliau ter-sentak setelah menyaksikan apa yang terjadi di negerinya Nejed dengan negeri-negeri lainnya yang beliau kunjungi berupa kesyirikan, khurafat dan bid’ah. Demikian juga soal menyucikan dan mengkultus-kan kubur, suatu hal yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.
    Ia mendengar banyak wanita di negerinya bertawassul dengan pohon kurma yang besar. Mereka berkata, “Wahai pohon kurma yang paling agung dan besar, aku menginginkan suami sebelum setahun ini.”
    Di Hejaz, ia melihat pengkultusan kuburan para sahabat, keluarga Nabi (ahlul bait), serta kuburan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, hal yang sesungguhnya tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah semata.
    Di Madinah, ia mendengar permohonan tolong (istighaatsah) kepada Rasulullah , serta berdo’a (memohon) kepada selain Allah, hal yang sungguh bertentangan dengan Al-Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Al-Qur’an menegaskan:

    “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” (Yunus: 106)

    Zhalim dalam ayat ini berarti syirik. Suatu kali, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada anak pamannya, Abdullah bin Abbas:

    “Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika eng-kau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hasan shahih)

    Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menyeru kaumnya kepada tauhid dan berdo’a (memohon) kepada Allah semata, sebab Dialah Yang Mahakuasa dan Yang Maha Menciptakan sedangkan selainNya adalah lemah dan tak kuasa menolak bahaya dari dirinya dan dari orang lain. Adapun mahabbah (cinta kepada orang-orang shalih), adalah dengan mengikuti amal shalihnya, tidak dengan menjadikannya sebagai perantara antara manusia dengan Allah, dan juga tidak menja-dikannya sebagai tempat bermohon selain daripada Allah.

    1. Penentangan orang-orang batil terhadapnya:

    Para ahli bid’ah menentang keras dakwah tauhid yang dibangun oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Ini tidak mengherankan, sebab musuh-musuh tauhid telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan mereka merasa heran terhadap dakwah kepada tauhid. Allah berfirman:

    “Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5)

    Musuh-musuh syaikh memulai perbuatan kejinya dengan meme-rangi dan menyebarluaskan berita-berita bohong tentangnya. Bahkan mereka bersekongkol untuk membunuhnya dengan maksud agar dakwahnya terputus dan tak berkelanjutan. Tetapi Allah menjaganya dan memberinya penolong, sehingga dakwah tauhid terbesar luas di Hejaz, dan di negara-negara Islam lainnya.

    Meskipun demikian, hingga saat ini, masih ada pula sebagian manusia yang menyebarluaskan berita-berita bohong. Misalnya mere-ka mengatakan, dia (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab) adalah pembuat madzhab yang kelima, padahal dia adalah seorang penganut madzhab Hambali. Sebagian mereka mengatakan, orang-orang wahabi tidak mencintai Rasulullah serta tidak bershalawat atasnya. Mereka anti bacaan shalawat.
    Padahal kenyataannya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab telah menulis kitab “Mukhtashar Siiratur Rasuul “. Kitab ini bukti sejarah atas kecintaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka mengada-adakan berbagai cerita dusta tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, suatu hal yang karenanya mereka bakal dihisab pada hari Kiamat.

    Seandainya mereka mau mempelajari kitab-kitab beliau dengan penuh kesadaran, niscaya mereka akan menemukan Al-Qur’an, hadits dan ucapan sahabat sebagai rujukannya.

    Seseorang yang dapat dipercaya memberitahukan kepada penulis, bahwa ada salah seorang ulama yang memperingatkan dalam pengajian-pengajiannya dari ajaran wahabi. Suatu hari, salah seorang dari hadirin memberinya sebuah kitab karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebelum diberikan, ia hilangkan terlebih dahulu nama pengarangnya. Ulama itu membaca kitab tersebut dan amat kagum dengan kandungannya. Setelah mengetahui siapa penulis buku yang dibaca, mulailah ia memuji Muhammad bin Abdul Wahab.

    2. Dalam sebuah hadits disebutkan:

    “Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di negeri Syam, dan di negeri Yaman. Mereka berkata, ‘Dan di negeri Nejed.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Di sana banyak terjadi berbagai kegoncangan dan fitnah, dan di sana (tempat) munculnya para pengikut setan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Ibnu Hajar Al-’Asqalani dan ulama lainnya menyebutkan, yang dimaksud Nejed dalam hadits di atas adalah Nejed Iraq. Hal itu terbukti dengan banyaknya fitnah yang terjadi di sana. Kota yang juga di situ Al-Husain bin Ali radhiallaahu ‘anhu dibunuh.

    Hal ini berbeda dengan anggapan sebagian orang, bahwa yang dimaksud dengan Nejed adalah Hejaz, kota yang tidak pernah tampak di dalamnya fitnah sebagaimana yang terjadi di Iraq. Bahkan sebaliknya, yang tampak di Nejed Hejaz adalah tauhid, yang karenanya Allah menciptakan alam, dan karenanya pula Allah mengutus para rasul.

    3. Sebagian ulama yang adil sesungguhnya menyebutkan:

    Bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah salah se-orang mujaddid (pembaharu) abad dua belas Hijriyah. Mereka menulis buku-buku tentang beliau. Di antara para pengarang yang menulis buku tentang Syaikh adalah Syaikh Ali Thanthawi. Beliau menulis buku tentang “Silsilah Tokoh-tokoh Sejarah”, di antara mereka terdapat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan Ahmad bin ‘Irfan.

    Dalam buku tersebut beliau menyebutkan, akidah tauhid sampai ke India dan negeri-negeri lainnya melalui jama’ah haji dari kaum muslimin yang terpengaruh dakwah tauhid di kota Makkah. Karena itu, kompeni Inggris yang menjajah India ketika itu, bersama-sama dengan musuh-musuh Islam memerangi akidah tauhid tersebut. Hal itu dilakukan karena mereka mengetahui bahwa akidah tauhid akan menyatukan umat Islam dalam melawan mereka.

    Selanjutnya mereka mengomando kepada kaum Murtaziqah (orang-orang bayaran) agar mencemarkan nama baik dakwah kepada tauhid. Maka mereka pun menuduh setiap muwahhid yang menyeru kepada tauhid dengan kata wahabi. Kata itu mereka maksudkan sebagai padanan dari tukang bid’ah, sehingga memalingkan umat Islam dari akidah tauhid yang menyeru agar umat manusia berdo’a hanya semata-mata kepada Allah. Orang-orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa kata wahabi adalah nisbat kepada Al-Wahhaab (yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari Nama-nama Allah yang paling baik (Asma’ul Husna) yang memberikan kepadanya tauhid dan menjanjikannya masuk Surga.

    BAGIAN 12

    PERANG ANTARA TAUHID DENGAN SYIRIK

    Perang antara tauhid dengan syirik telah terjadi sejak lama. Sejak zaman Nabi Nuh AlaihisSalam menyeru kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada berhala-berhala.
    Nabi Nuh berada di tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Beliau menyeru kaumnya kepada tauhid, tetapi peneri-maan mereka sungguh di luar harapan. Secara jelas Al-Qur’an meng-gambarkan penolakan mereka, dalam firmanNya:

    “Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghust, ya’uq dan nasr.” Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia).” (Nuh: 23-24)

    Tentang tafsir ayat ini, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas , dia berkata:

    1. Ini adalah nama-nama orang-orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal dunia, setan membisikkan kepada kaumnya agar mereka membuat patung orang-orang shalih tersebut di tempat-tempat duduk mereka, dan agar memberinya nama sesuai dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan perintah setan tersebut. Pada awalnya, patung-patung itu tidak disembah. Tetapi ketika mereka semua sudah binasa dan ilmu telah diangkat, mulailah patung-patung itu disembah.

    2. Selanjutnya datanglah para rasul sesudah Nabi Nuh. Mereka menyeru kaumnya agar beribadah hanya kepada Allah semata, dan agar meninggalkan apa yang mereka sembah selain Allah, sebab me-reka tidak berhak untuk disembah. Renungkanlah Al-Qur’anul Karim yang menceritakan tentang keadaan mereka:
    “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selainNya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepadaNya?.” (Al-A’raaf: 65)

    “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Shalih berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.” (Huud: 61)

    “Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.” (Huud: 84)

    “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” (Az-Zukhruf: 26-27)

    Terhadap dakwah para nabi tersebut, kaum musyrikin meresponnya dengan penentangan dan pengingkaran terhadap apa yang mereka bawa. Orang-orang musyrik itu memerangi para rasul dengan segala kemampuan yang mereka miliki.

    3. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam misalnya, sebelum diutus sebagail rasul, beliau terkenal di kalangan orang-orang Arab dengan julukan “ash-shaadiqul amiin” (yang jujur dan dapat dipercaya). Tetapi tatkala beliau mengajak kaumnya menyembah kepada Allah dan mengesakanNya, serta menyeru agar meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang mereka, serta merta mereka lupa dengan sifat jujur dan amanah beliau. Lalu mereka menghujaninya dengan berbagai julukan buruk. Di antaranya ada yang menjuluki beliau dengan “ahli sihir lagi pendusta”. Al-Qur’an mengisahkan penolakan mereka terhadap dak-wah tauhid dalam firmanNya:

    “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, ‘Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak dusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 4-5)

    “Demikianlah tidak ada seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan. “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenar-nya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (Adz-Dzaari-yaat: 52-53)

    Demikianlah itulah sikap segenap rasul dalam dakwahnya kepada tauhid. Dan sebagaimana gambaran ayat-ayat di atas itulah sikap kaum mereka yang pendusta lagi mengada-mengada.

    4. Pada zaman kita saat ini, jika seorang muslim mengajak sesama saudara muslim lainnya kepada akhlak, kejujuran dan amanah, ia tidak akan menemukan orang yang menentangnya.

    Berbeda halnya jika ia mengajak mereka kepada tauhid yang ke-padanya para rasul menyeru –yaitu berdo’a (memohon) hanya semata-mata kepada Allah dan tidak memohon kepada selainNya, baik kepada para nabi atau wali, karena sesungguhnya mereka hanyalah hamba Allah–, niscaya orang-orang segera menentangnya dan menuduhnya dengan berbagai tuduhan dusta. Mungkin mereka akan dituduh wahabi, dengan maksud untuk membendung manusia dari dakwah kepada tauhid.

    Jika sang da’i mengetengahkan ayat yang didalamnya terdapat ajakan kepada tauhid, mereka tak segan-segan menuduh dengan mengatakan, “Ini ayat wahabi”. Manakala sang da’i membawakan hadits:

    Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan jika kamu mohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

    Maka serta-merta sebagian mereka akan mengatakan, “Itu hadits wahabi.”

    Bila seseorang shalat dengan meletakkan tangan di atas dada, atau menggerakkan jari telunjuknya ketika tasyahud , sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sebagian orang akan menga-takan sebagai orang wahabi.

    Kata wahabi seakan menjadi simbol bagi setiap orang yang mengesakan Allah, yang hanya menyembah Tuhan Yang Satu, dan mengikuti sunnah nabiNya.

    Sesungguhnya wahabi adalah nisbat kepada Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi). Ia adalah salah satu dari nama-nama Allah Yang Paling Baik. Berarti Dialah yang memberikan kepadanya tauhid, yang merupakan nikmat Allah yang paling besar bagi orang-orang yang mengesakan Allah.

    5. Para du’at kepada tauhid hendaknya sabar dan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kepadanya Allah berfirman:

    “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (Al-Muzammil: 10)

    “Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.” (Al-Insaan: 24)

    Setiap orang Islam hendaknya menerima dakwah kepada tauhid, serta mencintai pada da’inya. Karena sesungguhnya tauhid adalah dakwah para rasul secara keseluruhan, juga dakwah Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka barangsiapa mencintai Rasul, niscaya dia akan mencintai dakwah kepada tauhid dan barangsiapa membenci kepada dakwah tauhid, maka berarti ia telah membenci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

  29. abunawas berkata:

    @bu umar…bher ente? dsni mereka kasih komentar itu supaya orang pada tau kesalahan albani dan bisa menjauhinya,tidak menghiraukan fatwa fatwa dia yang menyesatkan,walaupun anda mengatakan bahwa dia telah bertobat,tapi fatwa fatwa dia yang menyesatkan kan telah beredar,ente ini lucu..ulama’2 anda ( tapi ada gak ya ulama’2 dari mrk )banyak yang menghibahi ulama’ kita ente diam giliran kita menjelaskan kesalahan2 orang yang menyesatkan,ente katain kita menghibah,apa sich maunya ente!!!anda menyuruh kita untuk cari ilmu..kita berterimakasih,emang kita2 ini gak pernah merasa cukup dengan ilmu,dan kita jg punya sanad2nya dari guru keguru dst, gak seperti anda2 yang merasa cukup cari ilmu dari kaset2,artikel2 dan merasa sdh menjadi ulama’ besar…perlu ente ketahui kita gak akan diam dengan perbuatan anda!!gak usah takut ketahuan dari kesalahan2 ente…anda mengatakan albani tlh bertobat berarti anda mengakui kesalahan2 nya,tarik donq kembali fatwa2 dia.afwan ya jangan masukkan kehati….

  30. abunawas berkata:

    @bu umar.. itu kan managib ( sejarah )buatan anda…kami juga punya managib2 muhammad bin abdul wahab..wong padahal saudaranya sendiri yang bernama sulaiman bin abdul wahab tabarro’a minhu,dan dia sangat menentang keras dari perbuatannya dan sama sekali tidak mengikuti dari perbuatan bid’ah saudaranya, dan dia termasuk min ahlil ilmi,dia punya karangan menentang perbuatan dari saudaranya yang diberi nama ASSHOWAAIQUL ILAAHIYYA FIRROD ALAL WAHAABIYAAH … sdikit dari managib dia :
    وكان محمد بن عبدالوهاب ينهى عن الصلاة على النبي صلى الله عليه وآله وسلم ويتأذى من سماعها وينهي على الإتيان بها ليلة الجمعة , وعن الجهر بها على المنائر , ويؤذي من يفعل ذلك ويعاقبه أشد العقاب وربما قتله وكان يقول : إن الربابة في بيت الخاطئة يعني الزانية أقل إثما ممن ينادي بالصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم على المنائر ويلبس على أصحابه بأن ذلك كله محافظة على التوحيدوأحرق دلائل الخيرات وغيرها من كتب الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ويتستر بقوله إن ذلك بدعة وأنه يريد محافظة على التوحيد
    itu sedikit dari managib nya,klo mau tau lagi ana akan postingkan yang lebih parah dari itu.

  31. anggodo tobat berkata:

    @ abu umar : syekh kurdi guru dari syekh anda muhammad bin abdul wahab sendiri gak mau dengan nya.dia gurunya yang lebih tau tenntangnya dari pada kita.

  32. anggodo tobat berkata:

    saya pikir di indosia saja wahabi meresahkan,di malaysia juga sama ternyata meresahkan juga.ini artikel dari malaysia:
    Fahaman ekstrem Wahhabiy tanahair semakin ketara apabila salah seorang dari pendakwah yang mendakwa dirinya bermanhaj Salafi begitu mudah memberikan fatwa berkaitan dengan kepenggunaan barangan dari babi. Buktinya, di dalam emailnya, ketika menjawab soalan dari forumer berkaitan babi, beliau menukilkan kata-kata seperti berikut :

    “Ya , saya ada guna produk khinzir…” Kemudian Juruterbang Salafi ini berkata lagi : “..saya tak tahu betul atau tidak. Kalau betul tak mengapa.” Seterusnya, beliau berkata lagi : “Demikian juga saya pernah makan menggunakan pinggan Noritake Bone White. Orang kata ia dibuat dari tulang khinzir….”

    Ulasan :

    1) Melalui keterangan diatas jelas kepada kita bahawa protaz yang mendakwa dirinya bermanhaj Salafi ini rupaya tidak tahu (jahil) hukum hakam agama berkaitan dengan najasah. Ketahuilah bahawa Babi dan anjing merupakan najis mughallazah (najis berat). Rujuklah kitab-kitab Feqah muktabar.

    2) Beliau bukan sekadar tidak mengetahui status najasah berkenaan. Tetapi beliau turut jahil dengan kulit babi dan pinggan Noritake Bone White berkenaan. Jika kita mengikut paparan JAKIM anda akan jawapan seperti berikut :

    KEMUSYKILANNYA: Adakah pinggan mangkuk bone china ini tergolong sebagai najis memandangkan bahan buatannya mungkin daripada habu tulang babi dan habu haiwan yang tidak disembelihkan. Adalah menjadi mustahil untuk samakkan pinggan mangkuk ini..

    Jawapan : Panel berpendapat adalah lebih baik tidak membeli dan menggunakan pinggan atau mangkuk dan barangan yang diperbuat daripada bahan-bahan tersebut kerana jelas diperbuat daripada tulang babi atau tulang binatang yang tidak disembelih..

    Status : Selesai – Paparan Web. . Nombor Rujukan : PANEL SJAI 220807 Tarikh Selesai : 22/08/2007 11:46 AM

    Kesimpulannya, seorang protaz yang jahil perlu bertanya untuk menyelesaiakan urusan agama yang berkaitan dengan dirinya. Keadaan ini lebih baik bagi beliau dari terus mengeluarkan fatawa yang mengelirukan tentang kepenggunaannya sendiri. Apatah lagi sewenang-wenangnya menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Saya bukan hendak menuduh, tetapi menghalal apa yang diharamkan Allah yang boleh diketahui secara ma’lum min al-din bid dharurat. Ia tidak boleh dijahili oleh sesiapapun. Kejahilan kpd perkara asas ini tidak dimaafkan syarak.

    3) Paling malang terhadap protaz ini ialah dengan kejahilannya dia ingin menetapkan hukum. Hal ini terbukti dengan katanya : “Kalu betul, tak mengapa.” Perkataan ini secara dilalah nasnya menerbitkan hukum. Hukum yang diterbitkan dari istilah ‘tak mengapa’ adalah harus. Ertinya menggunapakai kulit babi dan pinggan mangkuk yang diperbuat dari tulang babi @ binatang tidak disembelih adalah harus mengikut pendapatnya. Masya Allah. Bukankah tulang binatang yang tidak disembelih @ ain khinzir itu diharamkan secara ijmak utk diambil manfaatnya.

    4) Kesan dari ‘keharusan’ pada produk babi ini juga menjustifikasikan kpd kita bahawa beliau secara selamba mengaku terlibat dengan kepenggunaan yang haram. Bahkan turut mempromosi kepenggunaan sedemikian dalam emailnya itu. Masya Allah. Inikah metod perjuangan Salafi yang dilaungkan. Bukankah anda sebelum ini bertugas sebagai juru terbang yang membawa pramugari yang bertelanjang dan arak ke serata dunia. Apakah dunia ini masih belum menginsafkan anda? Sepatutnya, anda sedar akan kesalahan ini. Kembalilah kepangkuan Allah dengan bertaubat serta mentahzirkan ummat ini dari terlibat.

    5) Cuba saudara cari ayat-ayat al-Qur’an @ hadis, atsar mahupun amalan Salafus Soleh yang mengharuskan kita mengambil manfaat dari ain babi. Jika tiada, ternyata saudara sebenarnya bukan memperjuangkan prinsip salafi. Sebaliknya cuba mengelirukan ummat ini dengan jenama Salafi kerana saudara secara terang-terangan mengharuskan penggunaan ain babi. Sekaligus mempromosi sesuatu ketentuan yang bertentangan dengan Islam. Dan cuba melarikan ummat ini dari aperaturan jelas agamanya. Oleh itu, Saya kira, saudara masih tidak cukup syarat dari seorang juruterbang ingin menjadi Ustaz. Dan saudara tidak pula bermetod salafi sebenar dalam hal ini. Para pembaca pula perlu menjauhi pandangan ekstrem sebegini kerana ia bertentangan dengan prinsip kebenaran Ahli Sunnah Wal Jamaah.

  33. elfasi berkata:

    @ abu_umar dan sehabitatnya orang2 wahhabi, kalo ngejawab komentar yang ilmiah dong…. kok bisanya cuman balas dengan mencaci, emang dah gk bisa jawab ya…? belajar dulu dong n cari guru yg bener2 alim, masa’ albani yg banyak kesalahannya, cuman bisa mengkritik ulama’2 besar spt imam bukhori padahal gk selevel dengan mereka dijadikan guru, hasilnya ya kayak gini….. bikin heran kok masih mempertahankan menjadi pengikutnya……
    sekali lagi..jawabnya yang ilmiah ya.. bukankah web site ini di buka untuk pembahasan secara ilmiah.. ya kan mas admin…?

  34. abuqnan berkata:

    @Abu Umar:
    Terima kasih atas tanggapan antum. Akhi Abu Umar..gak usah marah2 dan kebakaran jenggot. Sekali lagi ana ingatkan, kitab yg ana baca ttg 621 kesalahan Al-Bani itu di tulis oleh pengikut Al-Bani kyk antum, Sebagaimana yg sy katakan sebelumnya, dlm satu sisi ana bangga bahwa al-bani secara terang2ngan mengaku terus terang keteledorannya dalam menilai hadits. Nah…dari banyaknya kesalahan itu, yg ingin sy sampaikan, masihkah pantas pengikut2 dan penggemar2nya sprt antum ini menyebutnya sebagai Al-Muhaddits, Penahkah antum membaca dalam kitab2 mustholah hadits siapakah yg dikatakan almuhaddits itu? sdh tepatkah gelar itu disandang oleh Albani? sy tau Albani mmg memiliki kelebihan dibanding org2 wahabi lainnya dalam bidang hadits karena banyak baca kitab2 hadits, tetapi apakah org yg hanya hafal bbrp hadits tetapi tdk memilki sanad yg bersambanung kpd Rasululah SAW dapat disebut sebagai muhaddits sebagaimana yg dimaskud dalam kitab2 mustholah hadits? Ini yg perlu dilusurskan agar tdk menjadi “kebohongn publik” dan menyesatkan.
    Tentang unadangan diskusi di masjid belakang POS KOTA, sy ucapkan terima kasih atas undangannnya. Begii sj…krn sy bkn org nganggur utk jauh2 dtg kesana, sy kasih email ana utk bisa dihubungi, barangkali antum atau yg lain pengen melanjutkan diskusi ini. ini email ana: abuqnan@gmail.com.

  35. abuqnan berkata:

    @Abu Umar:
    Oh..ya…agar lebih enak diskusinya, kalo antum atau yg lain pengen bertemu lgsg utk mendiskusikan hal ini, sy persilahkan. Insya alloh kalo sy ada waktu sy siap.

  36. elfasi berkata:

    @ abu umar, wah bikin penasaran aja ya… dimana tu tempatnya n di kota mana ya……? tapi kayaknya sih terlalu repot tuk datang kesana apalagi sibuk kayak gini…
    gimana kalo ust Abdul Hakim tu suruh ikut di forum ini, biar bisa secara terbuka sehingga anda dan orang2 yang masih gk ngerti bisa paham ….gimana… mau bilang ke ustadnya apa gak….
    mudah2an aj beliaunya mau….. kita bisa bagi2 ilmu nih….

  37. forsan salaf berkata:

    @ abu umar, benar apa yan dikatakan elfasi, forum ini untuk menampung komentar yang membahas secara ilmiah permasalahan agama, oleh karena itu kami mohon kepada semuanya lebih ilmiah dan tidak mengedapankan emosinya agar menjadi forum yang baik…
    terima kasih

  38. abuqnan berkata:

    Salah satu yg menybabkan Albani meralat hasil penialaiannya tentang kekuatan satu hadits karena keterbatasan kitab yg ia miliki. Misalnya tetntang hadits الحمام حرام على نساء أمتي semula Albani mendlo’ifkan hadits ini karena salah satu rowinya terdapat nama Yahya Bin Usaid,sedangkan Albani belum pernah membaca keterangan mengenai kredibilitas Yahya Bin Usaid dalam riwayat hadits, lalu beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1400H setelah Albani hijrah ke Amman, Albani baru mendapatkan keterangan dalam kitab yang baru dia dapatkan bahwa Yahya Bin Usaid dapat dipercaya riwayatnya, berdasar keterangan itu, Albani kemudian meralat penilaiann hadits di atas yg semula dlo’f menjadi shahih. (Lihat: Ali’lam bi Akhiri Ahkami Albani Muhammad bin Kamal, hal 16-17, Dar ibni Rajab 1424/2004M.)
    Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan Albani ttg hadits dan rijalul hadits sangat minim dan hanya tergantung dari bacaan yg dia miliki. Padahal mestinya salah satu kriteria seorang ulama apalagi ulama hadits yg identik dg hafalan matan hadits serta pengtehuan yg luas mengenai rijalul hadits ilmunya tidak tergantung pada kitab2 tetapi mlekat pada dadanya sebagaimana dikatakan “al-ilmu fis shudur la fis sutur” ilmu itu yg menancap dalam dada (hafal) bukan yg tertulis dalam kitab (tidak hafala tetapi hanya menggantungkan pada bacaan dalam kitab2).
    Masih pantaskah di sebut Almuhaddits, Almujadid ? bandingkan dg ilmunya Imam suyuthi.

  39. Aam berkata:

    *masih terus menyimak

  40. abdullah berkata:

    @abuqnan: Kutipan antum tentang ruju’nya Albani setelah mengetahui Yahya bin Usaid di atas kalau ana lihat itu menunjukkan wara’ nya Albani yang dengan obyektif meralat penilaiannya setelah datangnya bukti yang lebih kuat daripada yang dia miliki sebelumnya. Ini ilmiah, seorang ulama harus obyektif menerima kebenaran yang datang kepadanya. Itu bukan tobat Pak, itu menerima ilmu namanya.

    Soal “ilmu itu yg menancap dalam dada (hafal) bukan yg tertulis dalam kitab (tidak hafala tetapi hanya menggantungkan pada bacaan dalam kitab2”, pertama yang perlu ana sampaikan, kalo Albani ngga hafal banyak hadits, di kalangan ulama Saudi ngga dikenal dengan baik Pak, antum cek dulu deh kemasyhuran Albani di dunia, dari situ sebetulnya cukup menunjukkan bahwa ulama Saudi ngga bakal menghormati orang yg ngga hafal hadits bahkan cuma 10 ngga nyampe, antum ini gimana, anak SD aja paham kalo ini mah…apalagi sampe punya banyak murid.
    Yang kedua, ilmu itu datang ke dada nggak lewat angin Pak, jadi lewat tulisan yang ada dalam kitab, jadi Albani ngga perlu semedi buat mendapatkan keterangan bahwa Yahya bin Usaid bisa dipercaya, Albani harus baca buku Pak, antum gimana? soal hafal atau tidak keterangan itu, kalau belum sampai keterangan itu mana bisa dihafal Pak?setelah sampai kepada Albani baru bisa dihafalkan, kan gitu…
    Jangan bawakan dalil yang benar untuk tempat yang ngga sesuai Pak, ntar kayak orang mencuri terus bilang “Innama a’malu binniyyat”, semua amal tergantung niatnya, “lha saya mencuri untuk fakir miskin, adi yang penting niatnya”, ini bawa dalil yang benar untuk tempat yang salah Pak, hati2…semoga ana dan antum bisa lebih baik
    lagi dalam menerima kebenaran yang datang dari mana pun karena berharap ridho Allah, bukan ridho pembaca semata. Mohon maaf, kalau ada yg kurang berkenan. Kita diskusi ilmiah, bukan debat popularitas.

  41. abuqnan berkata:

    abdullah:
    Terima kasih msh ada yg nanggepi posting sy.
    Wara’ dg sembrono itu beda nak.. (antum panggil ana pak ana panggil antu nak). Orang yg bijak jika ditanya mengenai sesuatu tp dia blm mengethui secara persis, dia akan menjawab tidak tahu atau diam, Imam Malik yg amat terkenal ahli hadits (jgn d bandingkan dg albani) saja ketika ditanya beberapa masalah beliau hanya menjawab sedikit yang lain beliau jawab “tidak tahu. Ini karena kehati2an (wara’) beliau demi emjaga kebenaran, agar tidak menimbulkan kesesatan. Bandingkan dg lbani yg dg mudah menilai hadits ini dlo’if, padahal para ulama hadits sebelumnya menyatakan shahih,karena albani belum pernah membaca keterang ttg perowi fulan, baru kemudian setelah dia tahu dari kitab yg baru dia dapatkan dia ralat jawabannya, akibatnya banyak org tersesat gara2 keteledorannya.
    inikah yg disebut wara’? saya kira anak SD aja tahu kalo orang yg dg gampang jawab tanpa mikir dulu itu namanya “sembrono”.
    Saran sy nak…ente sering2 baca siroh para ulama2 terdahulu, terutama ulama2 hadits, jadikan siroh mereka sebagai ibroh, lalu bandingkan dg kelakuan Albani.
    Terima kasih.

  42. wong Djowo berkata:

    @ Abdullah dan ABU UMAR
    Jangan lupa Ingatkan juga Syekh yang satu ini mumpung beliau belum kuwalat ama Albani..
    Dia adalah Muhammad bin Sholih Al Utsamin, murid abdul Aziz bin Baz..

    Dalam kitabnya, Syarh al-‘Aqidah al- Wasîthiyyah (Cet. Riyadl: Dar al-Tsurayya, 2003) hal. 638 Utsaimin sangat marah kepada al-bani, sehingga Utsaimin menilai Albani tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali:
    “ثم يأتي رجل في هذا العصر، ليس عنده من العلم شيء، ويقول: أذان الجمعة الأول بدعة، لأنه ليس معروفاً على عهد الرسول صلي الله عليه وسلم، ويجب أن نقتصر على الأذان الثاني فقط ! فنقول له: إن سنة عثمان رضي الله عنه سنة متبعة إذا لم تخالف سنة رسول الله صلي الله عليه وسلم، ولم يقم أحد من الصحابة الذين هم أعلم منك وأغير على دين الله بمعارضته، وهو من الخلفاء الراشدين المهديين، الذين أمر رسول الله صلي الله عليه وسلم باتباعهم.”

    Terjemahnya:
    “Ada seorang laki-laki dewasa ini yang tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali mengatakan, bahwa azan Jumaat yang pertama adalah bid’ah, karena tidak dikenal pada masa Rasul, dan kita harus membatasi pada azan kedua saja! Kita katakan pada laki-laki tersebut: sesungguhnya sunahnya Utsman R.A adalah sunah yang harus diikuti apabila tidak menyalahi sunah Rasul SAW dan tidak ditentang oleh seorang pun dari kalangan sahabat yang lebih mengetahui dan lebih ghirah terhadap agama Allah dari pada kamu (ALBANI).
    Utsman r.a. termasuk Khulafaur Rasyidin yang memperoleh pentunjuk, dan diperintahkan oleh Rasullah SAW untuk diikuti”.

    ck.. ck.. ck … Salut deh ama Syeikh Utsaimin yang dg sangat jujur menilai ALBani, “tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali”,

  43. muhammadon berkata:

    ck ck ck ck ana juga salut dengan wong jowo karena bisa menunjukkan komentar Utsaimin tentang Albani

  44. ali wafa berkata:

    assalamu’alaikum,
    shollu alannabiy…

    sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas postingan ini, terus terang sebagai orang awam, terutama ttg hadist, posting ini menjadi masukan baru yg insya Allah bermanfaat.

    saya cuma mo nambahkan keterangan yg di dapat dari situs tetangga, mohon dicermati dan ditanggapi dengan ilmiah (keilmuan) tidak dengan emosi. insya Allah, kita semua disini tidak ada maksud apapun yg menjauhkan kita dari tuntunan Allah dan Rasul. sebagai orang awam, bagi saya, menjaga ukhuwah islamiyah adalah wajib, maka mencegah hal2 yg sekiranya akan menyebabkan perpecahan adalah wajib pula.

    Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’ :
    1) Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan dalam kitabnya berjudul Almukhtasar al Uluww hal. 7, 156, 285.
    2) Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” .
    3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,
    4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.
    5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.
    6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.
    7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.
    8 ) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “,
    9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22.
    10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.

    sekali lagi, saya tidak bermaksud ghibah, tetapi sebagai kajian kelilmuan menuju kebenaran.

  45. Abu Alawy berkata:

    Ajib pembahasan yang sangat Ilmiah..

  46. Preman Gondes berkata:

    Wes ngene mari poro sedulur kabeh,,timbangane repot2 ngurusi Wahhahahahabi + laten-laten nya,suruh angkat kaki saja mereka dari bumi nusantara,,sebab keliatan sekali ulah mereka sangat meresahkan,bikin kisruh kaum muslimin di indonesia. KALO NDAK MAU ANGKAT KAKI YO DIPATENI WAE, mending melebu neroko goro2 matèni Wahhahahahabi daripada sedulur liyani DISASAR-SASARNO !!!
    Ada sukarelawan ?

  47. forsan salaf berkata:

    @ Preman Gondes, website ini dibuat untuk berbagi ilmu agama dan pembahasan ilmiah bukanlah untuk suatu yang berbau anarkis atau ektrim. Oleh karena itu, kami mohon kepada anda dan semua pengunjung website ini hanya menampilkan komentar yang bersifat ilmiah bukan anarkisme atau ektremisme agar tetap terjalin ukhuwah islamiyah diantara umat islam.
    Ya Allah satukan hati umat Islam dalam kebenaran dengan penuh rahmat dan kasih sayang diantara mereka. Amin…

  48. abdullah berkata:

    To Pak Abuqnan: Ana setuju dengan antum soal diamsebelum berilmu, ana juga setuju dengan antum Syaikh Albani bisa dikategorikan sembrono kalau sudah memutuskan suatu hadits adalah dhaif hanya karena beliau belum membaca tentang kredibilitas salah seorang perawinya. Tapi ana ber-husnudzon bahwa seorang Syaikh Albani tidak seperti yang dituduhkan orang yang hasad, yang sibuk menyebarkan berita bohong. Ana berharap bahwa ana dan antum terhindar dari fitnah-nya para pembohong.

    Berhubung ana takut kepada Allah, ana tidak mau ikut-ikutan menyebar berita bohong penuh hasad dan kedengkian yang menilai seorang ulama.

    Soal penilaian Syaikh Utsaimin di atas, tidak secara jelas ditujukan kepada Syaikh Albani. Ana tidak melhat itu, wallahu a’lam. Ini ana copy-kan penilaian Syaikh Utsaimin kepada Syaikh Albani: Demikian juga Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, beliau membantah tuduhan ini dengan kata-kata yang indah:

    “Barangsiapa menuduh Syaikh al-Albani dengan pemahaman murjiah maka dia telah keliru, mungkin dia tidak mengenal al-Albani atau tidak mengetahui paham irja’!!

    Al-Albani adalah seorang ahli Sunnah, pembelanya, imam dalam hadits, kami tidak mengetahui seorangpun yang menandinginya pada zaman ini[6], tetapi sebagian manusia -semoga Alloh mengampuninya- memiliki kedengkian dalam hatinya, sehingga tatkala melihat seorang yang diterima manusia, dia mencelanya seperti perbuatan orang-orang munafiq:

    (orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang Mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya.

    (QS. at-Taubah [9]: 79)

    Mereka mencela orang yang bersedekah, baik sedekah dalam jumlah yang banyak maupun sedikit.

    Al-Albani yang kami kenal melalui kitab-kitabnya dan duduk bersamanya -kadang-kadang- adalah seorang yang beraqidah salaf, manhajnya bagus, tetapi sebagian manusia yang ingin mengkafirkan hamba-hamba Alloh dengan hal yang tidak dikafirkan oleh Alloh, lalu dia menuduh orang yang menyelisihi mereka dalam takfir sebagai orang murji’ah secara dusta dan bohong. Oleh karena itu, janganlah kalian mendengarkan tuduhan ini dari siapapun orangnya”.[7]

    Kalau mau lihat tulisan lengkapnya silahkan ke sini:
    http://abiubaidah.com/al-albani-dihujat.html/

    Kalau yang antum sampaikan tentang Syaikh Albani benar, dengan ikhlas dan besar hati ana akan terima (itupun ana tidak akan ikut menyebarkan hujatan tentang beliau, memangnya ana siapa?). Dan kalau antum secara ilmiah mempelajari kemudian mendapati bahwa antum salah, apakah antum bisa terima?

  49. abdullah berkata:

    Mengenai mengkafirkan orang yang bertawassul kepada nabi dan orang soleh, coba antum liat lagi. Kalau bertawassul kepada nabi dan orang soleh yang MASIH HIDUP ya silahkan saja, ada dalilnya dan tidak mungkin seorang Syaikh Albani mengkafirkannya. Mungkin yang jadi masalah bertawassul kepada nabi dan orang soleh yang SUDAH MENINGGAL. Kalau antum meyakini bahwa yang terakhir ini boleh, tolong bawakan hadits shahih dari Bukhari dan Muslim yang mendukungnya. Terimakasih.

  50. abdullah berkata:

    Soal sikap Syaikh Albani terhadap shahih Bukhari dan Muslim, apakah beliau ngawur dan sembrono?ini ana copy-kan pendapat beliau:

    Sebagai seorang Imam Ahlusunnah pada zaman ini, Syaikh Al Albani selalu berusaha mengikuti jejak generasi awal umat Islam. Dalam ilmu hadits pun beliau tidak datang dengan kaidah-kaidah baru. Sikap beliau terhadap Sahihain bisa kita simak langsung dari pernyataan beliau berikut, “Dan Sahihain adalah kitab paling sahih setelah Kitabullah, dengan kesepakatan para ulama muslimin, dari kalangan ahli hadits dan yang lain. Keduanya istimewa dibanding kitab sunah yang lain karena tak tersaingi dalam menghimpun hadits-hadits paling sahih dan meninggalkan hadits-hadits lemah dan matan yang munkar. Mereka telah diberikan taufik yang tidak didapatkan oleh orang-orang yang berusaha mengikuti jejak mereka dalam menghimpun hadits-hadits sahih seperti Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Hakim, dan sebagainya, sehingga diketahui secara umum bahwa jika suatu hadits diriwayatkan Syaikhain atau salah satunya, berarti hadits itu sahih.”

    Beliau melanjutkan, “Tidak ada keraguan dalam hal ini, dan inilah kaidah asalnya menurut kami. Tapi ini tidak berarti bahwa setiap huruf atau kata dalam Sahihain memiliki kedudukan yang sama dengan huruf dan kata dalam Al Quran, dimana tidak mungkin ada kesalahan dari sebagian perawinya. Sama sekai tidak, karena kami tidak meyakini ada kitab yang ma’shum selain Kitabullah. Imam asy-Syafi’I berkata, ‘Allah enggan menyempurnakan kitab selain Kitab-Nya.’ Tidak mungkin ada seorang ulama pun yang bisa mengatakan demikian, jika ia mempelajari Sahihain dengan jeli dan teliti, tanpa fanatisme, dan dalam koridor aturan ilmiah yang baku, bukan mengikuti hawa nafsu, atau pemikiran yang jauh dari Islam dan kaidah para ulamanya.” (Muqaddimah Syarah ath-Thahawiyyah: 24).

    Kalau antum amu lengkapnya klik aja di sini:
    http://muslim.or.id/soaljawab/hadits/soal-jawab-al-albani-dan-shahihain.html

  51. abdullah berkata:

    To admin, mohon komentar yang jelek seperti preman di atas itu, sekalian saja tidak usah ditampilkan, cukup tampilkan nasehat antum untuk tetap ilmiah. Terimakasih

  52. abuqnan berkata:

    Abdullah:
    “To Pak Abuqnan: Ana setuju dengan antum soal diamsebelum berilmu, ana juga setuju dengan antum Syaikh Albani bisa dikategorikan sembrono kalau sudah memutuskan suatu hadits adalah dhaif hanya karena beliau belum membaca tentang kredibilitas salah seorang perawinya.”

    Terima kasih atas kejujuran antum. Dg demikian jd jelas semuanya.

    Abdullah:
    “Tapi ana ber-husnudzon bahwa seorang Syaikh Albani tidak seperti yang dituduhkan orang yang hasad, yang sibuk menyebarkan berita bohong. Ana berharap bahwa ana dan antum terhindar dari fitnah-nya para pembohong”

    Saya tdk sedang bermain2 dg dugaan atau asumsi. Saya hanya ingin menjelaskan bahwa kapasitas keilmua Albani jauh dari gelar AAlmuhaddits. Ini penting agar fatwa2 dia yg berseberangan dg mayoritas ulama hadits yg sebenarnya agbar tdk menysatkan ummat. Para ulama dulu juga sering mengnungkap kapasitas keilmuan seseorang bahkan prilkau seseorang agar lebih berhati2 dalam menyikapi prilaku dan ucapan2nya jauh dari maksud su’udhdhoh., (silahkan baca kitab2 siroh dan tajrih wat ta’dil).

    Sekian terimakasih. Semoga kita selalau dalam lindungan Allah SWT.

  53. abunawas berkata:

    @abdullah,sudahlaah… anda ini kok mau mengalihkan perhatian sich dengan membahas masalah tawassul wong ulama’nya aja blm anda selesaikan kok mau bahas fatwa2 dia mana bisa kita terima.. udah.. jawab aja ini dulu nanti kita bahas satu persatu toh anda pun bakal mati kutu nantinya … kita ini ahlus sunnah waljamaah tidak melakukan sesuatu kecuali ada dalilnya,,udah donk … anda ini lucu sekali lho … koq bs anda menyuruh kita untuk husnudhon kepada albani padahal qoul dan fatwa2 dia yang sdh kliatan jelas menyesatkan … mana bisa kita menyamakan albani dengan ahli2 hadist yang sdh ma’ruf kepandaiannya dan kewaro’annya dsb wong dia orang yang sembrono dan ngawur koq…ulama’ anda sendiri gak setuju (muhamad abdullah altsamin)sama albani, bahkan dia maarah sama albani dan yang anda bawa masalah albani seakan-akan orang baik itu malah bikin ana penasaran,,,apa ada juga ajaran di madzhab anda taqiyyah hahahaha…klo anda udah meyakini bahwa albani udah pernah mengaku bahwa dia sembrono tarik kembali donk fatwa2 dia yang menyesatkan umat itu… ayo kamu bisa (tapi kayaknya sdh gak bisa tuh)minta bantuan donk sm guru2 anda…..

  54. abdullah berkata:

    @abunawas: Terimakasih masih ditanggapi. Anda belum paham juga rupanya. Baca dulu semua cerita kesesatan Albani di atas, cek kebenarannya. Anda sedang disesatkan oleh pembohong kok malah menyesatkan orang. Intinya itu Pak. Mari kita sadar, bangun, belajar lagi, jangan baru belajar satu dua jurus sudah ngomentarin orang sabuk hitam jurusnya ngga bagus.

  55. abdullah berkata:

    Copy Paste dari website tetangga:
    Hati yang jujur dan ikhlas semoga memahaminya:

    WAHABI ADALAH WAHABI

    Aku nasihatkan, rujukan kita adalah al-Qur’an dan sunnah Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku katakan, hadis hendaklah dipastikan sahih dari Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku cuba amalkan ibadatku mengikut cara Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku cuba amalkan solat mengikut cara Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku nasihatkan bahawa amalan itu dan ini bukan dari Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku katakan ramai guru-guru kini tidak mengajar dengan kaedah yang asli
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku bertanya guru, apakah dalil sahih untuk aku ikuti
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku katakan agama ini tidak semesti semuanya mengikut as-Syafie
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku katakan, khurafat, syirik dan bid’ah amat dilarang oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku tidak hadiri kenduri arwah kerana ianya dilarang oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku mengatakan kenduri arwah juga dilarang oleh as-Syafie
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku katakan amalan khusus Nisfu Sya’ban bukan diajar oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku juga katakan ianya juga dilarang oleh al-Qaradhawi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku pun tidak tahu, siapakah sebenarnya Wahabi?

    Kata mereka Wahabi adalah Wahabi

    Aku bertanya lagi, siapakah sebenarnya Wahabi?

    Kata mereka Wahabi adalah Wahabi

    Aku semakin bingung siapa itu Wahabi

    Namun …

    Jika benar Wahabi adalah yang nak ikut sunnah Nabi… Biarlah aku
    dipanggil Wahabi

    Jika benar Wahabi yang melarang khurafat, syirik dan bid’ah dari diikuti… Biarlah aku dipanggil Wahabi

    Jika Wahabi hanya beramal dengan amalan yang sahih dari
    Nabi…Biarlah aku dipanggil Wahabi

    Aku ingin mendapat keredhaan dari Ilahi
    Biarlah aku dipanggil Wahabi
    Semoga di akhirat bersama Nabi aku berdiri
    Biarkan aku dipanggil Wahabi
    Aku hanya inginkan syafaat Nabi untuk syurga yang kekal abadi
    Biarlah aku terus dipanggil Wahabi

  56. adem ayem berkata:

    ku puisikan semua ini
    demi memuji diri sendiri..
    memang Itulah kebiasaan kami..
    🙂 🙂 🙂 wk.. wkwkwk…

    (nunggu dipuji orang kelamaan bro!!)

  57. netral berkata:

    Subahanallah,
    “…saling mengingatkan dalam kebaikan…”
    Jangan Lupakan tingkatan ini :
    1. Al-Qur’an
    2. As-Sunnah dan
    3. Akal
    ———————————
    Al-Qur’an itu kalimatul Haq, begitu pula As-sunnah
    hati-hatilah dengan akal kita, bisa jadi Iblis ada di sana
    ————————————————– —————–
    ” … sampaikanlah da’wah dengan Hikmah dan cara yang baik, sesungguhnya ALLAH yang maha mengetahui siapa diantara kita yang mendapat petunjuk…”

  58. Adh Dho'if berkata:

    @Abdullah
    Post diatas : Wahabi adalah wahabi
    itukan menurut anda saja, yang mengaku2 ikut sunnah nabi dsb…
    Bagaimana jika ternyata salah?
    bagaimana jika ternyata pendapat yang anda anut salah?

  59. aladin berkata:

    ouwwwwwwwwwwwwwwwwwww………..forumnya bukan lagi diskusi,berubah forum buat sya’ir rupanya……

  60. wong Djowo berkata:

    (bukan copy paste)

    “INI BID’AH ITU SYIRIK”

    Aku baca sirah dan maulid NABI
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku perbanyak salawat NABI
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku cintai para wali
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku berziarah kubur karena perintah NABI
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku kirimkan doa ‘tuk orang mati
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku katakan, Nabi pun mengajari tawassul
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku cium tangan para ulama
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku hormati anak cucu Nabi
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku hadiri majelis dzikir
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku bersihkan hati ini
    Kata wahabi, aku musyrik

    Ku katakan, Qur’an hadits tidak boleh ditafsiri sendiri
    Kata wahabi, aku musyrik

    Aku tak tahu, siapa yang sebenarnya musyrik
    Kata wahabi, musyrik adalah musyrik

    Aku kian bingung, apakah semua musyrik?
    Kata wahabi, sekali musyrik tetap musyrik..

    Kukatakan lagi, jika wirid kami syirik.. apa gerangan wiridmu?
    Kata wahabi, kami berwirid sepanjang hari

    Ku tanya, wirid apakah itu?..
    Kata wahabi, kami berwirid setiap saat

    Ku tanya lagi, wirid yang mana?
    Kata wahabi, wirid kami hanya satu

    Aduhai, kenapa bertele-tele… ajari kami wiridmu
    Kata wahabi, bunyinya begini, “ini bid’ah itu syirik”..
    “ini bid’ah itu syirik”….. (100x tiap hari)

    Jika Wali songo islamkan orang musyrik
    Wahabi bilang, selain wahabi semua musyrik..

  61. pemerhati berkata:

    assalamu’alaikum

    Saudara2 semua mungkin yang membuat polemik ini terjadi adalah penggunaan bahasa tulisan yang terkesan ” agak menyerang ” dan sesuai dengan budaya bahasa kita tentu agak bikin orang tersinggung…seperti penggunaan gelar “tukang reparasi jam” bisa jadi orang memahami bahwa penulis merendahkan Albani…padahal alangkah bagusnya kalau tetap dibuat nama beliau ketimbang gelar tersebut…

    wallahu a’alam saya pribadi tidak mengenal jelas siapa al bani…namun ada beberapa hal yang ingin saya katakan :

    pertama,saya menghormati Al bani dengan kapasitas beliau yang sangat menghormati dan menuntut ilmu terutama ilmu hadis

    kedua,terkait pantas atau tidaknya beliau digelari “muhaddis” maka ini perlu kita kaji secara ilmiah tentang syarat2 seorang muhaddis.dan kalau memang faktanya adalah seperti yang diungkapkan penulis maka wajar kalau gelar tersebut tidak pantas diberikan kepada beliau…namun satu hal beliau sangat pantas untuk dihormati terkait ilmu beliau,,,maka berhati2lah dalam penggunaan diksi.

    ketiga, saya pikir kita tidak boleh fanatik terhadap sebuah pendapat dalam satu masalah…karena kefanatikan akan membawa kita buta terhadap fakta yang ada…

    semoga Allah menunjuki kita kepada kebenaran manakala kita menyimpang…amin

  62. abdullah berkata:

    @Adh Dho’if: Puisi Wahabi adalah wahabi di atas saya copy paste dari web tetangga, intinya yg saya ingin sampaikan bahwa ada fakta demikian. Banyak orang komentar wahabi sesat wahabi ngawur, wahabi dibunuh aja, wahabi begini dan begitu padahal dia ngga tau detailnya WAHABI itu apa,siapa? tanpa mengecek ke yang bersangkutan langsung ikut2an mencela.

    “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujuraat:6)

    Semua orang boleh mengaku penganut ahlus sunnah wal jama’ah, seperti yang sedang saya usahakan mengikutinya, mudah2an Anda demikian juga. Saringan terhadap pengakuan kita semua ya Al-Qur’an dan As-Sunnah, kita semua setuju ini. Kalau tidak sejalan dengan kedua-nya, pengakuannya hanya pengakuan gombal, kita semua setuju ini.
    Jika saya salah dalam mengikuti sunnah, tentu saya harus memperbaiki diri, apa susahnya mengakuinya?apa susahnya memperbaikinya?bagaimana jika Anda yang salah?

    @adem ayem: pujian hanya milik Allah, Allah sangat suka dipuji.

  63. Adem Ayem berkata:

    @ Abdullah

    dan Allah sangat tidak suka orang yang memuji diri sendiri…
    he.. he,,
    🙂 🙂
    puisinya mas Abdullah saya lengkapi ya..

    Aku kafirkan orang-orang Islam
    Lalu aku dipanggil wahabi

    Biarlah aku dipanggil wahabi
    Yang penting yang muslim hanya wahabi..

    saat jawaban tak ada lagi..
    dari pada aku lari
    Lebih baik copy paste puisi
    🙂 🙂 🙂
    wkwkwkwkwkk

    @ wong Djowo
    boleh juga :-b

  64. ali wafa berkata:

    assalamu’alaikum….

    masih ttg syekh Al-Albani, di web site http://www.kampungsunnah.co.nr saya menemukan kitab yg mendhoifkan sebagian isi hadits kitab Riyadush-Sholihin. sebagai seorang syafi’iyah saya agak tergelitik juga dg isinya, benarkah hadits tsb dhoif? sampai dimana derajat ke-dhoifan-nya? mohon kiranya ditanggapi dg keilmuan atau kalo ada kitab sanggahannya dimana bisa saya dapatkan?

    to: admin.mgk lbh baik kalo di buat artikel tersendiri

    jazaakullah…

  65. abdullah berkata:

    @wong jowo: pertanggungjawabkan kebohongan isi puisi Anda di hadapan Allah.

    @adem ayem: Anda masih ngira saya butuh pujian? di ajak ilmiah kok malah kayak anak kecil responsnya 🙂

    Syaikh Albani dengan kelebihan dan kekurangannya sebetulnya mungkin tidak memerlukan pembelaan dari saya atau seorang pun, terhadap tulisan penuh dengki dan kebohongan di website ini dan hujatan lebih parah lainnya di dunia. Semoga Allah memberi ganjaran terbaik sesuai perjuangannya.
    Yang saya lakukan hanya mengingatkan para pembuat hujatan tanpa menguasai detail masalahnya, dan para pengekor yang taqlid buta yang ikutan meghujat, yang mengira telah mengerjakan sesuatu yang benar. Apa Anda sadar melakukannya?tidak inginkah Anda mengecek kebenaran dari sumbernya langsung? tidak terpikirkah jangan2 Anda salah? tidak terpikirkah bahwa saya tidak akan mendapatkan manfaat apa pun dari polemik ini?apa untung buat saya? Anda bahkan tidak mengenal saya, apa saya perlu pujian dari orang yang tidak tau wajah dan identitas saya? Semuanya untuk Anda, jika Anda belum menangkap maksud saya, apa mau dikata?

  66. elfasi berkata:

    @ abdullah, wah kok jadinya nasehat2 gini ya…udah kehabisan bahan untuk ngejawab ya…? gini aj mas klo gak bisa sendiri ajak ustad2 anda sekalian gabungan di forum ini…. gimana mau tidak…?
    mas anda katakan “pertanggungjawabkan kebohongan isi puisi Anda di hadapan Allah.”
    emangnya orang2 wahhabi gak berpikir , apa gak takut untuk mempertanggungjawabkan atas tindakannya mengkafirkan orang2 muslim…? emang benar kan, orang baca siroh Nabi ama orang wahhabi dikatakan kufur….. situs2 islam dihancurkan….
    kira2 mana yang lebih biadab mas… orang yang selalu bersholawat dan sering membaca siroh Nabi atau orang yang selalu mengkafirkan mereka yang membaca siroh Nabi…? orang yang merawat situs2 islam (qubah keluarga Nabi, sydtina Khodijah dll) atau orang yang menghancurkannya…?
    kira2 mana yang lebih banyak mempertanggungjawabkan nantinya di depan Allah…?

    afwan biar sama2 nasehat…mas kan nasehat ama kita2 orang ahlussunnah. kitapun bisa nasehat ama orang2 wahhabi…..

  67. ali wafa berkata:

    @Abdullah: saya rasa, setelah saya lihat dan baca tanggapan akhina yang lain bukannya disemangati oleh rasa dengki apalagi kebohongan. insya Allah, akhina melemparkan topik ini sebagai kajian ilmiah dan keilmuan, karena memang ada fakta demikian. dan tugas kita adalah mencari kebenaran dalam aqidah, meski kita tahu kebenaran yg mutlak hanya milik Allah. rasanya tidak ada manfaatnya melemparkan kebohongan pada publik, itu fitnah dan kita tahu konsekwensi dari fitnah. saya kira, syekh al-Albani, dengan segala kontroversinya adalah seorang muslim juga, perkara bagaimana kedudukannya sisi Allah, wallahu a’lam bisshowab. forum ini, adalah forum ilmu dan apa yang kita bahas disini adalah sebagai pembuktian kita atas eksistensi keilmuan kita sebagai rahmat dari Allah. jadi marilah kita buang jauh segala su’udzon kita (bukannya saya menganggap mas Abdullah demikian).
    akhirnya saya ingin mengutip ucapan Hasan al-Banna,”Menjaga persatuan umat itu wajib, dan mencegah segala bentuk yang akan menimbulkan perpecahan juga wajib.”

  68. syaecho berkata:

    assalmaualaikum wr wb.

    intinya jgn saling hujat.
    sapa saja yang ngaku mengikuti faham salaf, knp kok ga ngikuti akhlaqnya?
    apakah baek saling hujat?
    gmn perasaan kita klo ulama yg kita cintai di hujat?
    ya kita ga usah balas menghujat.
    jika kita menemukan ikhtilaf,maka sampaikan dg arif dan bijak,
    tunjukkan, sapa sebenarnya yg mengikuti ulama salaf.
    bukankah rosul diturunkan untuk menyempurnakan akhlaq manusia?
    klo ulama2nya pada pinter, tp akhlaq nya ga ikut pinter?
    pinternya hanya mencela?

    coba kita tiru gmn penyikapan masalah para imam madzab ketika ada perbedaan, apakah imam syafi’i pernah mencela imam yg lain??
    begitu jg sebaliknya?

    mbok kita yg ilmunya rendah2 ini ga usah memperkeruh masalah.
    saling mengingatkan itu kewajiban, dan mengingatkan itu ga harus “menyerang” dan “menjatuhkan”.

    ga usah tunjuk yg lain.
    ayo2 kita istigfar.
    kita yakin, kita ungkapkan, kita jalani, jgn dipaksakan apalagi sampe menyakiti.
    apa kita mau berlama2 kelak di yaumul mahsyar gara2 ada yg urusannya belum selesai dg “syaech0 bin salam” dalam komen di forsan salaf..?
    dan menunda2 kita untuk segera bertemu dg Allah?
    lapangkan hati, sampaikan, urusan ga diterima itu bukan urusan kita.
    kewajiban kita hanya menyampaikan, masalah hidayah, dan petunjuk itu nyampe di hati apa enggak, itu urusan Allah.

    ingat, yg dinilai Allah itu proses dan usaha kita, krn yg menentukan hasil itu Allah SWT!

    ayo2..baca minhajul abidin, biar bisa adem klo lagi diskusi..

    mohon maaf klo ada kata2 saya yg kurang berkenan
    wassalamualaikum wr wb.

    -syaecho ibn abd salam-

  69. abunawas berkata:

    Lucu banget ya Abdullah,sudah kehabisan jawaban malah nasehat…padahal nasehat yang ditujukan untuk kita seharusnya untuk mereka bahkan mereka lebih parah…sampai mengkafirkan banyak orang,,,yang mana klo kafir itu berarti masuk neraka kekal lagi,,tapi klo kita kan gak smpe begitu kita katakan dia menyesatkan dan klo tidak bs mempertanggung jawabkan paling2 diCLUP CELUP DULU baru nanti masuk surga.PERLU ANDA KETAHUI WAHAI ABDULLAH DAN SEMISALNYA: KELAKUAN ANDA ITU LEBIH PARAH DARI KITA,EMANGNYA KAFIR ITU MUDAH,ANDA DONK YANG HARUS SADAR.ANDA ITU SEPERTI PASEIN YANG SUDAH PARAH TAPI MALAH MENASEHATI DOKTER,SPESIALIS LAGI.LUCU KAN?tapi bagaimana pun juga anda adalah saudara kami dan kami akan selalu mendoakan anda semuanya agar dapat hidayah dari Allah SWT.secepatnya

  70. ali muharor berkata:

    kenapa wahaby suka membid’ah2 kan?
    padahal hadirnya dia didunia ini itu bid’ah.

  71. abdi berkata:

    Sebetulnya ane ga Mau bilang orang-orang ky gini Wahaby? coz Wahaby tuh diambil dari ABDUL WAHAB seorang ulama Ahlussunah yang sholeh yang cinta Maulid cinta ZIarah yang dikafirkan oleh Anaknya sendiri MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB(pendiri Aliran wahabi) Heeeeey berapa banyak yang masuk neraka yang nte kafirkan? nanti jangan2 nte yang masuk neraka. jangankan mengkafirkan yang ga sefaham, yang sefaham pun dikafirkan lihat Video ALBANI NAGFIRKAN BIN BAZ

    http://albrhan.org/portal/index.php?show=sounds&op=download&id=339

  72. abdi berkata:

    Sebetulnya ane ga Mau bilang orang-orang ky gini Wahaby? coz Wahaby tuh diambil dari ABDUL WAHAB seorang ulama Ahlussunah yang sholeh yang cinta Maulid cinta ZIarah yang dikafirkan oleh Anaknya sendiri MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB(pendiri Aliran wahabi) Heeeeey berapa banyak yang masuk neraka yang nte kafirkan? nanti jangan2 nte yang masuk neraka. jangankan mengkafirkan yang ga sefaham, yang sefaham pun dikafirkan lihat Video ALBANI NGAFIRKAN BIN BAZ

    http://albrhan.org/portal/index.php?show=sounds&op=download&id=339

    Sekiranya anda telah mendownload rekaman itu silakan fokuskan pendengaran anda pada pentakfiran Al-Albani Al-Wahhabi atas At Tuwaijiry termasuk Bin Baz bekas Mufti Saudi yang mendukung Al-Tuwaijiry. Silakan fokus pada menit ke 12 hingga tamat.

    Wassalam

    ps : Bagi para pengikut Albany, maaf YA? rekaman ini menggunakan bahasa arab, dan belum ada terjemahanya. rekaman ini berformat rm, berukuran 2 mb, bila pc anda tidak ada codec pendukungnya silakan transfer ke Hp, rekaman ini bisa diputar di hp Nokia N series.

    ( sesama wahaby saja saling serang dan saling menjatuhkan, apalagi wahaby dengan yang selain wahaby? Tanya kenapa?)
    Allah yahdina wa iyyahum…

  73. muhammadon berkata:

    betul tuh kita ini gak pernah mengkafirkan orang wahabi malah kita dinasehati. nah orang wahabi yang suka mengkafirkan orang malah yang menasehati…
    mudah-mudah hati ini bersih sehingga bisa menerima nasehat dari siapapun tak peduli dia itu …..

  74. abu yusuf berkata:

    bertaqwalah pada Allah. sesungguhnya ghibah yang dilakukan pada seorang muslim yang biasa adalah dosa yang mana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyamakannya dengan memakan bangkai saudara sendiri? Lalu bagaimanakah dengan ghibah yang dituduhkan pada seorang ulama’? Syaikh Al Albani adalah seorang ulama’ ahlus sunnah wal jama’ah yang mendapatkan banyak sekali rekomendasi dari para ulama’. Dan cukuplah para pembaca mengetahui bahwa beliau adalah ulama’ dengan hanya membaca risalah dan kitab-kitab yang beliau tulis yang menunjukkan pembelaan beliau terhadap islam yang haq, terutama pembelaan terhadap hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.maka bacalah dan nilailah dengan objektif tentang beliau. janganlah hanya menilai beliau dari perkataan orang lain atau berita burung. Hanyalah orang yang benci atau tidak tahu mana yang sunnah dan mana yang bid’ah lah yang sering mencela para ulama’, semisal pada kasus celaan terhadap syaikh al albani di sini. Hanyalah orang yang dalam hatinya ada penyakitlah yang suka mencela para ulama tanpa bukti yang haq, dan seandainya mereka mendatangkan bukti pun , mereka mendatangkan bukti dari hasil rekayasa mereka sendiri. Baik berupa pengubahan-pengubahan, pemelintiran fakta atau pengelabuhan pada orang awam sehingga mereka membenci para ulama’. Wahai orang yang ingin menghancurkan gunung dengan membenturkan kepalanya, kasihanilah kepalamu. Cukuplah Allah menjadi saksi atas kedzaliman yang kalian lakukan.

  75. elfasi berkata:

    @ syeicho, terima kasih atas nasehatnya, kami mau menerima atas nasehat dari anda, tapi coba anda pikirkan kira2 yang paling pantas untuk anda nasehati tu sapa ? apakah kita orang2 ahlussunnah ataukah orang2 wahhabi yang dengan gampangnya mengkafirkan orang2 muslim, membid’ahkan perbuatan2 baik..?
    nasehati juga mereka, bahkan anda harus lebih serius lagi menasehati mereka,.. jangan2 mereka juga menganggap anda kafir karena anda kurang sepaham dengan mereka atau anda masih mau menerima kita…

    @ abi yusuf, anda katakan ” Hanyalah orang yang dalam hatinya ada penyakitlah yang suka mencela para ulama tanpa bukti yang haq, dan seandainya mereka mendatangkan bukti pun , mereka mendatangkan bukti dari hasil rekayasa mereka sendiri.”
    mas, memang orang yang mencaci ulama’ (dalam kriteria ulama’ yang benar menurut Nabi) adalah orang yang hatinya penuh penyakit….apalagi tidak hanya mencaci, bahkan mengkafirkan orang2 muslim…mengkafirkan pecinta Nabi dan ahli baitnya..
    jelas sekali orang seperti ini yang hatinya sudah diselimuti dengan penyakit hati……
    nasehati mereka dong mas…. nasehati juga albani.. kenapa kok mengkafirkan orang2 muslim…?
    klo mau bukti…kan dah banyak dikitab2 karangan orang wahhabi sendiri, n coba tu mas di cek masukan dari mas Abdi….klo tu bener berarti anda yang masih kurang mengenal syekh anda sendiri yang tidak hanya mengkafirkan orang ahlussunnah wal jamaah tapi juga mengkafirkan ulama wahhabi sendiri….

  76. abu_raudah berkata:

    assalamualaikum wr wb
    Tidak ada orang sempurna di dunia ini termasuk syeikh Albani ataupun orang2 yang berseberangan dengan beliau(penulis di forsan salaf). Kao saya amati sebenarnya benang merah atr ” wahabi” dengan golongan sunni yg lain adalah sama hanya memang beberapa implementasinya berbeda.Saya juga tidak ada diantara kita saling membidahkan saru sama lain apalagi mengkafirkan satu sama lain apalagi sombong dalam beribadah merasa golongan mereka sendidi yang benar !. Ulama yang berseberangan itu mempunyai dalil/pendapat sendiri2 yang insyaallah bisa dipertanggung jawabkan secara syariah. Bidah dan syirik sebenarnya sdh jelas, sbg contoh ziarah kubur itu dibolehkan/bahkan disunnahkan yang gak boleh kan menyembah kuburan atau meminta ke kuburan. Sudahlah kita gak usah saling menjelekkan satu sama lain atau merasa benar sendiri lebih baik kita bersatu dalam perbedaan karena masalah umat begitu banyak yang memerlukan persatuan dan kesatuan kita umat islam.Perlu dilakukan oleh para ulama memberi kesejukan pada umat agar kita umat islam bisa bersatu sehingga kita bisa merubah takdir sebagaimana yang dikatakan Rosululloh kalo umat islam seperti buih dilautan.wallahualam

  77. abu_raudah berkata:

    Assalamualaikum wr wb
    Ana usul demi menjunjung citra dan ukhuwah islam forsan salaf untuk bisa menahan diri tidak memuat artikel/tulisan yang menghujar syeih,ulama,habaib atau saudara2 kita yang tidak sejalan dengan pandangan kita sendiri. Kecuali mereka sudah jelas2 keluar dari iman dan aqidah islam.seperi aliran sesat yang banyak muncul sekarang ini. boleh juga kita menghujat orang2 kafir, yahudi yang memang benar2 memusuhi kita. terus terang ana cinta faorsan salaf dan kakaknya cahaya nabawi. tapi ana sedih kalo FS menghujat para ulama yang berseberangan seperti syeih al abani itu.insyaalaah beliau termasuk orang yang dirahmati Allah sama dengan habaib2 yang kita pedomani juga.wallaualam bisawab. wassalam

  78. abu lihyah berkata:

    @ABU RAUDAH: memang mencaci adalah perbuatan yang sangat jelek,karena belum tentu dia sendiri di akhir umurnya menjadi orng yg bagus,mudah2an iman kita selalu dijaga sampai mati amin.
    saya kira FS ini hanya membimbing umat islam siapakah orang yg berhak jadi panutan,karena masalah akidah ini adalah masalah pokok dalam agama,melenceng sedikit aja sangat fatal akibatnya,klo seseorang dimasa hidupnya kena penyakit kanker ganas misalnya,dengan datangnya ajal hilanglah rasa sakit tsb,namun masalah akidah sampai matipun akan dipertanggung jwb kan dihadapan ALLAH swt.dan krn dizaman ini bermunculan faham2 yg meresahkan maka saya kira sangat baik atas apa yg dilakukan FS demi membendung kaum muslimin yg lain agar tidak terjerumus dalam jurang kesesatan.adapun tentang ada aib dalam biografi si fulan mslnya,klo itu dari diri sndiri jelas gak boleh,namun klo itu dr ulama’ jurh wat ta’dil gak masalah krn dlm ilmu hadistpun diperbolehkan utk mengetahui si perowi hadist.ana kira FS jg tdk ngawur,pasti ada kitab yg sandarannya.

  79. abuqnan berkata:

    Fotum ini di dedikasikan untuk mereka yg mau berdiskusi secara fair. Mohon bagi yg tdk memahami atau ada pihak2 yg tdk berkenan, kiranya dpt menahan diri dan tdk usah posting comment. Forum2 sprt ini sengaja dibuat untuk memperjuangkan pemahaman Islam sesuai dg yg diperjuangkan oleh pendiri forum. Di forum2 yg dibuat oleh org2 wahabi, yg dihujat malah imam ghozali dan ulama2 yg selevel beliau.
    Jd sekali lg mohon pengertiannya. atau kalo dianggap sdh tuntas dan tdk ada sanggahan lg dr yg kontra, silahkan mas Admin utk menutup biar gak ngelantur gak karu2an.

  80. baqaais berkata:

    Bagi mereka yang tidak tahu apa-apa akan hal ini…dia pasti berkata
    al-Albaani pun ulama???
    Masalahnya bukan siapa saya
    dan siapa forsan kita dan mereka(para komentator)Tetapi permasalahannya ialah metodologi ngawur ala albani d dalam hadis, tiada disiplin ilmu,,
    kengawurannya dan
    kesalahan2 albani perlu diperjelaskan supaya tidak berlaku kehancuran dan salah faham sesama Islam. Lebih-lebih lagi dalam sesuatu bidang yang melibatkan sumber hukum Islam yaitu ilmu al-Hadith..

    Jika kita membuka lembaran fatwa yang melibatkan al-Albaani, khususnya bab fiqh, disana terdapat beberapa fatwa syadz al-Albaani yang bertentangan Ijmak ulama. Contohnya masalah wajibnya dipindahkan maqam Nabi SAW dari masjid Nabawi al-Syarif kerna maqam tersebut dianggap sebagai berhala. Nauzubillah. Ummuhatul Mukninin didakwa beliau harus utk berzina dengan lelaki lain selepas kewafatan Nabi SAW. Umat Islam Palestin wajib keluar dari Palestin kerana tidak berkuasa melawan Yahudi dan banyak lagi fatwa ngawur.. Apakah kita harus berdiam diri sahaja dan terus menyanjunginya. Tanpa menjelaskan kekeliruan yang ditimbulkan????????

    abu raudah dan abu lihyah;;disarankan untuk anda jgan extreme dan taasub dalam beragama msi banyak muhaddis dan ulama lainya…
    silahkan anda koreksi lagi perkataan anda jika tidak sebaiknya diam jangan komentar…afwan..
    kalau mau diskusi silahkan…

  81. vairuz berkata:

    saya pikir topik yang dibicarakan sangat mendasar, karena terkait dengan status hadis yang merupakan salah satu sumber hukum Islam. kalau sebuah hukum didasarkan pada sebuah hadis yang oleh para ahli hadis seperti al-aimmah as-sab’ah dikatakan hadis shahih tapi kemudian oleh pak albani dikatakan hadisnya dha’if maka bubrahlah hukum yang sudah di yakini oleh para ulama selama ini. dan kalao benar ada sekian hadis shahih bukhari dan muslim yang setelah ditakhrij ulang oleh pak albani ternyata hadis-hadis tersebut adalah dha’if, maka semua kitab fikih yang selama ini ditulis dengan dasar hadis tersebut salah semua… wah, serius ini. inilah implementasi dekonstruksi hukum Islam secara nyata….

  82. Salaf asli berkata:

    Saya ga kaget kl ada orang yang menjelek-jelekan Al-bani.karena cuma albani yang berani menentang praktek bid’ah dan cuma albani yang berani menentang pada taqlidin.

    Wajar albani dicerna karena bid’ah pun makin marak pengikutnya seperti yang mengelola forum ini.

    cuma ahlul bid’ah,syiah,tasawuf dan tareqat,Hizbuttahrir,Ikhwanul muslimin dll yang berani menjelek-jelekkan albani karena cuma albani yang berani membuka kesesatan mereka.
    Wallahualam bishowab

  83. aladin berkata:

    @salaf: saya ingin tau praktek bid’ah seperti apa yang di tentang oleh syekh al-bani,apa itu emang benar-benar bid’ah menurut ulama’ ato hanya albani saja yang membid’ahkan ? monggo mas salaf…….

  84. elfasi berkata:

    @ SALAF ASLI, gak usah kaget yang ngomongin albani juga dari ulama’2 wahabi.. bahkan albani sendiri juga mencaci ibn baz..apakah mereka juga orang2 yang sesat sebagaimana albani..????
    nt ini udah gak salaf gak asli lagi…pantesnya nama nt KHOLAF PALSU
    @ FORSAN SALAF teruskan website ini supaya orang2 seperti KHOLAF PALSU gak bisa menipu kaum muslimin dengan dalil2 rekayasanya…

  85. abu_raudah berkata:

    Assalamualaikum saudara2ku kaum muslimin yang dirahmati Allah.
    Perbedaan itu fitrah dan perbedaan itu Rahmat Allah.Perbedaan yang membawa kehancuran adalah perbedaan yang dipaksakan biasanya berdiri diatas kesombongan (merasa paling banar, yang lain salah dan jahil !).prakteknya ; biasanya mereka saling mencaci maki, saling menjelekan satu sama lain, saling menbid’ahkan bahkan saling mengkafirkan. naudzubillah ! apa benarnya syeikh albani itu termasuk ulama sesat ? kalau benar ratusan juta pengikutnya di dunia ini termasuk golongan sesat, sedang sesat itu neraka tempatnya.masyallah ini problem umat yang serius. terus kalau gol hizbuttahrir,ikwanul muslimin, tarekat, tasawuf,syiah bahkan gol habaib pun dikatakan ahlul bid’ah/kurofat.kalau ini benar maka ratusan juta umat muslim termasuk golongan penghuni neraka !masyaalah betapa malang nasib kaum muslim ini.Kalo kita pergi haji tidak ada satupun diantara mereka yang saling menyerang satu sama lain, kaum muslimin yang pergi haji merasa satu aqidah, satu iman, mereka saling berpelukan, berjabat tangan bahkan insyaalah saling mendoakan meskipun mereka saling tahu kalo mereka saling berbeda golongan,keyakinan/faham,aliran, madzab.tapi di haram mereka melepas itu semua.mereka saling menghormati satu sama, berkasih sayang satu sama lain, karena mereka merasa satu iman “La illah Ha illallah muhammadarosulullah” Satu iman itulah yang mengalahkan caci maki, kebencikan,saling umpat, saling mem bidahkan,bahkan saling mengkafirkan ” Andai Rosululloh diantara kita, pasti beliau meneteskan air mata melihat umatnya yang saling caci maki bahkan menfitnah satu sama lain. afwan ana orang awam, tapi pengalaman ikut taklim pd ustad/guru,kyai/habaib baik itu yang mengaku dari kalangan salafy atau habaib,HTI,maaf bahkan ulama2 “kampung” semuanya sama kecuali perbedaan “kosmetik” saja. dari manapun dasar yang di pakai baik al quran maupun hadist siapapun perawi/sanadnya.Kalo mau berdiskusi secara ilmiah sebaiknya buatlah forum yang mana diantara kita yang “berbeda” saling berjumpa, saling jabat tangan, saling berpelukan bahkan nanti saling mendoakan.menjunjung tinggi rasa persaudaraan,menghindari caci maki,fitnah dsb. Kalo ini bisa dilakukan insyaalah kita mencapai titik temu dengan menghargai perbedaan. ana yakin meskipun kita saling adu argumestasi ilmiah pasti tidak ada yang mau mengalah maupun dikalahkan,karena kitab2nya beda,pengarangnya pun beda. Jadi beda itu fitrah.Tapi yang bisa kita usahakan adalah ukhuwah diantara kita. Apakah kita gak sebaiknya belajar dari ibadah haji ? yang bisa menyatukan kita.

  86. abu_raudah berkata:

    bagi ana syeikh albany adalah ulama besar,termasuk ustaimin, bin baz,sayid qutub,qardawi apalagi Al ghozali,syeikh maliki, umar bin hafiz, Hamka dll.Mereka adalah orang2 yang dirahmati Allah.Semoga Allah mengampuni kesalahan2 beliau semua.amin

  87. netter berkata:

    ane mau tau, syekh al-bani membid’ahkan internet juga g y? 🙂

  88. pecinta ahlu bait berkata:

    1. Forsan Salaf sudah membuat penilaian-nya terhadap Albani dengan cara yang tidak ilmiah. Kalau benar ilmiah:

    a. Tolong berikan data dari siapa sanad berita yang Anda bawakan ini,”…Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya”
    KEBENARAN ITU JELAS, KEBOHONGAN ITU SAMAR..

    b. Kalimat ini “Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.”…..Saya yakin tidak akan Anda tulis kalau Albani belajar ilmu hadits dari Habib Taufik, saya yakin.

    c. Kalimat-kalimat Anda seperti “Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh, Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau, Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir,Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah…, Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina, Mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya…, Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas, Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at…, Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at….”

    Semuanya TIDAK DITULISKAN SECARA LENGKAP LAFADZ-NYA dari buku Albani, terkesan sekali bahwa ini adalah KESIMPULAN VERSI FORSAN SALAF, kesimpulan dari orang yang tidak mau mempelajari dengan ikhlas. Kemudian disampaikan dengan bahasa rendah yang tak ilmiah, tak heran orang awam jadi PANAS KUPING atas penyebaran kebencian ini.
    Saya jadi bertanya-tanya, KERUGIAN APAKAH yang Anda derita yang ditimbulkan oleh penyampaian kebenaran oleh Syaikh Albani? Apakah kebiasaan-kebiasaan Anda dan nenek moyang Anda dalam beragama terganggu? Atau Ma’isyah Anda jadi terganggu jika domba-domba tak lagi percaya pada penggembala? Atau apakah karena Syaikh Albani bukan dari keturunan Ahlu Bait? Saya pecinta Ahlu Bait, jika Ahlu Bait yang berjalan di atas Al-Qur’anm, dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang shahih, bukan dhaif apalagi palsu.

    2. Forsan Salaf terlihat sekali mengedepankan “kebencian” dibanding membahas secara ilmiah yang disebutnya sebagai “penyelewengan” Syaikh Albani. Ini terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat ini:
    – “…Muhaddis Tanpa Sanad Andalan Wahabi
    – “Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap…
    – “..muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”.
    – “..Para salafi itu
    – “..kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”)
    – “..dengan over pede-nya Albani .

    Pertanyannya, apakah ini penggunaan bahasa ber-akhlak baik dari Pendiri Forsan Salaf ini yang ingin “secara ilmiah mengupas masalah”?

    Beberapa kali penggunaan kata SALAFI untuk menunjuk kepada yang Anda anggap sebagai WAHABI, padahal nama website ini FORSAN SALAF, kok pakai SALAF juga? mau merangkul ummat islam, ikut-ikutan, atau..?

    BAHASA SAYA BEGINI KARENA BAHASA FORSAN SALAF BEGITU. SAYA TIDAK MARAH, SAYA HANYA BEREAKSI ATAS AKSI ANDA.

    Itu Link rekaman di atas yang bilang Syaikh Albani mengkafirkan Syaikh Bin Baz, BOHONG BESAR. Ngerti bahasa Arab ngga? Mas..mas.. Anda ini main-main atau gimana sih.. Yang dibahas apa yang disampaikan apa…

  89. Aladin berkata:

    @abu raudah : 1.saya ingin mengoreksi ucapan anda “perbedaan adlh rahmat”,maksudx jika prbedaan tsb pada furu’ bkn pd ushul.
    2.saya sangat2 setuju dg ukhuwah,krn brdirix agama ini dg ukhuwwah antara kaum muhajirin n anshor.namun yg prlu anda koreksi lg adlh wahabi lah yg memulai pertikaian trlbh dahulu dg membid’ahkan ritual aswaja spt maulid,tahlil dll.klo anda mengatakan makruh msh ringan,tp ketika anda tuduhkan klmt bid’ah,ini sangat mengerikan,krn bid’ah adlh sesuatu yg kluar dr ajaran nabi s.a.w.

  90. muhibbin berkata:

    @ Pecinta ahli bait, anda sudah baca gak kitab2 yang disebutkan di atas ????
    Gak heran juga sich…karena memang itu bahasa anda, bukan karena isi website sebenarnya.
    @ all pengunjung, anda liat nih…pecinta ahli bait albani bukan ahli bait Rasul…
    Udahlah mas….bukan albani aja yang bisa berkomentar, ulama’2 yang disebut di atas dan juga banyak yang lainnya menolak argument2 albani, bahkan dari kalangan wahhabi sendiri.
    Sekian komentar saya untuk pecinta ahli bait albani.
    Wassalam ……

  91. elfasi berkata:

    @ pecinta ahli bait, mudah2an anda benar2 pecinta ahli bait….
    Apanya mas yang dirugikan oleh albani ????, justru albani yang merugikan orang2 wahhabi sendiri. Nenek moyang habaib kembali kepada Siti Fatimah binti Rasul dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.. gak tau nenek moyang anda kembali kemana ?????
    Acara2 mereka para habaib semakin makmur dan diminati… tampak sekali manfaatnya dimana2…!!!!!! Acara anda dan orang2 semisal anda meresahkan bahkan banyak menjadi teroris yang melayangkan banyak nyawa orang2 tak bersalah.
    Jangan baca kitab albani aja..biar pinter dan bisa mengetahui ulama’2 yang lebih pinter daripada dia. Oleh karena itu, mulailah belajar bukan berlagak…!!!!!!

  92. ali oncom berkata:

    Begitulah pembaca yang budiman para pembela bandot tua albani ini mengamuk tak tentu arah,pokoke yang nentang albani GUA GIBASSS..suatu bentuk kesombongan yang amat sangat dan fanatik buta yang bukan pada tempatnya.

    Padahal albani yang begitu dimuliakan dan diagungkan (memuliakan Sang Nabi saw musyrik) mempunyai kesalahan kesalahan yang fatal dalam pertapaannya di sebuah perpustakaan. Memang manusia tak ada luput dari salah dan khilaf. Akan tetapi seandainya albani mencukupkan dirinya sebagai tukang refarasi jam, dunia tidak akan kaget akan kekeliruannya dalam menshohihkan hadits.

    Karena setelah keluar dari pertapaanya mengaku sebagai seorang muhaddits maka sekelas ulama dunia belum mengakuinya bahwa Albani seorang muhaddits ulung. Hanya kalangan faham faham rusaklah yang mendukung albani mengangkat nya ke derajat muhaddits dan mensejajarkannya dengan muhaddits 2 besar. Sungguh luar biasa kedunguan pengikut albani. Bagi para pengikutnya mengkalim hanya albani lah yang membuka amalan amalan yang tidak sesuai dengan amalan sang Nabi SAW.

    Ya firasat nabawi akan muncul 2 tanduk syetan telah nyata dan jelas, satu telah wafat dan satunya pengikutnya masih gentayangan mencari mangsa umat umat islam yang sangat tidak pernah belajar agama islam untuk diajak ke dalam jurang kehinaan.

    Sungguh dengan adanya forsan salaf ini umat Sayyidina Muhammad saw akan mengetahui akan kedegilan,kebodohan,kekauan faham faham rusak ini. Insya Allah fosan salaf ini salah satu pilar pilar panji Muhammad Rasulullah saw untuk menyelamatkan umat beliau saw dari bahaya laten akan kebuasan cengkraman faham wahabi ini.

  93. Odo berkata:

    Gak urusan agama gak urusan dunia sifat nafsu itu memang senengnya yang baru-baru.Ajaran agama yang lama yg sudah diikuti berjuta-juta kaum muslimin yang diajarkan ulama-ulama salaf mulai dianggap kuno dan mulai ditinggalkan bahkan dikritisi.Sudah gak ngetren lg, bosen gitu-gitu aja,kemudian datang ajaran baru agak aneh beda sama yang lain,tertarik terus diikuti dan sekarang bisa tampil beda dari lainnya.Makin lama makin asyik dan timbul sifat ekslusif,mulai berani nyalah-nyalahin ulama terdahulu.”Mereka adalah pelaku-pelaku bid’ah” katanya.Satu hal yang perlu diperhatikan adalah “Idealisme yang dibangun dari keilmuan yang tidak mapan biasanya menimbulkan keinginan untuk merubah hal-hal yang sudah berjalan,ingin tampil beda dan cenderung untuk menyalahkan yang lain.Barangkali ini yang dimaksud oleh Baginda Nabi SAW tentang akan datangnya satu zaman dimana orang-orang bodoh terhadap agama(keilmuan tidak mapan)dijadikan pemimpin agama alias ulama,uhu juhala’uhu

  94. zen berkata:

    Alhamdulillah ust.

    Apapun komentar dari pengikut Al-Bani jika lebih menonjolkan kefanatikan dan kekakuannya atas nasehat dan pencerahan yang diberikan oleh forsansalaf.com tentu tidak akan menyurutkan langkah kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rosululloh SAW dengan mengikuti sunnahnya dan ijma’ shohabat dan tabi’in.
    ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALIHI WASHOHBIHI WASALLIM.

    Kalau boleh bertanya kepada antum (pengikut al-bani):
    1. Ketika banyak ritual keagamaan aswaja antum (pengikut al-bani) nyatakan bid’ah/musyrik, tolong dong cantumkan dalil nashnya baik al qur’an atau hadits (beserta perawinya yang jelas) ya…?
    2. Ketika antum (pengikut al-bani)menyatakan paling menjaga sunnah nabi, apa dalil yang antum gunakan ketika antum tidak mau bersiwak? ketika antum tidak pakai sarung ketika sholat? ketika antum tidak mau ziaroh kubur? ketika antum nyatakan peninggalan nabi tidak penting, padahal peninggalan orang non islam antum ziarahi(kunjungi) semisal candi-candi, dll? ketika… banyak hal yang kami (aswaja)lakukan antum vonis bid’ah/musyrik.
    MANA BUKTI DALILNYA…???

    KETIKA KITA (ISLAM) INGIN MENGAJAK ORANG DI LUAR ISLAM BERGABUNG MENJADI PENGIKUT AJARAN ROSULULLOH SAW BEGITU SULITNYA. KENAPA ANTUM(pengikut al-bani)SANGAT MUDAH UNTUK MEMUSYRIK-KAN ORANG ISLAM DENGAN MENYATAKAN SYAHADATAIN…???

  95. Muara Ainul Y berkata:

    he he sampek Mbah Abu Sangkan juga ikut coment …maunya Mbah Abu nengahi tapi sepertinya diganyang juga padahal setahuku Mbah Abu sangkan bukan Wahabi…

    ehm.ehm..jadi intinya adalah keterbukaan masing-masing dan koreksi masing-masing. Bhawa dalam mencari Ilmu jangan fanatik dengan satu guru..kecuali untuk malan khusus silahkan ngikuti guru yang anda yakini..dengan syarat tidak menyalahkan amaln orang lain yang beda guru…walau semua bersumber dari rasulullah tentu dalam perkembangannya ada perbedaan dalam penafsiran-penafsiran maksud dari matan/redaksional hadist, maka muncullah pendapat-ulam’=ulama’ yang berbeda..namun mereka para ulam’ meski berbeda juga jarang jadi masalah malah bisa mengakui perbedaan(contohnya ulama’ Mdzhab dalam fiqh). jadi kuncinya jangan fanatik..jika satunya hanya fanatik di ke wahabiannya/atau ke Albaninya..satunya fanatik di non wahabinya ya tidak akan ketemu..caranya kalau diskusi/belajar keluarkanlah dari keakuanmua/siapa dirimu/darimana kamu…lalu berpikir objectiv sama-sama membaca buku/refernsi yang berlawanan(misal wahabi/salafi juga membaca kitab-kitabnya orang non wahabi demikian juga sebaliknya)..lha nanti baru tahu..lha sama-sama belum membaca hanya taklid dengan bos masing-masing bagaimana ketemu…? satunya ngikuti bosnya/ulama’nya melihat kepala dari samping..satunya juga ngikuti kata bisnya nglihat kepala dari belakang//lalu mereka bertemu untuk membahas kepala dengan argumen masing-masing yang diikuti..satu bilang yang melihat kepala dari samping: kepala itu ada rambut hitam diatasnya bawahnya ada kayak daun tapi lubang..lalu yang lihat dari belkang bilang: kepala itu hitam buanyak berbentuk sperti balon karena nglihatnya dari elakng..lalu bertemu berdebat mana bisa ketemu kalau ndak mau mencoba melihat dari sisi lain…wallohu a’lam…

  96. muhibbin berkata:

    @ Muara Ainul Y, kami sangat setuju dengan anda tidak fanatik dengan satu pendapat saja, dan kamipun tidak mempermasalahkan kalo albani gak mau ziaroh kubur, gak mau baca maulid (siroh) Nabi MUhammad SAW, Akan tetapi kami sangat menolak tuduhan mereka dengan mengatakan syirik, bid’ah bahkan mengkafirkan orang muslim dengan mudahnya tanpa melihat terlebih dahulu realitanya dengan langsung menuduh orang baca maulid mentuhankan Nabi atau orang ziaroh kubur menyembah kuburan tanpa memandang kenyataan yang ada apakah memang benar mereka menyembah kuburan ataukah tidak ???….
    Seandainya albani dengan tidak mudahnya mengkafirkan / mensyirikkan orang muslim yang baca maulid (siroh) Nabi atau yang ziaroh kubur, maka kamipun tidak akan mengomentarinya yang macam2

  97. Paijo berkata:

    Menurut pengikut wahabi Wali Songo;penyebar islam di tanah jawa; ahli bid’ah nggak ya? zaman nabi kan gak ada wayang,gamelan apalagi kemben.Padahal para wali menyebarkan islam dengan budaya .

  98. abu maryam berkata:

    Ya Allah…
    berilah petunjuk kepada saudara-saudara kami yang ada di Forsan Salaf

  99. elfasi berkata:

    @ abu maryan,
    Amiinnn………mudah2an anda juga mendapatkan petunjuk Allah menuju ke jalan yang benar jalan orang2 salaf yang sholeh…..

  100. muhammadon berkata:

    amin

  101. zen berkata:

    Kami telah banyak melihat video ttg Mualaf, baik di Indonesia sampai dari Amerika. Semua bertekad utk masuk Islam dan menjadi muslim yang kaffah (totalitas).

    Sekarang sungguh memprihatinkan dengan suasana yang terjadi. Kenapa wahabi tidak mau mengakui kesalahan atas semua fakta yang telah di sampaikan secara ilmiyah. Gampang saja gambarannya begini :
    Imam bukhori ketika mencari dan mengumpulkan riwayat hadits, beliau harus melakukan perjalanan dg tanpa kendaraan modern spt sekarang dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit (bahkan berbulan-bulan). Kemudian jika ada perowi yang tidak memenuhi kreteria (semisal ia pernah berbohong atau semacamnya) pasti imam Bukhori mencari sumber yang lainnya sehingga di dapatkan perowi yang benar2 dapat mempertanggung jawabkan riwayat hadits Nabi SAW. tersebut.

    Sedang al Bani mengkritisi hadits imam Bukhori adalah dhoif, sehingga yang mengikutinya di anggap bit’ah atau musyrik. Tapi selanjutnya ia menarik kembali dan mengakui kesalahannya. Bagaimana yang demikian bisa di jadikan panutan, dan pengikutnya ngotot..tot..

    Tentu al Bani tidak sebanding dengan imam Bukhori dalam sanad ilmu dan keilmuan hadits.

    Demikian mudah2an insya Allah wahabi mau berfikir jernih dan kembali kepada ajaran islam yang benar sehingga menjadi muslim yang mendapatkan ridho Alloh SWT. Lihatlah saudara2 kita mualaf, mereka tidak benci kepada sesama muslim walaupun awalnya mereka tidak jarang yang menjadi pastor atau lebih tinggi pangkatnya di gereja. Mereka membandingkan bible dg al quran kemudian mendapat hidayah Alloh dan masuk islam.

    MENGAPA ANDA2 WAHABI BEGITU MUDAHNYA MENGKAFIRKAN SESAMA SAUDARAMU YANG MEMPUNYAI SYAHADAD YANG SAMA…?

    Sekian wal afwa minni.

  102. orang awam berkata:

    Ahhh,… Artikelnya gak ilmiah, gak ada dalilnya!!!!, klo cuma mencela orang tanpa bukti dan tanpa dalil anak SD juga bisa.

  103. alfaishol berkata:

    @ abdi

    “http://albrhan.org/portal/index.php?show=sounds&op=download&id=339”

    saya sudah download, tapi koq cuma beberapa menit doang, cuma 2:30

  104. abukhalid aljakarti berkata:

    بسم الله الرحمن الرحيم

    akhir akhir ini banyak memBLOW UP WAHABI kepada masyarakat awam khususnya umat islam yang ingin mengenal manhaj yang haqiqi.
    mereka ini seolah olah pembawa kebenaran padahal mereka pembawa BENCANA,setelah di telusuri orang orang yang membuat makar menyudutkan syaikhul islam muhammad abdul wahab rahimakamullah seolah beliau membawa kesesatan di masyarakat kalah itu padahal masi banyak ULAMA2 yang paling keras memberangus bid’ah dan syirik.

    tipu daya KAUM ZINDIK (musuh allah) untuk mengalihkan OPINI seolah olah PAHAM WAHABI itu mengancam umat islam,padahal hanya WILAYAH JAWA sampe LOMBOK yang mendapatkan racun anti WAHABI.
    tanya kenapa karena daerah itu memang NU lebih dominan di bandingkan daerah daerah lain,di tambah lagi kondisi jakarta pada saat ini SYIAH kaum dari kalangan kelompok betawi yang mengKULTUSKAN HABIB HABIB sebagai AHLU BAIT

    PERLU KALIAN KETAHUI HABIB HABIB DI JAKARTA INI BUKAN KETURUNAN ARAB MEREKA KETURUNAN PERSIA (kaum perusak agama islam ZINDIK)
    mereka menDIRIKAN MAJELIS ROSULULLAH mereka tipu umat dengan membawa nama rosulullah shalallahu alaihi wa salam dan mengaku diri mereka keturunan rosulullah AHLU BAIT padahal mereka KETURUNAN PERSIA DARI IRAN.

    paham mereka tercampur SYIAH dan SUFI EKSTRIMS khususnya di jakarta merangsek ke organsasi2 betawi.
    padahal jelas di indonesia banyak PAHAM2 ALIRAN2 khususnya di jakarta ini baik dari kalangan,IM,HTI,JT dan banyak lagi mereka tidak menyerang salafiyyin dengan membawa WAHABI ? karena mereka kebanyakan tahu WAHABI itu sebenarnya pahamnya di pengaruhi syaikhul islam ibnu taimiyah rahimakamahullah.

    SIAPAKAH YANG PALING GENCAR MEMERANGI SALAFIYYIN DENGAN MEMBAWA WAHABI ? ternyata dari kalangan SUFI EKSTRIM (penyembah kubur alias kuburiyun) dari kalangan NU dan kaum SYIAH kontemporer penyembah HABIB HABIB (majelis rosulullah).

    2 anak DAJJAL ini sangat gencar gencarnya membuat MAKAR untuk memerangi orang WAHABI tanya kenapa ?

    1. untuk orang SYIAH di program langsung dari IRAN untuk membentuk OPINI KAHZAB (tipu daya) supaya masyarakat khususnya UMAT ISLAM awam mengalihkan pandangan kepada penganut WAHABI di bandingkan pandangan terhadap kesesatan dan kurasakan ORANG2 SYIAH.
    dengan berbagai TAQIYAH pendekatan kepada muslim awam (orang berpengaruh) supaya dapat memposisikan diri untuk mendapatkan pengaruh ajarannya di masyarakat.
    berbagai cara mereka lakukan dari perbuatan (KAWIN MUT’AH) supaya bisa memikat daya tarik memperbanyak pengikut.

    dari kalangan HABIB HABIB yang sudah mencongkol di jakarta ini,dan mereka meyakini HABIB2 itu keturunan rosulullah shalallahu alaihi wa salam.padahal orang indonesia susah membedakan mana KETURUNAN ARAB mana KETURUNAN PERSIA dari fisiknya padahal sama persis.
    mereka membuat tipu daya (TAQIYAH) mengaku mereka AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH padahal mereka paham pencampuran keyakinan antara SUFI/SYIAH menjadi satu dan berorganisasi MAJELIS ROSULULLAH.

    2,SUFI EKSTRIM NU organisasi ini BALAS DENDAM terhadap saudi arabia karena pernah minta di rekomondasikan dari pihak2 LAJNAH DAI’MAH semisalnya mengiba organisasi NU ini sahkan oleh pihak kerajaan saudi arabia.
    ternyata AJUAN itu di TOLAK lalu mereka membuat partai basis NU.
    dan sekarang mulai API PERMUSUHAN BERKOBAR KEMBALI karena faktor dari sejarah hitam mereka.

    mengapa mereka bisa KOMPAK memerangi WAHABI ?
    berbagai dugaan dan BUKTI antara SYIAH dan SUFI sangat kompak untuk memerangi AHLU TAUHID karena mempunyai kesamaan AKIDAH walaupun berbeda kulit.
    mereka ini pandai menyusup di barisan barisan umat islam awam untuk mendapatkan pengaruh2,supaya mendapatkan jumlah fanatikus pada golongan mereka.
    contohnya MESIR berhasil menempatkan SYIAH di posisi sangat berpengaruh pada AKHIRnya mereka memproklamirkan persatuan SUNNI dan SYIAH.
    luar biasa MUSIBAH BESAR jika ini terjadi di indonesia,padahal sudah banyak perempuan2 korban MUT’AH khususnya di bandung.

    kenapa sekarang ini mangkin gencar blog blog DAJJAL bermunculan ?
    program C.I.A dari kalangan J.I.L di tokohi ULIL ABSHAR menyusup di celah celah NU untuk menDOKTRIN supaya ANTI WAHABI padahal mereka tidak sadari tidak semua kalangan NU membenci syaikhul islam muhammad abdul wahab rahimakamahullah karena sudah banyak kitab2 tersebar di indonesia yang mereka pelajari juga.

    adapun dari kalangan HABIBIYUN syiah kontemporer (terselubung) membuat MAKAR ANTI WAHABI ATAS PROGRAM DARI IRAN untuk menguatkan kekuatan mereka tahu suatu saat orang2 SYIAH akan BANTAI HABIS.
    untuk mengalihkan OPINI bahayanya SYIAH mereka PROKLAMIRKAN GERAKAN ANTI WAHABI tanpa membawa keyakinannya (TAQIYAH) seolah olah mereka sama persis dengan umat islam lainya AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH.

    AMERIKA,IRAN dan ISRAEL berkerja sama untuk memberangus paham WAHABI karena ini yang mereka tahu akan mengancam eksistensi mereka pada suatu saat nanti mereka tahu IRAN akan di PERANGI OLEH PASUKAN IMAM MAHDI dari kalangan bangsa ARAB oleh karena itu MAKAR ANTI WAHABI akan selalu di gulirkan di setiap negara2.

    wallahu a’alam

    penulis : abukhalid al samurai

  105. wong Djowo berkata:

    Jika Anda ingin tahu seperti apakah wahabi? Bagaimana akhlak mereka? Anda bila lihat komentar abukhalid di atas. Beginilah gaya bicara mereka. Seperti itulah cara mereka berdialog, Anda bisa saksikan bagaimana dia mencaci-maki kaum muslimin, cucu Rasul SAW juga tak luput dari lisan mereka. Inilah wajah wahabi sebenarnya.
    Mereka didoktrin untuk membenci para habaib keturunan Nabi SAW.
    Coba Anda simak hadits Nabi SAW berikut
    وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
    Dan keluargaku, aku ingatkan kalian pada Allah tentang keluargaku.. aku ingatkan kalian pada Allah tentang keluargaku.. aku ingatkan kalian pada Allah tentang keluargaku.. (Nabi SAW mengulangi wasiatnya tiga kali) HR Muslim No. 4425
    كل نسب وسبب ينقطع يوم القيامة ، إلا ما كان من سببي ونسبي
    Setiap nasab dan sebab akan terputus di hari kiamat, kecuali nasabku dan sebabku (Mustadrak Al hakim alas sahihain No.4667)
    إنما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق ،
    ‘Perumpamaan Ahlulbaitku di tengah-tengah kalian bagaikan perahu (Nabi) Nuh. Siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang tertinggal akan tenggelam. (HR Thabrani dalam mu’jam Awsath no. 6032)
    Lalu bagaimanakah WAHABI menyebut para Habaib AHLU BAIT Nabi SAW?
    Kita lihat kata-kata abukhalid di atas
    – HABIB HABIB DI JAKARTA INI BUKAN KETURUNAN ARAB MEREKA KETURUNAN PERSIA (kaum perusak agama islam ZINDIK)
    – Dua anak DAJJAL…dst
    – SUFI EKSTRIM (penyembah kubur alias kuburiyun) dari kalangan NU dan kaum SYIAH kontemporer penyembah HABIB HABIB (perlu dicatat, situs ahus sunnah seperti forsansalaf.com ini akan membabat habis aliran sesat seperti wahabi dan Syiah)

    Demikikanlah akhlak meraka terhadap cucu Rasulullah. Tidakkah terpikir oleh mereka? siapakah yang mengislamkan Indonesia ini?.. bukankah mereka anak cucu Nabi SAW? Lalu siapa pula yang setiap saat pekerjaannya adalah mengkafirkan, membid’ahkan kaum muslimin. Jika bukan karena hidayah Allah yang menakdirkan dakwah wali songo di tanah air kita, bisa jadi mereka masih menyembah berhala.

    Bagaimana mereka akan mempertanggung jawabkan di hadapan Rasulullah SAW kelak jika mereka sebut para habaib ZINDIK??

    Kemudian mereka yang membenci para Habaib ini cucu siapa? Jangan-jangan mereka adalah keturunan Abu Jahal yang memang sejak dulu membenci dakwah Nabi SAW.
    Mereka membenci SUFI karena mereka tidak pernah membersihkan hati. Guru-guru mereka mengajarkan kebencian. Sungguh menggelikan bila mereka menyebut SUFI EKSTRIM, tidakkah mereka malu, bukankah semua teroris yang ada selama ini beraliran WAHABI? Semua orang sudah tahu, tidak semua wahabi itu teroris, tapi semua TERORIS itu WAHABI.
    Tentang Amerika, Inggris dan Israel, justru kelompok wahabi lah yang akrab dengan mereka, sejak pendiri wahabi dulu hingga tokoh-tokoh mereka di Saudi sekarang.

    Biarlah pembaca yang menilai.

  106. abuqnan berkata:

    abukhalid aljakarti: Ente penyebar fitnah !!!
    Forum ini di sediakan untuk yg berilmu dan mengirmkan postingan pake otak, ilmiyah, bukan penyebar fitnah kayak ente. Silahkan ente memberi komentar tentang topik d atas dg argumen yg baik, bukan dg tuduhan yg gak karuan dan omongan ngelantur.
    Saya tantang ente untuk bisa membuktikan kebenaran tulisan ente khusunya pada kalimat :”PERLU KALIAN KETAHUI HABIB HABIB DI JAKARTA INI BUKAN KETURUNAN ARAB MEREKA KETURUNAN PERSIA (kaum perusak agama islam ZINDIK)”, dan kalimat ente: “SUFI EKSTRIM NU organisasi ini BALAS DENDAM terhadap saudi arabia karena pernah minta di rekomondasikan dari pihak2 LAJNAH DAI’MAH semisalnya mengiba organisasi NU ini sahkan oleh pihak kerajaan saudi arabia.
    ternyata AJUAN itu di TOLAK lalu mereka membuat partai basis NU”.

  107. adem ayem berkata:

    @ abukhalid AL JAKAR TAI
    YG ANTEK INGGRIS AMERIKA ya NENEK MOYANG wahabi tu sendiri…
    ne ana punya datanya..

    Abul As’ad dalam kitabnya As-Su’udiyyah wa Al-Ikhwan al-Muslimun (hal. 15). menguraikan secara detail Hubungan konspiratif antara Inggris dan Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud
    Menurutnya, Abdul Aziz membangun ambisi politiknya atas dasar dua basis. Pertama, adanya dukungan internasional dari Inggris. Kedua, adanya dukungan milisi bersenjata dari gerakan Wahabi. Dukungan Inggris terhadap Abdul Aziz ini terbukti misalnya dengan adanya berbagai perjanjian rahasia antara Inggris dan Abdul Aziz tahun 1904. Abul As’ad mengatakan,”Hubungan ini [Inggris dan Abdul Aziz] semakin kuat dengan berbagai perjanjian rahasia antara dua pihak tahun 1904, di mana Abdul Aziz menerima dukungan materi, politik, dan militer dari Inggris yang membantunya untuk meluaskan pengaruhnya di Nejed serta menguasai kota Ihsa` dan Qathif tahun 1913.” (Abu Al-As’ad, As-Su’udiyyah wa Al-Ikhwan al-Muslimun, hal. 16).

  108. baqais berkata:

    abu khalid ;;belajar dmne sih lo..sok tau bgt,,,
    cukup dengan kata ”TAUHID DAN SALAFI” memperpecah umat isLAM..!!!!!!!!!!

  109. baqaais berkata:

    abu khalid;;;nte ni tukang fitnah ye????
    nulis panjang2…boong smua lgi..
    apa gunanya website ini ada artikel bt nentang syiah??????
    mkanya nte jgn kayak syiah bsanya nuduh dan nyaci aja..
    ana klo mau bongkar kesalahan salafi semuanya malahan byk yg melenceng dari salaf,,, ente malah bingung ntar,,,
    knpe salafi n wahabi baru munculnya skrng???????g dari dlu aje ye…

    suruh buat agama baru gih jgn bwa2 nama salaf dan tauhid..
    jgn bawa2 nama islam…
    mka bca sejarah gmne berdirinye agama wahabi n salafi ente..ok

  110. baqais berkata:

    abu khalid;;;nte ni tukang fitnah ye????
    nulis panjang2…boong smua lgi..
    apa gunanya website ini ada artikel bt nentang syiah??????
    mkanya nte jgn kayak syiah bsanya nuduh dan nyaci aja..
    ana klo mau bongkar kesalahan salafi semuanya malahan byk yg melenceng dari salaf,,, ente malah bingung ntar,,,
    knpe salafi n wahabi baru munculnya skrng???????g dari dlu aje ye…

    suruh buat agama baru gih jgn bwa2 nama salaf dan tauhid..
    jgn bawa2 nama islam…
    mka bca sejarah gmne berdirinye agama wahabi n salafi ente..ok

  111. muhammadon berkata:

    membaca akhir tulisan abukhalid saya teringat ketika saya membaca kitab Al-Isya’ah fi Asyrotis Sa’ah disitu disebutkan beserta haditsnya bahwa ketika Imam Mahdi muncul nanti. sebelum beliau berperang dengan orang-orang kristen beliau terlebih dahulu memerangi umat islam jazirah arab dan umat islam persi. nah siapakah mereka umat islam jazirah arab? mereka adalah orang-orang WAHABI dan siapakah mereka umat islam persi? mereka adalah orang-orang SYI’AH. setelah dua penyakit tumor dalam tubuh umat islam ini diamputasi maka barulah beliau memerangi orang-orang kristen.

  112. farah berkata:

    alhamdulillah..
    it’s all clear…

    ‘Salamun qaulam mirrabbirrahim..’ kepada ummat Rasulullah SAW yang selalu memegang teguh apa2 yg di ajarkan oleh beliau SAW,yang senantiasa di pegang teguh oleh para ahlul baitnya RAsulullah SAW, para sahabat(radiallahu anha),para tabi’in,hingga terus bersambung kepada kita Ahlussunnah wal jama’ah…

    Kaum wahabi mengatakan membaca Maulid(sirah) Nabi Muhammad SAW itu bid’ah, pdahal tidalah yg dilakukan dalam pembacaan maulid itu selain 1.mengenang sejarah hidupnya Rasulullah SAW, mengenang perjuangan Rasulullah SAW dalam memperjuangkan islam,hingga kini kita bisa merasakan iman sebagai nikmat yg tak terhingga dari ALLAH SWT, 2.bershalawat kepada Nabi kita Muhammad SAW,yang di turunkan oleh ALLAh SWT ke dunia sebagai Rahmatan lil ‘alamin,dan begitu juga ajaran beliau SAW yang senantiasa mengajarkan perdamaian,dan begitu juga yg diperintahkan oleh ALLAH SWT dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an untuk bershalawat kepada Nabi SAW, 3.memberi makan orang,sebagaimana diperintahkan oleh ALLAH SWT agar menyantuni fakir miskin. Apakah hal ini, yang tidak merugikan satu orang pun di dunia ini bisa dikatakan sebagai bid’ah? sungguh orang2 yg mengatakan hal2 yang baik dikatakan sebagai hal2 yang buruk, maka sungguh mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Cukup kita lihat ke lubuk hati kita yang terdalam,apakah hal2 ini bisa dikatakan sebagai suatu keburukan??

  113. farah berkata:

    Wahai saudara-saudaraku seiman,
    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh wa maghfiratuh…
    yang telah berjuang memprtahankan ajaran Rasulullah SAW yang suci,
    karena cintanya kepada Rasulullah SAW yang teramat besar,
    yang senantiasa menegakkan ajaran beliau dengan sebersih-bersihnya tanpa mengikuti hawa nafsu mereka sendiri2,dengan mencontoh apa2 yang dilakukan dan dikatakan oleh para sahabat(radiallahu anha)
    ‘Ya Rasulallah..sami’na wa atha’na…’
    Sampaikanlah kabar gembira kepada mereka bahwa seseorang akan bersama dengan yang mereka cintai, semoga kita bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama orang yang paling kita cintai melebihi apapun yang ada di dunia ini,yaitu bersama Habiballah,Sayyidul wujud,Al-musthafa,Nabiyyul Ummi Muhammad shallallahu ‘alihi wa aalihi wa sahbihi wa sallam.

    Kaum wahabi menamakan ahlul bait(keturunan) Rasulullah SAW dengan sebutan ‘kaum zindik(kaum perusak agama islam)’…
    sungguh,hal yang tak bisa di toleransi…
    orang islam manakah yang menyebut cucunya Rasulullah SAW sebagai perusak agama islam…???
    pdahal mereka(ahlul baitnya Rasulullah SAW)lah yang paling berhak terhadap agama Islam…

    KAUM WAHABI mengatakan para habaib/para ahlussunnah wal jama’ah) yang senantiasa menegakkan sunnah Rasulullah SAW adalah SESAT,

    KAUM WAHABI mengatakan para habaib/para ahlussunnah wal jama’ah) yang senantiasa berdakwah siang malam tanpa mengharapkan sedikit bayaran pun,agar kita selalu mengamalkan apa2 yang ada di dalam al-qur’an yang dibawa oleh Rasulullah SAW,datuk mereka dan selalu menegakkan ajaran beliau SAW dikatakan SUFI EKSTRIM,

    KAUM WAHABI mengatakan para habaib/para ahlussunnah wal jama’ah yang senantiasa mengajak kita untuk terus bershalawat kepada Rasulullah SAW atas dasar cinta kepada beliau SAW sebagaimana yg diperintahkan oleh ALLAH SWT adalah PENYEMBAH KUBUR.

    Maka agama yang mereka pegang BUKANLAH agama Islam.

    Barang siapa yang menyakiti perasaan ahlul bait(keturunan)nya Habiballah SAW bahkan lebih parah dengan mengatakan ahlul baitnya Rasulullah SAW sebagai kaum zindik, maka mereka telah menyatakan perang terhadap Rasulullah SAW, dan telah menyatakan perang terhadap ALLAH SWT,Rabbul ‘alamin…

    Saudara-saudaraku yang di muliakan ALLAH SWT, marilah kita buang jauh2 paham2 wahabi dari diri kita agar kita tidak tersesat di dunia dan di akhirat,agar di kemudian hari,yang tiada keraguan padanya, kita bisa bertemu dengan Rasulullah SAW dengan disungginggkan seindah-indahnya senyuman dari seindah-indahnya bibir,yaitu bibirnya Nabiyullah Muhammad SAW, allahumma amin…

    Sesungguhnya orang2 yang dibuka pintu hatinya oleh ALLAH SWT, cukuplah mereka dengan penjelasan2 oleh saudara2 ana di atas.

    Semoga kita,ummatnya Rasulullah SAW senantiasa di beri petunjuk dalam kebenaran dan terhindar dari orang2 yang menyesatkan…
    amin ya Rabbal ‘alamin…

    al fatihah…

  114. zen berkata:

    *** Berjuanglah terus asatidz ASWAJA, walau kami awam tp ttp mdh2an insya Allah terus mengikuti perkembangan. Karena WAHABI benar2 telah meresahkan saudaraku yg baru menikah yg kebetulan mertuanya adalah WAHABI. Meskipun istrinya sudah mulai mengikuti suaminya yg ASWAJA tp ia tidak kuasa ketika orang tua istri memaksakan doktrin2 WAHABI bukannya memberi ilmu yg baik, tp intimidasi & tekanan ketika suaminya bekerja. Istri maunya meninggalkan orang tuanya untuk ikut suami, tp tidak tega krn orang tuanya mengkhawatirkan begitu dg faham WAHABI nya.
    @ admin
    Kalau perlu kiranya di ulas terpisah tentang
    “BAGAIMANA CARA BERSIKAPNYA PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP ORANG TUANYA YG MENGAKU ISLAM TP DI LUAR FAHAM ASWAJA (baca WAHABI)YG IKUT CAMPUR DALAM RUMAH TANGGA ANAK PEREMPUANNYA DG SUAMINYA.”

    @ abukhalid al samurai
    Sebetulnya tak elok al fakir ikut berkomentar, tp karena abukhalid al samurai telah menjadi racun, mk Bismillah wal hamdulillah allohumma sholli ala sayyidina muhammadin wa’ala alihi washohbihi wasallam. Sangat bijak jk NT tdk kluar dr topik pembahasan awal yakni pembahasan al bani, tp jk ingin melakukan pembelakan maka tunjukkan bukti yang benar, yang falid dan otentik, bukan rekayasa, bukan mengada-ngada seperti itu donk…
    Kalau NT berkata :
    PERLU KALIAN KETAHUI HABIB HABIB DI JAKARTA INI BUKAN KETURUNAN ARAB MEREKA KETURUNAN PERSIA (kaum perusak agama islam ZINDIK)..?
    Kita ingin tahu siapa NT, ayah NT, kakek NT, dst… sampaikah kepada Rosululloh SAW sebagaimana para HABAIB yg NT fitnah sebagai bukan keturunan Nabi SAW.
    Ayo sebutkan…???

  115. abu sakhi berkata:

    shobar ikhwani fiddien…
    istighfar dan mari buka An-Nahl:125

  116. abuwahid berkata:

    mengapa kalian fitnah wahabi,padahal sudah dijelaskan oleh akhina abu khalid aljakarti mengenai wahabi.kalianlah yang menamakan wahabi,kalianlah yang melabelkan wahabi,namun kalian tiada pernah untuk tabayyun apa sebenarnya yang wahabi ajarkan. saudaraku semua lakukanlah cek dan ricek kepada apa yang antum sangkakan.kalaulah antum mau sebentar saja tabayyun kepada wahabi maka antum akan dapatkan bahwa sebenarnya wahabi itu tidak lain dan tidak bukan adalah ahlus sunnah wal jama’ah yang memahami ad-din sesuai dengan manhaj para salafus sholih dari umat ini.
    untuk foto2 yang di publikasikan oleh saudara wong djowo,ana ingin katakan bahwa yang ada dalam foto itu bukanlah seorang ulama ahlus sunnah, karena seorang ulama ahlus sunnah tidak akan bermesraan dengan orang kafir.
    antum juga harus pisahkan mana ulama mana ulil amri.
    kalau antum semua menanyakan apakah pemerintahan saudi berfaham ahlus sunnah wal jama’ah,maka ana katakan YA,namun apakah manhaj ini sudah berjalan dengan baik di kalangan ulil amrinya maka ana katakan BELUM. tapi antum semua harus ketahui bahwa Insya Alloh para ulama di Saudi hampir seluruhnya bermanhaj ahlus sunnah wal jama’ah sesuai pemahaman sahabat dan salafus sholih dari umat ini dan tentunya menjalankan manhaj tersebut dengan baik,dan antum semua harus ketahui bahwasannya hampir seluruh ulama di Saudi telah melakukan dakwah dan memberikan nasihat kepada para pemimpin, namun dakwah dan nasihat yang mereka berikan kepada pemimpin dilakukan sesuai etika dan kaidah yang telah diajarkan oleh as-sunnah yaitu menasehati para pemimpin secara diam-diam tanpa harus dipublikasikan kepada siapapun,kalau antum masih ragu maka sekali lagi ana katakan pelajarilah manhaj ini insya Alloh akan banyak kebaikann di dalamnya.
    Intinya banyaklah antum semua membaca jangan banyak mencerca.baarokallohu fiikum.

  117. muhibbin berkata:

    @ Abu Wahid, maaf, tolong anda baca dan cermati lagi serta bandingkan komentar kami (ahlussunnah wal jamaah) dengan komentarnya abu Khalid !!! anda akan mendapati justru abu Khalid-lah yang jadi tukang fitnah. Dia langsung menuduh kepada kita (ahlussunnah) dengan macam2 tanpa ada satupun buktinya sedangkan kita semua (ahlussunnah) dalam komentar yang saudara kita (ahlussunnah wal jamaah) tampilkan penuh dengan bukti.
    Bagaimana juga dengan ulama’ wahhabi yang dengan gampangnya menuduh golongan ahlussunnah wal jamaah dengan kafir atau bid’ah tanpa ada tabayun terlebih dahulu. Apakah benar kami penyembah dan meminta pada kuburan ??? Apakah benar kami mentuhankan (menyembah) Nabi Muhammad SAW ????? tapi mereka langsung menuduh orang yang berziaroh kubur sebagai penyembah kubur sehingga mereka dengan gampangnya mengkafirkan orang2 ahlussunnah wal jamaah. Tolong mas…merekalah (ulama’2 wahhabi) yang seharusnya anda nasehati untuk tidak gampang mengkafirkan dan membid’ahkan orang lain.
    Coba anda lihat mas….kenapa pemerintahan Saudi yang notabene penuh dengan ulama’ wahhabi bahkan berazaskan pada aqidah wahhabiyah bukan tambah memusuhi orang kafir (Nasroni dan Yahudi) malah bermesraan dan mengundang mereka untuk datang ke Saudi padahal di Saudi terdapat 2 kota haram (Makkah dan Madinah). Coba pikir mas !!! kenapa mereka tidak mau menjaga kehormatan Makkah dan Madinah sebagai kota termulia di dunia ??? Adakah dalam Al-Qur’an yang memerintahkan pada orang muslim untuk bermesraan dengan orang Nasrani dan Yahudi ???. Sudahkah anda memikirkan kenapa mereka (wahhabi Saudi) justru lebih condong dan bermesraan dengan orang nasrani dan yahudi yang jelas2 kafir daripada orang muslim bahkan memusuhi orang muslim karena ada perbedaan paham dengan mereka ???? . mas…seandainya saja ulama’2 wahhabi yang ada di Saudi mengumandangkan perang dengan orang nasrani dan yahudi yang telah memusuhi orang2 islam (seperti Palestina) di Masjidil Haram, bisa dipastikan semua negara2 islam sedunia akan mengAmini dan menyambutnya dengan serentak. Namun apa yang ada ?? sampai saat ini semua itu belum juga muncul dari satupun ulama’2 wahhabi yang mengaku2 telah menjalankan Al-Qur’an dan Sunnah.
    Oleh karena itu, anda pelajari lagi mas gimana seluk beluk wahhabi sendiri sebelum anda ikut2an mengkafirkan dan membid’ahkan orang lain……afwan

  118. abuwahid berkata:

    @Akh Muhibbin: Akh,kalau perkataan saudara abukhalid aljakarti menyakitkan hati antum tolong di maafkan.tapi ana ingin klarifikasi ke antum, di mana ada ulama wahabi yang mengkafirkan seseoorang,tolong kasih link-nya ke ana.karena setahu ana ulama ahlus sunnah wal jama’ah yang selama ini antum sebut dengan wahabi (seperti syaikh ibnu baz rahimahulloh, syaikh al-albani rahimahulloh) merupakan orang2 yang santun dalam menjawab ataupun membantah sesuatu yang munkar ataupun menjelaskan sesuatu permasalhan yang ditanya kepadanya.kalau antum tidak percaya antum lihatlah di buku2 yang dibawa oleh jama’ah haji indonesia yang baru pulang dari makkah dan madinah, kebetulan ayah saya sewaktu pulang dari makkah membawa buku2 itu k rumah.

    mengenai pemerintah saudi sudah ana jelaskan di atas, bahwasannya antum harus membedakan antara ulama2 saudi dengan pemimpin2 saudi yang ada di pemerintahan.berbaiksangkalah antum, karena ana yakin ulama2 saudi sudah menasehati para pemimpin2nya hanya saja mereka memberikan nasihat kepada para pemimpin sesuai dengan manhaj ahlus sunnah wal jama’ah yaitu menasehatinya secara diam2 tanpa harus mempublikasikannya ke masyarakat,bukan terang2an atau malah ikut2an demonstrasi.

    saudaraku, ulama2 saudi dan ulama ahlus sunnah wal jama’ah juga sudah memberikan fatwa2 seputar penyelesaian konflik di palestina.kalau antum tak percaya cobalah kunjungi maktabah abu salma yang alamtnya :http://abusalma.wordpress.com, di sana ada fatwa lajnah daimah saudi,fatwa syaik abdul karim, syaikh abudllah al ubailan, syaikh hasan salman dan lainnya yang isinya mengenai kondisi saudara kita di gaza palestina, dan solusi untuk masalah itu.jadi antum salah besar kalau menganggap para ulam saudi dan para ulama ahlus sunnah wal jama’ah diam saja terhadap konflik dunia islam.

    kalau antum menyuruh ana untuk mempelajari seluk beluk wahabi,ana sudah dari dahulu melakukannya,oleh karena itu sekarang ana berada pada manhaj ini (manhaj salafus sholih), karena ana sudah baca bukunya syaikh nashir abdul karim al-aql yang judulnya “hanya islam bukan wahabi”. jadi ana rekomendasikan antum untuk baca buku itu akhi,sebelum antum memberikan keterangan tentang wahabi.

    semoga Alloh membuka hati kita dan memasukkan hidayah iman yang murni ke hati kita.baarokallohu fiik.

  119. Ramadhan berkata:

    Salah satu negeri yang paling banyak mencaci salafiyun- semoga Alloh menjaga mreka – adalah Malaysia.

    Di Malaysia banyak sekali permusuhan terhadap salafy. Lebih-lebih pengikut Yasinan dan Sufi Ghullat dari Naqsabandy atau sufi-sufi modern lainnya. Mereka sering mencerca Saudi Arabia bahkan tidak tanggung-tanggung mereka menyamakan Saudi Arabia dengan Yahudi.

    Ini bukan dusta, padahal di satu sisi Malaysia adalah negeri yang rusak dan berbahaya bagi perkembangan keislaman karena hampir semua sisi dikuasai oleh kaum china yang notabene banyak yang musyrik alias menyembah asap api atau matahari.

  120. Ramadhan berkata:

    Dapat kita bandingkan antara Saudi Arabia dan Malaysia.

    Sungguh untuk mencari masjid di Malaysia anda harus benar-benar kerja keras menemukannya. karena di malaysia jarang dijumpai masjid. kalaupun ada, umumnya masjid jami’ karena di malaysia mereka rata-rata sholat wajib di rumah dan hanya mau ke mesjid hari jum’at atau untuk yasinan malam minggu.

    Ini yang aneh… Malaysia yang notabene dikelilingi oleh kalangan musyrikin malah mengambil metode da’wah dari kelompok sufi.. akhirnya muncullah berbagai aliran sesat dari satu pemahaman : “Boleh melakukan inovasi terhadap ibadah alias bid’ah hasanah”.

    Atas dasar inilah banyak sekali bentuk-bentuk ibadah yang baru yang orang awam di malaysia bingung dan tidak tahu perihal mana yang sesuai Sunnah mana yang dibuat-buat oleh guru thoriqot.

  121. Ramadhan berkata:

    Sungguh menyedihkan jika anda sudah tinggal di malaysia. Lihat kondisi masjid yang kosong dan jarang dijumpai, bahkan masjid putra jaya hanya dijadikan sebagai tempat rekreasi pengunjung yang banyak yg tidak mau sholat. hanya foto-foto di sekitar masjid yang megah.

    Sungguh selama saya tinggal di malaysia saya sering melihat para pemuda pengikut amalan bid’ah yg tidak tau sama sekali mana yg sesuai sunnah mana yg bukan. mereka selalu bilang : “kami dari madzhab syafi’i”>
    padahal imam Asy Syafi’i jelas mengharamkan sistem Jual Beli Kredit, mengharamkan Riba’ yang tidak ragu lagi telah tumbuh subur beranak pinak di malaysia.

    Sungguh lihatlah oleh kalian.. KUALA LUMPUR.. lihat dan hitung jumlah mesjid dan hitung JUMLAH WARIA (Banci) atau pengikut hawa nafsu “homoseksual” di negeri yang mengaku ahlussunnah ini.

    Inilah potret negara yang penduduknya banyak mencerca salafy. Mereka lupa bercermin kondisi negara mereka yang tegak tanpa kecintaan terhadap amalan sunnah ” Janggut” dan ” Niqob”. setiap akhwat yang memakai cadar dicemooh dan dikucilkan.

  122. Ramadhan berkata:

    Bagaimana dengan Saudi Arabia ?

    Saudi Arabia yang mengirimkan puluhan ribu eksemplar Al Qur an secara gratis. Mengirimkan buku-buku ibadah sholat gratis. Anda bisa ambil di Kedutaan Saudi Arabia ” Ushuluts Tsalatsah” atau Buku agama lainnya GRATIS diberikan.

    Saudi Arabia mewajibkan para penduduknya sholat fardu di masjid. Apalagi di Riyadh.. Ibu kota Arab Saudi yang sangat ketat dalam penerapan syariat Islam.

    Wanita tidak boleh keluar tanpa mahrom, wajib memakai penutup muka. Laki-laki yang keluyuran maghrib ditangkap dan dita’zir karena jam sholat masih di jalanan.

    Sungguh secara umum dan khusus.. Saudi Arabia adalah negara yang masih patut dijadikan sandaran untuk membina masyarakat Islamy ditengah arus modernisasi.

  123. Ramadhan berkata:

    Syaikh Ismail as-Shabuni mengatakan,Ciri-ciri ahli bidah amat jelas dan terang Sedang tanda-tanda mereka yang paling jelas adalah sangat keras memusuhi para pemikul hadits, dan menghinakan mereka dan mengelari mereka kaku,bodoh,dhahiri,(tekstual) musyabbihah(golongan yang menyerupakan Alloh dengan mahluk). Semua itu didasari keyakinan mereka bahwa hadits-hadts itu masih berupa benda mentah (bukan ilmu).

  124. Ramadhan berkata:

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Maka wajib bagi seluruh kaum muslimin -setelah mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya- untuk mencintai orang-orang yang beriman sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Al Qur’an, terkhusus para ulama sang pewaris para Nabi, yang diposisikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagaikan bintang-bintang di angkasa yang jadi petunjuk arah di tengah gelapnya daratan maupun lautan. Kaum muslimin pun sepakat bahwa para ulama merupakan orang-orang yang berilmu dan dapat membimbing ke jalan yang lurus.” (Raf’ul Malam ‘Anil Aimmatil A’lam, hal. 3)

  125. Ramadhan berkata:

    Lebih dari itu, melecehkan ulama merupakan ghibah dan namimah yang paling berat (termasuk dosa besar). Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Menggunjing ulama, melecehkan, dan menjelek-jelekkan mereka merupakan jenis ghibah dan namimah yang paling berat, karena dapat memisahkan umat dari ulamanya dan terkikisnya kepercayaan umat kepada mereka. Jika ini terjadi, akan muncul kejelekan yang besar.” (Ma Yajibu Fit Ta’amuli Ma’al Ulama, hal. 17)

  126. Ramadhan berkata:

    Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qaththan rahimahullah berkata: “Tidak ada seorang pun dari ahlul bid’ah di dunia ini kecuali benci terhadap ahlul hadits (Ahlus Sunnah wal Jamaah)”. (Syaraf Ash-habil Hadits, karya Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullah, hal. 73)

  127. Ramadhan berkata:

    Al-Imam Isma’il bin Abdurrahman Ash-Shabuni rahimahullah berkata: “Tanda dan ciri mereka yang utama adalah permusuhan, penghinaan dan pelecehan yang luar biasa terhadap pembawa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (ulama)”. (Aqidatus Salaf Ash-habil Hadits, hal.116)

  128. Ramadhan berkata:

    Al-Imam Abu Hatim Ar-Razi rahimahullah berkata: “Ciri-ciri ahlul bid’ah adalah melecehkan ahlul atsar (Ahlus Sunnah wal Jamaah).” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, karya Al-Lalikai rahimahullah, 1/200).

  129. Ramadhan berkata:

    Mungkin kita akan tertegun, mengapa pelecehan terhadap orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan ini terjadi? Ketahuilah bahwa di balik pelecehan ulama ada misi yang terselubung sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah: “Yang demikian itu dalam rangka untuk memisahkan umat dari ulamanya. Sehingga (bila berhasil) akan mudah bagi mereka (Ahlul Bid’ah) untuk menyusupkan berbagai kerancuan pemikiran dan kesesatan yang dapat menyesatkan umat dan memecah belah kekuatan mereka. Itulah misi yang mereka inginkan, maka hendaknya kita waspada.” (Ma Yajibu Fit Ta’amuli Ma’al Ulama, hal. 17)

  130. Ramadhan berkata:

    Atas dasar inilah, maka melecehkan ulama merupakan perbuatan tercela dan diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu memuliakan para ulama dan semoga pula lisan kita selalu basah dengan untaian kata:

    رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُوناَ بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِناَ غِلاًّ لِّلَّذِينَ أَمَنُوا رَبَّناَ إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ .

    “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami. Dan janganlah Engkau biarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman bercokol pada hati kami, Yaa Allah sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)
    Amin Yaa Rabbal ‘Alamin…

  131. war berkata:

    Saya kok cocok dengan ajaran WAHABI ……

  132. muhibbin berkata:

    @ mas admin (forsansalaf), kami mohon anda bisa menampilkan artikel tentang bukti2 mereka (ulama’2 wahhabi) mengkafirkan golongan ahlussunnah wal jamaah, biar mas abu wahid dan orang2 wahabi lainnya gak bisa mengelak lagi…
    entar mas ramadhan biar ngirimkan komentnya kepada mereka supaya bisa menjaga mulutnya, jangan kepada kami mas……..

  133. abuwahid berkata:

    @muhibbin, ana ndak pernah mencela ulama,di mana perkataan ana yang mencela ulama. tolong tunjukkan akh.semoga Alloh Ta’ala selalu menolong para ulama yang menyebarkan al-qur’an dan sunnah yang sesuai dengan pemahaman para sahabat dan orang-orang shalih terdahulu.

  134. elfasi berkata:

    @ abuwahid dan semua orang2 wahhabi, saya punya sedikit dari sekian banyak bukti2 pengkafiran yang dilakukan ulama’2 wahhabi kepada kaum muslimin, yaitu di kitab Fathul Majid Syarh kitab Tauhid karangan syekh Abdurrahman bin Hasan Al-Syekh yang ditahqiq oleh syekh Muhammad Hamid AlFaqi serta ditashih oleh syekh Isma’il Al-Anshori pada beberapa tempat sebagai berikut :
    Halaman 180, disebutkan bahwa
    “ Imam Bushiri telah melampaui batas dalam memuji Rasulullah SAW sehingga menyebabkan kesyirikan dan kekufuran sebagaimana kekufurannya orang Nasrani dengan Isa bin Maryam.”
    Halaman 218, disebutkan bahwa “benar-benar kesyirikan dalam beibadah terjadi pada sebagian umat ini secara nadhom atau natsr seperti tulisan Bushiri dan Bur’i atau selain keduanya”.
    Halaman 220, disebutkan bahwa “ Paling besarnya tuhan penduduk Mesir adalah syekh Ahmad Albadawi. Penduduk Iraq dan sekitarnya seperti penduduk Oman meyakini pada syekh Abdul qodir aljaelani sebagaimana terjadi pada penduduk Mesir terhadap Ahmad Albadawi. Yang lebih berat lagi penduduk Syam terhadap Ibn Arabi begitu juga penduduk Hijaz dan Yaman serta daerah lainnya mereka menyembah Toghut, pohon-pohon, kuburan sebagaimana penyembahan mereka terhadap Jin. “
    Dan sebenarnya masih banyak lagi bukti2 tentang pengkafiran ulama’2 wahhabi selain ini, padahal baru dari satu kitab saja belum dari kitab2 karangn ulama’2 wahhabi lainnya…….

  135. muhammadon berkata:

    @ mas abuwahid, ane mau ikutan juga nih… kasih nt bukti pengkafiran ulama’ wahabi, yaitu Ibn Baz telah mengkafirkan Saddam Husein walaupun mengucapkan kalimat syahadat, walaupun melaksanakan shalat dan puasa sebagaimana yang ditampilkan pada berita TV Iraqi.
    Klik disini : http://www.youtube.com/watch?v=FUor52ke7pE

  136. adem ayem berkata:

    @war
    ini forum diskusi bukan kuliner..ini cocok itu kurang sedap..

    @ramadhan
    komen anda terlalu banyak n gak nyambung.. kita bukan lagi bicara Malaysia dsb..

    tapi sebagian boleh juga ditanggapi..
    # Anda katakan “Tidak ada seorang pun dari ahlul bid’ah di dunia ini kecuali benci terhadap ahlul hadits (Ahlus Sunnah wal Jamaah)”.
    – Benar sekali.. terbukti wahabi paling benci sama Muhadditsul Hijaz Al allamah assayyid Muhammad bin Alwy Al Malikiy..

    # Saudi Arabia yang mengirimkan puluhan ribu eksemplar Al Qur an secara gratis. Mengirimkan buku-buku ibadah sholat gratis. Anda bisa ambil di Kedutaan Saudi Arabia ” Ushuluts Tsalatsah” atau Buku agama lainnya GRATIS diberikan.

    = GRATIS… TIS.. TIS… DAN YANG TERPENTING.. SEMUA UNTUK MENYEBARKAN PAHAM WAHABI

  137. Muhibbin-Baru berkata:

    Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam perkara baru yang baik maka baginya pahala dari perbuatan tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa merintis dalam Islam perkara baru yang buruk maka baginya dosa dari perbuatan tersebut juga dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dosa-dosa mereka sedikitpun” (H.R. Muslim) .

  138. Muhibbin-Baru berkata:

    sekarang nanyak aja sama pecinta berat wahabios (wahaby),menurut nt2 orang semua apakah hadits2 yang di sohihkan dihasankan dan di dhoifkan oleh Al Bani itu apakah bener sohih hasan apa dhoif,orang mau mengsohihkan , menghasankan hadits , mengdhoifkan hadits itu g gampang bro….!.itu semuanya ada prosesnya,kita liat saja Imam Bukhari dalam memilih hadits saja………..

  139. Muhibbin-Baru berkata:

    dan satu lagi,gini kalo ana seorang NU dan nt seorang wahaby(salafy)kalo saya bukan wahaby dan nt wahaby apakah saya sesat didalam Alirannya anda….?,dan apakah kalo ana seorang NU dan nt seorang wahaby(salafy),saya bisa masuk surga apa g kalo ana seorang NU…. menurut pemahannya antum?,g usah dibahas panjang lebar,jawab iya atau tidak,trimakasih
    tolong dijawab dengan sebenar2nya,karena ajarannya Rasullah tidak pernah mengajarkan kebohongan…?

  140. santonio banderazs berkata:

    mengerikan!!!!

  141. wong Djowo berkata:

    @ Abuwahid,
    Bersyukurlah Anda tdk pernah mencela ulama’
    pertahankan dan jangan ikuti ORANG2 yg mencela ulama yg akan saya sebutkan sebagian dari mereka, sekaligus ulama’2 yang mereka cela.

    # anda katakan
    di mana ada ulama wahabi yang mengkafirkan seseorang,tolong kasih link-nya ke ana.

    neh sebagian kecil yg sempat kami tulis

    1. Muhammad bin Soleh Al Utsaimin mengatakan Imam Nawawi dan Ibnu Hajar bukan Ahlussunnah

    dia berkata “Terkait pandangan imam Nawawi dan Ibnu Hajar dalam asma’ was sifat (tauhid) mereka berdua bukan termasuk ahlus sunnah wal jama’ah”.
    (Liqa’ al-babil maftuh hal. 42-43 soal-jawab ke 373, ditulis oleh Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Atthayyar, cetakan Darul watan lin-nasyr, Riyadh)
    lihat scan kitab di sini

    2. Al qanuji mengatakan Siti Hawa seorang musyrik

    Al qanuji menyebutkan “Yang benar, syirik itu terjadi pada Hawa bukan Nabi Adam.” (ad-din al-kholis juz 1 hal 160 cetakan Darul kutub ilmiah) Dengan demikian dia menganggap seluruh manusia ini anak zina
    Lihat scan kitab di sini

    3. Dalam kitab yang sama hal.140 Al qanuji berkata تقليد المذاهب من الشرك
    “Bertaqlid pada madzhab-madzhab termasuk syirik”
    Scan kitab di sini

    Dengan pendapatnya ini ia telah menuduh musyrik milyaran umat Islam pengikut empat madzhab
    Maka tidak ada lagi yang muslim di muka bumi ini selain wahabi
    (surga jadi sepi deech 🙂 )

    kalo kita pikir2 tak satu pun dari kelompok2 sesat yang sibuk mengkafirkan orang lain selain WAHABI.. tul ga’?

  142. salam 'alaika berkata:

    Sudah menjadi kebiasaan bagi kaum pengikut bin Abdul Wahab, Albani, bin Baz, Utsaimin dan seluruh gembong-gembongnya dari Saudi, untuk memborbardir informasi di Internet/Radio/Televisi dengan ajaran-ajarannya yang keras dengan dalih tauhid. Padahal banyak kebohongan dan kemungkaran yang dilakukan oleh mereka.

    Baca sejarah yang otentik dan tidak memihak, bahwa terbentuknya kerajaan Saudi adalah dengan menggulingkan kekuasaan Khalifah Islam dengan cara yang kejam.

    Setiap ada website yang menampilkan bukti-bukti kebobrokan ajaran salafi/wahabi (pengikut bin wahab) pasti akan diberondong habis-habisan oleh pengikutnya dengan kebohongan-kebohongan ciptaan mereka sendiri, yang kebanyakan hanya hasil copy-paste tanpa meneliti dan menelaah dengan jujur bahkan banyak umpatan dan celaan kotor dan tidak sesuai dengan akhlak yang baik.

    Saran saya buat administrator forsansalaf, website ini sangat bagus. Jangan sampai muncul komentar-komentar yang kotor dan merusak muncul di website ini. Hapus saja komentar-komentar dari para perusak islam, fitnah akhir zaman yang mengaku-ngaku sebagai orang-orang salaf.

  143. forsan salaf berkata:

    @ muhibbin-baru, maaf kami rubah nickname anda karena sudah ada yang memakai nama muhibbin. Oleh karena itu kami mohon anda merubah nickname anda atau anda pakai nama yang telah kami rubah yaitu MUHIBBIN-BARU.
    @ muhibbin, kami rasa sudah tidak perlu lagi untuk membuat artikel baru tentang pengkafiran ulama’2 wahhabi terhadap kaum muslimin karena sudah banyak yang lebih dahulu menampilkannya. Namun insya Allah akan kami bahas “APAKAH AJARAN WAHHABI SAMA DENGAN AJARAN IBN TAIMIYAH?” dalam waktu dekat.

  144. abunawas berkata:

    Waduuuuh duuuh duuuuuuuh piye to iki,kok wahabi berani2 nya begitu….bisanya caci sana caci sini….pake gak ngaku lagi…sok suci lo apalagi yang ada dikitabnya mereka itu yang disebutkan oleh akhina elfasi namanya Fathul Majid Syarh kitab Tauhid karangan syekh Abdurrahman bin Hasan Al-Syekh yang ditahqiq oleh syekh Muhammad Hamid AlFaqi serta ditashih oleh syekh Isma’il Al-Anshori… kitab itu sich pantesnya dinamai KHOSMUL LADIIID FIS SABBI ALA AHLIT TAUHID soalnya kitabnya banyak mencaci ulama’2 besar.

  145. Odo13 berkata:

    Odo punya lagu nih tuk teman2 wahabian

    OH wahabi..mengapa kau musyrikan aku
    * padahal kau tahu… aku muslim sepertimu

    OH wahabi..mengapa kau dhoifkan hadist
    * padahal kau tahu…. dia lebih alim darimu

    Dengarkanlah kataku….
    Janganlah kau begitu…..
    Kumalu padamu….hahu,hahu,hahu

    Sekian nuwun

  146. abunawas berkata:

    klo ente2 gak tau cacian2 yang dilakukan oleh imam2 wahabi berarti ente antara dua macam orang adakalanya ente ini orang bahlul bahlulan atau ente memang gak tau tentang anutan yang ente anut….cuman ikut2 an aja …. jadi saya sarankan untuk hati2 mas.

  147. ABU Taimiyah berkata:

    abuwahid, abukhalid,
    MINTA APA LAGI? minta DALIL UDA dikasih.. bukti uda JELAS, SCAN KITAB ASLI UDAH ADA..

    Beginilah orang2 wahabi.. kalo uda gak bisa njawab pada lari.. gak mw tanggung jawab.. huh.. cwapek deech.. 😦
    ntar muncul2 ngasih komen panjang2.. biar pembaca lupa ama pembahasan semula…

    ato kalo gk gitu. kasi nesehat, ngajak husnuddzon, jauhi perdebatan dsb.. tiba2 hatinya bersiiih kayak orang sufi

    untuk OM-OM
    –abuwahid
    —abukhalid
    —-pecinta ahlu bait
    —–Ramadhan
    ——war
    ——-orang awam
    ——–abdullah
    ———Abu Umar
    ———-abu_raudah
    ————abu yusuf
    dan ABU-ABU yg laen…

    COBALAH cari USTAD WAHABI yg agak pinter dikit..
    yg berani diskusi sampe tuntas.. (emang ada? 😦 )

  148. terserah berkata:

    ……………….
    pusinkkkkkzzzzzzzz………!!!!!
    kayaknya ane blo’on banget gak tau gitu2an ya
    tauk ah.., daripada terjebak dalam masalah yang keruh
    biarlah ulama yang mengurus urusan mereka (mereka lebih tau masalah yang ada diantara mereka) buat ane lebih baek belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…belajar…

  149. zenkom berkata:

    Teruslah berjuang para asatidz ASWAJA…
    Kami orang awam menanti kepastian jawaban & pengakuan oleh kaum wahabi, sebab kami prihatin dg saudara2 yg d bantai mental oleh kaum wahabi. Kami senantiawa mengikuti perkembangan. Agar kelak jika sudah tuntas, maka semua ini akan kami cetak & kami sebarkan kepada saudara2 kami yang kebetulan d teror & d intimidasi oleh wahabi krn mereka menjadi menantu atau ipar dari keluarga wahabi.

    Kiranya Allah senantiasa memberi kekuatan dhohir bathin kepada kita orang awam serta antum para asatidz ASWAJA…

    @ asatidz ASWAJA
    Rasanya perlu juga antum tunjukkan hadits shohih yg mereka dhoifkan, seperti ziaroh kubur musyrik, baca maulid bid’ah, dll sehingga yang dulu kami merasa minder utk bertemu dg wahabi, bisa smakin kokoh dan kuat aqidah tanpa harus bingung ketika mereka mulai ceramah ajaran sesatnya. Ini untuk kami sendiri dalam memperkuat pondasi iman, islam, dan ihsan Ahli Sunnah wal Jama’ah bukanlah untuk bermaksud yang lain.

    Jazakumulloh kher ahsanal jaza.
    Wal afwa minni
    Al faqir yg baru belajar

  150. wong Djowo berkata:

    bukti bahwa Albani banyak mendhoifkan hadits2 yang telah disahihkan para imam ahli hadits uda banyak, termasuk HADITS BUKHARI dan MUSLIM
    berikut contohnya sekaligus scan kitabnya

    PERTAMA (Hadits Bukhori)

    1. قَالَ اللَّهُ تعالى ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ
    Hadis : Nabi SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman bahwa ‘Aku akan menjadi musuh dari tiga kelompok orang : 1). Orang yang bersumpah dengan nama Allah namun ia merusaknya, 2). orang yang menjual seseorang sebagai budak dan memakan harganya, 3). Dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja dan mendapat secara penuh kerja darinya (sang pekerja) tetapi ia tidak membayar gajinya” (HR Bukhari)

    Albani menyatakan bahwa hadis ini DHOIF!!! dalam ‘Dhoif Al-Jami’ as Soghir hadis No 4050 hal 590 (lihat scan kitab)
    Apakah albani tidak tahu bahwa hadits ini disebut 2 kali dalam sahih Bukhari No 2075 dan 2109?
    Nih teks lengkapnya

    2075 – حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ مَرْحُومٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
    عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ

    2109 – حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
    عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَهُ
    Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra. !!!
    KLIK DISINI

    KEDUA (Hadits Muslim)
    لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنْ الضَّأْنِ

    Hadis : ‘Berkurban itu hanya untuk sapi yang dewasa, jika ini menyulitkanmu maka dalam hal ini kurbankanlah domba jantan !! (HR Muslim)
    Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘DHOIF‘ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ as Soghir hadis No 6209 Hal 896 (lihat scan kitab)
    padahal hadis ini disebut dalam SAHIH MUSLIM, hadis no 3631
    teks lengkapnya…
    3631 – حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنْ الضَّأْنِ
    Selain itu hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibn Majah dari Jabir r.a.

    @ abdullah: ini juga jawaban atas permintaan anda sebelumnya
    Anda katakan (ini ana perlu lebih jelas, di bukunya Albani yang judulnya apa?halaman berapa? ana perlu lihat.)

    sekarang monggo dilihat
    kalo uda liat ditanggapi ya..
    ANA CAPEK2 nyeken kitab ini untuk Anda
    KLIK DISINI

  151. abuqnan berkata:

    Telah datang kebenaran, terang benerang, melebihi cahaya bulan.
    Ikhwan Wahabi…masihkah belum nampak kebenaran di mata kalian ??? Ataukah hidayah Allah SWT blm menyapa hati kalian ?? Barangkali kesesatan yg telah ditanamkan pendahulu2 kalian terlalu kuat menancap di hati.
    Allohu Yahdik !!!!!!

  152. terserah berkata:

    @all (lagi)
    dengan segala hormat dan tidak bermaksud menggurui dan tidak juga membela siapapun (lagian ane gak kenal kk2 yang udah sangar2 ilmunya)
    berangkat dari (surat apa dan ayat brp ane gak tau, ane bener2 cupu)
    yang bunyinya “hai orang2 yang beriman jika datang orang fasik membawa berita maka tabayyunlah”
    dan hadist Rasulullah (Shallallahu ‘alaihi wasallam) -jangan tanya ada dimana dan nomer brp krn ana gak apal- yang ana tau ulama sepakat akan ke-shahihan-nya dimana beliau bersabda “cukuplah dikatakan pendusta orang yang mengatakan apa saja yang didengarnya”

    berangkat dari 2 Kalamullah dan sabda Rasulullah tersebut apakah kk2 pernah bertemu dengan Al-albani (obyek forum ini) dan bertabayyun langsung kepada Al-albani sehingga kk2 (ato semua yang menghujat) mengetahui dengan jelas dan gamblang apa sebab kesalahan2nya
    krn kalo hanya dengan copy+paste, ato dengan menunjukkan kesalahan2 lalu di”ramesi” sendiri hasil kesalahan2 itu yang terjadi adalah penilaian pribadi bukan penilaian obyektif.

    dan kk2 dari kalangan wahabi juga (ane baru dengar juga neh wahabi) agar forum ini tetap pada kaidah ilmiyah, datangkan pembelaan yang realistis sesuai dengan tema, tidak mengambang dan terkesan taklid buta kepada Al-albani, jadi yang ane tuntut bukti..bukti..bukti…

    @all (lagi)
    yang ane tau bahwa yang bisa menilai seseorang itu ulama hanya seorang ulama (mohon koreksi kalo ane salah) sebagaimana seseorang itu bisa disebut dokter ketika yang sudah dokter melihatnya bukan krn tingginya pendidikan yang dicapai (apalagi di Indonesia T_T jadi sedih) tp krn kemampuannya dibidang kedokteran dengan penilaian seorang dokter juga.
    dan jangan sampai kk2 terjebak kpd apa yang disebut Rasulullah dengan sombong yaitu “menolak kebenaran” dan “merendahkan manusia” (yang ane tau ini hadits, lengkapnya gak tau, dikitab apa juga gak tau, apalagi nomernya, jadi jangan tanya..!!)

    @admin (sori..biar adil)
    jika mmg ini forum ilmiyah, mohon juga dimuat artikel2 yang menguatkan / mendukung Al-albani jadi berita yang diusung dalam forum ini bisa berimbang, apalagi jika menyangkut personal (yang kita bahas ini orang, jangan sampai terjebak qhibah)

    mohon maaf pada kk2 semua, wasalam

  153. forsan salaf berkata:

    @ terserah n all pengunjung, kami membuat artikel ini bukanlah untuk menghibah tapi justru membela ulama’2 yang dilemahkan oleh syekh Albani juga sekaligus menjadi renungan bagi pengikut Albani untuk tidak menjadi orang yang merasa benar sendiri bahkan mensyirikkan selain mereka tanpa menghargai pendapat yang lainnya. Bukankah kami membawakan komentar dokter2 (ulama’) terhadap Albani ?
    Perlu anda ketahui mengenal seseorang tidak harus bertemu, tetapi tulisan dan karangan mereka menjadi bukti yang lebih akurat sama dengan tanda tangan dalam transaksi.
    kami mempunyai buku2 karangan mereka, kami bukan hanya mendengar tapi kami membaca. Syukron atas peringatannya, mudah2an adanya artikel ini bisa merubah sikap2 saudara kita yang ekstrim terhadap saudaranya yang muslim.
    SEDERHANA AJA KOK…., pengikut syekh albani silahkan anda berpendapat untuk tidak berbuat karena menganggap bid’ah yang dholalah, tapi hargai pendapat yang lain untuk berbuat karena bid’ah hasanah.

  154. muhibbin berkata:

    @ TERSERAH,…….orang jika dituduh berzina padahal tidak melakukannya pasti akan marah, juga jika dituduh mencuri padahal tidak melakukannya pasti dia akan membela diri. Adakah tuduhan yang lebih kejam daripada mensyirikkan terhadap Allah, menyembah kuburan, menjadikan syekh Abdul qodir Al jaelani, Ahmad Albadawi, Ibn Arabi sebagai tuhan mereka ??? Gimana komnetar anda terhadap orang2 demikian ??

  155. elfasi berkata:

    @ TERSERAH….benar sekali jika datang kabar dari orang fasik maka tabayyunlah sehingga kamu tidak menuduh sekelompok orang dengan kebodohan sehingga kamu menjadi orang yang menyesal nantinya..
    oleh karena itu jika datang kepadamu orang2 wahhabi yang menuduh orang yang berziarah kubur sebagai penyembah kubur, atau menuduh orang mentuhankan Muhammad, atau menjadikan Syekh Abdul Qadir aljaelani, syekh Ahmad albadawi, syekh Ibn Arabi sebagai tuhan mereka, maka bertabayyunlah sehingga kamu tidak ikut2an menuduh mereka dengan salah, karena kamu pasti akan menyesali perbuatanmu

  156. iis berkata:

    bapak-bapak yang saya hormati. gini aja, kita liat prakteknya di lapangan. sahkah sholat jika imamnya orang kafir? jika disekitar bapak-bapak ada orang wahhabi dan dia tidak mau jadi makmum berarti benar kalau bapak- bapak dianggap kafir. tapi kalau masih mau jadi makmum ya berarti bapak-bapak bukan orang kafir. trus gimana bukunya? ya tunggu respon maksud pengkafiran dalam buku tsb dari orang-orang wahhabi.
    tolong bapak-bapak saya tu orang awam, baca kaya gini emang tambah, tambah puyeng maksudnya. saya tu perlu ilmu, karena keterbatasan saya, saya ga bisa mesantren. jadi saya tanya sama bapak2 aja ya: berikan dalil tentang tawassul kepada ulama2 yang sudah meninggal dalam berdoa. selama ini saya bertawasul lewat amal baik dan orang2 yang masih hidup.
    tolong buat siapa aja jangan maki-maki orang awam kaya saya, saya butuh ilmu, bukan makian.
    buat bapak-bapak yang wahhabi,tolong kasih tahu saya siapa guru syekh albani. trus bilangin sama yang baru belajar: jangan mudah menyalahkan orang lain, belajarlah adab-adab dan kaidah-kaidah dalam pemakaian hukum fiqh di masyarakat.
    buat semuanya, tolong dong, masjid-masjid yang sudah bagus diisi jamaahnya. terutama sholat shubuh. saya bukan anggota jamaah tabligh, tapi pecinta sholat jamaah, insya allah.
    siapapun bapak-bapak, adalah saudara-saudara saya. dan ilmu yang bermanfaat saya nantikan di kaisytegal@yahoo.co.id

  157. asSafanjany berkata:

    SILAHKAN LIHAT DI SALAFYTOBAT.WORDPRESS.COM
    **ADA GAMBAR MENARIK TENTANG JATIDIRI GEMBONG WAHABY…
    **ADA BUAAAANYAK BUKTI LAIN TENTANG SIAPA WAHABY(ASLI)/SALAFY(PALSU)/AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH(PALSU)/, YANG GONTA GANTI NAMA UNTUK MENYARU-MENYAMAR AGAR AJAKANNYA TIDAK DICURIGAI…

  158. terserah berkata:

    @iis

    T^T hiks…
    semua kata hatiku tercurah lewat tulisan anda…
    *terharu mode on*

  159. abunawas berkata:

    bu iis atau pak iis (maklum lah gak tau laki atau perempuan)seharusnya kita yang tanya sama mereka orang2 wahabi kenapa koq masih mau solat dibelakang kita2 padahal mereka udah kafirkan banyak orang diantara kita,apa mungkin mereka udah tahu bahwa memang mereka mengkafirkan itu dengan tanpa dasar yang akhirnya mereka berani solat dibelakang kita2,karena mereka yakin solatnya sah sah saja wong mereka mmg aslinya bukan orang kafir….kayak itu lho…kafir quraisy kan tahu dan kenal persis nabi muhammad itu siapa dan mereka tahu bahwa nabi muhammad itu nabi akhir zaman tapi mereka msh menentang…gitu lho,klo masalah buku2 wahabi..sudah jelas sekali koq…gak perlu tunggu orang2 wahabi menjelaskan, kita2 udah faham…,trus mbak iis koq malah tanya tawassul segala knp ya?kita semua udah ada jawabanya tapi kita selesaikan aja ini dulu baru kita pindah pembahasan…trus bu iis knp koq tanya gurunya albani segala…?????dan perlu pak iis ketahui kita disini membahas masalah ini supaya orang gak salah jalan, biar tahu siapa yang harus mereka ambil fatwa2 nya,,mudah2an keinginan bu iis…masjidnya tambah rame…dari orang2 yang akidahnya bener betul dan gak menyimpang.Amiiiien ya robbalaalamin.

  160. forsan salaf berkata:

    @ iis, jika Anda ingin mengetahui pembahasan tentang tawassul, Anda bisa membaca artikel kami yang berjudul “HUKUM TAWASSUL”.
    SELAMAT MEMBACA…

  161. IbnuNafis berkata:

    Assalamu’alaikum,

    Saudara Ramadhan yang dirahmati ALlah hendaknya,

    Saudara mengatakan kami di Malaysia dengan tuduhan di bawah :

    Dapat kita bandingkan antara Saudi Arabia dan Malaysia.

    Sungguh untuk mencari masjid di Malaysia anda harus benar-benar kerja keras menemukannya. karena di malaysia jarang dijumpai masjid. kalaupun ada, umumnya masjid jami’ karena di malaysia mereka rata-rata sholat wajib di rumah dan hanya mau ke mesjid hari jum’at atau untuk yasinan malam minggu.

    Ini yang aneh… Malaysia yang notabene dikelilingi oleh kalangan musyrikin malah mengambil metode da’wah dari kelompok sufi.. akhirnya muncullah berbagai aliran sesat dari satu pemahaman : “Boleh melakukan inovasi terhadap ibadah alias bid’ah hasanah”.

    Atas dasar inilah banyak sekali bentuk-bentuk ibadah yang baru yang orang awam di malaysia bingung dan tidak tahu perihal mana yang sesuai Sunnah mana yang dibuat-buat oleh guru thoriqot.

    ———

    Saya tidak sangka tuduhan palsu yang dibuat di negara kami Malaysia. Di Malaysia amat mudah ditemui masjid. Tetapi kamu membuat tuduhan yang sebegini murahan amat menyakiti hati kami saudara kamu seIslam.

    Alangkah cantiknya adab kamu yang menggunakan al quran dan hadith sahih tetapi akhlak kamu tidak sebanding dengan penghayatan yang ada. Na’uzubiLlah menuduh dikelilingi dengan musyrikin sedangkan 60% adalah umat Islam di malaysia kamu tuduh sebagai musyrik. Ini bererti pengkafiran.

    Sejak bila kamu sudah mendapat wahyu dari ALlah dan boleh membuat hukuman sebegitu rupa wahai saudaraku ?

  162. IbnuNafis berkata:

    Kamu wahai ramadhan (nama samaranmu cantik) adakah telah membaca hadith rasuluLlah yang melarang sama sekali menuduh dan menghukum umat Islam yang beriman sebagai kafir musyrik ? Sudahkah kamu mengimani surah al Hujaraat bahawa ALlah menyuruh menyelidik sebelum menghukum ?

    Tidak malukah kamu menghukum sebegitu rupa sedangkan saudara-saudara seIslam dari Indonesia mencari rezeki di Malaysia juga ? Dan rezeki itu dibawa pulang di Indonesia. Mereka juga beribadah bersama-sama di bumi Malaysia dan begitu juga kami umat Islam di malaysia yang berada di Indonesia.

    Ingatlah wahai Ramadhan! jika benar kamu beriman dengan hadith sahih. RasuluLlah amat melarang sama sekali menghukum kafir kepada orang Islam yang mengucapkan La ila ha illaLLah. (bahkan kami tidak pula mengatakan kamu yang berfahaman wahhabi salafi sebagai MUSYRIKIN!)

    Dalam hadith yang dikeluarkan oleh Imam Tabrani dalam al Mu’jam al Kabir jilid 8 halaman 152 dari Abi Darda’, Abi Umamah, Watsilah bin al Asqa’ dan Anas bin Malik, RasuluLLah sallaLlahu ‘alaihi wasallam menjelaskan golongan yang selamat sebenarnya adalah tidak mengkafirkan ahli kiblat iaitu sabdanya yang bererti :

    Tinggalkan perbantahan kerana sesunguhnya Bani Isra’il telah berpecah menjadi 71 golongan dan orang-orang Nasrani berpecah menjadi 72 golongan, semuanya sesat kecuali as Sawadul A’zhom. Para sahabat bertanya : Wahai RasuluLlah siapakah sawadhul a’zhom itu? Nabi menjawab : mereka adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para sahabatku, tidak berbantah-bantah dalam agama ALlah dan tidak mengkafirkan salah seorang di antara ahli tauhid sebab dosa yang sudah diampuni oleh ALlah. Kemudian Nabi bersabda : Sesungguhnya Islam itu datang dalam keadaan asing dan nanti akan kembali asing. Para sahabat bertanya : Wahai RasuluLlah siapakah orang-orang asing itu? Nabi menjawab : Mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan dikala orang-orang berbuat kerosakan, tidak berbantah-bantahan dalam agama ALlah dan tidak mengkafirkan salah seorang di antara ahli Tauhid dengan sebab dosa yang telah dia lakukan.

  163. IbnuNafis berkata:

    Hadith RasuluLLah yang terdapat dalam Sahih Bukhari no 5752 yang bererti :

    “Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya dengan Wahai Kafir, maka kekafiran itu kembali kepada salah satunya ”

    Begitulah juga sesiapa yang menuduh seorang Muslim dengan tuduhan syirik maka orang yang menuduh itu sendiri akan jatuh ke dalam kesyirikan tersebut sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadith dari Huzaifah bin Yaman di mana RasuluLlah sallaLLahu ‘alaihi wasallam bersabda yang bererti :

    Sesungguhnya perkara yang aku khuatirkan ke atas kamu semua adalah seseorang yang telah membaca al Quran sehingga apabila telah nampak kepandaiannya dalam al Quran dan dia telah menjadi pendokong Islam, tiba-tiba sahaja dia merubahnya kepada sesuatu yang dikehendaki oleh ALlah, maka iapun terlepas dari al Quran dan melemparkannya ke belakang serta mengancam tetangganya dengan pedang sambil melemparinya dengan tuduhan syirik. Aku bertanya : Wahai Nabi ALlah mana di antara keduanya yang lebih patut di anggap melakukan kesyirikan? Orang yang dituduh ataukah yang melemparkan tuduhan? Nabi menjawab : Yang melemparkan tuduhan.

    (Hadith dikeluarkan oleh Ibnu Hibban pada hadith no 81 dan Ibnu Kathir dalam tafsirnya jilid II/266, dia berkata : Isnad Hadith ini bagus. Begitu juga ditakhrij oleh Al Bazzar dalam Musnadnya dengan pernyataan yang sama, At Thabroni dalam Al Kabir dan As Saghir dengan pernyataan yang sama dan Ibnu Abi Ashim dalam kitab As Sunnah).

    Dalam sahih Bukhari pada hadith nombor 2227 disebutkan bahawa Nabi sallaLLahu ‘alaihi wasallam telah bersabda yang bererti :

    “Barangsiapa yang melaknat seorang Mukmin maka itu seperti membunuhnya dan barangsiapa yang menuduh seorang Mukmin dengan kekafiran maka itu seperti membunuhnya.”

    ———-

    Sungguh selama saya bertemu dengan saudara seIslam dari Indonesia, tiada langsung perkataan seburuk anda wahai Ramadhan. Dan saya yakin penuduhan dusta yang anda lakukan kononnya umat Islam di Malaysia hanya datang di masjid untuk yasinan adalah pembohongan yang nyata sekali. Saya pelik mengapa anda wahai Ramadhan tidak sahaja duduk di Saudi Arabia. Tidakkah anda ketahui saban tahun umat Islam di dunia melakukan haji di Makkah dan Madinah ? Dan di situ ramai umat Islam yang anda tuduh sebagai musyrikin itu melakukan ibadah haji di sana ?

  164. iis berkata:

    terimakasih forsan, abu nawas n samudra d. dah saya baca petunjuknya.
    saya tu wong bodo, mungkin kalo jaman nabi saya tu orang arab badui yang harus dilembuti karena ga tau apa-apa. gini bapak2:
    1. tanya tawassul karna ni yang sering bikin konflik. bukankah beberapa dari bapak-bapak disini ngerasa dikafirin gara-gara bertawassul. saya penasaran, ternyata…
    2. bukankah tema ” albani, tanpa sanad” jadi kalo saya tau bahwa dari guru a yang berguru di b yang berguru di c kan jadi jelas, paling ga buat saya pribadi.
    3. masjid salah satu cara mengukur muslim lain. contoh: LDII,mengkafirkan yang bukan kelompoknya prakteknya: ga mau sholat bareng.tapi wahhabi masih mau bareng kan?
    jujur aja ni: dulu, pada jaman dulu kala, di kampung saya nun jauh di sana kalo pemahamannya beda langsung bikin masjid baru, sampe 1 rt 2 masjid. nah,karena mereka ga kaya LDII (yang nuding kafir n ga mau bareng) jadi statusnya tetep sodaraan meski ga satu masjid.
    trus wahhabi? saya dah baca artikel dari wahhabi : ( maaf ya) tentang tawassul apa aja yang dianggap syirik. maka dari itu saya bilang tunggu respon orang wahhabi tentang artikel2 yang begituan.
    yang jelas selama orang2 wahhabi masih mau makan sembelihan bapak2, sholat bareng bapak2, ngejawab salam bapak2, ya berarti masih sodaraan. sekali lagi saya tu orang awam yang lagi cri ilmu n percaya bahwa kalo ALLAH menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka hamba tsb akan diberi sifat santun ( tolong koreksi kalo salah).
    QUIZ!!! Apa jenis kelamin saya? yang jawab bener kalo perempuan saya jadiin is…, kalo yang jawab bener laki2 saya jadiin su…

  165. IbnuNafis berkata:

    Assalamu’alaikum,

    Masih bersaudarakah jika sudah menghukum sesama Islam sebagai Musyrikin iis ? Lihat pernyataan Ramadhan itu sendiri. Di Lidah mengaku sahaja bersaudara, tetapi praktiknya dihukum sebagai sesat ? Apakah sebenarnya erti persaudaraan itu di dalam al Quran dan Hadith sebenarnya ?

  166. elfasi berkata:

    @ Iis, kami tidak pernah mengkafirkan orang2 wahhabi, justru mereka yang mengkafirkan orang2 yang tidak sepaham dengan mereka. Mereka meminta di website ini bukti2 pengkafiran ulama’ mereka, namun setelah bukti2 itu dimunculkan justru mereka berlarian tanpa jejak, dimana mereka sekarang …..?? kayak ulama’2 mereka aja habis mengkafirkan orang lain trus gak bertanggung jawab.
    Gimana menurut anda tentang pengkafiran mereka kepada orang2 muslim gara2 gak sepaham dengan mereka ?. tolong jangan mengalihkan pembahasana kepada yang linnya LDII-kah dan sebagainya. Entar ada pembahasannya sendiri, bukankah begitu mas-mas Forsan salaf…?

  167. abu adil berkata:

    Sebaiknya kita sesama muslim jgn saling menyerang satu sama lain dengan keterbatasan ilmu yang kita miliki, tapi kita lihat sekarang banyak kebatilan didepan mata tapi kita tak mau dan tak sanggup mencegah apalagi membasminya.oleh karena itu pernbedaan yang ada pada kita lebih baik digunakan untuk memberi kenyamanan dan manfaat dalam berdakwah tanpa harus berbenturan satu sama lainnya. Ingat Allah SWT mempunyai 99 sifat dan Allah SWT meniupkan ruh……… dan kita semua telah berkomitment bahwa Allah SWT haQ dan hanya patuh dan tunduk kepadanya. Jd masalah yang timbul biasanya karena kepentingan sesaat dan ego belaka. Kesimpulannya, hati ini akan mengeras dan membatu apabila terlalu banyak diisi dengan hasutan dan pertentangan sedangkan Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang keras hati. wahai kawan islam didepan kita ada penyakit moral yang sangat kronis yang menunggu untuk disembuhkan, kalau kita yang bertanggung jawab dan yang akan dimintai pertanggung jawabannya dikemudian hari terlena dan asyik dalam perdebatan ini pasti kita juga akan terjangkit dan hancur krn penyakit ini. Sayidina Ali ra, pernah berkata “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang berdiri sendiri-sendiri” marilah kita renungkan bersama, InsyaAllah menjadi tolak ukur kedepan untuk menjalin ukhuwah yang indah dan kuat yang akan menghancurkan kebatilan!

  168. samudra dosa berkata:

    @iis : terima kasih mas/mbak iis atas komentarnya…sewaktu kuliah dulu….dimana kampus saya mushallanya 90 % dikuasai wahabi (rata2 tiap fakultas punya mushalla)…. suatu waktu saya duduk mendengarkan kajian keislaman yg dibawakan wahabi…..salah satu perkataan dari ustad wahabi yg saya masih ingat (kurang lebih)….ustad wahabi berkata “jika di mesjid dekat rumah anda imamnya seorang ahlul bid`ah (yang pro tawassul, maulid, yasinan,dll)…lebih baik anda shalat di mesjid yang imamnya seorang salafi/wahabi…walaupun mesjidnya agak jauh…..

  169. tabarri al kadri berkata:

    wis wis,,,, ayo podo maca Fatihah buat albani,,, semoga dosa-dosanya diampuni Allah swt.

    ‘ala hadzihin niyah as sholihah wa ila hadrotin nabiy,,, Al Fatihah…..
    ….
    ….
    ….
    ….
    ….

    (Albani kaget: lho! kok enek fatihah nyampe kene???? paling “pak pos” salah alamat ki…. hehehehehehe)

  170. ali akbar berkata:

    kepada semuanya, sampaikan kritik dan saran secara proposional dan elegan. memang betul tidak ada di dunia ini yang bebas dari kesalahan, termasuk para ulama. sekali lagi, ana harap dalam mengomentari pemikiran seseorang tetap menjaga adab dan akhlaq. ana ingat cerita guru saya di pesantren darut tauhid malang namanya ustadz thantawi, beliau murid Habib Zain bin Smeth. beliau bercerita bahwa suatu telah sampai ke telinga Syekh saya yang juga pendiri pesantren darut tauhid , ustadz abdullah awadh abdun, perihal sebagian orang yang mencibir kedudukan ibnu taimiyah dengan perkataan yang tidak semestinya. apa jawab ustaz abdullah? beliau mengatakan, “ilmu ibnu taimiyyah dibanding dengan ilmu seluruh penduduk pulau jawa, tentulah tidak ada bandingannya.”
    ana mengamti ucapan beliau ini bukan sebagai pembelaan ‘membabi buta’ atas ibnu taimiyyah, tetapi sebagai bentuk apresiasi beliau atas ketinggian dan kedalaman ilmu ibnu taimiyyah.
    intinya, silakan forsansalaf memberi kritik dan ananlisa atas pemikiran tokoh yang dianggap ‘menyimpang’ asal tetap menjaga kesantunan. insya Allah forsansalaf mampu.
    untuk ‘penggila’ ulama-ulama yang selama ini diidentikkan sebagai salafi, tidak perlu merasa kebakaran jenggot meski anda punya banyak jenggot, saya pun juga punya. tetap cool, damai, dan ajukan keberatan anda untuk membantah bantahan atas tokoh yang anda dukung. salam persatuan sesama muslim.

  171. NUJEKEK berkata:

    Oleh: Ustadz Abu Abdillah Addariny, Lc

    Ketika aku putuskan untuk beramal sesuai Quran & Sunnah dengan faham Salaful Ummah… Akupun dipanggil Wahabi

    Ketika aku minta segala hajatku hanya kepada Allah, tidak kepada Nabi ataupun Wali… Akupun dituduh Wahabi

    Ketika aku meyakini Alquran itu kalam Ilahi, bukan makhluq… Akupun diklaim Wahabi

    Ketika aku takut mengkafirkan dan memberontak penguasa yang dzalim… Akupun dapat platform Wahabi

    Ketika aku tidak lagi shalat, ngaji serta ngais berkah di makam keramat… Akupun dijuluki Wahabi

    Ketika aku putuskan keluar dari tarekat sufi yang berani menjaminku masuk surga… Akupun diembel-embeli Wahabi

    Ketika aku katakan tahlilan dilarang oleh Imam Syafi’i… Akupun dihujat sebagai Wahabi

    Ketika aku tinggalkan maulidan karena Nabi -shollallohu alaihi wasallam- tidak pernah ajarkan… Akupun dikirimi “berkat” Wahabi

    Ketika aku takut mengatakan bahwa Allah itu dimana-mana, sampai ditubuh babipun ada… Akupun distempeli Wahabi

    Ketika aku mengikuti Nabi -shollallohu alaihi wasallam-: memanjangkan jenggot, memotong celana diatas dua mata kaki, .., .., Akupun dilontari kecaman Wahabi

    Ketika aku tanya apa itu Wahabi..?

    Merekapun gelengkan kepala tanda tak ngerti

    Ketika ku tanya siapa itu wahabi..?

    Merekapun tidak tahu dengan apa harus menimpali

    Tapi..!

    Apabila Wahabi mengajakku beribadah sesuai dengan Quran & Sunnah… Maka aku rela mendapat gelar Wahabi!

    Apabila Wahabi mengajakku hanya menyembah dan memohon kepada Allah… Maka aku Pe–De memakai mahkota Wahabi!

    Apabila Wahabi menuntunku menjauhi syirik, khurafat dan bid’ah… Maka aku bangga menyandang baju kebesaran Wahabi!

    Apabila Wahabi mengajakku taat kepada Allah ta’ala dan RasulNya -shollallohu alaihi wasallam-… Maka akulah pahlawan Wahabi!

    Ada yang bilang… Kalau pengikut setia Muhammad-shollallohu alaihi wasallam- digelari Wahabi… maka aku rela menjadi Wahabi.

    Ada juga yang bilang… Jangan sedih wahai “Pejuang Tauhid”, sebenarnya musuhmu itu sedang memujimu…

    Pujian dalam hujatan…!

  172. Jomfikir berkata:

    Quote :

    Ketika aku katakan tahlilan dilarang oleh Imam Syafi’i… Akupun dihujat sebagai Wahabi

    ——

    Satu masa digunakan kalam Imam Syafi’e untuk mengharamkan tahlil. Tapi dalam perkara doa qunut bukan main lagi menentang pendapat Imam Syafie.. Inilah namanya golongan yang menggunakan ulamak untuk hawa nafsu diri sendiri/golongan sendiri.

    Wahhabi itu siapa ?

    Sheikh Ben Baz berkata:

    الوهابية منسوبة إلى الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمه الله المتوفى سنة 1206 هـ ، وهو الذي قام بالدعوة إلى الله سبحانه في نجد

    Maksudnya: “Wahhabiyyah adalah nisbah kepada Sheikh Imam Muhammad bin Abdil Wahab r.a. yang wafat pada 1206 Hijrah yang mana dia mendirikan dakwah menuju Allah di Najd (dengan pemikirannya)”. [Majmu Fatawa wa Maqalat siri ke-9]

  173. wahabi semelekete berkata:

    Sensasi Jamaah Salafi

    Usai terjadi pemboman di dua hotel bulan Juli silam mendadak para orang tua diselimuti keresahan. Para orang tua khawatir mengikutsertakan buah hatinya belajar di TPQ-TPQ yang ada di lingkungan mereka. Pasalnya, ‘pengantin’ yang ‘dipinang’ untuk melakukan bom bunuh diri adalah aktivis halaqah yang dipandu oleh Syaifuddin. Siapa Syaifuddin? Ia adalah murid Muqbil, seorang ulama salafi radikal asal Yaman. Meski belakangan Ja`far Umar Thalib membantah bahwa Syaifuddin murid Muqbil.

    Namun, ajaran Muqbil kepada para muridnya di Indonesia terlanjur tersiar luas, membuat keresahan publik semakin membuncah. Buktinya, beberapa mantan ‘pengantin’ yang gagal ‘dipinang’ oleh Syaifuddin mengatakan bahwa ajaran yang disampaikan adalah ajaran salafus shalih. Apakah ajaran salaf membenarkan melukai orang lain meski berbeda agama?

    Akibat doktrin ceroboh tersebut, umat Islam kena getahnya. Masjid dan khutbah serta pengajian sempat diawasi; pesantren diintip-intip oleh aparat, kajian-kajian keislaman dipantau; dan para ulama yang tidak tahu menahu persoalan juga turut ‘didampingi’. Bagaimana sebenarnya terminologi salafi? Mengapa salafi dikecam masyarakat, dan siapa saja tokoh-tokoh salafi di Indonesia? Bagaimana sikap sebagai aktivitis dakwah dalam dinamika perjuangan dan perbedaan?
    Kata salafi adalah orang yang dinisbahkan pada kata salaf yang berarti dahulu atau pendahulu yang telah lewat. Salafi adalah orang yang mengikuti jalan para pendahulu yang dalam terminologi Islam adalah jalan di era Rasul, sahabat, para tabi`in, dan tabi`it tabi`iin. Sejatinya, salafii adalah bagian penerus dakwah Rasulullah saw.

    Selain itu, kata salafi bisa dimaksudkan sebagai lawan dari `asri (modern), seperti sebutan terhadap pesantren-pesantren yang masih memelihara metode tradisional dengan sistem pengajian kitab kuning atau yang masih mempelajari ilmu agama tanpa ilmu umum sebagaimana lazimnya sekolah-sekolah yang ada. Salafi pada dasarnya lebih condong kepada makna sifat, tinimbang nama. Sebab salafi ialah sikap, semangat, dan tindakan untuk mengikuti jejak orang salaf yang baik, berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah.
    Seiring perjalanan waktu, label salafi diidentikkan dengan identitas kelompok tertentu yaitu mengenakan celana cingkrang, berjenggot, berjubah, dan ada dua titik hitam di keningnya. Tanpa ada tanda-tanda tersebut, tidak dianggap salafi. Ini baru pada batasan fisik.

    Dalam manhaj (metode) dakwah, kelompok yang menumpang kebesaran nama salaf ini sering mengedepankan doktrin daripada dakwah dengan mau`idzatul hasanah. Terbukti di beberapa kesempatan, baik ceramah maupun tulisan-tulisan mereka di majalah: Qiblati, As-Sunnah, Salafi, Al-Furqan, dan sebagainya, isinya menambah gesekan di antara sesama umat Islam dengan memperkarakan perkara-perkara yang tidak prinsipil. Bahkan yang paling mengenaskan, mengkafirkan umat Islam dalam hal-hal yang remeh temeh.

    Tidaklah heran bila dakwah yang dilancarkan oleh pengikut salafi di berbagai tempat mendapat penolakan dari publik di tanah air. Di samping itu, salafiyyun begitu eksklusif dan doktriner dalam berdakwah. Tidak segan-segan mencaci-maki dan menghina kelompok lain yang berseberangan sehingga membuat resah. Misalnya di Lippo Cikarang, kajian salafi terpaksa diliburkan sebab adanya keresahan masyarakat. Kemudian di Matraman, Jakarta, pernah terjadi penyerbuan kelompok jama`ah dzikir terhadap jama`ah salafi.

    Arus resistensi publik kepada jama`ah salafi juga tampak di Lombok Barat (NTB) di Dusun Mesangguk, Gapuk, Kecamatan Gerung, warga mengusir jamaah salafi dengan lemparan batu. Sebelumnya di bulan November 2005, ribuan warga desa Sesela menyerbu Yayasan Pondok Pesantren Ubay bin Kaab di Dusun Kebon Lauk.
    Apa yang menyebabkan gejolak perlawanan masyarakat kepada kelompok salafi ini? Jawabannya beragam. Namun, bila dipilah sedemikian rupa paling tidak ada beberapa hal yang bisa dikemukakan di balik alasan kemuakan masyarakat, antara lain:

    1. Kelompok Salafi acap kali mencela umat islam yang berbeda pandangan. Celaan tersebut bukan barang aneh sebab mereka mendapat pembenar akan hal itu lewat sederet hujjah dalam perspektif mereka.

    2. Kelompok Salafi tidak sungkan-sungkan menista ulama besar dan gerakan Islam di luar mereka. Ulama-ulama yang pernah kecipratan makian adalah Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha, Hasan Al-Banna, Taqiyyuddin An-Nabhani, Sayyid Qutb, Sa`id Ramadhan Al-Buthi, Yusuf Al-Qardhawi, Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki (pernah dikafirkan oleh Ja`far Umar Thalib, di tahun 1995), Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dan sebagainya.

    3. Kelompok Salafi dengan enteng menghambur-hamburkan stigma buruk dengan sebuatan ahli bid`ah, khawarij, pemberontak, ahlu takfir, gerakan sempalan sesat, teroris, kepada tokoh dan gerakan Islam yang bukan kelompoknya.

    4. Kelompok Salafi merasa pendapat, pandangan, dan pemahamannya terhadap Islam paling benar, anti kritik yang terbukti manakala dikritisi oleh kelompok berbeda, mereka balik menyerang habis-habisan para pengkritiknya.

    5. Kelompok Salafi mengharamkan pengkultusan namun justru mereka ‘mendewa-dewakan’ pandangan guru-gurunya seperti Abdullah bin Baz, Al-Albani, Hadi bin Rabi` Al-Madkhali, Muqbil, Utsaimin dan sebagainya. Seolah-olah yang mengerti agama hanya ulama-ulama yang kepada mereka, kelompok salafi berguru. Selain mereka salah, ahli bid`ah, dan sebagainya.

    Tidak sulit sesungguhnya mengenal gerakan salafi di Indonesia. Banyak tokoh-tokoh yang pernah pentas di panggung pemberitaan nasional. Saat terjadi konflik SARA di Ambon (1999-2000) Jama`ah Salafi membentuk Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jam`ah (FKAWJ) dipimpin oleh Ja`far Umar Thalib. Pada mulanya, gerakan ini mendapat sambutan hangat sebab bertujuan membela kaum Muslimin yang teraniaya oleh Laskar Kristus di Ambon. Sayangnya, sambutan ramah tersebut tidak berlangsung lama karena tidak dibarengi dengan adab dan etika berdakwah pada anggota forum ini sendiri. Sehingga dukungan itu berbalik menjadi penolakan.

    Awal mula bersemayamnya gerakan ini ditandai dengan datangnya para pelajar usai menuntut ilmu agama pada ulama-ulama Wahabi dari Saudi dan Yaman. Pentolan para pelajar itu antara lain Ja`far Umar Thalib, Yazid Abdul Kadir Al-Jawwas (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Muhammad Umar As-Sewed (Solo), Ahmad Faiz Asifuddin (Solo), dan Abu Nida` (Yogya). Secara umum mereka merujuk kepada ulama-ulama Wahabi di Saudi, kemudian Al-Albani di Yordania, Rabi` bin Hadi Al-Madkhali di Madinah, dan Muqbil Al-Wadi`i di Yaman.

    Baik Jamah Salafi maupun gerakan dakwah Islam lainnya mestinya bersatu. Bersatu dalam arti menghadapi musuh yang sebenarnya mulai sekulerisme, liberalisme, dan kemorosotan moral. Akhlaq berbeda pendapat harus dipelajari lebih seksama sehingga bisa bersikap lebih santun dan elegan dalam perbedaan. Itu bisa terjadi jika kelompok salafi dan aktivis-aktivis Islam lainnya ikhlas dalam berjuang.

    Masih ada ruang terbuka untuk dialog dan diskusi bagi semua pihak tanpa saling menyerang dan menjegal di depan publik. Dengan tidak menempatkan diri sebagai yang merasa benar, masing-masing bisa berdialog secara terbuka, kritis, analitis, dan merujuk kepada persoalan yang dipertentangkan.

    Tugas umat Islam begitu banyak. Tidak terbatas kepada kesalehan ibadah semata. Kebodohan, kemiskinan, pemurtadan, keterbelakangan umat Islam juga menjadi PR besar masa kini dan mendatang. Dan hal itu belum menjadi prioritas utama dewasa ini. Lihat saja fatwa aneh dari Al-Albani di saat kaum Muslimin terdzlimi di tanah air sendiri oleh para serdadu Israel, dia malah menyuruh Kaum Muslimin Palestina hijrah meninggalkan bumi Palestina.

    Bukan hanya Al-Albani, fatwa aneh juga dilontarkan oleh –yang diklaim- sebagai ulama Salafi-Wahabi asal Saudi, Shalih Al-Luhaidan yang melarang umat berdemo untuk memberikan dukungan kepada warga Gaza yang dibantai Zionis Israel. Pendemo, dalam pandangannya, pendemo sebagai khawarij karena termasuk membuat kerusakan di muka bumi.

    Tidak heran mendengar fatwa Al-Luhaidan karena Saudi sendiri negara anti demokrasi yang membungkam kekebasan berpendapat sehingga fatwa tersebut layak dikatakan sebagai fatwa pesanan Kerajaan Saudi. Klop sudah Kerajaan Saudi yang jelas-jelas bermesraan dengan musuh kita, Amerika, dijustifikasi oleh jamaah salafiyyun. Apa ini ajaran salafus shaleh yang selalu mereka gembar-gemborkan, membela kesalahan dan membungkam kebenaran ?

    Kepada Jamaah Salafi, cukuplah derap langkah kontroversial kalian. Pandanglah kami sebagai saudara kalian sesama Islam. Jangan lihat kami dengan mata yang penuh kecurigaan dan kebencian. Kami siap membuka tangan, bergandengan tangan merajut persaudaraan, membangun peradaban. Namun, hentikan terlebih dahulu sensasi kalian!

  174. hanif berkata:

    seperti pandangan akh ali akbar…..
    ada baiknya comentar2 yang disampaikan secara ilmiah
    dan dengan penuh keikhlasan untuk mencapai petunjuk
    bukan sekadar pengalaman pribadi yang seringnya justru tidak menjawab persoalan dengan tepat bahkan membuat pandangan2 terhadap sesuatu tanpa dasar ilmu.

    kemudian sebelum kita menjustifikasi sesuatu (menyimpulkan sesuatu) yang berkaitan dengan orang / golongan lain harus benar2 ada proses tabayun / klarifikasi yang VALID, bukan hanya melalui buku2 (baik asli maupun terjemahan) atau ucapan2 orang lain.

    terlebih untuk menjustifikasi suatu golongan……
    tanyakan LANGSUNG pada orang yang paling alim didalamnya dan jangan dari 1 atau 2 orang saja…. jangan kepada awamnya karena tanpa ilmu biasanya orang bicara berdasar nafsunya.

    ingat perpecahan….. perpecahan …fitnah…
    alangkah buruknya.

  175. Abu-abu berkata:

    @wahabi semelekete

    Tulisan yg bagus. Terima kasih.

    Salam

  176. NUJEKEK berkata:

    Syaikh Al-Albany memiliki ijazah hadits dari ‘Allamah Syaikh Muhammad Raghib at-Tabbagh yang kepadanya beliau mempelajari ilmu hadits, dan mendapatkan hak untuk menyampaikan hadits darinya. Syaikh Al-Albany menjelaskan tentang ijazah beliau ini pada kitab Mukhtasar al-‘Uluw (hal 72) dan Tahdzir as-Sajid (hal 63). Beliau memiliki ijazah tingkat lanjut dari Syaikh Bahjatul Baytar (dimana isnad dari Syaikh terhubung ke Imam Ahmad). Keterangan tersebut ada dalam buku Hayah al-Albany (biografi Al-Albany) karangan Muhammad Asy-Syaibani. Ijazah ini hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar ahli dalam hadits dan dapat dipercaya untuk membawakan hadits secara teliti. Ijazah serupa juga dimiliki murid Syaikh Al-Albany, yaitu Syaikh Ali Hasan Al-Halabi. Jadi, adalah tidak benar jika dikatakan bahwa Syaikh hanya belajar dari buku, tanpa ada wewenang dan tanpa ijazah.

    Dalam pembahasan ini, saya pikir tidak mengapa untuk memberikan sedikit gambaran tentang kehidupan dan pekerjaan Syaikh Al-Albany agar kita lebih yakin perihal kedudukan beliau dalam bidang ilmu hadits, semisal penghormatan dari ulama-ulama lain yang ditunjukan kepada beliau. Mungkin satu atau dua penjelasan pendek belumlah mencukupi, meski begitu, saya berharap informasi ini cukup menarik dan dapat memberi semangat kepada para pembaca:… Lihat Selengkapnya

    1.

    Syaikh Al-Albany dilahirkan pada taun 1914 M di Asykodera, ibukota pertama Albania.
    2.

    Syaikhnya yang pertama adalah ayahnya, Al-Hajj Nuh An-Najjati, yang telah menyelesaikan belajar Syari’ah di Istanbul dan kembali ke Albania sebagai seorang ulama Hanafiyah. Di bawah bimbingan ayahnya, Syaikh Al-Albany belajar Quran, tajwid dan bahasa Arab, dan juga fiqh Hanafiyah.
    3.

    Beliau belajar fiqh hanafiyah lebih lanjut dan bahasa Arab dari Syaikh Sa’id al-Burhan.
    4.

    Beliau mengikuti pelajaran dari Imam Abdul Fattah dan Syaikh Taufiq Al-Barzah
    5.

    Syaikh Al-Albany bertemu dengan ulama hadits zaman ini, Syaikh Ahmad Syakir, dan beliau ikut berpartisipasi dalam diskusi dan penelitian mengenai hadits.
    6.

    Beliau bertemu dengan ulama hadits India, Syaikh Abdus Shamad Syarafuddin, yang telah menjelaskan hadits dari jilid pertama kitab Sunan al-Kubra karya An-Nasai, seperti halnya karya Al-Mizzi yang monumental, Tuhfat al-Asyraf, yang selanjutnya mereka berdua saling berkirim surat tentang ilmu. Dalam salah satu surat, Syaikh Abdus Shamad menunjukkan keyakinan beliau bahwa Syaikh Al-Albany adalah ulama hadits terbesar saat ini.
    7.

    Sebagai pengakuan terhadap keilmuannya mengenai hadits, pada tahun 1955 Syaikh Al-Albany ditugaskan di Fakultas Syariah Universitas Damaskus untuk menganalisa dan meneliti secara terperinci mengenai hadits-hadits jual beli dan yang berhubungan dengan transaksi bisnis lain.
    8.

    Syaikh Al-Albany memulai pekerjaannya secara resmi pada bidang hadits dengan men-transkrip karya monumental Al-Hafidz al-Iraqy, yaitu Al-Mughni ‘an Hamlil-Ashfar -sebuah studi tentang beragam hadits- dan riwayat-riwayat pada karya terkenal Al-Ghazali, Ihya’ Ulumudin. Pekerjaan ini sendiri mencakup lebih dari 5000 hadits.
    9.

    Syaikh selalu mengunjungi perpustakaan Dhahiriyyah di Damaskus, sehingga kemudian beliau diberi kunci perpustakaan, karena beliau sering berada di sana dan belajar dalam waktu yang lama. Suatu hari, selembar kertas hilang dari manuskrip yang digunakan Syaikh Al-Albany. Kejadian ini menjadikan beliau mencurahkan seluruh perhatiannya untuk membuat katalog seluruh manuskrip hadits di perpustakaan agar folio yang hilang tersebut bisa ditemukan. Karenanya, beliau mendapatkan banyak ilmu dari 1000 manuskrip hadits, sesuatu yang telah dibuktikan beberapa tahun kemudian oleh Dr. Muhammad Mustafa A’dhami pada pendahuluan “Studi Literatur Hadits Awal”, dimana beliau mengatakan, “Saya mengucapkan terimakasih kepada Syaikh Nashiruddin Al-Albany, yang telah menempatkan keluasan ilmunya pada manuskrip-manuskrip langka dalam tugas akhir saya”.

  177. NUJEKEK berkata:

    Syaikh Al-Albany kadang-kadang terlihat keadaannya yang amat miskin selama hidupnya. Beliau mengatakan sering mengambil sobekan-sobekan kertas dari jalan –biasanya berupa kartu undangan pernikahan-, yang kemudian digunakan untuk menulis haditsnya. Seringkali, dia membeli potongan-potongan kertas dari tempat pembuangan dan membawanya ke rumah untuk dipakai.
    11.

    Beliau senantiasa berkorespondensi dengan banyak ulama, terutama yang berasal dari India dan Pakistan, mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan hadits dan agama pada umumnya, termasuk dengan Syaikh Muhammad Zamzami dari Maroko dan ‘UbaiduLlah Rahman, pengarang Mirqah al-Mafatih Syarh Musykilah al-Mashabih.
    12.

    Keahliannya dalam bidang hadits diakui oleh banyak ulama yang berkompeten, baik masa lalu maupun sekarang, termasuk Dr. Amin Al-Mishri, kepala Studi Islam di Universitas Madinah yang juga termasuk salah satu murid Syaikh Al-Albany, juga Dr. Syubhi Ash-Shalah, mantan kepala bidang Ilmu Hadits di Universitas Damaskus, Dr. Ahmad Al-Asal, kepala Studi Islam di Universitas Riyadh, ulama hadits Pakistan sekarang, ‘Allamah Badi’uddien Syah As-Sindi; Syaikh Muhammad Thayyib Awkij, mantan kepala Ilmu Tasfir dan Hadits dari Universitas Ankara di Turki; belum lagi pengakuan dari Syaikh Ibn Baaz, Ibnul ‘Utsaimin, Muqbil bin Hadi, dan banyak lagi yang lain pada masa berikutnya.
    13.

    Setelah sejumlah hasil karyanya dicetak, selama tiga tahun Syaikh terpilih untuk mengajar hadits di Universitas Islam Madinah, sejak tahun 1381 H sampai 1383 H, dimana beliau juga bertugas sebagai anggota dewan pengurus universitas (setelah itu beliau kembali ke tempat studi pertamanya dan mengkhidmatkan dirinya pada perpustakaan Adh-Dhahiriyyah). Kecintaan beliau pada Universitas Madinah dibuktikan dengan mewariskan seluruh koleksi perpustakaan pribadinya ke Universitas.
    14.

    Beliau mengajar dua kali sepekan di Damaskus, yang dihadiri oleh banyak mahasiswa dan dosen universitas. Di sini, Syaikh menyelesaikan pengajarannya pada karya klasik dan modern (edited):

    *

    Fath al-Majid, karya Abdur Rahman bin Hushain Alu Syaikh

    *

    Raudhah an-Nadiyyah karya Siddiq Hasan Khan

    *

    Minhaj al-Islamiyah karya Muhammad As’ad

    *

    Ushul al-Fiqh, karya al-Khallal

    *

    Mustholah at-Tarikh, karya Asad Rustum

    *

    Al-Halal wa al-Haram karya Yusuf Qardhawi

    *

    Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq

    *

    Ba’its al-Hadits karya Ahmad Syakir

    *

    At-Taghib wa at-Tarhib karya Al-Hafidz Al-Mundziri

    *

    Riyadh ash-Shalihin karya Imam An-Nawawi

    *

    Al-Imam fi Ahadits al-Ahkam, karya Ibnu Daqiqil ‘Ied
    15.

    Setelah menganalisa hadits-hadits pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah, seorang ulama hadits India, Muhammad Musthofa A’dhami (kepala Ilmu Hadits di Makkah), memilih Syaikh Al-Albany untuk memeriksa dan mengoreksi kembali analisanya, dan pekerjaan tersebut telah diterbitkan empat jilid, lengkap dengan ta’liq (catatan, red) dari keduanya. Ini adalah tazkiyah dari ulama yang lain atas keilmuan hadits Syaikh Al-Albany.
    16.

    Pada edisi dari himpunan hadits terkenal, Misykah al-Mashabih, penerbit Maktabah Islamy meminta Syaikh Al-Albany untuk memeriksa pekerjaan mereka sebelum diterbitkan. Pihak penerbit telah menulis pada bagian pendahuluan, ”Kami meminta kepada ulama hadits, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany, untuk membantu kami dalam memeriksa Misykat dan bertanggung jawab untuk memberi tambahan hadits-hadits yang diperlukan dan meneliti serta memeriksa kembali sumber-sumber dan keasliannya pada tempat-tempat yang diperlukan, dan membetulkan kesalahan-kesalahan…”

  178. NUJEKEK berkata:

    Hasil karya Syaikh yang telah dicetak, terutama pada bidang hadits dan ilmu perangkatnya (seperti ilmu Mustholah Hadits, Jarh wa Ta’dil, Rijalul Hadits, edit.) berjumlah sekitar 112 buku. Tujuh belas diantaranya sebanyak 45 jilid. Beliau meninggalkan manuskrip minimal tujuh puluh karangan.
    18.

    Telah terekam suatu kejadian (dan kejadian ini terdapat pada dua kaset – murid-murid beliau sering merekam pelajaran beliau), bahwa seorang laki-laki telah mengunjungi Syaikh Al-Albany di rumahnya di Yordania dan menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Nabi! Bagaimana reaksi kita ketika berada pada situasi ini? Syaikh Al-Albany meminta lelaki itu duduk dan mendiskusikan pernyataannya tersebut dalam waktu yang lama (seperti yang saya katakana: ada pada dua kaset), sehingga pada akhirnya, si tamu tersebut bertaubat dari klaimnya itu dan semua yang hadir, termasuk Syaikh turut menangis. Pada kenyataannya, sudah berapa sering terdengar Syaikh Al-Albany menangis ketika berbicara mengenai Allah, Rasul-Nya, dan muamalah antar Muslim?
    19.

    Pada kejadian yang lain, beliau dikunjungi tiga orang yang kesemuanya menuduh Syaikh Al-Albany kafir. Ketika waktu sholat tiba, mereka menolak untuk bermakmum kepada Syaikh, karena tidak mungkin bagi seorang kafir menjadi imam sholat. Syaikh menerima hal ini, dan mengatakan bahwa menurut pandangannya, ketiga orang ini adalah Muslim, sehingga salah satu dari mereka berhak menjadi imam sholat. Tak lama kemudian, mereka bertiga berdebat lama sekali mengenai perbedaan di antara mereka sendiri, dan ketika waktu sholat berikutnya telah tiba, ketiga laki-laki ini mendesak untuk ikut sholat di belakang Syaikh Al-Albany !
    20.

    Selama hidupnya, Syaikh telah meneliti dan men-ta’liq lebih dari 30.000 silsilah perawi hadits (isnaad) pada hadits-hadits yang tidak terhitung jumlahnya, dan menghabiskan waktu enam puluh tahun untuk belajar buku-buku hadits, sehingga buku-buku tersebut menjadi sahabat sekaligus berhubungan dengan ulama-ulamanya (pengarang kitab-kitab Sunnah tersebut, pent) (wbmstr Jilbab Online)

    sumber: http://www.troid.org
    Penerjemah: Webmaster Jilbab Online (2003)
    Muroja’ah: Abu Hudzaifah

    dinukil dari jilbab-online (www.jilbab.or.id)

  179. NUJEKEK berkata:

    @Iis:mengenahi siapa guru syaikh albani silahkan baca postingan diatas,lan Perlu dimangertosi/perlu diketahui bahwa:
    TAWASUL ADA YG MASYRU’/DISYARI’ATKAN DAN ADA YG BID’AH.

    Benarkah orang-orang yg digelari wahabi itu suka mengkafirkan orang perorang???…..
    buktikan dengan bertanya langsung kepada orang2 yg dijuluki wahabi,dan kulho sampun membuktikan sendiri bahwa orang2 yg dijuluki wahabi itu sebenarnya tidak pernah mengkafirkan ORANG PERORANG,cuman mungkin ada yg merasa dikafirkan padahal sebenarnya bukan…

    @jomfikir:BERKATA IMAM MALIK”PERKATAAN SIAPAPUN BOLEH DITERIMA DAN BOLEH DITOLAK KECUALI PERKATAAN RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM”
    (DALAM MASALAH AGAMA,PENDAPAT SIAPA SAJA YG SESUAI DENGAN DALIL AL-QUR’AN DAN AS-SAUNNAH YG SHAHIHAH DENGAN PEMAHAMAN SALAFUNASSHALIH MAKA WAJIB KITA TERIMA,BEGITU SEBALIKNYA KLO BERTENTANGAN MAKA WAJIB KITA TOLAK).

  180. wong Djowo berkata:

    @ NUJEKEK
    berkata Imam Malik
    ”PERKATAAN SIAPAPUN BOLEH DITERIMA DAN BOLEH DITOLAK KECUALI PERKATAAN RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM”

    berarti Perkataan ANDA juga boleh diterima dan boleh DITOLAK kan?
    maka saya pilih MENOLAK!

  181. M Mukhtar Ridho berkata:

    Assalammua’alikum wr wb

    Mari kita belajar dari sejarah…

    Belum tentu kita benar…

    Masukknya Islam ke Indonesia tuh bagaimana? apakah sahabat2 sekalian
    tidak tau WALI SONGO?

  182. M Mukhtar Ridho berkata:

    Janganlah mau dipecah belah oleh YAHUDI !!!

    ini TRIK LAMA dari YAHUDI!!!

    Menghancurkan Islam dari dalam…

    AYO BERSATU UMMAT ISLAM…ASWAJA!!!

  183. zen berkata:

    @M Mukhtar Ridho & all

    yang memecah terlebih dahulu adalah orang2 yang suka mengkafirkan saudaranya sesama muslim yang tidak sama dengan golongan meraka.

    Siapakah mereka..?
    Baca berulang2 artikel ini secara baik2 sampai Allah memberikan kefahaman atas kebenaran, dan juga komentar2 di atas jangan di lewatkan ya..!!!

  184. muhibbin berkata:

    @ nujekek, anda ini membawa cerita dan biografi albani dari orang2 wahhabi sendiri, permasalahan bukan mendengarkan biografi albani, tapi patutkah dia menyandang gelar muhaddits, padahal bukti2nya sudah jelas klo albani mendoifkan hadits shohih Bukhori-Muslim, lihat komentar dari Wong Djowo tanggal : 11 December 2009 at 13:42, dan perihal kesalahan beliau telah mendoifkan hadits shohih hingga mencapai 621 hadits, liat komentar dari abuqnan tertanggal : – 28 October 2009 at 13:20,
    Mas, bukti2 udah jelas, apakah masih patut menyandang gelar MUHADDITS ? komentar anda seperti ini, membuktikan klo anda terlambat dan tidak membaca komentar2 sebelumnya atau anda sebanarnya tau, tapi pura2 tidak tau.
    Coba jawab mas, gimana tanggapan anda setelah anda tau bukti2 di atas, apakah anda masih aja akan fanatik dengan albani, padahal anda dan orang2 wahhabi paling keras mengacam orang untuk fanatik ???

  185. riariani berkata:

    “Allohhumaghfirlil muslimin wal muslimat wal mukminina wal mukminat al akhya iminhum wl amway..

    St..st..
    Sudah..sudah..melas ALBANY & SYEKH ABDUL WAHAB..ngga’ bisa tidur tenang di kuburan kalau ngributin dia terus..mbok yo melas..

    Pengikutnya sudah kehabisan misiu..
    Entek rai..

    Klo gak percaya tahlil sampai ke orang yang sudah mati, nyusul aza guru sampean..

  186. riariani berkata:

    Ralat
    “Allohummaghfirlil muslimina wal muslimati wal mukminina wal mukminatil akhyaiminhub wal amwat”

    Memangnya al bany bisa apal berapa hadist cii..?
    SIApA YANG BISA JAWAB??

  187. dhoif berkata:

    Buku jaman dahulu cuma tulisan tangan, jadi sangat sedikit sekali menyimpan ilmu, dan tidak diperjual belikan

    coba lihat berapa ratus ribu hafalan hadist n ilmu para ulama terdahulu…
    tapi berapa byk yg bisa tertuliskan dikitab2nya?sedikit sekali

    untuk itu yg namanya ilmu tersimpan disanad bukan dibuku…
    sanad keilmuan adalah sangat penting dalam memahami agama…

  188. aku berkata:

    Alhamdulillah, Anda mengakui keilmuan beliau dalam ilmu hadits. Kitab-kitab beliau dalam bidang takhrij hadits sudah banyak tersebar di dunia Islam. Sungguh, Allah ta’ala telah memberikan satu nikmat yang sangat besar melalui perantaraan beliau dalam hal ini.

    Namun perkataan Anda di paragraf selanjutnya sungguh bertolak belakang dengan pengakuan Anda yang pertama. Anda katakan – dengan ber-taqlid pada Dr. Al-Buuthiy – bahwa Asy-Syaikh Al-Albaniy seorang yang gemar menyerang ilmu fiqh dan cenderung anti/memusuhi madzhab fiqh yang sudah ada. Benarkan demikian ? Dari mana Anda bisa simpulkan ini ? Kalau yang Anda maksud adalah Asy-Syaikh Al-Albaaniy sering mengkritik pendapat madzhab yang lemah; maka dimana letak aib beliau dalam hal ini ? Bukankah jika kita ingin menegakkan satu kesimpulan hukum pada suatu permasalahan dimana terdapat beragam pendapat ulama madzhab di dalamnya, kita wajib melihat dalil yang dipakai oleh masing-masing ulama ?. Dan kebiasaan Asy-Syaikh Al-Albaniy jika berbicara dalil, maka beliau meneliti dulu keshahihannya. Beliau tolak hadits dla’if dan pendapat yang terbangun olehnya, dan hanya menerima hadits shahih dan memegang pendapat yang terbangun olehnya. Jika ada beberapa pendapat yang sama-sama berpegang pada hadits shahih, maka beliau baru mempertimbangkan ketepatan istinbath masing-masing pendapat dengan dalil tersebut. Kiranya dapat saya contohkan sebagai berikut :

    1. Dalam kitab Tamaamul-Minnah (hal. 104 – 106; Daarur-Raayah, Cet. 5), saat mengkritik Sayyid Sabiq yang melemahkan pendapat batalnya makan daging onta, Asy-Syaikh Al-Albaaniy berkata :

    قلت: هذا الاستفهام لا طائل تحته بعد أن صح الحديث عنه صلى الله عليه وسلم باعتراف المؤلف فلا يجوز تركه مهما كان المخالفون له في العدد والمنزلة فإن حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم إنما “يثبت بنفسه لا بعمل غيره من بعده” كما قال الإمام الشافعي على ما سبق في “المقدمة: القاعدة 14”.

    “Aku (Al-Albaaniy) katakan : Pertanyaan ini[1] tidak ada manfaatnya jika muallif sudah mengetahui keshahihan hadits dari beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Hadits yang shahih ini tidak boleh diabaikan betapapun jumlah dan tingginya kedudukan orang yang menyelisihinya. Sesungguhnya hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tetap sah dengan sendirinya bukan karena diamalkan orang lain setelah beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dikatakan oleh Al-Imam Asy-Syaafi’iy dalam muqaddimah : Kaidah Keempat belas, yang telah lalu”.

    ……………..

    وليس للمؤلف أي دليل أو سند في إثبات ذلك إلا اعتماده على ما ذكره النووي في “شرح مسلم” أنه: “ذهب الأكثرون إلى أنه لا ينقض الوضوء يعني أكل لحم الجزور وممن ذهب إليه الخلفاء الأربعة الراشدون …”.
    وهذه الدعوى خطأ من النووي رحمه الله قد نبه عليه شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله فقال في “القواعد النورانية” ص 9:……

    “Muallif tidaklah mempunyai dalil atau sandaran bagi pendapat yang beliau tetapkan kecuali hanya bersandar pada apa yang disebutkan oleh An-Nawawiy dalam Syarh Muslim : ‘Kebanyakan (jumhur) ulama berpendapat bahwa wudlu tidak batal karena makan daging onta. Pendapat ini di antaranya dipilih oleh Al-Khulafaaur-Raasyidiin yang empat…’. Penyandaran ini An-Nawawiy rahimahullah ini adalah keliru sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, dimana beliau berkata dalam Al-Qawaa’idun-Nuuraaniyyah (hal. 9) : ….”.

    Kemudian beliau (Asy-Syaikh Al-Albaniy) menyebutkan keterangan Ibnu Taimiyyah yang membantah keterangan An-Nawawiy. Setelah itu beliau berkata :

    ثم روى البيهقي فيه بسنده عن ابن مسعود أنه أكل لحم جزور ولم يتوضأ ثم قال: “وهذا منقطع وموقوف وبمثل هذا لا يترك ما ثبت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم”.
    قلت: وبخاصة أنه ثبت عن الصحابة خلافه فقال جابر بن سمرة رضي الله عنه: كنا نتوضأ من لحوم الإبل ولا نتوضأ من لحوم الغنم رواه ابن أبي شيبة في “المصنف” 1 / 46 بسند صحيح عنه

    “Kemudian Al-Baihaqiy meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas’uud bahwasannya beliau memakan daging onta dan tidak berwudlu. Kemudian ia (Al-Baihaqiy) berkata : ‘Hadits ini munqathi’ (terputus) mauquf. Hal semisal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan hadits shahih dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam’.

    Aku (Al-Albaniy) berkata : Dan telah shahih dari shahabat yang menyelisihi muallif. Telah berkata Jaabir bin Samurah radliyallaahu ‘anhu : ‘Kami berwudlu karena (makan) daging onta dan kami tidak berwudlu karena (makan) daging kambing’. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (1/46) dengan sanad shahih” [selesai perkataan Al-Albaniy].

    Saya (Abul-Jauzaa’) berkata : Apakah ini yang Anda – wahai ustadz Ahmad Sarwat, Lc. – anggap sebagai tindakan ‘menyerang ilmu fiqih dan memusuhi madzhab fiqih yang telah ada’ ?

    2. Dalam kitab Ashlu Shifati Shalatin-Nabiy (2/376; Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 1/1427) saat membahas hukum ta’miin (membaca aamiin) bagi imam dan makmum dalam shalat berjama’ah, Asy-Syaikh Al-Albaaniy berkata :

    الأولى : أنه يشرع التأمين للإمام. وهو مذهب الجمهور العلماء، وخلف في ذلك أبو حنيفة في رواية : فقال :
    ((يُؤَمّن مَن خلف الإمام، ولا يؤمن الإمام)).
    ذكر تلميذه محمد في ((الموطأ)) (١٠٣)، ثم خالفه؛ فقال :
    ((ينبغي إذا فرغ الإمام من (أم الكتاب) أن يُؤَمّن الإمام، ويؤمن من خلفه، ويجهرون بذلك)). اهـ.
    وقد روي عن مالك مثلُ ما ذكرنا عن أبي حنيفة، وفي رواية عن مالك :
    ((لا يُؤَمّن في الجهرية فقد)). وأحاديث الباب ترُدُّ عليها – كما قال الشوكاني (٢/١٨٦) – ، فلا جرم أن أطبقت كتب المتون على مخالفة هذه الرواية عن أبي حنيفة؛ ففيها : ((ويُؤَمّن الإمام والمأموم)).

    “Pertama : Disyari’atkannya ta’miin (mengucapkan aamiin) bagi imam. Ia adalah madzhab jumhur ulama, yang kemudian diselisihi oleh Abu Haniifah dalam satu riwayat. Ia (Abu Haniifah) berkata :

    ‘Orang-orang (makmum) yang berada di belakang imam mengucapkan aamiin, namun imam tidak mengucapkan aamiin’.

    Muridnya yang bernama Muhammad (bin Al-Hasan) menyebutkannya dalam Al-Muwaththa’ (103), lalu ia menyelisihinya dan berkata :

    ‘Hendaknya seorang imam setelah selesai membaca Ummul-Kitaab (Al-Fatihah) membaca aamiin, dan diaminkan pula orang-orang yang berada di belakannya dengan mengeraskan suaranya’.

    Diriwayatkan pula oleh Maalik semisal apa yang telah kami sebutkan dari Abu Haniifah. Dalam satu riwayat dari Maalik :

    ‘Tidak diucapkan aamiin hanya pada shalat jahriyyah saja’.

    Namun hadits-hadits yang ada dalam bab ini membantahnya – sebagaimana dikatakan Asy-Syaukaaniy (2/186) – . Dan tidak masalah jika matan kitab-kitab madzhab Hanafiyyah disusun menyelisihi riwayat dari Abu Haniifah. Di antaranya disebutkan : ‘Diaminkan oleh imam dan makmum” [selesai perkataan Al-Albaaniy].

    Saya (Abul-Jauzaa’) berkata : Dapat kita lihat bahwa Asy-Syaikh Al-Albaaniy menyelisihi madzhab yang ia terdidik di atasnya, juga madzhab bapak dan nenek moyangnya (yaitu madzhab Hanafiyyah) dengan menguatkan pendapat jumhur ulama. Apakah ini yang Anda – wahai ustadz Ahmad Sarwat, Lc. – anggap sebagai tindakan ‘menyerang ilmu fiqih dan memusuhi madzhab fiqih yang telah ada’ ?

    3. Dalam kitab At-Tawassul Ahkaamuhu wa Anwaa’uhu (hal. 47-48; Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 1/1421) saat membahas tawassul bid’iy dan membantah para pendukungnya dari kalangan madzhab Hanafiyyah, Asy-Syaikh Al-Albaaniy berkata :

    إنما أكثرت من هذه النقول لأن كثيرين من متعصبة الحنفية وغيرهم ينكرون صحة هذا القول عن أبي حنيفة رحمه الله وإذا كان مثل هذا القول لا يصح عنه فليس هناك في كتب الفقه شيء يصخ عنه مطلقا كما لا يخفى على الفقيه العالم بطريقة نقلأقوال الأئمة الحنفية في كتب المذهب.
    ومن غرائب بعضهم أنهم إذا جوبهوا بقول الإمام أبي حنيفة هذا صرحوا بأنهم غير ملزمين به لأنه مخالف للحديث لأنه قد صح – يزعمهم- الحديث بدعاء الله بغيره كما في حديث أصحاب الغار وحديث بريدة وقد تقدما ص 33-34 ويفسرونهما على غير الوجه الصحيح يقولون هذا مع أنهم في منهجهم العام وسبيلهم المعروف غارقون في التقليد إلى آذانهم ويعرضون عن أي حديث صحيح الإسناد صريح الدلالة إذا كان مخالفا لمذهبهم فما بالهم يعودون إلى منهجنا هذا حينما سدت في وجوههم سبل الرد علينا من المذهب؟ ترى هل هذا تناقض منهم أو غفلة أم وهم {يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ} ليردوا الحق الذي نص عليه إمام مذهبهم لأنه يوافق ما تدعوهم إليه من ترك التوسل بالذات إلى التوسل بالله تعالى وصفاته؟
    وليت شعري هل هم مستعدون لأن يكون العمل بما صح به الحديث منهجهم في فقههم كله حتى نطالبهم بعشرات بل بمئات الأحاديث الصحيحة التي خالفوها إلى مذهبهم وبذلك تتفق وجهة نظرهم مع وجهة نظرنا أم سيكون شأنهم اتباع الحديث ومخالفة المذهب إذا وافق ذلك الهوى والغرض والتمسك بالمذهب ومخالفة الحديث إذا لم يوافق ذلك الهوى والغرض!

    “Sengaja aku (Al-Albaaniy) memperbanyak nukilan ini karena di kalangan orang-orang yang fanatik dari madzhab Hanafiyyah dan yang lainnya mengingkari keshahihan perkataan ini dari Abu Haniifah rahimahullah ta’ala. Dan jika saja perkataan semisal ini tidak benar darinya, niscaya tidak akan ada dalam kitab-kitab fiqh secara keseluruhan, sebagaimana tidak tersembunyi bagi seorang yang faqiih lagi ‘alim dalam hal penukilan perkataan para imam madzhab Hanafiyyah dalam kitab-kitab madzhab.

    Dan di antara keanehan sebagian di antara mereka apabila mereka dihadapkan perkataan Al-Imam Abu Haniifah ini[2], dengan terang-terangan mereka tidak menetapinya karena bertentangan dengan hadits shahih – menurut anggapan mereka – tentang berdoa (ber-tawassul) kepada Allah dengan selain-Nya, sebagaimana hadits Ashhaabul-Gharr dan hadits Buraidah – sebagaimana telah disebutkan di halaman 33-34. Mereka menafsirkannya secara tidak benar. Mereka mengatakan hal itu, padahal telah diketahui metode dan jalan mereka secara umum lagi ma’ruf yang terbiasa dengan taqlid buta dan berpaling dari hadits yang shahih sanadnya dan jelas penunjukkannya jika itu bertentangan dengan madzhab mereka. Maka, ada apa gerangan mereka kembali pada manhaj kami ini ketika mereka tidak menemukan jalan membantah kami dalam masalah ini ? Kalian lihat apakah ini merupakan kontradiksi dari mereka atau kelalaian, ataukah mereka seperti yang difirmankan Allah : ‘Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya?’ (QS. Al-Fath : 11) untuk menolak kebenaran yang ditegaskan oleh imam madzhab. Karena beliau (Abu Haniifah) sesuai dengan apa yang kami dakwahkan untuk meninggalkan tawassul dengan dzat menuju tawassul (yang disyari’atkan) dengan Allah dan sifat-sifat-Nya ?…………..” [selesai nukilan perkataan Al-Albaaniy].

    Saya (Abul-Jauzaa’) berkata : Apakah jenis perkataan Al-Albaaniy yang semacam ini yang Anda – wahai ustadz Ahmad Sarwat, Lc. – anggap sebagai tindakan ‘menyerang ilmu fiqih dan memusuhi madzhab fiqih yang telah ada’ ?

    Asy-Syaikh Al-Albaaniy sendiri telah menampik tuduhan ini :

    فأقول: هذا كذبٌ وزورٌ ، فنحن نُقَدِّرُ الأئمةَ الأربعةَ- وكذا غيرهم- حق قدرهم، ولا نستغني عن الاستفادة من علمهم، والاعتماد علىِ فقههم، دون تعصُّب لواحد منهم على الآخرين، وذلك ممّا بَيّنته بياناً شافياَ منذ أكثر من ثلاثين سنة في مقدمة كتابي: “صفة صلاة النبي – صلى الله عليه وسلم – من التكبير إلى التسليم كأنك تراها” ، فإليها أُحِيلُ من كان يريدُ التأكّد من كذب هذه الفرية.

    “Maka aku katakan : Ini adalah satu kedustaan dan kebohongan. Adapun kami sangat menghormati para imam yang empat – begitu pula para imam selain mereka – . Kami membutuhkan faedah ilmu mereka dan berpedoman pada fiqh mereka, tanpa rasa fanatik terhadap salah satu di antara mereka. Hal telah kami jelaskan dengan penjelasan yang sangat gamblang semenjak lebih dari 30 tahun lalu dalam muqaddimah kitabku : Shifatu Shalaatin-Nabiy – shallallaahu ‘alaihi wa sallam – minat-Takbiiri ilat-Tasliimi ka-Annaka Taraahaa. Saya persilakan bagi siapa saja yang ingin mengetahui kedustaan tuduhan ini untuk membacanya” [Silsilah Adl-Dla’iifah, 3/6; Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 2/1408].

    Dengan ketiga contoh di atas dan juga pengingkaran yang beliau nyatakan, adakah bukti yang bisa Anda tampilkan tentang ini ?

    Menurut Al-Albani, semua orang haram hukumnya merujuk kepada ilmu fiqih dan pendapat para ulama. Setiap orang wajib langsung merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Dan untuk memahaminya, tidak dibutuhkan ilmu dan metodologi apa pun. Keberadaan mazhab-mazhab itu dianggap oleh Al-Albani sebagai bid’ah yang harus dihancurkan, karena semata-mata buatan manusia.

    …….

    Sayangnya, ilmu fiqih dan ushul fiqih yang sudah sejak 14 abad dijadikan standar dalam mengistimbath hukum oleh seluruh umat Islam, oleh Al-Albani ingin dirobohkan begitu saja, dengan alasan kedua ilmu itu dianggap bid’ah dan hanya merupakan ijtihad manusia.

    Satu kebohongan Al-Buuthiy yang diikuti oleh seorang ustadz Ahmad Sarwat, Lc. secara membabi buta…… Karena saya tidak bisa meminta kepada Dr. Al-Buuthiy, tentu saja saya akan mengalihkan hal itu kepada bapak ustadz Ahmad Sarwat, Lc. yang terhormat untuk memberikan bukti kepada kami atas nukilan-nukilan yang bapak katakan itu….

    a. Haram hukumnya merujuk ilmu fiqh dan pendapat para ulama ?

    Saya pribadi merasa heran darimana kalimat ini dapat disimpulkan dari diri Asy-Syaikh Al-Albaniy oleh yang kami hormati : Al-Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. Beliau rahimahullah telah menulis satu kitab fiqh berjudul At-Ta’liiqatur-Radliyyah ‘alar-Raudlatin-Nadiyyah (tahqiq : ‘Aliy Al-Halabiy; Daar Ibnil-Qayyim, Cet. 1/1423); yang pada asalnya merupakan kitab Al-‘Allamah Shiddiq Hasan Khaan Al-Qanujiy yang berjudul Ar-Raudlatun-Nadiyyah. Kitab ini terdiri dari 3 juz, yang dimulai dari Kitaabuth-Thaharah dan diakhiri dengan Kitaabul-Jihaad was-Siyar. Ini menunjukkan perhatian besar beliau dalam ilmu fiqh. Dan nanti akan saya bawakan perkataan salah satu muridnya, Asy-Syaikh Al-‘Abbaasiy tentang majelis-majelis ilmu beliau dalam mengajarkan ilmu fiqh. Jika kita merujuk pada perkataan ustadz kita yang terhormat ini, apakah dengan ini beliau (Asy-Syaikh Al-Albaaniy) mengharamkan sesuatu yang beliau lakukan sendiri ?

    Jikalau dikatakan beliau mengharamkan mengikuti pendapat ulama, maka ini adalah kedustaan yang lebih terang dibandingkan matahari di siang hari. Bertaburan dalam kitab-kitab Asy-Syaikh Al-Albaaniy yang menukil pendapat ulama, baik dalam bahasan hadits maupun fiqh. Saya pikir tidak usah dibantah secara detail – karena telah jelas. Apa yang tertulis sebelumnya pun sudah cukup mewakili.

    Yang ‘diharamkan’ oleh beliau adalah mengikuti perkataan ulama yang jelas-jelas bertentangan dengan dalil shahih, karena kewajiban yang terpikul hanyalah mengikuti Rasul – shallallaahu ‘alaihi wa sallam , bukan mengikuti orang selainnya, siapapun dia. Asy-Syaikh Al-Albaniy telah menjelaskan manhaj beliau melalui perantaraan penukilan perkataan Al-Haafidh Ibnu Rajab :

    فالواجب على كل من بلغه أمر الرسول صلى الله عليه وسلم وعرفه أن يبينه للأمة وينصح لهم ويأمرهم باتباع أمره وإن خالف ذلك رأي عظيم من الأمة فإن أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم أحق أن يعظم ويقتدى به من رأى أي معظم قد خالف أمره في بعض الأشياء خطأ ومن هنا رد الصحابة ومن بعدهم على كل مخالف سنة صحيحة وربما أغلظوا في الرد لا بغضا له بل هو محبوب عندهم معظم في نفوسهم لكن رسول الله أحب إليهم وأمره فوق أمر كل مخلوق فإذا تعارض أمر الرسول وأمر غيره فأمر الرسول أولى أن يقدم ويتبع ولا يمنع من ذلك تعظيم من خالف أمره وإن كان مغفورا له بل ذلك المخالف المغفور له لا يكره أن يخالف أمره إذا ظهر أمر الرسول صلى الله عليه وسلم بخلافه

    “Setiap orang yang menerima dan mengetahui perkara yang datang dari Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib baginya untuk menjelaskan pada umat, menasihati mereka, dan menegaskan perintah untuk ber-­ittiba’ kepadanya meskipun menyelisihi pendapat seorang pembesar umat. Sebab perintah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih berhak untuk diikuti daripada pendapat tokoh besar yang sebagian pendapatnya tersebut menyelisihi perintahnya secara keliru. Atas dasar inilah para shahabat dan orang-orang yang datang setelah mereka menolak semua orang yang menyelisihi Sunnah yang shahih, yang barangkali mereka bersikap keras dalam penolakan ini. Namun demikian, mereka tidak membencinya, bahkan dia mencintai dan diagungkan di dalam hati mereka. Akan tetapi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih dicintai oleh mereka dan perintahnya melebihi setiap makhluk lainnya. Oleh karena itu, apabila perintah Rasul dan perintah selainnya, maka perintah Rasul lebih utama untuk didahulukan dan diikuti. Rasa hormat kepada seseorang tidak menghalangi untuk bersikap demikian, meskipun orang yang menyelisihi perintah beliau tersebut mendapatkan ampunan. Bahkan, orang yang menyelisihi perintah Rasul dan dimaafkan ini, tidak berkeberatan terhadap orang yang menyelisihinya jika memang nampak perintah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyelisihinya” [Shifatu Shalaatin-Nabiy, hal. 55; Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 2/1996 M].[3]

    b. Memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak membutuhkan ilmu dan metodologi ?

    Salah satu perkataan Dr. Al-Buuthiy yang di-taqrir oleh Al-Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. Jikalau seorang santri yunior saja sudah diajarkan tentang ilmu dan metodologi pemahaman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah, apatah lagi dengan Asy-Syaikh Al-Albaaniy ? Sungguh, kedustaan ini terlalu kelihatan dustanya,…bahkan di mata orang awam.

    c. Keberadaan madzhab merupakan bid’ah yang harus dihancurkan ?

    Lagi, kedustaan Dr. Al-Buuthiy yang di-taqriir oleh ustadz kita yang mulia, Ahmad Sarwat, Lc. Telah lewat perkataan Asy-Syaikh Al-Albaaniy yang menghormati ulama madzhab dan ber-istifadah kepada mereka.

    Adapun yang selalu didengung-dengungkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy adalah bid’ah ta’ashub madzhabiy (fanatik madzhab). Inilah bid’ah yang harus ‘dihancurkan’.

    Beliau berkata saat menyanggah tuduhan bahwa ajakan untuk ber-ittiba’ kepada dalil (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan tidak mengambil pendapat imam jika menyelisihi keduanya, sama dengan ajakan meninggalkan mereka secara mutlak dan tidak menghargai ijtihad ulama madzhab[4] :

    إن هذا الزعم أبعد ما يكون عن الصواب بل هو باطل ظاهر البطلان كما يبدو ذلك جليا من الكلمات السابقات فإنها كلها تدل على خلافه وأن كل الذي ندعو إليه إنما هو ترك اتخاذ المذاهب دينا ونصبها مكان الكتاب والسنة بحيث يكون الرجوع إليها عند التنازع أو عند إرادة استنباط أحكام لحوادث طارئة كما يفعل متفقهة هذا الزمان وعليه وضعوا الأحكام الجديدة للأحوال الشخصية والنكاح والطلاق وغيرها دون أن يرجعوا فيها إلى الكتاب والسنة ليعرفوا الصواب منها من الخطأ والحق من الباطل وإنما على طريقة ( اختلافهم رحمة ) وتتبع الرخص والتيسير أو المصلحة – زعموا…….

    “Anggapan ini jauh sekali dari kebenaran. Bahkan ia merupakan kebathilan yang sangat nyata, sebagaimana hal itu tampak jelas dari kalimat-kalimat yang telah lalu. Semuanya itu menunjukkan kebalikannya. Sesungguhnya semua yang kami serukan hanyalah ajakan meningalkan madzhab-madzhab untuk dijadikan sebuah dien yang menggantikan kedudukan Al-Kitab dan As-Sunnah, serta menjadikannya tempat kembali ketika ada perselisihan atau tempat ber-istinbath (menyimpulkan hukum) terhadap berbagai peristiwa yang baru, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang baru belajar fiqh (pemula) di jaman ini. Mereka bersandar kepada madzhab-madzhab tersebut dalam meletakkan berbagai hukum baru yang terkait dengan ahwaal syakhsiyyah (perkara perdata), nikah, thalaq, dan yang lainnya; tanpa mengembalikannya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk mengetahui yang benar dan yang salah, atau yang haq dan yang bathil. Mereka hanya mendasarkan perbuatan mereka dengan teori “ikhtilaaf itu adalah rahmat”. Lalu mereka mengikuti berbagai rukhshah (keringanan), taisir (kemudahan), atau mashlahat – yang mereka anggap….” [Shifatu Shalatin-Nabiy, hal. 69].

    d. Merobohkan ilmu fiqh dan ushul fiqh ?.

    Jikalau beliau ingin merobohkan ilmu fiqh dan ushul-fiqh, saya pikir beliau tidak akan berkhidmat mengajarkan kitab-kitab fiqh dan ushul-fiqh kepada kaum muslimin. Namun kenyataan berbicara lain. Beliau telah memberi pengajaran materi ushul-fiqh dengan berpedoman pada kitab Ushulul-Fiqh karya Ustadz ‘Abdul-Wahhaab Khalaf semenjak berpuluh-puluh tahun lalu (yang mungkin waktu itu Ustadz Ahmad Sarwat belum lahir). Selanjutnya, mari kita perhatikan apa yang dituturkan oleh Asy-Syaikh Muhammad ‘Ied Al-‘Abbaasiy :

    هذه الكتب الفقهية التي كان الشيخ ناصر يدرسها لتلاميذه في دمشق :
    ١ – كتاب اقتضاء الصراط المستقيم – لشيخ الإسلام ابن تيمية.
    ٢ – فقه السنة – لسيد سابق.
    ٣ – منهاج الإسلام في الحكم – لمحمد أسد.
    ٤ – الروضة الندية في شرح الدرر البهية – للعلامة محمد صديق خان، وهو جزآن كبيران، ولقد درسناه كاملاً، بجميع أبوابه، من عبادات ومعاملات، وبيوع ونكاح، وطلاق، وقصاص، وحدود، وديات ورهن، وصرف، وبغاة، وأطعمة، وأشربة، وجهاد….إلخ. وكان أستاذنا حفظه الله – يشرح البحوث شرحا علميا محققا يكاد لا يترك مسألة صغيرة ولا كبيرة إلا يجليها ويوضح غامضها، ويعلق على ما يقرأ موافقا أو مختلفا، وهو في جميع ذلك يستند إلى أقوى الحجج وأثبت البراهين.

    “Ini adalah beberapa kitab fiqhiyyah yang diajarkan oleh Asy-Syaikh Naashir kepada murid-muridnya di Damaskus :

    1. Kitaab Iqtidlaa’ Ash-Shiraathil-Mustaqiim karya Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah.

    2. Fiqhus-Sunnah karya Sayyid Saabiq.

    3. Minhaajul-Islaam fil-Hukm karya Muhammad Asad.

    4. Ar-Raudlatun-Nadiyyah fii Syarh Ad-Durarul-Bahiyyah karya Al-‘Allaamah Muhammad Shiddiiq Khaan, yang terdiri dari dua juz besar. Beliau telah mengajarkannya kepada kami secara lengkap dengan seluruh babnya, mulai dari bab ibadah, mu’amalah, jual-beli, nikah, thalaq, qishaash, huduud, diyaat, gadai, sharf, pemberontakan, makanan, minuman, jihad, dan seterusnya. Ustadz kami (Al-Albaaniy) hafidhahullah telah menjelaskan dengan satu penjelasan ilmiah yang tidak meninggalkan satu permasalahan kecil maupun besar melainkan beliau terangkan sambil menjelaskan permasalahan yang rumit yang ada padanya. Beliau memberikan komentar terhadap apa yang beliau baca, baik yang berkesesuaian ataupun yang bertentangan. Seluruh pembahasan itu selalu beliau sandarkan pada hujjah yang paling kuat dan keterangan-keterangan yang paling shahih” [Bid’ah Ta’ashub Madzhabiy oleh Muhammad ‘Ied Al-‘Abbaasiy – melalui perantaraan Hayaatul-Albaaniy oleh Muhammad bin Ibraahiim Asy-Syaibaaniy, 1/57-59; Cet. 1/1407].

    Masih banyak kitab-kitab lain selain yang tersebut di atas yang diajarkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah.

    Berkata Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. :

    Dalam pandangan saya, kita memang tidak boleh terlalu fanatik dengan mazhab fiqih. Maksudnya, pendapat para ulama itu mungkin benar dan mungkin juga salah. Namanya juga ijtihad.

    Tetapi alangkah kelirunya kalau pendapat para ulama itu kita benturkan dengan Quran dan Sunnah. Tidak akan pernah terjadi hal itu. Sebab pendapat para ulama itu justru lahir dari Quran dan Sunnah.

    Pandangan Anda pada paragraf pertama sudah benar. Namun betapa ‘terkejutnya’ ketika saya membaca ‘pandangan’ Anda pada paragraf kedua; yang katanya membenturkan pendapat ulama dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai satu perbuatan yang keliru. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun…..

    Ini namanya ngajak orang untuk taqlid !

    Seharusnya orang selevel beliau ini mengajak kaum muslimin untuk mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jika kaum muslimin dihadapkan pada banyak pendapat mengenai satu permasalahan, maka pendapat-pendapat tersebut harus dibenturkan pada dua sumber tersebut. Kaum muslimin harus diajari untuk bersikap kritis. Pendapat yang berkesesuaian dengan dalil diterima, sedangkan pendapat menyelisihi dalil harus diletakkan. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman :

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” [QS. An-Nisaa’ : 59].

    Asy-Syinqithiy rahimahullah berkata :

    أمر الله في هذه الآية الكريمة، بأن كل شيء تنازع فيه الناس من أصول الدين وفروعه أن يرد التنازع في ذلك إلى كتاب الله وسنة نبيه صلى الله عليه وسلم؛ لأنه تعالى قال: {مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ} [4/80]، واوضح هذا المأمور به هنا بقوله: {وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ} [42/10]، ويفهم من هذه الآية الكريمة أنه لا يجوز التحاكم إلى غير كتاب الله وسنة نبيه صلى الله عليه وسلم، وقد أوضح تعالى هذا المفهوم موبخا للمتحاكمين إلى غير كتاب الله وسنة نبيه صلى الله عليه وسلم مبينا أن الشيطان أضلهم ضلالا بعيدا عن الحق

    “Pada ayat yang mulia ini Allah telah memerintahkan manusia agar ketika mereka memperselisihkan satu masalah, baik yang menyangkut pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya, hendaknya mereka mengembalikannya permasalahan tersebut kepada Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah ta’ala berfirman : ‘Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah’ (QS. An-Nisaa’ : 80). Kemudian Allah ta’ala menjelaskan tentang sesuatu yang diperintahkan dalam ayat tersebut dengan firman-Nya : ‘Tentang sesuatu yang kamu berselisih, maka putusannya kepada Allah’ (QS. Asy-Syuuraa : 10). Dari ayat yang mulia ini dapat dipahami bahwa tidak boleh mengambil satu hukum dengan mendasarkannya pada hal lain selain Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala telah menjelaskan pengertian ini sambil mencela orang-orang yang mengambil hukum dengan mendasarkannya pada hal lain selain Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya shallalaahu ‘alaihi wa sallam, serta menjelaskan bahwa sesungguhnya syaithan telah menyesatkan mereka dengan kesesatan yang benar-benar jauh dari kebenaran….” [Adlwaaul-Bayaan, 1/244; Daarul-Fikr, Cet. Thn. 1415].

    Saya rasa Anda tidak asing – wahai ustadz kami – beberapa pendapat di kalangan ulama yang jelas-jelas menyelisihi dalil. Apakah tidak boleh membenturkan pendapat Al-Imam Maalik rahimahullah – misalnya – yang mengingkari puasa enam hari bulan Syawal, dengan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

    مَنْ صاَمَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.

    “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadlan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun”.[5]

    Apakah tidak boleh membenturkan pendapat Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah – misalnya – yang membolehkan berpuasa di hari syakk (sebelum Ramadlan) sebagai langkah kehati-hatian; dengan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

    لا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَومِ يَومٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ يَصُومُ صَوْمَهُ، فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَومَ.

    “Janganlah salah seorang di antara kalian mendahulukan puasa Ramadlan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali seorang laki-laki yang biasa berpuasa, maka tidak mengapa ia berpuasa pada hari itu”. [6]

    Dan yang lainnya…[7]

    Kalau Anda mengatakan ‘membenturkan’ perkataan ulama dengan dalil tidak pernah terjadi (tidak boleh terjadi), maka para ulama – yang saya yakin Anda telah mengetahuinya – tidak membenarkan perkataan Anda. Al-Imam Asy-Syaafi’iy sendiri mengatakan :

    ما من أحد إلا وتذهب عليه سنة لرسول الله صلى الله عليه وسلم وتعزب عنه فمهما قلت من قول أو أصلت من أصل فيه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم لخلاف ما قلت فالقول ما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو قولي

    “Tidak boleh bagi seorang pun kecuali harus bermadzhab pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan mengikutinya. Apabila aku berpendapat atau membuat satu pokok, kemudian ditemukan hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang menyelisihinya; maka pendapat yang benar adalah apa yang disampaikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan itu pun akan menjadi pendapatku juga” [Taariikh Ibnu ‘Asaakir – dinukil melalui perantaraan Shifatu Shalaatin-Nabiy, hal. 50].

    Sayangnya, para pendukung Al-Albani diyakinkan bahwa yang keluar dari mulut Al-Albani itulah isi dan makna Quran yang sebenarnya. Lalu ditambahkan bahwa pendapat yang keluar dari mulut para ulama lain termasuk pada imam mazhab dianggap hanya meracau dan mengada-ada. Naudzu billahi min dzalik.

    Disinilah letak ketidak-adilan para pendukung Al-Albani. Seolah-olah mereka mendudukkan Al-Albani sebagai orang yang paling mengerti dan paling tahu isi Quran dan Sunnah. Apa pun yang dikatakan Al-Albani tentang pengertian Quran dan Sunnah, dianggap kebenaran mutlak. Sedangkan kalau ada ulama lain berbicara dengan merujuk kepada Quran dan Sunnah juga, dianggap sekedar ijtihad dan penafsiran.

    Siapa yang Anda maksud ? Berterus-teranglah, dan jangan ‘meracau’ mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Kecuali jika Anda ingin dikatakan tidak ‘jantan’ dalam perkataan Anda ini. Kalaupun misalnya ada, orang yang mengatakannya itu termasuk orang awamnya (yang mengagumi Al-Albaaniy) atau orang ‘alimnya ? Inilah letak ketidakadilan Anda dalam menghukumi Al-Albaaniy dan orang yang Anda anggap sebagai ‘pendukung’ Al-Albaaniy.

    Kalau yang Anda maksud adalah orang awamnya, maka fenomena orang awam juga tidak melulu ada di pihak Al-Albaaniy. Bukankah Anda sendiri tahu fanatisan Al-Imam Asy-Syaafi’iy (sebagaimana banyak terdapat di Nusantara dan sekitarnya), Al-Imam Abu Haniifah (sebagaimana banyak terdapat di Hindustan dan sekitarnya), Al-Imam Maalik (sebagaimana banyak terdapat di Afrika Barat dan sekitarnya), Al-Imam Ahmad (sebagaimana banyak terdapat di Saudi dan sekitarnya), sampai di era sekarang … fanatisan Sayyid Quthb, Hasan Al-Banna, Al-Qaradlawiy, Al-Buuthiy, dan yang lainnya. [Mungkin juga Anda termasuk salah satu diantara fanatisan beberapa tokoh tersebut tanpa perlu saya sebutkan siapa – biarlah para Pembaca budiman menilainya].

  189. aku berkata:

    Namun jika yang Anda maksud adalah murid-murid Al-Albaniy – yang mu’tabar – , kok saya tidak mendapati apa yang Anda katakan.

    Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’iy rahimahullah – salah seorang murid senior beliau – berkata :

    أمَّا بعد فقد سُئل مراراً عن الشيخ ناصر الدين الألباني حفظه الله.
    فأقول كما قال كثير من السلف إذا سُئلوا عمن هو أجلُّ منهم قدراً فيقول أحدهم : أنا لا أُسأل عن فلان هو يسأل عني ولولا أَننا في عصر أَصبح كثير من العامة لا يميز بين العالم والمنجم، ولا بين المؤمن بالله والشيوعي الملحد بل أقبح من ذلك أنَّ بعض ذوي الأهواء من المبتدعة المعاصرين أصبحوا يطلقون الألقاب المنفِّرة على أهل السنة.

    ……………….

    إنَّ الشيخ محمد ناصر الدين الألباني حفظه الله تعالى لا يوجد له نظير في علم الحديث، وقد نفع الله بعلمه وبكتبه أضعاف أضعاف ما يقوم به أولئـك المتحمسون للإسلام على جهل أصحاب الثورات والانقلابات.
    والذي أعتقده وأدين لله به أنَّ الشيخ محمد ناصر الدين الألباني حفظه الله من المجدِّدين الذين يصدق عليهم الرسول صلى الله عليه وسلم :
    ((إِنَّ اللهَ يبعث لهذه الأمة على رأس كل مئة سنة من يجدِّد لها أمر دينها)). رواه أبو داود وصححه العراقي وغيره.

    والناس ينقسمون في شأن الشيخ ناصر الدين الألباني حفظه الله إلى ثلاثة أقسام :
    قسم يقلِّده ويتقبل كل ما جاء به.
    وقسم يرفضه ويرفض علمه ويحذِّر منه.
    وقسم وسط يعتبره عالماً من العلماء المسلمين مَنَّ الله على الناس به في هذا الزمان لنشر السنة وقمع البدعة ويعتقدون أنه يصيب ويخطيء ويجهل ويعلم ولكنهم معتقدون في أنه لا يوجد له نظيرٌ في علم السنة فهم يستفيدون من علمه ومن كتبه غير مولِّدين له. وهذا شأن سلفنا مع علمائهم.

    …….

    إذا عرفت أنَّ الشيخ حفظه الله ليس له نظيرٌ في علم السنة فما منزلته في فهم النصوص ؟ الذي أعرف عنه أنّ فهمه للنصوص كفهم كبار علمائنا المعاصرين على أني أقول كما قال الإمام مالك – رحمه الله : كلٌ يؤخذ من قوله ويترك إلا صاحب هذا القبر – يعني رسول الله صلى الله عليه وسلم.

    “Amma ba’du, aku berulang kali ditanya tentang Asy-Syaikh Naashiruddin Al-Albaaniy hafidhahullah. Maka aku katakan sebagaimana yang dikatakan oleh sejumlah ulama salaf bila mereka ditanya tentang orang yang lebih terhormat kedudukannya dari mereka : ‘Orang seperti aku ini tidak pantas ditanya tentang Fulan. Tapi dialah yang pantas ditanya tentang diriku’. Namun disebabkan pada saat ini kebanyakan kaum muslimin tidak dapat membedakan antara ulama dengan ahli nujum, tidak dapat membedakan antara orang yang beriman kepada Allah dengan orang komunis yang atheis, bahkan lebih buruk lagi sebagian pengikut hawa nafsu dari kalangan ahli bid’ah sekarang ini memberikan julukan-julukan yang keji terhadap Ahlus-Sunnah.

    …….

    Sesungguhnya Asy-Syaikh Muhammad Naashiruddin Al-Albaaniy hafidhahullahu ta’ala tidak ada tandingannya dalam ilmu hadits. Ilmu dan karya beliau memberi manfaat bagi kaum muslimin lebih banyak dari yang dihasilkan orang-orang yang punya semangat tapi jahil, yaitu para aktifis harakah Islam.

    Menurut keyakinanku, Asy-Syaikh Muhammad Naashiruddin Al-Albaaniy hafidhahullah termasuk mujaddid yang telah dikhabarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau : ‘Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada setiap seratus tahun seorang mujaddid yang akan memurnikan kembali ajaran agama ini’. Diriwayatkan oleh Abu Daawud dan dishahihkan oleh ‘Iraaqiy dan yang lainnya.

    Dalam menyikapi Asy-Syaikh Muhammad Naashiruddin Al-Albaaniy, manusia terbagi menjadi 3 macam :

    Pertama, orang yang taqlid, menerima seluruh pendapat dan perkataan beliau.

    Kedua, Orang-orang yang menolak seluruhnya, menolak ilmu beliau dan menjauhinya.

    Ketiga, orang-orang yang mengambil sikap pertengahan. Memandang beliau sebagai salah seorang ulama kaum muslimin yang merupakan karunia yang Allah turunkan kepada umat manusia pada jaman sekarang ini untuk menyebarkan As-Sunnah dan memberantas bid’ah. Meyakini bahwa beliau bisa benar dan bisa juga salah, kadang tahu dan kadang tidak tahu. Akan tetapi mereka juga memandang bahwa beliau adalah seorang ‘alim yang tidak ada tandingannya dalam ilmu As-Sunnah. Mereka menimba pelajaran dari ilmu dan karya-karyanya tanpa taqlid kepada beliau. Itulah sikap salaf terhadap ulama.

    ……..

    Apabila engkau telah mengetahui bahwa Asy-Syaikh Al-Albaaniy hafidhahullah tidak ada bandingannya dalam ilmu As-Sunnah, lantas bagaimana kedudukan beliau dalam memahami nash ? Sejauh yang aku ketahui, beliau memahami nash-nash seperti pemahaman para ulama besar yang sejaman dengan beliau. Hanya saja aku katakan sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Maalik rahimahullah : ‘Setiap orang bisa diterima atau ditolak perkataannya, kecuali penghuni kubur ini – “ [Hayatul-Albaaniy oleh Muhammad bin Ibraahiim Asy-Syaibaaniy, 2/554-555; Cet. 1/1407].

    Inilah yang diyakini oleh murid-murid beliau yang mu’tabar secara umum. Apakah ada yang salah tentang hal ini wahai Ustadz ?

    Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. berkata :

    Padahal kapasitas Al-Albani yang sebenarnya bukan ahli tafsir, juga bukan ahli fiqih. Bahkan sebagai ahli hadits sekalipun, banyak para ulama hadits di masa sekarang ini yang masih mempertanyakan kapasitasnya. Sebab secara tradisi, seorang ahli hadits itu idealnya punya guru tempat dia mendapatkan riwayat hadits. Al-Albani memang tidak pernah belajar hadits secara tradisi lewat perawi dan sanad, sebagaimana umumya para ulama hadits. Al-Albani hanya sekedar duduk di perpustakaan membolak-balik kitab, kemudian tiba-tiba mengeluarkan statemen-statemen yang bikin orang bingung.

    Ternyata di sinilah letak isi perkataan Anda sebenarnya. Tidak saya duga, ternyata, Ustadz Ahmad Sarwat sangat berbakat menjadi ‘pembeo’ sejati.

    Jika bukan ahli tafsir, bukan ahli fiqh, dan bukan pula ahli hadits; lantas seorang Al-Albaaniy ahli di bidang apa ? Di bidang perbaikan arloji ? Atau seorang yang ‘biasa-biasa saja’ seperti Anda ?. Saya harap Anda tidak sampai mengatakan bahwa Al-Albaaniy itu tidak beda level dengan Ahmad Sarwat.

    Statement seorang Ustadz Ahmad Sarwat memang tidak terlalu dibutuhkan – jika tidak boleh dikatakan ‘tidak dibutuhkan’ – dalam pengakuan keilmuan dan ketokohan Al-Albaaniy. Banyak ulama yang telah memberikan sanjungan dan pengakuan keilmuan beliau rahimahullah.

    Al-‘Allamah Muhibbuddin Al-Khathiib rahimahullah pernah berkata saat memberikan pengantar kitab Aadaabuz-Zifaaf fis-Sunnatil-Muthahharah (hal. 11; Al-Maktab Al-Islaamiy, Cet. Thn. 1409) perihal beliau :

    وبعد أن تهيأت لهذه الرسالة المناسبة التي عينت موضوعها ، تهيأ لها مؤلف من دعاة السنة الذين وقفوا حياتهم على العمل لإحيائها، وهو أخونا بالغيب الشيخ أبو عبد الرحمن محمد ناصر نوح نجاتي الألباني، فوضع بين أيدي المسلمين النصوص الصحيحة والحسنة من سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم في آداب الزفاف

    “Aku sampaikan kata pengantar dalam kitab ini setelah aku baca isinya (ternyata sangat bagus). Sebuah kitab yang ditulis oleh salah seorang da’i sunnah yang telah mengabdikan kehidupannya untuk menghidupkan Sunnah. Dia lah saudara kami Asy-Syaikh Abu ‘Abdirrahmaan Muhammad Naashir Nuuh Najaatiy Al-Albanniy. Beliau menyuguhkan di hadapan kaum muslimin nash-nash yang shahih dan hasan dari sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam permasalahan hubungan suami-istri…” [selesai].

    Asy-Syaikh Muhammad Haamid Al-Faqiy rahimahullah pernah menyebut :

    الأخ السلفي البحاثة الشيخ ناصر الدين

    “Saudara Salafiy, sang pembahas ulung (al-bahaatsah), Asy-Syaikh Naashiruddin…” [Rad’ul-Jaaniy Al-Muta’addi ‘alal-Albaaniy oleh Abu Mu’aadz Thaariq bin ‘Awadlallaah, hal. 19; Cet. 2/1422].

    Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah pernah berkata :

    ما رأيتُ تحت أديم السماء عالماً بالحديث في العصر الحديث مثل العلامة محمد ناصر الدين الألباني…

    “Tidak pernah aku lihat di bawah kolong langit saat ini ada orang yang ‘aalim dalam bidang hadits semisal Al-‘Allaamah Muhammad Naashiruddiin Al-Albaaniy…” [Hayaatul-Albaaniy, 1/65-66].

    Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah pernah berkata :

    وأنه ذو علم جم في الحديث رواية ودراية، وأن الله تعالى قد نفع فيما كتبه كثيراً من الناس من حيث العلم ومن حيث المنهاج والاتجاه إلى علم الحديث، وهذه ثمرة كبيرة للمسلمين، ولله الحمد.

    “Beliau adalah seorang yang mempunyai pengetahuan luas dalam hadits, baik riwayat maupun dirayat. Dan bahwasannya Allah memberikan banyak manfaat melalui kitab yang telah ditulisnya kepada umat manusia dari sisi ilmu, manhaj, dan mengarahkan kepada ilmu hadits. Ini adalah buah karya yang besar bagi kaum muslimin. Hanya bagi Allah segala puji…” [Hayaatul-Albaaniy, 2/543 dan Rad’ul-Jaaniy, hal. 21].

    dan yang lainnya…

    Oleh karena itu, siapa yang Anda maksud “para ahli hadits” yang mempertanyakan kapasitas Al-Albaaniy ? Al-Ghummariy ? Abu Ghuddah ? Al-Habsyiy ? atau As-Saqqaaf ? Jikalau Anda menyebutkan namanya, tentu para Pembaca akan lebih mudah mengidentifikasi atau mengklarifikasi “ahli hadits” yang Anda maksud itu…..

    Kalaupun ada misalnya ulama yang mengkritik tashhiih atau tadl’iif dari Al-Albaaniy, apakah itu selalu berkonsekuensi meragukan kredibilitas Al-Albaaniy ? Perbedaan penghukuman hadits adalah hal yang sangat biasa. Tidak mengapa seandainya Anda dan yang lainnya – wahai ustadz yang mulia – berbeda satu atau dua permasalahan, bahkan berpuluh-puluh permasalahan, dalam fiqh dan hadits dengan Al-Albaaniy.

    Adapun perkataan Anda bahwa Asy-Syaikh Al-Albaaniy hanya bermodal perpustakaan tanpa ada guru dan sanad; maka bercukup-cukup dirilah untuk tidak ‘meracau’ alias nglindur orang Jawa bilang. Ketahuilah wahai ustadz yang mulia, bahwa Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah mendapatkan ijazah sanad periwayatan dari Asy-Syaikh Muhammad Raaghib Ath-Thabbakh rahimahullah. Bahkan, Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth rahimahullah memberikan kesaksian tentang hal ini.

    Sedikit info tentang Asy-Syaikh Ath-Thabakh, bisa dibaca di : http://tamanulama.blogspot.com/2009/01/syeikh-raghib-ath-thabakh-guru-syeikh.html.

    Jikalau Asy-Syaikh Al-Albaaniy tidak mempunyai ijazah dari beberapa gurunya, hal itu dikarenakan beliau tidak memintanya. Selain itu, keberadaan ijazah itu sendiri menurut beliau tidak begitu diperlukan pada hari ini.[8]

    Kalau saya menampilkan kritik atas pendapat Al-Albani, jangan dianggap saya membenci beliau. Sebaliknya, justru karena saya menyukai beliau. Tapi kadang adik-adik kelas saya yang baru saja belajar agama, sering kali salah tanggap. Dikiranya kalau seseorang sudah mengkritik Al-Albani, seolah dianggap memusuhinya.

  190. sagit berkata:

    sama2x ngaku sunni salafiyah kok saling ghibah kpd ulamanya.kalau mau mengkritik seorang ulama atas kesalahan ijtihadnya, kita semestinya meruju kpd para ulama yg keilmuannya diakui oleh jumhur ulama di zamannya, itu bisa di pertanggungjawabkan.klu kita sebagai penuntut ilmu yg keilmuannya blum ada apa2nya,d bandingkan para ulama khibar.
    mengkritik pra ulama,waduh bisa dibayangkan.

  191. adem ayem berkata:

    @ Aku
    ana liat komen anda cuma copy-paste aja..
    itu kan dialog Abul-Jauzaa’ dan Ahmad Sarwat yg gak ada hubungannya dg artikel ini

    kita sih gak butuh nama2 mrk yg muji-muji Albani setinggi langit..
    wajar lah. Lha wong emang kelompoknya..

    cobalah belajar tidak fanatik dan hanya menerima pendapat dari golongan anda sendiri

    setelah anda lepas dari belenggu fanatisme
    anda bisa menilai
    bagaimana Albani men-dhoifkan banyak hadis yg jelas2 disahihkan Imam Bukhari & Muslim dan diakui Ratusan muhaddisin berabad-abad.
    contohnya Hadis Bukhari No 2075 dan 2109 dan hadis MUSLIM 3631

    seperti pada komen wong Djowo 11 Desember 2009 13:42 lengkap dg scan kitabnya..

    ana liat sampai hari ini tak satu pun wahabi berani komentar ttg dua hadis ini..
    tidak satu pun…!

    Udahlah gk usah komen panjang2.. pertanyaannya simpel aja..
    terkait dua hadis ini,
    Anda pilih Imam BUKHARI- MUSLIM atau ALBANI?..

  192. Aladin berkata:

    @ aku, komentar anda terlalu panjang dan tidak tepat sasaran, maklum hasil copypaste bukan karya sendiri. Tapi tak apalah saya akan menjawab komentar Albani aja dalam masalah makan daging onta membatalkan wudhu’. syekh albani berkata :
    وليس للمؤلف أي دليل أو سند في إثبات ذلك إلا اعتماده على ما ذكره النووي في “شرح مسلم” أنه: “ذهب الأكثرون إلى أنه لا ينقض الوضوء يعني أكل لحم الجزور وممن ذهب إليه الخلفاء الأربعة الراشدون …”.وهذه الدعوى خطأ من النووي رحمه الله قد نبه عليه شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله فقال في “القواعد النورانية” ص9

    kata2 وهذه الدعوى خطأ من النووي (dan ini pengakuan adalah kesalahan dari Nawawi). Ini adalah bentuk arogansi seorang albani yang menganggap dirinya lebih unggul daripada imam Nawawi, atau Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Syafi’i bahkan jumhur ulama’.
    Bandingkan dengan pembahasan dibawah ini :
    Hadist di atas benar adanya, namun para fuqoha’ utama nya aimmah tsalatsah ( Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Syafi’i) tidak melempar begitu saja hadist ini, namun mereka lebih berhati2 dalam mengambil suatu keputusan hukum, karena mereka mengerti akan pertanggungjawaban di hadapan Allah s.w.t. Berbeda dengan syekh al-bani yang mencampakkan pendapat orang lain serta menilai hanya pendapatnya lah yg benar. Ketahuilah, Imam Ahmad dg keluasan ilmunya berpendapat makan daging onta membatalkan wudhu’ berdasarkan dhohir daripada hadist, tapi beliau tidak merendahkan pendapat ulama’ yg lainnya, seperti ucapan albani : وهذه الدعوى خطأ من النووي .
    Sebenarnya albani belum tuntas membaca kitab Imam Nawawi yg direndahkannya, padahal beliau lebih condong dengan pendapat Imam Ahmad, disebutkan dalam kitab kifayatul Akhyar sebagaimana di bawah ini :

    كفاية الأخيار – (ج 1 / ص 35
    وينفضه أيضا أكل لحم الجزور على ما اختاره النووي وقواه وقال : إن فيه حديثين صحيحين ليس عنهما جواب شاف وقد اختاره جماعة من أصحابنا المحدثين وقال : وهو مما يعتقد رجحانه والله أعلم والصحيح الذي عليه جمهور الأصحاب أنه لا ينقض الوضوء وأجابوا عن هذا بما روى جابر رضي الله تعالى عنه أن آخر الأمرين من رسول الله صلى الله عليه وسلم ترك الوضوء مما مسته النار

    klo anda mengerti bahasa Arab, maka anda akan tau kelas/kedudukan albani yang menghujat Imam Nawawi, dan bagaimana ia menyerang dengan ulasan2 yang tidak berbobot. Maklum emang wahabi hobinya nyerang ulama’2. Dan simaklah pendapat Imam Ahmad dalam riwayat yang lain bahwa makan daging onta tdk batal wudlu’. Disebutkan dalam kitab syarh kabir li ibn Qudamah sebagai berikut :

    الشرح الكبير لابن قدامة – (ج 1 / ص 189
    وقال الثوري ومالك والشافعي وأصحاب الرأي لا وضوء عليه بحال وحكاه ابن عقيل رواية عن احمد لما روى ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال ” الوضوء مما يخرج لا مما يدخل ” وقال جابر كان آخر الامرين من رسول الله صلى الله عليه وسلم ترك الوضوء مما مست النار، رواه أبوداد ولانه مأكول فلم ينقض كسائر المأكولات

    kitab di atas adalah kitab fikh dalam pendapat Imam Ahmad, kayaknya albani belum membacanya ya… ??
    Sebenarnya beliau Imam Ahmad berijtihad akan batalnya wudhu’ dengan makan daging onta berpijak pada hadits :

    } تَوَضَّئُوا مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ وَلَا تَتَوَضَّئُوا مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ } رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ مِنْ حَدِيثِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ

    ,namun beliau tidak merasa hebat sendiri spt albani. Adapun Imam Abu Hanifah, Imam Malik n imam Syafi’i menganggap hadist tersebut hanya berlaku di saat itu aja, krn jika memang wajib wudlu’ karena memakan daging onta, niscaya semua sahabat akan melakukannya, tapi relitanya sahabat tidak menjalankannya, begitulah keterangan Syekh Buthi ,dan juga dikarenakan menurut mereka hadist tersebut mansukh dengan riwayat lain, bacalah Syarh Bulughul Marom karya syekh Athiyah :
    شرح بلوغ المرام للشيخ عطية محمد سالم – (ج 1 / ص 156
    إختلاف العلماء في حكم الوضوء من أكل لحوم الإبل جميع علماء الحديث من أصحاب السنن الست وغيرهم متفقون على أن من أكل لحم الجزور يتوضأ، وأما الأئمة الأربعة رحمهم الله: فمالك والشافعي وأبو حنيفة رحمهم الله يقولون: لا يتوضأ؛ لأنه نسخ الوضوء من أكل لحم الإبل، ولم يقولوا: ليس بثابت، بل قالوا:نسخ. وأما أحمد رحمه الله فيقول بالوضوء من لحم الإبل، وهذا هومشهور المذهب، وإن كان هناك عن أحمد رواية أخرى توافق الأئمة الثلاثة، ورواية ثالثة: أن من أكله عالماً بالنهي توضأ، ومن أكله جاهلاً بالنهي لا يتوضأ. وهذه مردودة عند متأخري أهل المذهب؛ لأن عندهم أن نواقض الوضوء لا تتوقف على العلم والجهل. إذاً: من الناحية الفقهية فالأئمة رحمهم الله: أبو حنيفة ومالك والشافعي يقولون بعدم الوضوء، وأحمد رحمه الله المشهور في مذهبه الوضوء.

    Namun, bagi fukoha‘ dianjurkan untuk tetap berwudhu’ setelah memakan daging onta agar keluar dari perbedaan pendapat ulama’. Disinilah tampak sekali etika yang sangat berbeda antara para ulama’ dahulu sekaliber Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Imam Ahmad begitu juga Imam Nawawi denga seorang albani. Silahkan anda menilai sendiri.
    @ all pengunjung, ini adalah sedikit keterangan arogansi dari orang2 wahhabi dalam merendahkan ulama’2 salaf. Oleh karena itu, janganlah anda menilai tentang kritikan kepada orang2 seperti albani sebagai penyerangan terhadapnya, namun sebenarnya itu adalah pembelaan terhadap ulama’ salaf yang telah diserang oleh orang2 seperti albani dan antek2nya

  193. mualaf berkata:

    HAYAKALLAH…

    ana hanya sangat sedih melihat keadaan kalian………
    yang tak ubahnya seperti agama dan para pendetanya yang telah ana tinggalkan: mengikuti hawa nafsu, berkata2 dan beramal namun jauh dari ilmu…..

    semoga Allah membuka hidayahnya kepada kalian,
    yang jelas semua perkataan “habib”??? di sini akan anda pertanggungjawabkan juga di akherat kelak….

    terlebih dengan pengikut2 setia anda yang juga akan anda pikul nantinya….

    ana hanya seorang yg miskin ilmu, namun sangat2 terluka dengan tulisan2 di sini…..

  194. furqon berkata:

    asalamualaikum, bukankan rasulullah salallahualaihiwassallam bersabda dalm hadisnya yg shahih yg mknanya: akan ada stiap 100tahun pembaharu agama. dimana syekh albani tidk ada sdikitpun bermaksud untuk menyaingi seluruh imam2 yang sholeh baik yng sebelum dan sesudahnya, kalau syekh seorang yg sombong maka ilmu yng diberikan kpada murid2nya tidak bermanfaat dan namanya akan tenggelam tapi allah merahmatinya sehingga ilmu dan namanya akan tetap ada dihati kaum muslimin yg mencintai sunnah! buat saudaraku yg sepemahaman kita jangan disibukkan dengan tanggapan orang tentang syekh, lebih bermanfaat kalo kita belajar dan belajar ilmu syari.

  195. elhawi berkata:

    sungguh menyakitkan dan memprihatinkan..

    biang semua ini adalah orang yg tidak berakhlaq trhadap para ulama’ salaf seperti Imam Bukhori..

    saudaraku.. lanjutkan perjuangan ini. tampakkan kebenaran!

    Kelak kita berharap dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dalam kelompok Assawadul a’dhom (kelompok mayoritas)
    Yg Ulama’nya juga Assawadul a’dhom
    para walinya juga Assawadul a’dhom

    bukan dalam kelompok ulama kontrovesial yg berpisah dari Jamaah
    jumlahnya sedikit, namun gara2 fatwanya umat terpecah belah..
    Amiin

  196. elhawi berkata:

    di masa Ibnu taimiyah, berapakah jumlah ulama yg sependapat dengan akidahnya?..

    di masa MAW (Muhamad bin Abdil wahab), siapa saja ulama’ yang mendukung akidahnya?..

    adakah SATU saja wali yg berakidah wahabi -semisal Syekh Abdul Qadir jaelani?

    berapakah jumlah ulama di seluruh dunia ini yang lebih percaya Imam Albani daripada Imam Bukhory?…

    maka ingat sabda Nabi SAW 14 abad lalu

    وعليكم بالجماعة فمن شذ شذ في النار (رواه الترمذي)
    Kamu harus hidup dalam jama’ah siapa saja yang mengasingkan diri dari jama’ah, dia akan menyendiri masuk ke dalam api neraka (HR. Tirmizi).

    Ya Allah.. jauhkan kami dari kelompok yg mengasingkan diri dan masuk neraka..
    Jauhkan kami dan anak cucu kami dari kelompok itu sejauh-jauhnya..
    Amiin..

  197. muhibbin berkata:

    @ muallaf, anda tak ubahnya orang2 wahhabi yang lain, bicaranya terkait : MENGIKUTI HAWA NAFSU. mas, lebih tepatnya nasehat ini anda berikan kepada orang wahhabi lainnya, justru merekalah yang telah mengikuti hawa nafsu, memvonis orang sesat tanpa dasar. Coba anda liat fanatisan albani , sudah tau bahwa albani mendoifkan hadits2 shohih bukhori dan muslim yang sudah diakui oleh ulama’ dan muhadditsin besar berabad2 lamanya, eh.. kok malah fanatisannya tetap mengakui kebenarannya dan tetap menganggapnya sebagai muhaddits, bahkan sebagaimana komentar furqon di atas, mengakuinya sebagai mujaddid.
    dari mana anda tau mas, klo albani itu mujaddid ? emang siapa anda ini bisa menilai orang sebagai mujaddid ?
    fanatisme inilah yang justru mengikuti hawa nafsu, bukan menggunakan akal sehatnya….

  198. meldim berkata:

    Syeikh Al ALbani rahimahullah yang antum ghibahi telah mendapat kehormatan dunia dan ‘nobel’ internasional dibidang hadits, sementara antum semua yang ndak suka dengan beliau dapat apa? mbok ya ngaca! kata pepatah “rusak muka cermin dibelah”

    King Faisal International Prize For Islamic Studies
    The 1999 King Faisal International Prize For Islamic Studies (Contributions to the Study, Verification and Authentication of the Hadith “Prophetic Sayings”) is awarded to:WINNERS ANNOUNCED FOR 1419H – 1999  

    (Professor)Shaikh Muhammad Nasir Ad-Din Al-Albani (Syria)
    Top Islamic Scholar Awarded Leading International Prize
     
    Riyadh, Saudi Arabia, January 5 1999 top Syrian scholar in the field of Hadith (Prophetic Sayings) has been awarded the 1999 King Faisal International Prize for Islamic Studies, one of a series of prestigious awards given annually by the King Faisal Foundation.

    Shaikh Muhammad Nasir Al-Din Al-Albani is an outstanding scholar who has written, edited and verified more than 100 academic and major historical works for which he has been given the Prize.

    He is a highly respected figure amongst scholars for his rigorous methodology in the study of Hadith. His influence in this area has had a significant impact on contemporary Islamic Studies in general.

    Shaikh Nasir was formerly a Professor of Hadith at the Islamic University in Medinah, Saudi Arabia.
    King Faisal Foundation

    Public Relations Department
    Tel. +(966 1) 465 2255
    Fax +(966 1) 465 6524
    eMail: Info@kff.com
    Website: http://www.kff.com
    http://www.kff.com/EN01/KFIP/1419H1999G/KFIPWinners2ISS1419H1999G.html

  199. fulan berkata:

    @ medim: ana memang bukan orang alim tp ana tahu bahwasanya penghargaan seperti itu ga’berguna di sisi Allah buat apa nt tunjukkan inilah kebodohan nt…..

  200. mantan wahaby berkata:

    Allohumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad………saya telah sangat sadar dan mengetahui bahwa memang WAHABI Banyak mengkafirkan orang….bagi orang yang bilang habib habib yang ada di jakarta adalah bukan keturunan Rosulullah, saya sangat sedih, inikah akhlaq dari oang wahabi yang langsung gampang menuduh tanpa ada bukti??? Masya Allah, bersiap siaplah antum, karena telah mencela keturunan Rosul, bersiaplah mempertanggung jawabkan ucapanmu……Hidup Ahlus Sunnah Wal Jammah, Hidup Para pecinta Sholawat!!!!

  201. aku lagi berkata:

    SEMBILAN TUDUHAN DUSTA TERHADAP SYAIKH AL-ALBANI

    Oleh
    Gholib Arif Nushoiroot

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah.
    Wa Ba’du.

    Al-Albani rahimahullah, ahli hadits abad ini, dijuluki sebagai muhaddits As-Syam (ahli hadits negeri Syam) –andai saja dijuluki sebagai Muhadditsud Dunya (ahli hadits dunia)- tentu ia berhak menyandangnya, wa la uzakki’ ala Allahi ahada. Beliau sebagaimana ulama lainnya, pernah dilontarkan kepadanya tuduhan-tuduhan dan kedustaan-kedustaan.

    Kedustaan dan tuduhan tersebut terangkum dalam sembilan point berikut ini:
    1). (Al-Albani) ahli hadits yang tidak paham fikih
    2). Tidak mengetahui ilmu ushul
    3). Tidak memiliki guru.
    4). Syad (ganjil), menyendiri dari pendapat umumnya masyarakat.
    5). Tidak menghormati ulama, dan tidak mengetahui ketinggian kedudukan mereka.
    6). Bermadzhab dzhoiri
    7). Mutasahil (gampang/mudah) men-shahih-kan hadits
    8). Keputusannya dalam menghukumi hadits-hadits berlawanan, satu sama lain.
    9). Tidak perhatian dengan matan hadits.

    Tuduhan-tuduhan dusta di atas pernah dilontarkan kepada mayoritas ulama hadits di sepanjang masa. Dan saya melihat hal ini perlu dipaparkan dan dijawab demi membela mereka seutuhnya. Dengan harapan agar amalan yang sedikit ini termasuk dalam bab berbakti kepada mereka.

    [1]. Ahli Hadits Yang Tidak Paham Fikih
    Ungkapan ini, bila dimaksudkan hanya sekedar untuk mensifati bahwa beliau (Syaikh Al-Albani,-pent) termasuk ulama ahli hadits yang piawai dan pakar dibidangnya, dan tidak ada maksud lain yang mengurangi ketinggian ilmu fikih beliau, maka ungkapan ini tidak perlu dijawab. Karena Imam Al-Albani merupakan salah satu ahli hadits abad ini yang dapat disaksikan keilmuannya, dan peran aktifnya di bidang hadits. Dan ini dapat dibuktikan bersama. Perkara tersebut –walhamdulillah- sepengetahuanku merupakan perkara yang tidak diperselisihkan oleh siapa saja (kecuali mereka yang hasad, dengki, dan iri dengan beliau,-pent).

    Adapun jika ungkapan tersebut bermaksud untuk menggugurkan keilmuan Syaikh Al-Albani dalam bidang fikih hadits, penjelasan maknanya, pilihan-pilihannya, dan hasil tarjih beliau dalam masalah-masalahnya, maka ini adalah makna yang munkar dan batil. Dan dapat dijawab dengan pernyataan berikut ini.

    Kita katakan kepada mereka : Apa sebenarnya arti fikih menurut kalian? Jika maksud kalian adalah menghafal masalah-masalah, matan-matan, dan masuk ke dalam permasalahan yang bersifat tidak nyata, tanpa mendasari semua itu dengan dalil yang shahih, maka Imam Al-Albani sungguh seorang yang amat jauh dari hal itu.

    Dan jika maksud kalian adalah memahami dan mempelajari dalil-dalil dari Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan pemahaman para sahabat dan tabi’in, tanpa fanatik kepada seseorang kecuali kepada dalil, maka kami minta kepada kalian untuk mendatangkan sebuah dalil yang menunjukkan bahwa Imam Al-Albani tidak seperti itu.

    Sesungguhnya kalimat “ahli hadits yang tidak paham fikih” dengan makna batil tersebut merupakan ungkapan setan yang bertujuan untuk merendahkan kadar dan kedudukan ahli hadits, dan bahwa seorang ahli fikih tidak memerlukan ilmu hadits.

    Ungkapan tersebut awalnya ketergelinciran dan bid’ah, akhirnya penghalalan (lepas diri) dan zindiq (kemunafikan). Dikatakan bid’ah, karena kita tidak pernah menemukannya dari salafush shalih. Dikatakan penghalalan dan zindiq, karena ucapan tersebut bisa mengakibatkan dibuangnya seluruh perkataan ulama. Yang kemudian bisa menggugurkan syari’at dan meghilangkan hukum-hukum Islam. Sehingga dikatakan sesekali : Hukum ini adalah perkataan fulan yang merupakan ahli hadits, dia bukan ahli fikih. Kemudian dikatakan lain kali ; Hukum ini adalah ucapan fulan yang merupakan ahli fikih, dia ahli hadits. Dan hasil akhirnya adalah berlepas diri dari hukum agama!!!

    [2]. Tidak Mengetahui Ilmu Ushul
    Tuduhan ini mana buktinya ? Dan realita yang ada di kitab-kitab Al-Albani adalah kebalikannya. Bahkan cerita yang popular dari biografi beliau, bahwasanya ia dahulu mengadakan dua kali kajian yang dihadiri oleh mahasiswa Universitas Islam Madinah dan sebagian staff dosen Universitas tersebut. Diantara kitab yang diajarkan oleh beliau di halaqah ilmiyah tersebut adalah kitab Ushulul Fikih karya Abdul Wahhab Khallaf.

    Dan tuduhan ini –penafian kadar keilmuan ushul fikih beliau- ditelan mentah-mentah oleh sebagian mereka untuk mencela para ahli hadits, yang kemudian mereka gunakan untuk melemparkan tuduhan kepada para ahli hadits tersebut. Dan kepada mereka saya katakan : Termasuk perkara yang penting, harus diperhatikan poin-poin berikut.

    a). Bahwasanya Sunnah Nabawiyyah merupakan petunjuk hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an , sebagaimana yang dikatakan Imam Ahmad bin Hanbal dalam karyanya As-Sunnah riwayat Abdus : Setiap hukum dalam Al-Qur’an ditunjukkan oleh As-Sunnah, dijelaskannya dan ditunjukkan maksudnya. Dan dengan As-Sunnah bisa menghantarkan untuk mengetahui maknanya

    b). Sesungguhnya ilmu ushul dibangun atas dasar petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan menggunakan bahasa Arab, dengan memperhatikan adat masa diturunkannya syari’at. Dan perkara ini hanya diberikan kepada sahabat. Tidak ada yang ikut serta dan mengetahuinya kecuali mereka sendiri. Dan tidak pula ada jalan untuk sampai kepada hal tersebut kecuali dengan jalan mereka (para sahabat).

    Apabila telah jelas dua poin di atas, maka ketahuilah, bahwa ahli hadits merupakan orang yang paling bahagia dengan kedua poin tersebut. tidak seorang pun yang lebih tahu dari mereka tentang kabar yang dibawa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak seorang pun yang lebih tahu dari mereka tentang berita dari sahabat. Maka merekalah yang sebenarnya ahli ilmu ushul. Dan diantara manhaj mereka adalah menjadikan dalil-dalil Al-qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar untuk membangun ilmu ushul. Bukankah para ulama ushul tidaklah beraktivitas kecuali untuk hal ini?

    Dari sini engkau mengetahui, bahwa ahli hadits merekalah sebenarnya ulama ushul syariat ini, yang mengetahui kaedah-kaedah pengambilan hukum dari sela-sela usaha mereka untuk mengikuti apa yang datang dari sahabat dan tabi’in.

    [3]. Tidak Memiliki Guru
    Tuduhan ini terlalu tergesa-gesa untuk diucapkan. Sebab Syaikh Al-Albani pernah belajar beberapa ilmu alat dari ayahnya, seperti ilmu shorof. Beliau juga belakar darinya beberapa kitab madzhab Hanafi, seperti Mukhtashor Al-Qaduri. Darinya juga beliau belajar Al-Qur’an dan pernah menghatamkan riwayat Hafsh beserta tajwidnya.

    Beliau pun pernah belajar dari Syaikh Sa’id Al-Burhani kitab Maraqi Al-Falah, sebuah kitab yang bermadzhab Hanafi, dan kitab Syudzurudz Dzahab di cabang ilmu nahwu serta beberapa kitab balaghah

    Beliau juga pernah menghadiri seminar-seminar Al-Allamah Muhammad Bahjat Al-Baithar bersama beberapa ustadz dari Al-Majma Al-Islami Damaskus, diantaranya : Izzudin At-Tanukhi. Waktu itu mereka belajar kitab Al-Hamasah syairnya Abu Tammam.

    Di akhir hayatnya, beliau sempat bertemu dengan Syaikh Muhammad Raghib Ath-Thabbakh. Beliau pun menyatakan takjub dengan Syaikh Al-Albani, dan menghadiahkan kepada beliau kitab Al-Anwar Al-Jaliyah Fi Mukhtashar Al-Atsbat Al-Hanbaliyah.

    Apabila engkau tahu semua ini, maka jelas bagimu bahwa tuduhan dusta mereka “Al-Albani tidak memiliki guru” menyelisihi realita yang ada.

    Dan tentunya tidak mengurangi kedudukan Syaikh meskipun hanya sedikit gurunya. Betapa banyak ulama yang hanya memiliki sedikit guru, dan itu tidak mempengaruhi kredibilitas keilmuannya. Bahkan diantara perawi hadits ada yang tidak meriwayatkan hadits kecuali dari dua atau tiga orang saja, bahkan ada juga yang berguru dari seorang Syaikh saja. Namun ternyata para ulama bersaksi akan kekuatan dan kesempurnaan hafalannya. Dan hal itu tidak menjadi alasan yang mencegah untuk mengambil ilmu dan meriwayatkan hadits dari mereka.

    Adalah Abu Umar Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Al-Lakhami yang terkenal dengan sebutan Ibnul Baji (wafat mendekati tahun 400H) yang merupakan penduduk daerah Isybilia. Dia adalah satu-satunya ulama dan ahli fikih yang ada pada waktu itu. Beliau mengumpulkan cabang ilmu hadits, fikih, dan keutamaan. Dan beliau menghafal dengan baik beberapa kitab-kitab sunnah dan penjelasan maknanya.

    [4]. Syad (Ganjil), Menyendiri Dari Pendapat Umumnya Masyarakat
    Ini juga merupakan tuduhan kosong belaka. Karena sesungguhnya ulama ahli hadits, begitu pula Al-Albani –wa laa uzaki ‘ala Allahi ahada- termasuk orang yang terasing yang menghidupkan sunnah-sunnah yang dimatikan oleh kebanyakan orang. Adapun istilah ahli hadits : Fulan sendirian dalam meriwayatkan hadits ini, ini tidak berarti bahwa ia tidak paham masalah dan tidak pula kita menayandarkan istilah gannjil kepadanya

    Dalam kitab Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam (5/661-662) Abu Muhammad Ibnu Hazm berkomentar : Sesungguhnya batasan istilah ganjil adalah dengan menyelisihi kebenaran. Maka siapa saja yang menyelisihi kebenaran dalam suatu permasalahan maka ia termasuk ganjil dalam masalah tersebut, meskipun jumlahnya sebanyak penduduk muka bumi atau sebagiannya. Sedangkan Al-Jama’ah, secara keseluruhan mereka adalah ahlul haq, meskipun dimuka bumi tidak ada dari mereka kecuali seorang saja, maka ialah Al-Jama’ah, dan ini adalah secara globalnya. Meskipun hanya Abu Bakar dan Khadijah saja yang masuk Islam, maka mereka berdua adalah Al-Jama’ah. Sedangkan siapa saja dari penduduk bumi selain mereka berdua dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka adalah ahlu ganjil (menyimpang) dan perpecahan.

    Maka bukanlah maksud dari istilah ganjil adalah seorang ulama yang menyelisihi jama’ah ulama lainnya. Bukanlah arti ganjil menyelisihi perbuatan yang sering diamalkan atau tersebar luas di masyarakat. Betapa banyak permasalahan yang dipegang teguh oleh ulama dengan pendapat yang menyendiri, seperti Abu Hanifah, Malik, dan juga Ahmad. Dan hal itu tidak dianggap sebagai aib bagi mereka, tidak mengurangi kefakihan mereka apalagi menghalang-halanginya, juga tidak menjadikan mereka disifati ganjil atau menyendiri.

    Bagaimana mungkin bisa disifati dengan ganjil orang yang memurnikan peneladanan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

    Bahkan sebelum ulama yang menyelisihi sunnah atau atsar tidak dikatakan oleh ulama yang lain dengan ucapan : Mereka ganjil, mereka menyendiri. Adalah Al-Hafizh Ibnu Abi Syaibah (wafat 235H) di dalam kitabnya Al-Mushshannaf mengarang sebuah judul : Bantahan untuk Abu Hanifah. Beliau mengawalinya dengan perkataan : Ini adalah permasalahan yang Abu Hanifah menyelisihi berita yang telah datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

    Adalah Al-Laits bin Sa’ad berkata : Aku pernah menghitung permasalahan Malik bin Anas yang berjumlah tujuh puluh, seluruhnya menyelisihi sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam semua permasalahan itu ia berpendapat dengan akalnya. Komentar Al-Laits : Dan aku pernah menuliskan ini untuknya. Cerita atsar ini ada dalam kitab Jami’u Bayanil Ilmu wa Fadhlihi 92/148).

    Kemudian kapankah amalan kebanyakan orang menjadi hujjah secara mutlak dalam syari’at ini, yang mana dalil-dalil ditolak karenanya ? Dosa apa yang dilakukan para ahli hadits dan Al-Albani tatkala mereka berpegang dengan hadits yang telah jelas bagi mereka derajat keshahihannya, dan tidak pernah nampak perkataan kuat yang menyelisihinya, kemudian mereka mengamalkannya, dan mengajak orang lain untuk menghidupkan sunnah yang dikandung oleh hadits itu. Maha Suci Allah!, mereka bukannya diberikan ucapan terima kasih malah dicela, kemudian dijuluki dengan gelar ganjil atau menyendiri!

    [5].Tidak Menghormati Ulama Dan Tidak Mengatahui Ketinggian Kedudukan Mereka.
    Adapun perkataan tersebut, maka hanya tuduhan yang tidak berdalil. Bahkan realita yang ada adalah kebalikannya. Penyebab tuduhan itu adalah prasangka salah sebagian orang yang mengira bahwa Syaikh Al-Albani tatkala mengamalkan hadits shahih yang belum pernah diketahui seorang yang menyelisihinya, mereka mengira bahwa perbuatan beliau tersebut menjatuhkan kredibilitas para ulama yang tidak mengamalkannya, dan berarti beliau tidak menghormati mereka. Parasangka salah tersebut tidak perlu terlalu diperhitungkan, dengan alasan sebagai berikut:

    Tentu beda antara memurnikan amalan untuk mengikuti Rasulullah dan menjatuhkan perkataan ulama lain. Maksud dari mengikuti Rasulullah yaitu tidak mendahulukan perkataan seseorang dari ucapan beliau, siapapun orangnya. Akan tetapi, pertama engkau melihat keabsahan hadits. Apabila hadits tersebut shahih, maka yang kedua engkau harus memahami maknanya. Jika sudah jelas (maknanya) bagimu maka engkau tidak boleh menyimpang darinya, meskipun semua orang di timur bumi dan baratnya menyelisihimu.

    Dan diantara perkataan berharga Syaikh Al-Albani sebagaimana dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, ketika mengomentari hadits nomor 221, beliau berkata :

    Ambil dan peganglah hadits Rasulullah. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Jauhilah olehmu pendapat-pendapat orang, sebab dengan adanya hadits maka pendapat menjadi batal, dan jika datang sungai Allah (dalil naqli) maka hilanglah sungai akal (dalil aqli).

    Sekedar pengetahuan, -setahu saya- tidak ada sebuah permasalahan yang dipilih oleh Al-Albani kecuali pernah dikatakan oleh para ulama sebelumnya. Beliau senantiasa antusias menyebutkan ulama salaf yang sependapat dengannya. Beliau juga antusias mengamalkan pendapat yang sejalan dengan dalil

    Syaikh Al-Albani selalu merujuk ke perkataan ulama, mengambil pelajaran darinya, juga mengambil faedah dari perkataan tersebut tanpa fanatik ataupun taklid. Beliau berkata di muqaddimah kitab sifat shalat Nabi.

    Adapun merujuk ke perkataan mereka –yakni ulama- , mengambil faedah darinya, memanfaatkannya untuk mencari kebenaran dari permasalahan yang mereka perselisihkan yang tiada dalilnya dari Al-Qut’an dan As-Sunnah, atau untuk membantu memahami permasalahan yang butuh kejelasan, maka ini adalah sesuatu yang tidak kami ingkari. Bahkan kami memerintahkan dan menyarankan hal tersebut, sebab manfaat darinya bisa diharapkan bagi orang yang meniti jalan hidayah dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.

    Tersisa isyarat tentang permasalahan kerasnya Syaikh dalam membantah orang yang menyelisihinya. Realita yang ada menyatakan bahwa permasalahan ini bersifat relatif, setiap orang berbeda satu sama lain. Sebagian dari mereka menyebutnya dengan istilah sifat obyektif dalam membahas, sekedar mencari kebenaran tanpa basa-basi. Sedangkan yang lainnya menyebutnya dengan istilah keras dan tidak berlemah lembut. Bagaimanapun juga, sudah sepantasnya tidak dihindari poin-poin berikut ini.

    a). Bahwasanya sebagian dari mereka meminta kepada Syaikh untuk lemah- lembut dalam membantahnya hingga batas kewajaran. Anehnya, mereka meminta kepada Syaikh untuk membantahnya dengan aturan tertentu yang mereka sendiri tidak dipergunakan ketika membantah orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka.

    b). Sikap keras demi memperjuangkan kebenaran bukan berarti kebatilan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menerima kebenaran tersebut

    c). Bahwasanya berlemah-lembut untuk memperjuangkan kabatilan bukan berarti kebenaran.

    d). Dan terkadang bersikap keras merupakan sikap hikmah dalam berdakwah.

    Tentang sikap keras yang dituduhkan kepada Syaikh, beliau memiliki komentar tentang itu di As-Silsilah Adh-Dha’ifah, jilid pertama halaman 27.

    [6]. Bermadzhab Dzohiri
    Tuduhan ini juga perlu bukti. Adapun sifat yang disandarkan kepada ahli hadits bahwa mereka termasuk ahli dzahir, ini merupakan kata-kata yang terdengar setiap masa. Oleh karena itu disandarkannya sifat tersebut kepada Syaikh Al-Albani bukanlah suatu yang aneh, sebab beliau termasuk ahli hadits.

    Untuk menghilangkan kesamaran yang telah merasuki otak sebagian orang, perlu dipaparkan beberapa pertanyaan berikut.

    Apakah Syaikh pernah berkata terus terang di kitab-kitabnya bahwa ia bermadzhab dzahiri?

    Apakah Syaikh yang hanya sekedar menukil perkataan dari kitab Ibnu Hazm bisa dikatakan bermadzhab dzahiri?

    Perlu diketahui bahwa Syaikh Al-Albani di beberapa tempat dari kitabnya mencela keras Ibnu Hazm Adz-Dzahiri. Di kitab Tamamul Minnah, halaman 160 beliau berkomentar : Untuk menyelisihi pendapat yang dipegang oleh Ibnu Hazm.

    Pada kitab yang sama, halaman 162 beliau berkata : Saya merasa heran dengan Ibnu Hazm seperti kebiasaannya berpegang teguh dengan madzhab Dzahiri.

    Diantara karangan Syaikh, ada sebuah kitab yang membantah Ibnu Hazm dalam masalah alat musik. Oleh karenanya, maka ahli hadits –termasuk Al-Albani- termasuk orang yang paling jauh dari kesalahan-kesalahan yang ulama catat dari madzhab Dzahiriyah.

    Bahkan Syaikh berbicara dengan terus-terang tidak hanya pada satu tempat, dan yang paling popular adalah di muqaddimah kitab Sifat Shalat Nabi bahwasanya dalam manhajnya, beliau bersandar kepada hadits-hadits dan atsar, tidak keluar dari keduanya, menghargai para imam dan mengambil manfaat dari fikih mereka.

    [7]. Mutasahil (Gampang/Mudah) Menshahihkan Hadits
    Hal ini bersifat relatif, berbeda sesuai dengan masing-masing orang. Barangsiapa yang mutasyaddid (terlalu keras/mempersulit) ia melihat orang lain mutasahil, dan siapa yang mutasahil ia melihat orang lain mutasyaddid. Dan yang menjadi pegangan dalam mengetahui yang benar dalam masalah ini adalah dengan banyak membaca, berusaha mengetahui keadaan, dan saling membandingkan satu sama lain.

    Sejumlah permasalahan yang disandarkan kepada Al-Albani bahwa ia mutasahil diantaranya.

    a). Menghasankan hadits dha’if dengan banyaknya jalan.
    b). Menerima hadits seorang perawi yang tidak diketahui keadaannya, dan bersandar pada tautsiq Ibnu Hibban (rekomendasi beliau untuk perawi hadits)
    c). Beliau menerima dan memberikan rekomendasi kepada beberapa perawi yang lemah.

    Semua jenis hadits lemah dapat menerima penguat dan pendukung, hadits tersebut akan naik derajatnya dengan banyaknya jalan, kecuali hadits yang pada sanadnya terdapat perawi yang pendusta dan pemalsu hadits, perawi hadits yang tertuduh berdusta, dan perawi hadits yang berada pada derajat ditinggalkan (seperti perawi yang sangat buruk hafalannya), hadits syadz (ganjil, menyelisihi hadit lainnya), dan hadits munkar.

    Adapun menerima hadits dari seorang perawi yang tidak diketahui keadaannya dan bersandar kepada tautsiq Ibnu Hibban, ini merupakan permasalahan yang disandarkan kepada Syaikh Al-Albani tanpa dalil yang shahih yang mendukungnya. Dan yang benar, bahwa tidak hanya pada satu tempat Syaikh Al-Albani membantah orang yang bersandar kepada tautsiq Ibnu Hibban dan beliau mensifatinya dengan kata-kata mutasahil

    Beliau juga telah menulis pada muqaddimah kitab Tamamul Minnah, halaman 20-26, kaedah yang kelima dengan judul “Tidak dibolehkannya bersandar dengan Tautsiq Ibnu Hibban”.

    Permasalahan rekomendasi beliau kepada beberapa perawi yang lemah merupakan tuduhan semata, dimana mereka (yang melontarkan tuduhan tersebut) tidak mampu mendatangkan seorang perawi yang disepakati bersama kelemahannya, lalu datanglah Al-Albani dan memberinya rekomendasi tersebut.

    [8]. Keputusannya Dalam Menghukumi Hadits-Hadits Sering Berlawanan Satu Sama Lain.
    Dakwaan tersebut merupakan kebodohan atau pura-pura bodoh dengan realita yang ada. Ketahuilah wahai saudaraku –semoga Allah senantiasa menjagamu-, termasuk perkara yang diketahui bersama, menurut ahlu sunnah wal jama’ah bahwa sifat ishmah (terbebas dari kesalahan) tidak mungkin bisa disandang kepada seorangpun dari umat ini kecuali kepada Nabi. Dan kita –segala puji dan karunia hanya milik Allah- meyakini akan dasar ini. Tidak mungkin Al-Albani menyandang sifat ma’shum sebagaimana para ulama yang lainnya.

    Akan tetapi, apakah hanya dengan melakukan kesalahan dan memiliki pendapat yang kontradiksi seorang alim dinyatakan gugur dan terlepas darinya gelar keilmuannya? Saya kira, tidak ada seorang ulama yang adil yang berpendapat demikian.

    Baiklah, barang siapa yang banyak kesalahannya, yang mana kesalahannya lebih dominan dari pada pendapat benarnya, niscaya gugurlah hujjah darinya, dan hilanglah sifat kuat hafalannya. Apabila terwujudkan hal ini, maka ketahuilah bahwa semua hadits yang disandarkan kepada Al-Albani dengan hukum yang saling berlawanan tidak mempengaruhi ketsiqohan beliau dan ketsiqohan ilmunya di sisi ulama yang adil –segala puji hanya untuk Allah-. Karena prosentasi hadits-hadits yang disebutkan dan telah dihukumi oleh Al-Albani dengan hukum yang kontradiksi dibanding hadits-hadits yang lainnya, hanya sedikit dan tidak diperhitungkan, serta tidak mampu mengotori bahtera ilmunya. Karena air apabila sudah mencapai dua kullah tidak akan membawa sifat kotor. Dan penyandaran kontradiksi ini merupakan tuduhan iri dengki yang mayoritasnya merupakan penipuan kotor belaka.

    Apabila diteliti penyandaran tersebut, tidak akan selamat kecuali sangat sedikit sekali, dan semua itu tidak keluar dari keadaan-keadaan beikut ini.

    a). Hadits-hadits yang dihukumi berbeda oleh Syaikh setelah nampak jelas baginya ilmu yang benar.

    b). Hadits-hadits yang dihukumi oleh beliau dengan melihat kepada jalannya, kemudian beliau menemukan jalan yang lainnya.

    c). Hadits-hadits yang dihukumi oleh beliau dengan dasar pendapat yang rajih (kuat) sesuai keadaan perawi tersebut, kemudian beliau mengoreksi kembali ijtihadnya dan menemukan hukum yang berbeda.

    d). Hadits-hadits yang tidak mempunyai cacat, kemudian nampak cacatnya menurut beliau.

    e). Hadits-haditys yang tidak diketahui adanya syahid (penguat) dan mutaba’ah (penguat), kemudian beliau mengetahuinya

    Saya sarankan para pembaca untuk merujuk ke kitab ‘Al-Anwar Al-Kasyifah Li Tanaqudhat Al-Khassaf Az-Zifah”, yang menguak kesesatan, penyimpangan dan sikap sembrono yang ada di dalamnya

    [9]. Tidak Perhatian Dengan Matan Hadits
    Inipun dusta semata dan kebatilan yang tidak berdasar. Kenyataan yang ada di kitab Syaikh, membatalkan tuduhan tersebut. Oleh sebab itu saya akan mendatangkan sebuah hadits yang dikritik habis matannya oleh Al-Albani setelah dikritisi habis sanadnya

    Diantaranya hadits kedua dari kitab Silisilah Al-Ahadits Ad-Dha’ifah. Hadits tersebut berbunyi.

    “Barangsiapa yang shalatnya belum mampu menahan dirinya dari perbuatan keji dan munkar, niscaya tidak akan bertambah dari Allah kecuali jarak yang semakin jauh”.

    Setelah Syaikh mengomentari sanad hadits, beliau menuju ke matan hadits seraya berkata.

    Matan hadits ini tidak sah, sebab zhahirnya mencakup orang yang melakukan shalat lengkap dengan syarat dan rukun-rukunnya. Yang mana syari’at ini menghukuminya sah. Meskipun orang yang melakukan shalat tersebut terus menerus melakukan beberapa maksiat, maka bagaimana mungkin hanya karena itu, shalatnya tidak akan menambah kecuali jarak yang semakin jauh. Hal ini tidak masuk akal dan tida disetujui oleh syari’at ini, dst…

    Dengan ini usailah tujuan kami, dan segala puji hanya untuk Allah yang dengan-Nya sempurnalah segala kebaikan.

    [Sumber, Al-Intishar Li Ahlil Hadits, karangan Syaikh Muhammad bin Umar Baazmul]

    [Disalin dari majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Vol 6 No 7 Edisi 32 – 1428H. Dialihbahasakan oleh Abu Musa Al-Atsari Lc, dari situs sahab.net. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya, Alamat Jl Sidotopo Kidul No. 51 Surabaya]

  202. joko lelono berkata:

    asslmualaikum wr wb…
    saya sngat terharu ketika sesama muslim mngatakan saudara muslim nya murtad,syirik ,bid`ah dll…
    pdahal mereka mengrti bnyak akn hadist n alqur an
    syeh abdul qodir al jaelani,,bersabda dlm kitabnya ,,,
    bila seseorang mngatakan seseorang itu jelek maka orang itu tk lebih jelk dari orang yg dia ucapkan…

  203. Copas_Aje berkata:

    @abuqnan said:

    “Mohon bagi yg tdk memahami atau ada pihak2 yg tdk berkenan, kiranya dpt menahan diri dan tdk usah posting comment. Forum2 sprt ini sengaja dibuat untuk memperjuangkan pemahaman Islam sesuai dg yg diperjuangkan oleh pendiri forum.”

    Nah!… SUDAH JELAS BUKAN? Kalo ga sesuai dengan pemahaman pendiri forum ya PASTI DITOLAK! (Meski posting commentnya ditampilkan)

    Selanjutnya terserah anda …

  204. muhibbin berkata:

    @ meldim, nobel penghargaan dari King Faisol bukan istimewa, karena dari kerajaan Saudi yang notabene sebagai basis wahhabi-salafi. Jelas aja …. Saya yakin klo albani tidak beraliran wahhabi, tidak akan mendapatkan nobel itu. Laginya apa sih dasar menjadikan seorang sebagai muhaddits tapi ia mendhoifkan hadits riwayat Bukhori Muslim ?.
    Maaf mas meldim, sekalipun Bukhori-Muslim gak dapat penghargaan nobel dari kerajaan Saudi, kami masih tetap memilih Bukhori-Muslim daripada Albani.
    Layakkah jadi muhaddits yang tarjihnya berubah2 bahkan mendhoifkan yang shohih ?

  205. zo berkata:

    forum org2 bodoh…(termasuk saya juga)
    bagusnya ketemuan antar ulama ja..
    jgn para pengikut kayak kita2 gini yg baru kenal receh2nya, berisik..

    selama yg ditampilkan hanya sempalan2..postingan2 org, copast website org: gk akan ada yg merasa kalah ato menang, dn forum ni cuma jd forum pemecah ummat.

    Untuk bung admin yg dirahmati Alloh, dicukupkan saja forum ini di kalangan para “receh”..coba creat pertemuan antar ustad tsb..
    jgn maya gini..
    cuma usul..haturnuhun..

  206. wahyu dwi purnomo berkata:

    aslmkm… Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Siapakah Nashirudin al- Albani?

    Dia lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania. Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.

    Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’iftan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits).
    Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran.

    Jawaban Habib Munzir Al Musawa Tentang Albani :
    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    beliau itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukin dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini, kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a’lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman,

    Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya,

    Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku, albani hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.

    Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
    AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.

    Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits hadits tsb,

    Abani bukan pula Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.

    berkata para Muhadditsin, “Tiada ilmu tanpa sanad” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu’.

    apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.

    saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong.

  207. riariani berkata:

    fulan1;kan ana sudah bilang..albani itu bukan muhadist..
    fulan2;DOELOE kan nggak tau..
    1;terus??
    2;mm…….m..berarti gua di tipu..
    1;terus??
    2;waduh berapa muslim yang udah gua bid’ahkan ya..??
    1terus??
    2;dosaku besar sekali..o0h aku ingin bertoubat..AMPUNI HAMBAMU YA ALLOH..
    2;..ya alloh..

  208. m. khoiry berkata:

    assalamu’alaikum ustadz……
    izin mengcopy tulisn2ny y???
    al’afu……..

  209. forsan salaf berkata:

    @ m. khoiry, wa’alaikum salam Wr. Wb.
    kami izinkan anda untuk mengcopy paste artikel ini dan artikel2 lainnya yang ada di website ini,
    mudah2an bermanfaat bagi muslimin semuanya, Amin..

  210. atthoriqzhofara berkata:

    ana bukan wahhabi namun buku karangan Syekh albani yang saya baca dan an a pahami beliau tidak pernah menyamakan Allah dengan mahluk seperti yang antum tudukan beliau hanya mengatakan tidak mau menafsirkan ayat-ayat mutasyabih sebagaimana di tafsirkan ulama macam antum misalnnya Yaddullh artinya ya Yaduulah (tangan Allah) cuma Allah yang tau maknanya namun bkn berarti Menyamakan dengan mahluk. Yang ana baca beliau menyatakan pengamalan kita harus sesuai dengan contoh Rasulullah dan pemahaman para sahabat dan jelas apa yang antum lakukan adalah bidah misal, tahlilan, tawwasul, Azan 2 kali pada waktu Jumaat( ingat yang dilakukan utsman azan pertama dilakukan hanya untuk mengingatkan hari jumat bukan seperti ygantum lakukan azan keduanya dilakukan ketika masuk waktu, zikir yang penuh tambahan bidah, Pmelafadzkan niat, bahkan amalan anada kerap berbau syrik seperti membolehkan jimat dari huruf arab dll. Bertaubatlah ikuti Alquran dan Sunnah secara benar bukanm taqlid buita pada guru anada

  211. rozikin ahmad berkata:

    afwan ana baru gabung , tolong salafi ini tidak usah di tanggapi dah ngbisin umur doang

  212. rizal el jundi berkata:

    IRONIS…IRONIS…IRONIS !!!!!!!!

    APA GAK ADA KERJAAN LAIN SELAIN SALING MENYESATKAN SATU SAMA LAIN???

    NU DISESATKAN OLEH PENGIKUT SALAFI/WAHABI

    KEMUDIAN PENGIKUT NU BALIK MENYESATKAN SALAFI/WAHABI.

    MAKA TERJADILAH SALING MEMUSUHI, DENGKI DAN PRASANGKA

    PADAHAL KALIAN SAMA-SAMA MUSLIM.

    WALIYADZUBILLAH !

    SAYA INGATKAN SAMA ANDA-ANDA SEKALIAN BAHWA MUSUH KALIAN ITU

    ADALAH ORANG-ORANG KAFIR YANG KINI MENYESATKAN UMAT DENGAN IDE-IDE

    KUFUR > SEKULER, DEMOKRASI, PLURALISME, KOMUNISME, LIBERALISME DAN

    IDE-IDE KUFUR LAINNYA.

    MAKA DARI ITU,, MARILAWAN BERSATU MELAWAN IDE-IDE KUFUR ITU !

    BERSATU DALAM SATU NEGARA KHILAFAH DGN MEMBAI’AT SEORANG KHALIFAH.

    SEBAGAIMANA PESAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RADHIYALLAHU ‘ANHU KEPADA

    KITA SEKALIAN :

    “tidak dihalalkan kaum muslimin memiliki dua orang amir, betapapun baiknya hal itu, tetap saja urusan dan hukum-hukum mereka akan mengalami perselisihan, jama’ah mereka akan terpecah belah, dan mereka akan saling memperebutkan kekuasaan di antara mereka, di sanalah sunnah akan ditinggalkan, bid’ah bermunculan, fitnah menjadi besar, sementara tidak ada seorang pun yang bisa memperbaikinya. (Diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi)

    SAATNYALAH KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA !!!!!!!!!!!!!!

  213. riariani berkata:

    di sini sedang bahas fatwa al bani yang ngawur and mencla-mencle..

  214. aladin berkata:

    @ rizal el jundi : SAATNYALAH KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA !!!!!!!!!!!!!!
    jwb : saya ini bingung dg orang2 HTI, kok g bosen mendengung2kan khilafah, saya aja yg dengar bosen, apalagi melihat di tv perempuan n anak kecil2 di ajak demo utk tujuan anda, apa itu ajaran islam……………

  215. cahndeso berkata:

    dan fakta berbicara lain…jangan pada hasad dungs…tatkala syaikh albany rohimahulloh menekuni hadits…kalian sedang menekuni apa??? seluruh dunia mengakuinya…bahkan ulama yang kalian sebutkan diatas…tapi kalian??? kasian nt…Allohu yahdik…

  216. arie berkata:

    Ass. Saudara ku se iman . Kita tau emas itu asli atau palsu , kalau sudah tau emas yg asli. Begitupun kita akan tau Salafu sholeh . kalo sudah mempelajari salafu sholeh . Berpeganglah kepada 4 mahzab . yg telah jelas sanadnya. bukan org yg belumjelas sanad ilmunya. Apa yg bisa ditandingi dari mereka. Meraka semua beramal dengan hadits shoheh . Perbedaa tidak menyebabkan yg satu telah kafir , atau disebud ahlul bidah sesat masuk neraka . Islam tidak seperti itu . coba dech belajar lagi . Khazanah keilmuan mencerminkan sikap seorang berilmu. Tampilan luar mencerminkan keadaan dirinya. Yg keluar kata -kata buruk , sesungguhnya itulah keadaan dirinya. Salafu sholeh senantiasa menjaga lisannya .Yu, kita luangkan waktu kita u memperbaiki diri dan senan tiasa mengajak org u mengenal Allah. Minimal 4 bulan , kita tinggalkan dulu sementara kecintaan terhadap delapan perkara perniagaan, istri , keluarga dll. 4 bulan bukan magsud , tapi dakwah magsud hidup , hidup u dakwah , dakwah sampai mati , mati dalam dakwah. Aamin. Af1 kalo ada kata ane yg salah . Ane memohon ampunan pd Alloh Swt n Mohon maaf kepada saudar2qu.

  217. zaid berkata:

    Bismillahi

    nyata benar Alloh SWT menunjukkan kebodohan penulis artikel ini,
    subhan Alloh,
    semoga Alloh SWT berikan hatinya hidayah Islam dengan tauhid yang benar,
    barokallohufikum

  218. Abdul Aziz berkata:

    Thoyyib, Kesimpulan pribadiku … (lumayan cape)

    Jadilah aku orang yang tidak mengikuti kesalahan2 para ulama yang ditunjukkan oleh peserta forum yang ingin disebut ilmiyyah ini jika memang terbukti salah dengan sudut pandang yang ber-ilmu dan adil.

    Kutinggalkan kesalahan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Bin Khattab, Ali bin Abi Thalib dan seluruh shahabat saat sebagai individu2 yang mungkin salah. Tapi kuyakini Allah telah mengampuni sebagiannya serta kebenaran atas keikhlasan dan metode mereka radhiallahu ‘anhum ajma’in sebagai generasi salaf mutaqoddimin..assabiqunal awwalun. Lalu kuberdoa Semoga Allah mengampuninya dan agar aku bisa mengikuti kebenarannya saja.

    Kutinggalkan kesalahan para ulama tabi’in rahimahullahu jami’an saat sebagai individu2 yang lebih mungkin bersalah dari shahabat. Tapi kuyakini kebenaran atas keikhlasan dan metode mereka. Lalu kuberdoa Semoga Allah mengampuninya dan agar aku bisa mengikuti kebenarannya saja.

    Kutinggalkan kesalahan para ulama setelah tabi’in rahimahullahu jami’an termasuk Al Imam Hanafi, Al Imam Malik, Al Imam Syafi’i, Al Imam Ahmad, Al Imam Bukhari, Al Imam Muslim, Al Imam Ibnu Katsir dan para Imam Ahlus Sunnah saat sebagai individu2 yang lebih mungkin bersalah dari generasi sebelumnya. Tapi kuyakini kebenaran atas keikhlasan dan metode mereka. Lalu kuberdoa Semoga Allah mengampuninya dan agar aku bisa mengikuti kebenarannya saja.

    Kutinggalkan kesalahan para ulama muta’akhirin rahimahullahu jami’an yang baru saja wafat ataupun yang masih hidup entah itu Syaikh Abdurahman bin Nasr As Sa’di, Syaikh Albani, Syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Muqbil, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad, Syaikh Ibrohim Alu Syaikh, Syaikh Salim Al Hilali dan Ulama Ahlus Sunnah lainnya lebih mungkin bersalah dari generasi sebelumnya. Tapi kuyakini kebenaran atas keikhlasan dan metode mereka. Lalu kuberdoa Semoga Allah mengampuninya dan agar aku bisa mengikuti kebenarannya saja.

    Kutinggalkan kesalahan para Ustadz apakah dia Habib, Kyai, Ajengan, Buya..siapapun, yang lebih mungkin bersalah dari ulama besar. Lalu kuberdoa Semoga Allah mengampuninya lalu menetapkan kepadanya hidayah hingga mereka bisa membimbing ummat akhir zaman ini dan agar aku bisa mengikuti kebenarannya saja.

    Kutinggalkan Syirik, Bid’ah dalam agama, kemaksiatan, al hawa dan kesia-siaan untuk kuganti dengan Tauhid, Sunnah, Al ilmu, amal sholeh dan hal yanglebih bermanfaat.

    Dan karena keawaman, aku tak membela siapapun (termasuk diriku sendiri) yang bisa ditunjukkan kesalahannya dengan Ilmu dari Al Qur’an dan As sunnah yang shahih atas bimbingan ulama salafus sholeh.

    Lalu dengan sedikitnya ilmu yang ada padaku, semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi diriku untuk menjadikannya sebuah kebenaran yang diyakini untuk diamalkan dengan kesabaran.

    Serta kutinggalkan perilaku tak beradab terhadap para ulama.

    Dan aku sangat bersyukur sebagian muslim yang bersemangat masih mengutamakan Perkataan Allah lalu petunjuk Rasul-Nya lalu keterangan Para Ahlul Bayt dan Shahabat2 Nabi, serta penjelasan para Ulama Ahlul Hadist di atas pendapat guru2 mereka apalagi diri sendiri yang mereka sadari masih dhoif. Apalagi untuk menilai sebuah bukti dgn adil.

    Sebuah nikmat besar, muslimin sepakat mengutamakan generasi salaf yang sholeh dari logika.

    Aku sangat ingin persatuan dalam islam yang bisa saling mengingatkan kesalahan dgn kasih sayang, mendukung dalam amar ma’ruf nahi mungkar dan wajib seperti golongan Rasulullah, di atas aqidahnya Rasulullah, dengan caranya Rasulullah walaupun seandainya di muka bumi ini dia hanya satu orang.

  219. manusia berkata:

    Coba baca dulu kitab beliau, ketika kita menilai hadistnya shahih atau dhaif, ya silahkan cari ulama hadist terdahulu mana yg menshahihkan dan mana yg mendhaifkan?

    Al Albani juga tidak selalu sependapat dengan bin baz dan al utsaimin tentang derajat hadist, tapi mayoritas hadist yg beliau nilai punya keakuratan dan beliau selalu merujuk pada kitab-kitab ulama hadist terdahulu,.

    jadi ketika kita berdebat tentang derajat hadist, maka silahkan tunjukan ulama terdahulu yg menshahihkan dan yg mendhaifkan?

  220. Kelapa Muda berkata:

    Oooooh pantes orang Arab lebih suka mengkafirkan orang Filistine yang ikhlas Lillahi ta’ala berjuang demi negerinya, beginikah rahib-rahib yang sudah diijabahi kerajaan Yaudi Arabia?

    Apalagi yang Alabaniyyun di Indonesia ngapain ente-ente demo dukung Palestina, gurunya aja konslet

  221. omar berkata:

    Astaghfirullah..

    ilmu belum seberapa kok menghujat ulama..miris hati ini melihatnya.

    bagi saya Albani tetap merupakan salah satu Ulama besar terlepas dari kekurangannya. karena beliau juga manusia biasa.

    semoga Allah subhanna wa’taala memberi hidayah kepada kalian semua.

  222. IRTIHAL berkata:

    UDAH JANGAN SLING MENGHUJAT ANE PENING DENGAN ANTUM ANTUM SMUA,UDAH NANTI ANE BIKIN HADIST YG LEBIH SHAHIH,DGN RAWI2 YG LURUS,UDH JNG SALING MENGHUJAT LG Y,

  223. elfasi berkata:

    @ omar, anda jangan fanatik buta sehingga memandang sepihak aja, sehingga orang mengatakan perihal albani telah dikatakan sbg penghujatan kepada ulama’, tp lihat dulu siapa ulama yg dibicarakan krn tidak selamanya menghujat dianggap salah…. coba anda bandingkan dgn albani yg telah menghujat ulama’23 yg labih besar darinya spt Imam Bukhori-Muslim, mengkritisi hadits shohihnya padahal sudah atusan tahun diakui keshohihannya oleh para ulama’ ahli hadits..???
    kira2 selevelkah albani dengan imam Bukhori-Muslim, imam Nawawi…??
    Kami lihat, forsansalaf tidaklah bermaksud ingin menghujat albani dan yang lainnya, tapi ingin menjadikan orang semakin berpikir dan tidak fanatik buta lalu ikut2an menghujat sana sini…..
    @ irtihal, sayang sekali disini adalah forum untuk kajian dan diskusi ilmiah shg tidak cocok untuk orang seperti anda…. anda begitu berani ingin membuat hadits dari anda sendiri, sungguh diluar akal orang normal pun.. bagaimana mungkin hadits bisa muncul dari orang seperti anda… so, anda ikuti saja diskusinya dan bisa menggali ilmu dari diksui disini….
    wassalam…

  224. Mahameru berkata:

    pengasuh blog ini tidak cermat mengkritisi Al bany ,datanya sangat minim,dan wajar saja anti pada ulama ( karena blog ini MANHAJNYA SYIAH,BISA DILIHAT KOLEKSI VIDEONYA )

  225. elfasi berkata:

    @ mahameru, mas, gak liat di atas tuh, gmn albany dgn gegabah mendhoifkan hadits2 dari shohih Bukhori dan Muslim..??
    Ini bukan benci ulama’ tapi justru sebaliknya, admin sangat perhatian terhadap ulama’ hingga meluangkan waktu untuk membongkar kepalsuan ini…bayangkan saja, ulama’ sekaliber Imam Bukhori-Muslim dimana hadits shohihnya telah dipercaya oleh ulama’ ahli hadits dalam beberpa dekade, lalu datang seorang albany yg merusak segalanya dgn begitu gampangnya menyatakan beberapa hadits bukhori – Muslim adaalh dhoif…???

  226. PujanggaMiskin berkata:

    Pujian Ulama Kepada Syaikh al Albani rahimahullah:
    1. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah mengatakan, “Saya tidak pernah mengetahui seorang pun di atas bumi ini yang lebih alim dalam bidang hadits pada masa kini yang mengungguli Syaikh al Albani rahimahullah.” [Majalah ash Shalah, Yordania th. 4 Edisi 23/Sya’ban/th. 1420 H., hal. 76]

    2. Syaikh bin Baz rahimahullah juga mengatakan, “Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani adalah mujaddid zaman ini dalam dugaanku, wallahu a’lam.”

    3. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata mensifati Syaikh al Albani, “Ahli hadits negeri Syam, pemilik ilmu yang sangat luas tentang hadits secara riwayah dan dirayah. Allah Ta’ala menganugerahkan manfaat yang banyak kepada manusia melalui karya-karya ilmiahnya berupa ilmu dan semangat mempelajari ilmu hadits.” [Hayatul Albani II/543 oleh Muhammad bin Ibrahim ays Syaibani]

    4. Syaikh al Utsaimin juga berkata, “Imam ahli hadits. Saya belum mendapati seorang pun yang menandinginya di zaman ini.” [Kaset Majalis Huda wa Nur Aljazair no. 4 tanggal 9/Rabi’ul Awal 1420 H]

    5. Pujian Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullohu, “Yang saya ketahui tentang Syaikh, dari pertemuan saya dengan beliau –dan itu sangat sedikit- bahwa beliau sangat teguh di dalam mengamalkan As Sunnah dan memerangi bid’ah, baik dalam aqidah maupun amaliyah. Dan dari telaah saya terhadap karya tulis beliau, saya mengetahui bahwa beliau memiliki ilmu yang luas di dalam hadits, riwayat maupun dirayat. Dan bahwasannya Alloh memberikan manfaat yang banyak dari karya tulis beliau, baik dari segi ilmu maupun metodologi….” [Shahih At-Targhib Wa At-Tarhib” jilid 1]

    6. Syaikh al ‘Allaamah ‘Abdul Muhsin bin Hamd al ‘Abbad, pengajar di Masjid Nabawi saat ini berkata, “Syaikh al ‘Allamah al Muhaddits Muhammad Nashiruddin al Albani. Saya tidak menjumpai orang pada abad ini yang menandingi kedalaman penelitian haditsnya.” [Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah hal. 35-36]
    7. Syaikh Humud bin Abdullah at Tuwaijiri mengatakan, “Sekarang ini al Albani menjadi tanda atas sunnah. Mencela beliau berarti mencela sunnah.” [Maqalatul Albani hal. 224 oleh Nurudin Thalib]

    8. Syaikh Dr. Bakr bin ‘Abdillah Abu Zaid, anggota komisi fatwa Saudi Arabia mengatakan dalam membantah ucapan Muhammad Ali ash Shabuni, “Ini merupakan kejahilan yang sangat dan pelecehan yang keterlaluan, karena kehebatan ilmu al Albani dan perjuangannya membela sunnah dan ‘aqidah salaf sangat populer dalam hati para ahli ilmu. Tidak ada yang mengingkari hal itu kecuali musuh yang jahil.” [at Tahdzir min Mukhtasharat as Shabuni fi Tafsir hal. 41]

    9. Syaikh al Muhaddits Abdush Shamad Syarafuddin, pengedit Kitab Sunan Kubra karya Imam an Nasai telah menulis surat kepada al Albani rahimahullah sebagai berikut, “Telah sampai sepucuk surat kepada Syaikh ‘Ubaidullah ar Rahmani, ketua Jami’ah as Salafiyah dan penulis Mir’aah al Mafaatih Syarah Misykah al Mashahib sebuah pertanyaan dari lembaga fatwa Riyadh Saudi Arabia tentang hadits yang sangat aneh lafaznya, agung maknanya dan memiliki korelasi erat dengan zaman kita. Maka, seluruh ulama di sini semua bersepakat untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada seorang ahli hadits yang paling besar abad ini, yaitu Syaikh al Albani rahimahullah, ‘alim Rabbani.” [Hayatul Albani I/67, Majalah at Tauhid, Mesir th. 28 Edisi 8/Sya’ban/th. 1420 H, hal. 45]

    10. Ucapan pendekar hadits asal India kelahiran Uttar Pradesh Dr. Muhammad al Mushthafa al A’zhami, “Bila Syaikh (al Albani) berbeda hukum denganku dalam masalah shahih dan dha’ifnya hadits, maka saya menetapkan pendapatnya, karena saya percaya kepadanya, baik dari segi ilmu dan agama.” [Dr. Musthafa al A’zhami dalam Muqadimah Shahiih Ibni Khuzaimah I/6, 32]

    11. Sikap hormat Asy Syaikh al-Allamah Muhammad Amin asy-Syinqithi rohimahullohu (ahli tafsir yang tidak ada bandingannya di zamannya) yang tak lazim kepada Syaikh Al Albani, dimana saat beliau melihat Al Albani berlalu padahal beliau tengah mengajar di Masjid Nabawi, beliau menyempatkan diri berdiri untuk mengucapkan salam kepada Al Albani demi menghormatinya. [Shahih At-Targhib Wa At-Tarhib” jilid 1]

    12. Pujian al-Allamah Muhibbuddin al-Khathib rohimahullohu, “Di antara para da’i kepada as-Sunnah, yang menghabiskan hidupnya demi bekerja keras untuk menghidupkannya adalah saudara kami Abu Abdurrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati Al Albani. [Shahih At-Targhib Wa At-Tarhib” jilid 1]

    13. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh rohimahullohu pernah menyebut Al Albani dengan pujian, “Beliau adalah Ahli Sunnah, pembela kebenaran dan musuh yang menghantam para pengikut kebatilan.” [Shahih At-Targhib Wa At-Tarhib” jilid 1]

    14. Al-’Allamah Muhammad Hamid al-Faqi rahimahullah menuturkan: “Asy-Syaikh Nashiruddin rahimahullah, saudara (kami) yang bermanhaj Salaf, seorang pembahas dan peneliti yang cermat.” [Majalah al-Ashaalah no. 23 hal. 76]

    15. Al-’Allamah Hamud Tuwaijiri rahimahullah berkata: “Al-Albani di zaman ini adalah seorang Imam pembawa bendera Sunnah.” [Tarjamah Muhaditsul ‘Ashri oleh al-Qaryuti hal. 19]

    16. Syaikh Muhammad bin Shaleh ‘Utsaimin rahimahullah bertutur tentang al-Albani: “Beliau adalah seorang yang sangat giat melaksanakan Sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan memerangi bid’ah baik dalam aqidah maupun amal ibadah. Aku mengetahui itu dari karya-karya tulisnya. Ia memiliki banyak ilmu dalam hadits baik periwayatan maupun mushthalah hadits (dirayah). Dan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi manfaat kepada banyak orang dari hasil karyanya, baik berupa ilmu, manhaj serta pengarahan kepada ilmu hadits, ini merupakan keuntungan yang besar bagi kaum muslimin. Walhamdulillah.”
    Pada kesempatan lain beliau menggambarkan tentang al-Albani sebagai: “Seorang yang berpotensi, berpengetahuan luas serta sangat memuaskan (dalam menyampaikan hujjah, -pent).” Syaikh Ibnu ‘Utsaimin pernah melihat sebuah kaset yang termaktub di atasnya: Ahli hadits negeri Syam, Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah maka secara spontan beliau menukas: “Bahkan ahli hadits abad ini.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 19]

    17. Al-’Allamah ‘Abdul Muhsin bin Hammad al-Abbad hafizhahullah seorang ahli hadits, mantan rektor Universitas Islam Madinah, seorang guru besar di masjid Nabawi berkata: “Al-Albani seorang ‘alim besar yang telah berkhidmah kepada Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aqidahnya baik, tidak boleh menikamnya dengan tuduhan-tuduhan bathil.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 20]

    18. Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah berkata: “Yang aku yakini dan dengannya aku beragama kepada Allah bahwa Syaikh al-Albani rahimahullah termasuk para mujaddid (reformis dalam agama ini) yang sangat tepat baginya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
    “Sesungguhnya Allah mengutus kepada ummat ini pada setiap seratus tahun, seorang mujaddid yang memperbaharui urusan agama mereka.” [1] Al-Albani berkata: “Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal rahimahullah telah mengisyaratkan keshahihan hadits ini sebagaimana yang dinukil oleh Imam adz-Dzahabi rahimahullah dalam kitabnya “Siyar a’lam an Nubala”, jilid 10 hal. 46.
    Imam Ahmad berkata: “Sesungguhnya Allah menentukan bagi ummat pada setiap seratus tahun, seorang yang mengajari mereka Sunnah-sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, meniadakan (membersihkan) kedustaan dari apa yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kami melihat bahwa pada seratus tahun pertama adalah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dan pada seratus tahun kedua adalah Asy-Syafi’i.” [2]

    19. Al-’Allamah Shaleh bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah berkata bahwasanya al-Albani adalah pembela Sunnah di abad ini. [Adz-Dzabbu al Ahmad, hal. 19]

    20. Syaikh Shaleh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafizhahullah (Menteri Urusan Agama Kerajaan Saudi Arabia) menuturkan: “Beliau mempunyai jasa yang besar dalam membela aqidah salaf dan manhaj ahli hadits, memiliki karya tulis dalam jumlah besar yang berhubungan dengan khidmahnya terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana ia telah memisahkan hadits-hadits yang shahih dari yang dha’if. Pengaruhnya di dunia Islam amat besar, beliau salah seorang ulama ummat ini yang memiliki jasa yang mulia dan besar.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 22]

    21. Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi hafizhahullah berkata: “Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, seorang ahli hadits besar, seorang ‘alim yang terkenal, penulis karya-karya yang bermanfaat dan peneliti hadits, bermukim di negeri Syiria (Syam), seorang yang beraqidah salaf, telah berusaha keras untuk meneliti hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiada seorang pun menandinginya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikannya.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 21]

    22. Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Umair al-Madkhali hafizhahullah menuturkan tentang Al-Albani: “Syaikh al-Albani salah seorang Imam pembawa bendera Sunnah di zaman ini, ia telah berkhidmah kepadanya dengan menshahihkan, mendha’ifkan dan meneliti para perawinya. Ia menentang bid’ah-bid’ah dalam banyak karyanya seperti dalam kitab: Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Shifat Haji Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Kitab Hukum-hukum Pelaksanaan Jenazah dan lainnya. Pada setiap kesempatan, beliau selalu menyinggung tentang bid’ah dan mengingatkan agar mewaspadainya, serta menjelaskan tentang sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia berjalan di atas prinsip yang telah ditetapkannya yaitu tashfiyah (pemurnian Islam dari segala hal yang tidak islami) dan tarbiyah (pembinaan umat di atas Islam yang murni) dengan kata lain, pemurnian Sunnah dari aqidah yang bathil, bid’ah-bid’ah serta dari hadits-hadits yang lemah dan palsu, kemudian membina umat ini di atas aqidah yang murni dan hadits-hadits yang shahih.
    Beliau adalah salah seorang Imam di abad ini. Karya-karyanya sangat bermanfaat bagi umat dan menjadi salah satu sumber ilmu yang paling utama dan mudah, yang menghubungkan pemahaman dengan para Salafush Shalih. Jerih payahnya yang telah disumbangkannya kepada Islam, sebagai bukti bahwa beliau adalah seorang imam.
    Ia telah memberi andil dalam jumlah besar dalam bentuk khidmah terhadap Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jilidan-jilidan besar dalam jumlah yang banyak telah diwariskannya untuk umat ini, sesuatu yang sulit bagi seseorang di zaman ini untuk menyamainya, kecuali para Salafush Shalih.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 21-22]

    23. Lajnah Tetap Urusan Fatwa dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia berkata: “Adapun kitab Silsilah al-Ahaadits adh-Dha’iifah wal Maudhuu’ah (Kumpulan hadits-hadits dha’if dan palsu), penyusunnya (al-Albani, -pent) adalah seorang yang berpengetahuan luas dalam ilmu hadits, kritikannya terhadap hadits-hadits sangat kokoh, demikian pula dalam menghukumi keshahihan dan kelemahannya, walaupun terkadang beliau keliru.” [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 19]

    24. Al-’Allamah Muhammad bin ‘Ali bin Adam seorang ulama ahli fiqih, ahli hadits dan ahli ushul dari Ethiopia berkomentar tentang Imam al-Albani rahimahullah karya-karya al-’Allamah al-Albani sangat menyenangkan karena beliau memiliki andil besar dalam pengenalan hadits-hadits shahih dan dha’if, karya-karya yang sangat bermutu itu menjadi saksi atas apa yang kami kemukakan. Pada zaman yang telah dikuasai oleh kejahilan seperti yang kita alami sekarang ini, sedikit sekali orang yang mampu menandinginya. [Adz-Dzabbul Ahmad hal. 22]

    Jika hendak menulis seluruh pengakuan dan pujian para ulama, cerdik pandai dan tokoh masyarakat Islam internasional terhadap Imam al-Albani rahimahullah tentunya memerlukan lembaran-lembaran dalam jumlah besar. Namun kami merasa telah cukup dengan nukilan-nukilan di atas untuk mewakili yang lainnya.
    Dari ungkapan para ulama dan persaksian mereka terhadap al-Albani kita ketahui prestasi yang disandangnya dan kami tidak mensucikan seseorang terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau adalah:
    – Seorang yang beraqidah dan bermanhaj salaf.
    – Pemegang teguh Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
    – Pembawa bendera Sunnah di abad ini.
    – Alim terbesar dalam ilmu hadits pada abad ini.
    – Da’i yang sangat giat mengajak umat untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih.
    – Pembela aqidah dan manhaj Salafush Shalih.
    – Pembela aqidah salaf dan manhaj ahli hadits.
    – Mujaddid dan muhaddits (pembaharu dan ahli hadits) abad ini.
    – Berpengetahuan luas dan berjasa besar terhadap Islam dan kaum muslimin serta pengakuan-pengakuan lain terhadap keilmuannya.

    Pujian dan persaksian para ulama terhadap al-Albani tentu tidak mengeluarkannya dari kodrat seorang manusia yang mungkin saja berbuat kekeliruan atau kesalahan. Namun demikian kekeliruannya tenggelam dalam lautan kebaikannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Shaffut Nurudin rahimahullah, pemimpin Jamaah al-Anshar Sunnah Muhammadiyyah (Mesir) sebagai berikut: “Al-Albani rahimahullah salah seorang tokoh terdepan yang memiliki karya tulis dalam jumlah besar dan telah banyak berbuat kebaikan, kesalahan-kesalahannya tenggelam di lautan kebaikannya, ucapan-ucapan para pencela tergilas oleh ungkapan-ungkapan mereka yang dengan ikhlas dan jujur memuji keberhasilannya.” [Lihat Majalah al-Ashaalah edisi 23 hal. 72]

    Mahabenar Allah yang telah berfirman:
    “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11)

    Syaikh Muhammad bin Shaleh ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat para ulama di akhirat dan di dunia. Adapun di akhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat mereka sesuai dengan usaha yang telah mereka kerjakan, berupa dakwah mengajak manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengamalkan ilmu mereka. Sedang di dunia Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat mereka di antara hamba-hamba-Nya sesuai dengan jerih payah yang telah mereka usahakan.” [Lihat kitab al-Ilmu oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh ‘Utsaimin hal. 20]
    Wallahu a’lam bish-shawab.

    Read more: http://www.abuayaz.co.cc/2010/06/menjawab-9-tuduhan-dusta-terhadap.html#ixzz0vEaj5tlw

  227. Wahaby berkata:

    Jadi teringat dgn Sabda Nabi :
    Janganlah km membicarakan org2 yg telah meninggal dunia, Krn sesungguhnya dia telah mendapatkan bagian amalanx…

    Afwan tlg Kutipan Haditsnya mengenai ini yg lengkap ya klo ad…

    Wallahu a’lam bish showab!

    ~~@ Salam Ukhuwah @~~

  228. luqman berkata:

    buat para pemuja mbah albani, saya sudah sediakan website khusus untuk kalian!
    silahkan dibuka di http://www.albani.co.nr

    atau download eboolnya yg membahas tntang siapa itu mbah albani disini http://www.box.net/shared/gkqak2uiqe

    selamat menikmati!!

    ^_^

  229. El_Muhibbin berkata:

    Emang repot sama Albani,katanya memuji Nabi Muhammad S.A.W tidak boleh alias ora pareng bin mboten oleh.Tapi kita bisa melihat bagaimana mereka2 itu (orang2 wahaby/salafy )memuji seorang seorang Muhadits dizaman ini kata mereka yang dimana orang tersebut Bernama Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani. Padahal Allah sendiri memuji Nabi Muhammad S.A.W . Sunnguh ana heran beribu2 heran sama orang2 wahaby itu. Apa memamg Nabinya orang wahaby itu laen dengan Nabi Kita …?

  230. Wildan berkata:

    Ga usah jauh2 dan buru2 berpihak apalagi akhlak tercela jadi ikutan ngomong..

    Saya MENUNTUT SANAD dari admin fonsan dari salafytobat hingga sampai ke Syaikh Albani mengatakan bahwa beliau tidak hafal 10 hadist berikut sanadnya. Bila perlu penjelasan ulama yang berseberangan dg syaikh. Jika ada dusta sungguh Allah telah mencatat apa yang kita katakan dan perbuat. Jika layak dipercaya maka kesalahan Syaikh ini tidak boleh kita ikuti.

    Logika standard, yang saya tahu orang2 salafi di Indonesia yang ga ikut di pesantren (cuma mencatat di kajian rutin kitab2 salaf di mesjid2) menekankan untuk menghafal Al Quran dan hadist minimal 20 hadist setahun (beda2 juga sih). Belum santri2nya, ustadznya, Ustadz2 besar, masyaikhnya..gimana halnya dengan Syaikh Albani yang mengajar sekian banyak ulama besar di Yordan, Syiria, Mekkah dan Madinah ? beliau sempat menjadi Dosen Favorit di Jami’ah Islamiyyah (Univ. Islam) di Madinah.

    1 lagi, org2 seperti Abu Khalid Al Jakarti kata teman2nya dalam majelisnya dah blacklist di kajian2 salafi karena karakter pribadinya yang justru dianggap mencoreng.

    Jangan sampe kebencian kita thd satu kaum menghalangi kita berbuat adil, brother.

  231. Al Faqir berkata:

    Coba dibuka dan dibaca juga tentang :

    KERAJAAN SAUDI ARABIA MENOLAK AJARAN SESAT SAYIKH NASHIRUDDIN ALBANY AL WAHABI.KERAJAAN SAUDI ARABIA TOLAK AJARAN WAHHABI AL-ALBANI&PENGIKUTNYA -berbukti

    di: http://salafytobat.wordpress.com/2010/05/14/bahkan-kerajaan-saudi-arabia-menolak-ajaran-sesat-sayikh-nashiruddin-albany-al-wahabi/

  232. Al Faqir berkata:

    Dan juga tentang :

    Al-Albani mendakwa (mengatakan) Nabi Muhammad SESAT

    Al-Albani mendakwa: Nabi shalallhu ‘alaihi wasalam sebagai SESAT na’uzubillah!

  233. nizar haddad berkata:

    ass.wr.wb….
    ahlan bekher semua…
    ana mo minta tolong..ada yg bisa tolong bantu ana kasih tuntunan sholat taraweh lengkap + doanya…
    sukron…atas perhatian dan bantuannya…
    klu bs email ke email ana….

  234. kumbara berkata:

    Forsan Salaf, jika kalian memang benar2 pembela agama Islam, pembela quran dan sunnah saat ini hanya satu jalan yg perlu anda lakukan.

    temukan mereka org2 yang berseberangan pendapat agar bertatap muka dan berdialog dengan baik… dan tentunya pilihlah/undanglah orang2 yang memiliki kapasitas memadai dalam hal ini. sehingga apa yg mereka hasilkan dapat diambil pelajaran.

    Sementara tutup dulu Forsan Salaf selagi proses dialog dilakukan, buka kembali setelah ada hasil yg telah disepakati dan atau tidak disepakati. berikan informasi yg terang dan jujur kepada kami. biar setiap orang dapat menilai benar salahnya.

    ini resiko yang anda harus emban, ketika ada menyebar benih andalah yang harus menuainya. jika anda menolak ini maka kami meragukan pembelaan anda terhadap quran dan sunnah. jangan sampai kami mengatakan Forsan Salaf sebagai penyebar fitnah, kegelisahan bahkan perpecahan dimasyarakat.

    capek dan sedih rasanya melihat orang berbicara yg satu menghujat yg lain, padahal mereka sendiri tidak tau apa yang mereka sampaikan adalah benar atau salah. karena manusia cendurung menganggap paling benar pendapatnya.

    Sudahlah teman2 semuanya tidak perlu diteruskan, kita tunggu saja kapan Forsan Salaf akan mengadakan tatap muka/dialog tersebut. kita akan lihat apakah benar Forsan Salaf sebagai pembela Quran dan Sunnah? atau bahkan sebaliknya?

  235. elfasi berkata:

    @ kumbara, sudahlah mas, jangan gunakan trik itu lagi dah basi tau…
    Anda dan org wahabi lainnya, ngekunya gak mau taqlid buta ama ulama’nya dan fanatik yg berlebihan, tapi kenyataannya, pembelaan anda sungguh bertolak belakang dgn pengakuan anda selama ini…
    Ketika ada orang membicarakan albani atau lainnya, anda bela mati2an….tapi ketika albani dan lainnya membicarakan ulama’ yg telah mendapatkan kredibilitas dr ulama’ besar dalam beberapa kurun lamanya spt Bukhori dan Muslim, anda diam seribu bahasa……inilah yang ingin disampaikan oleh team forsansalaf kepada kita semua…
    Makanya jangan bertele2 lah, tinggal anda komentari aja, gimana menurut anda dengan sikap albani mendhoifkan hadits Bukhori – Muslim padahal ulama’ ahli hadits selama beberapa kurun lamanya telah mengakui keshohihannya… dan bukti ini telah jelas pada kitab2 albani….????

  236. kumbara berkata:

    @Elfasi, saya tidak bela albani. sy hanya sarankan kumpulkan orang2 yang memiliki pendapat yg bersebrangan, sampaikan smua permasalahan yg menjadi keberatan, yah paling tidak yg sudah dibicarakan d forum ini.
    karena sy melihat percuma berdebat seperti ini. ini namanya debat kusir….

    buat lah aturan bersama sebelum mulai dialog. buatlah kriteria2 seperti: sepakati bersama tempat dialog, waktu pelaksanaan, adab2 penyampaian pendapat, penentuan benar dan salah, dll.
    misal: ambillah moderator dari orang yang bisa dipercaya (tidak pro kepada salah satu golongan), benar dan salah sesuai dengan quran dan hadis sesuai pemahaman salafus soleh. kitab2 apa saja yang akan menjadi rujukan. undang lah orang2 yang memiliki kapabilitas memadai dalam hal ini. perhitungkan juga masalah keamanan kedua belah pihak, untuk itu peserta cukup orang2 yang terlibat secara langsung saja dalam dialog. bila perlu undang kepolisian untuk mengamankan jalannya dialog. untuk masalah dana bicarakan juga, sy pikir dana tidak akan besar dan kedua belah pihak insyaAllah tidak akan keberatan. dll.

    sy tetap himbau rekan2 tidak perlu teruskan ini. minta dialog… jika anda laki2 tunjukkan lah. jika Forsan Salaf berniat baik anda pasti akan menjadi pejuang2 Islam.

  237. Dakwah Salafi berkata:

    @Kumbara pihak WAHHABI juga banyak membuat situs2 seperti ini dan bahkan lebih parah, seenaknya mem BID’AH kan amalan2 Umat Islam yg tidak sesuai dengan Akidah Wahhabi…Astaghfirullah…

    Sudah sering kali perwakilan kami dari Umat Islam di Indonesia dan Malaysia mengajak para Ulama wahhabiyyun utk berdialog langsung…tp nyatanya ??? tahu kan ente ya kumbara ?? makanya jgn nuduh FORUM ini sembarangan…

    tulisan kumbara :

    “ini resiko yang anda harus emban, ketika ada menyebar benih andalah yang harus menuainya. jika anda menolak ini maka kami meragukan pembelaan anda terhadap quran dan sunnah. jangan sampai kami mengatakan Forsan Salaf sebagai penyebar fitnah, kegelisahan bahkan perpecahan dimasyarakat.”

    Sadar bung…kpn ajaran wahhabi masuk ke Indonesia ?? nah keliatankan siapa yg sebagai penyebar fitnah, kegelisahan bahkan perpecahan dimasyarakat??

    Ya Kumbara Pernahkah pihak wahhabi mengadakan dialog dgn umat Islam yg tidak sefaham dgn akidah wahhabi ?? Pernahkah wahhabi mau mengajak umat islam yg berbeda dgn mereka utk dialog ??…tunjukkan kpd kami kapan dan dimana mereka pernah mengundang kami??

    Dan percuma saja jika di kasih dalil2 ttp tdk mau menerima…

    Inget kumbara semua Umat Islam, ane, ente dan ikhwah dr wahhabiyyun masuk ke surga bukan dengan amalan2 tp dgn rahmat Allah Ta’ala…

    Wallahu Ta’ala A’lam

  238. elfasi berkata:

    @ kumbara , mas mulai kapan wahabi mau terbuka…… ???? lihat aja kitab2 mereka, yang ada mereka lemparkan tuduhan tanpa adanya tabayun terlebih dahulu…. langsung main vonis kafir ,sesat dll, padahal belum mengtahui betul yang dilakukan orang lain….. ulama’ Sunni di Syam dan Hijaz tuh banyak mas, kalu mereka mau diskusi secara terbuka, maka akan ditanggapi secara serius, tp itu tidak pernah ada dari ulama’ wahabi….
    Silahkan aja anda datang kepada ana, kami siap menuggu anda. Satu diantara dua pilihan : anda mampu untuk diskusi dengan ana, atau ana ajari anda gimana cara menjawab tuduhan orang2 wahabi…….

  239. kumbara berkata:

    @elfasi
    bukankah forsan salaf termasuk mas elfasi udah di undang dantang untuk dialog. lihat di atas dr Abu Umar (sy copy pastekan):…..oh ya kalo anda memang ngerasa udah bisa membantah terhadap apa yang ditulis oleh syaikh albani rahimahulloh coba anda datang hari Sabtu ke mesjid di belakang POS KOTA disana ada kajian Fathul Baari, setelah selesai kajian coba anda berdiskusi dengan Ust. Abdul Hakim tentang apa yang anda tulis di atas, karena kalo anda berdialog langsung dengan syaikh Ali /syaikh Salim / syaikh Musa kejauhan, biar antum gak cuma bisa komentar di internet, Syukron

    knpa anda menyuruh sy datng kepada anda??? sy cuma mau lihat hasil dr “DIALOG LANGSUNG” kalo forsan salaf belum sempat ngadain acaranya. mas elfasi datang aja memenuhi undangan Abu Umar.

  240. Michael berkata:

    wah wah wah ….. enak ya, makan daging bangkai saudara muslim, ulama lagi. enak ya mas, mau tambah lagi. sok.

    ck ck ck ck ck ck ck ckck ck ck ckck ck ck ck di pimpin yang katanya habib lagi, hebat hebat.

    segera taubat, kembali ke jalan yang benar, ngga urusan wahabi kek, aswaja kek, kebenaran itu jelas, dalam alquran dan sunnah yang telah dipraktekkan dengan benar oleh nabi, serta sahabat sahabatnya, moga kita termasuk dalam jamaahnya yang menjalankan sunnahnya.

  241. forsan salaf berkata:

    @ kumbara, kami tidak akan menghabiskan banyak waktu dengan anda, jika anda berkenan diskusi dengan kami, maka kami undang anda dan ustad-ustad anda untuk datang ke tempat kami, guna diskusi tentang kebenaran.
    Silahkan anda dan ustad-ustad anda datang ke tempat kami. Terima kasih.

  242. elfasi berkata:

    @ michael, mas udah tau yang dinamakan ghibah gak…??? klo belum tau jangan komentar mas..tambah kliatan bodohnya….Forsansalaf ini ingin membongkar kedok siapa tuh Al-bani yang selama ini anda agungkan dan anda anggap sebagai satu2nya ahli hadits bahkan mengalahkan para ahli hadits terdahulu spt Imam Bukhori – Muslim..hingga setiap tarjih haditsx langsung anda telan mentah2 walaupun sampai mendhoifkan hadits Bukhori – Muslim. Ana yakin forsansalaf tidaklah bertujuan untuk menjelek2an albani, melainkan ingin menyelamatkan orang2 spt anda agar tidak taklid buta dengan albani, dll…..
    Klo ini sih bukanlah termasuk ghibah…justru yang lebih bahaya lagi, anda telah kafirkan orang yang masih mengakui laa ilaha illah, hanya karena tidak sepaham dengan anda…..Inikah ajaran Nabi dan para sahabt ..??????
    Taubatlah anda dan orang2 anda dari pengkafiran terhadap orang2 islam…!!!!

  243. PRANOTOTERUNOASTRO berkata:

    Assalamualaikum warokhmatullohi Wabarokaatuh.

    Al-ALbany seorang MUkhaddist???,siapa ulama sejamannya yang mengakuinya Mukhaddist,berapa orang??Yang mengakui itu apakah juga diakui oleh jumhur ulama sejaman???.Alkhafid-pun tidak apalagi Mukhaddtist…Dipuji setinggi langit pun oleh pengikut dan pengagumnya tidak menyebabkan wali songo tanah jowo turun derajatnya disisi Alloh.Meskipun ajaran ajaran wali songo ditentang oleh pengikut dan pengagum Albany…mungkin Alloh SWT sedang mengingatkan kita Ahlussunah Waljamaah yang asli, khususnya Ulamanya, agar lebih giat menyebarkan dan menurunkan ilmunya untuk membentengi Umat…

    Jangan pernah mundur membela Ulama Ahlussunah waljamaah sejengkalpun..selagi beliau2 difitnah sebagai pelaku bid’ah dholalah maka saat itu pula kita siap perang….sepanjang mereka mengajak beradu argument it is OK.

  244. marsono berkata:

    syukron ya kher….afwan ini ana copy blh ga,utk informasi sohib ana d Bekasi,…..

  245. forsan salaf berkata:

    @ marsono, kami persilahkan anda untuk mengcopy dan menyebarluaskannya. mudah-mudahan bisa bermanfaat.

  246. abdullah73 berkata:

    To : Admin Forsan salaf

    Di banyak tempat / comment anda menghendaki orang yang berdiskusi agar ilmiyah jauh dari rasa dengki dan hasad (memang sebaiknya seprti itulah sifat seorang mukmin).
    Tetapi di artikel ini , SANGAT DISAYANGKAN anda tidak menjalankan apa yang sudah anda omongkan ke orang lain :
    beberapa orang sudah menanyakan tapi sampai sekarang tak ada tanggapan dari anda :
    – Anda menyebut syekh albani mengaku tidak hafal 10 hadits yang
    sanadnya bersambung ke Rosulullah.
    –> coba tunjukkan bukti-bukti STATEMENT anda ini

    Kayaknya sangat LUCU deh orang yang sudah diamanahi jadi DOSEN di Universitas Madinah selama 3 tahun TIDAK HAFAL 10 Hadits (walaupun beserta sanadnya yang mutashil ke Rosulullah), lha wong dulu aja saya hafal 15 hadist di arbain Nawawiyah waktu masih agak semangat belajar (itupun di sela-sela kesibukan kerja).

    Apalagi beliau yang PULUHAN TAHUN bergelut dengan hadits . bahkan
    ketika sakit menjelang wafatnya masih mengkaji dan mempelajari salah satu kitab hadits .

    Karena ini pokok yang penting berkaitan dengan pembahasan syekh Albani sebagai ahli hadits atau tidak , jadi tolong disertakan “BUKTI-BUKTI” statement ini.

    Kalau anda tidak bisa menunjukkan BUKTI, Wallahi anda telah membuat KEBOHONGAN dan ini akan anda pertanggung jawabkan di hadapan ALLAH azza wa jalla.

    Untuk yang lain nanti aja deh kita diskusikan lebih lanjut.

  247. abu2an berkata:

    @Abu Sangkan yang berkomentar diatas !
    nama anda kok sama dgn abu sangkan yg mengisi acara di Metro TV, acara keagamaan menjelang buka puasa yg hostnya sahnaz haque atau cuma nyatut nama orang untuk tujuan menjelekkan kredibilitas abu sangkan yg sesungguhnya tapi jika memang benar abu sangkan pengarang buku berguru kepada Allah, alangkah memalukan komentar anda ditas

  248. elfasi berkata:

    @ Abdullah 73,
    Mas, forsansalaf mungkin sangat sibuk dengan urusan yang lain, mudah2an Allah selalu mmberi kemudahan uat forsansalaf dalam memperjuangkan akidah ahlussunnah wal jamaah….
    Ini saya bawakan permintaan anda referensi ttg Albani yang tidak bisa memberikan 10 hadits disertai sanadnya….disebutkan dalam kitab TABYINU DHOLALATI ALBANI karangan syekh Abdullah al-Harari hal 2 :
    وقد ذُكر لنا أن رجلا من المحامين قال له: أنت محدث؟ قال: ‏نعم, قال: تروي لنا عشرة أحاديث بأسانيدها, قال: أنا لست محدث حفظ, بل محدث ‏كتاب, فقال الرجل: وأنا أستطيع أن أحدّث من كتاب, فأسكته. ‏
    “ telah disebutkan kepadaku ada seorang laki2 bertanya kepada Albani :”engkau seorang muhaddits ?”, maka albani menjawab :”ya “,. Si laki2 itu berkata lagi “ kalo begitu, riwayatkan sekarang 10 hadits beserta sanad2nya secara lengkap !”, lalu albani menjawab :” aku bukanlah muhaddits hafalan, melainkan muhaddits kitab”. Maka si laki22 itu berkata :” klo saya tidak bs meriwayakan hadits dari kitab saja “, maka terdiamlah albani.
    Liatlah ini, bagaimana dia sendiri mengakui bahwa albani hanyalah muhaddits kitab bukan hafalan shgg tidak bs meriwayatkan hadits beserta saanadnya yg lengkap hingga Rasulullah SAW…inikah yg dikatakan seorang muhaddits..????
    Mungkin anda para pengikut albani akan menyatakan bahwa ini adalah fitnahan belaka lalu anda akan mengelak dan memberikan sejuta alasan untuk membelanya…??? Bagaimana menurut anda dgn albani yg begitu berani mendhoifkan hadits shohih bukhori-muslim padahal sudah diakui keshohihannya oleh seluruh muhaddits dalam beberapa kurun…????
    Apakah anda akan tetap membela dengan berbagai alasan..??? apakah menurut anda albani sudah selevel dgn imam Bukhori-Muslim sehingga bs mendhoifkan riwayat mereka…???
    Mas, anda ini bukan hanya fanatik buta ama albani tp org buta yg minta dituntun oleh org buta yang hanya menerima doktrin guru2 anda, lalu anda menolak selainnya…..

  249. bedul berkata:

    Kesalahan Fatal Albani : Albani Mendlo’ifkan Sejumlah Hadits Imam Bukhari dan Imam Muslim*

    Catatan kami : ‘banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh seorang yang dikatakan sebagai ‘ “Muhaddits”, sebenarnya menunjukkan kualitas dan kapasitas orang tersebut dalam ilmu hadits, serta kelayakannya sebagai orang yang disebut “muhaddits” oleh pengikutnya sangat perlu untuk dipertanyakan, sebab kesalahan yang diperbuat ini tidaklah sedikit”, Silahkan pembaca menilainya sendiri.
    Oleh : Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof
    Al-Albani berkata dalam kitab “Sharh al-Aqeedah at-Tahaweeah, hal. 27-28” (edisi kedelapan, Maktab al-Islami) oleh Syeikh Ibn Abi Al-Izz al-Hanafi (Rahimahullah), bahwa hadis apapun yang datang dari koleksi Imam Bukhori dan Imam Muslim adalah Shohih, bukan karena ia diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, tetapi karena pada faktanya hadis-hadis ini memang shohih. Akan tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan apa yang ia katakan sebelumnya, setelah ia mendhoifkan sejumlah besar hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan imam Muslim !? Baik, marilah sekarang kita melihat bukti-buktinya :
    ________________________________________
    SELEKSI TERJEMAHAN DARI JILID II
    No. 1 : (Hal. 10 no. 1)
    Hadis : Nabi SAW bersabda : ‘’Allah SWT berfirman bahwa ‘Aku akan menjadi musuh dari tiga kelompok orang : 1). Orang yang bersumpah dengan nama Allah namun ia merusaknya, 2). orang yang menjual seseorang sebagai budak dan memakan harganya, 3). Dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja dan mendapat secara penuh kerja darinya (sang pekerja –pent) tetapi ia tidak membayar gajinya (HR. Bukhori no. 2114 –versi bahasa arab, atau lihat juga versi bahasa inggris 3430 hal. 236). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini dhoif dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 4111 no. 4054’. Sedikitnya apakah ia tidak mengetahui bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhori dari Abu Hurairah ra. !!!
    No. 2 : (Hal. 10 no. 2)
    Hadis : ‘Berkurban itu hanya untuk sapi yang dewasa, jika ini menyulitkanmu maka dalam hal ini kurbankanlah domba jantan !! (HR. Muslim no. 1963 – versi bahasa arab, atau lihat versi bahasa inggris 34836 hal. 1086). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 664 no. 6222’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibn Majah dari Jabir ra. !!!
    No. 3 : (Hal. 10 no. 3)
    Hadis : Diantara manusia yang terjelek dalam pandangan Allah pada hari kiamat, adalah seorang lelaki yang mencintai istrinya dan istrinya mencintainya juga, kemudian ia mengumumkan rahasia istrinya (HR. Muslim No. 1437 – versi bahasa arab). Al-Albani mengklaim bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 2197 no. 2005’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Sayid ra. !!!
    No. 4 (Hal. 10, no. 4)
    Hadis : “Jika seseorang bangun pada malam hari (untuk sholat malam -pent), hendaknya ia mengawali sholatnya dengan 2 raka’at yang ringan (HR. Muslim No. 768). Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu I213 no. 718’. Walaupun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. !!
    No. 5 : (Hal. 11 no. 5)
    Hadis : ‘Engkau akan dibangkitkan dengan kening ,tangan, dan kaki yang bercahaya pada hari kiamat, dengan menyempurnakan wudhu ……’ (HR. Muslim No. 246). Al-Albani mengklaim bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’ 2/14 no. 1425’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. !!
    No. 6 : (Hal. 11 no. 6)
    Hadis : ‘Kepercayaan paling besar dalam pandangan Allah pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang tidak mengumumkan rahasia antara dirinya dan istrinya’ (HR. Muslim no. 124 dan 1437). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 2192 no. 1986’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud dari Abi Sayid ra. !!!
    N o. 7 : (Hal. 11 no. 7)
    Hadis : ‘Jika seseorang membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan terlindungi dari fitnah Dajal’ (HR. Muslim no. 809). Al-AlbaniDhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 5233 no. 5772’. Kalimat yang digunakan oleh Imam Muslim adalah ‘menghafal’ dan bukan ‘membaca’ sebagaimana klaim Al-Albani ! Sungguh sebuah kesalahan yang sangat fatal ! Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Nasa’i dari Abu Darda ra. (Juga dinukil oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin 21021 – versi bahasa inggris) !!! menyatakan bahwa hadis ini ‘
    No. 8 : (Hal. 11 no. 8)
    Hadis : ‘Nabi SAW mempunyai seekor kuda yang dipanggil dengan ‘Al-Lahif’’ (HR. Bukhori, lihat Fath Al-Bari li Al-Hafidz Ibn Hajar 658 no. 2855. Tetapi Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 4208 no. 4489’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Sahl Ibn Sa’ad ra. !!!
    Syeikh Al-Saqof berkata : ‘Ini merupakan kemarahan dari orang yang sakit, sedikit dari (penyimpangan –pent) yang banyak dan jika bukan karena takut akan terlalu panjang dan membosankan pembaca, saya akan menyebutkan lebih banyak contoh dari Kitab-kitabnya Al-Albani ketika membacanya. Saya mencoba membayangkan apa yang akan saya temukan jika mengkaji ulang semua yang ia tulis ?’.
    KELEMAHAN AL-ALBANI DALAM MENELITI HADIS (jilid 1 hal. 20)
    Syeilh Saqof berkata : ‘Hal yang aneh dan mencengangkan adalah bahwa Syeikh Al-Albani banyak menyalahpahami sejumlah besar hadis para Ulama dan tidak mengindahkan mereka, diakibatkan pengetahuannya yang terbatas, baik secara langsung atau tidak langsung. Ia memuji dirinya sendiri sebagai sumber yang ‘tidak terbantahkan’ dan seringkali mencoba meniru para Ulama Besar dengan menggunakan sejumlah istilah seperti ‘Lam aqif ala sanadih’, yang artinya ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’, atau menggunakan istilah yang serupa ! Ia juga menuduh sejumlah penghafal hadis terbaik dengan tuduhan ‘kurang teliti’, meskipun ia sendiri (yaitu Al-Albani –pent) adalah contoh terbaik untuk menggambarkannya (yaitu seorang yang bermasalah tentang ketelitiannya –pent). Sekarang akan kami sebutkan beberapa contoh untuk membuktikan penjelasan kami :
    No. 9 : (Hal. 20 no. 1)
    Al-Albani menyatakan dalam ‘Irwa Al-Gholil 6251 no. 1847’ (dalam kaitannya dengan sebuah riwayat dari Ali ra.) : ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’.
    Syeikh Saqof berkata : ‘Sangat menggelikan ! Jika Al-Albani memang benar adalah salah satu dari Ulama dalam Islam, maka ia akan mengetahui bahwa hadis ini dapat ditemukan dalam kitab ‘Sunan Baihaqi’ 7121 : yang diriwayatkan oleh Abu Sayid Ibn Abi Amarah, yang berkata bahwa Abu al-Abbas Muhammad Ibn Yaqub, yang berkata kepada kami bahwa Ahmad Ibn Abdal Hamid berkata bahwa Abu Usama dari Sufyan dari Salma Ibn Kahil dari Muawiya Ibn Sua’id, ‘Saya menemukan (hadis –pent) ini dalam kitab Ayahku dari Ali ra.’ !!
    No. 10 : (Hal. 21 no. 2)
    Al-Albani menyatakan dalam ‘Irwa Al-Gholil 3283 : hadis dari Ibn Umar ra. : ‘Ciuman adalah riba (‘Kisses are Usury’ – versi bahasa inggris). : ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’.
    Syeikh Saqof berkata : ‘Hal ini adalah kesalahan yang fatal, karena secara pasti hadis ini dinukil dalam ‘Fatawa Al-Shaykh Ibn Taymiyya Al-Misriyah (3/295)’ : ‘Harb berkata Ubaidillah Ibn Muadz berkata kepada kami, Ayahku berkata kepadaku bahwa Sua’id dari Jiballa mendengar dari Ibn Umar ra. Berkata :’Ciuman adalah riba’. Dan seluruh perawi hadis ini adalah terpercaya menurut Ibn Taimiyah !!!
    Hadis dari Ibn Mas’ud ra. : ‘Al-Qur’an diturunkan dengan 7 dialek. Semua yang ada dalam versi ini mempunyai makna eksplisit dan implisit dan semua larangan sudah pula dijelaskan’. Al-Albani menyatakan dalam penelitiannya atas kitab ‘Mishkat Masabih 180 no. 238, bahwa penulis dari ‘Mishkat’ mengomentari sejumlah hadis dengan kalimat ‘Diriwayatkan dalam Sharhus Sunnah’, tetapi ketika ia meneliti ‘Bab Ilm wa Fadhoil Al-Qur’an’ ia tidak dapat menemukannya !
    Syeikh Saqof berkata : Para Ulama Besar telah berbicara ! SALAH, sebagaimana biasanya. Saya berharap untuk meluruskan ‘penyimpangan’ ini, hanya jika ia (yaitu Al-Albani –pent) memang serius serta tertarik untuk mencari hadis ini, maka kami persilahkan ia untuk melihat Bab yang berjudul ‘Al-Khusama fi al-Qur’an’ dari Sharh-us-Sunnah’ (1/262), dan diriwayatkan juga oleh Ibn Hibban dalam Shahih-nya (no. 74), Abu Ya’ala dalam Musnad-nyaSharh al-Mushkil al-Athar (4/172), Bazzar (3/90 Kashf al-Asrar) dan Haitami telah menyebutkannya dalam Majmu’ al-Zawaid (7/152) dan ia menisbatkannya kepada Al-Bazzar, Abu Ya’la dan Tabarani dalam Al-Autsat, yang menyatakan bahwa para perawinya adalah terpercaya’ !!!. (no.5403), At-Tahawi dalam
    No. 12 : (Hal. 22 no. 4)
    Al-Albani menyatakan dalam ‘kitab Shohih-nya’ ketika mengomentari Hadis no. 149 : ‘Orang beriman adalah orang yang tidak memenuhi perutnya … . Hadis ini berasal dari Aisyah ra. sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Mundhiri (3/237) dan Al-Hakim dari Ibn Abas ra.. . Saya (Albani) tidak menemukannya dalam Mustadrak al-Hakim setelah mencarinya dalam ‘bagian pemikiran’ (‘Thoughts’ section – versi bahasa inggris).
    Syeikh Saqof berkata : ‘Tolong jangan mendorong masyarakat untuk jatuh dalam kebodohan dengan kekacauan yang engkau lakukan !! Jika engkau meneliti Kitab Mustadrak Al-Hakim (2/12), engkau akan menemukan hadis ini ! Hal ini membuktikan bahwa engkau tidak mampu untuk menggunakan indeks buku dan hafalan hadis !!!?.
    No. 13 : (Hal. 23)
    Penilaian yang lain yang juga menggelikan apa yang dilakukan oleh Albani dalam Kitab ‘Shohih-nya 2/476’, ketika mengklaim bahwa hadis : ‘Abu bakar adalah bagian dariku, sambil memegang posisi dari telingaku’, tidak ada dalam kitab ‘Hilya’.
    Syeikh Saqof berkata : Kami menyarankan engkau untuk kembali melihat kitab “Hilya , 4/73 !”
    No. 14 : (Hal. 23 no. 5)
    Al-Albani berkata dalam kitab “Shahihah, 1/638 no. 365, edisi keempat : ‘Yahya ibn Malik telah diabaikan oleh enam Ulama Hadis yang Utama, karena ia tidak disebutkan dalam kitab Tahdzib, Taqrib atau Tadzhib’.
    Syeikh Saqof berkata: ‘Ini adalah menurut persangkaanmu ! Kenyataannya sebenarnya tidak seperti itu, karena secara pasti Ia (yaitu Al-hafidz Ibn Hajar –pent) telah menyebutkannya (yaitu Yahya ibn Malik –pent) dalam Tahdhib Al-Tahdhib li Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani (12/19 – Edisi Dar El-Fikr) dengan nama kuniyah Abu Ayub Al-Maraghi’ !!!. Maka berhati-hatilah !!!
    No. 15 : (Hal. 7)
    Al-Albani mengkritik Imam Al-Muhadis Abu’l Fadl Abdullah Ibn Al-Siddiq Al-Ghimari (Rahimahullah) ketika menyebutkan dalam kitabnya “Al-Kanz Al-Thamin” sebuah hadis dari Abu Hurairah ra. yang berkaitan dengan perawi Abu Maimunah : ‘Sebarkan salam, berilah makan faqir-miskin …..’.
    Al-Albani menyatakan dalam ‘Silsilah Al-Dhoifah, 3/492’, setelah menisbatkan hadis kepada Imam Ahmad (2/295) dan lainnya, : ‘Saya katakan bahwa sanad hadis ini ‘Dhoif’ (lemah), Daraqutni telah berkata bahwa ‘Qatada dari Abu Maimuna dari Abu Hurairah : Tidak dikenal (Majhul), dan hadisnya ditinggalkan’. Al-Albani kemudian berkata pada paragraf yang sama : ‘Sebagai catatan, sesuatu yang aneh terjadi diantara Imam Suyuti dan Al-Munawi ketika mereka meneliti hadis ini, dan saya juga telah menunjukkannya pada hadis no. 571, bahwa Al-Ghimari juga salah ketika menyebutkan hadis ini dalam ‘Al-Kanz’.
    Akan tetapi realitanya menunjukkan bahwa Al-Albani-lah yang sebenarnya paling sering melakukan kesalahan, ketika ia membuat kontradiksi yang besar dengan menggunakan sanad yang sama dalam “Irwa al-Ghalil, 3/238”, tatkala ia berkata : ‘Dinukil oleh Imam Ahmad (2/295), Al-Hakim . . . dari Qatada dari Abu Maimuna dan ia adalah perawi yang terpercaya dalam kitab ‘Al-Taqrib’, dan Hakim berkata : ‘A Sahih Sanad’, dan Al-Dhahabi setuju dengan penilaian Imam Hakim ! Semoga Allah SWT meluruskan kesalahan ini ! Lalu siapakan menurut pendapat anda yang melakukan kesalahan dan penyimpangan, apakah Al-Muhaddis Al-Ghumari (termasuk Imam Suyuti and Munawi) ataukah Al-Albani ?
    No. 16 : (Hal. 27 no. 3)
    Al-Albani hendak melemahkan hadis yang membolehkan para wanita memakai perhiasan emas, dimana pada sanad hadis itu terdapat seorang perawi bernama Muhammad ibn Imara. Al-Albani mengklaim bahwa Abu Hatim berkata bahwa perawi ini adalah ‘tidak begitu kuat (Laisa bi Al-Qowi)’, lihat kitab “Hayat al-Albani wa-Atharu. . . jilid 1, hal. 207.”
    Yang sebenarnya bahwa Imam Abu Hatim Al-Razi menyatakan dalam Kitabnya ‘Al-Jarh wa At-Ta’dil, 8/45’: ‘Perawi yang baik akan tetapi tidak begitu kuat (Laisa bi Al-Qowi)’. Oleh karena itu, perlu dicatat bahwa Al-Albani menghilangkan kalimat ‘Perawi yang baik’ ! .
    NB – Al-Albani telah membuat sejumlah hadis yang melarang emas untuk para wanita menjadi hadis yang shohih, walaupun sebelumnya sejumlah Ulama telah menyatakan bahwa hadis-hadis ini adalah ‘Dhoif’ dan dihapus dengan hadis lain yang membolehkan emas bagi wanita. DR. Yusuf al-Qardawi berkata dalam bukunya : ‘Islamic Awakening between Rejection and Extremism’ (judul dalam versi bahasa Inggris –pent) hal. 85: ‘Pada masa kami muncullah Syeikh Nasirudin Al-Albani dengan pendapat-pendapatnya, yang ternyata banyak bertentangan dengan kesepakatan (Ijma’) yang membolehkan para wanita untuk menghiasi dirinya dengan emas, dimana pendapat ini telah diterima oleh seluruh Madzhab selama 14 abad lamanya. Ia (yaitu Al-Albani –pent) tidak hanya menyakini bahwa hadis-hadis ini adalah shohih, akan tetapi hadis ini juga tidak dihapus (dinasakh ketentuan hukumnya -pent). Sehingga, ia menyakini bahwa hadis-hadis itu melarang cincin dan anting emas bagi wanita. Sehingga kalau demikian faktanya, maka siapakah yang menetang Ijma’ Umat dengan pendapat-pendapatnya yang ekstrim ?!? .
    No. 17 : (Hal. 37 no. 1)
    Hadis : Mahmud ibn Lubaid ra. berkata : ‘Rasul SAW telah mendapat informasi tentang seorang lelaki yang telah menceraikan istrinya sebanyak tiga kali (dalam satu duduk), kemudian beliau menjadi marah dan berkata: ‘’Apakah ia hendak mempermainkan Kitab Allah , tatkala aku masih ada diantara kalian ?, kemudian seorang lelaki berdiri dan berkata : ‘Wahai Nabi Allah, apakah saya boleh membunuhnya ?’’ (HR. An-Nasa’I).
    Al-Albani menyatakan bahwa Hadith ini adalah ‘Dhoif’ dalam penelitiannya pada “Mishkat al-Masabih, 2/981 (edisi ketiga, Beirut 1405 H; Maktab Al-Islami)”, ketika dia berkata : ‘Orang ini adalah terpercaya, tetapi sanadnya terputus karena ia tidak mendengar hadis ini dari ayahnya’.
    Al-Albani kemudian melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia lakukan sebelumnya dalam Kitab-nya yang berjudul “Ghayatul Maram Takhrij Ahadith al-Halal wal Haram, no. 261, hal. 164, edisi ketiga, Maktab al-Islami, 1405 H”; dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah hadis yang ‘SAHIH’ !!!
    No. 18 : (Hal. 37 no. 2)
    Hadis : ‘Jika salah seorang dari kalian tidur dibawah (sinar) matahari dan ada bayangan menutupi dirinya, dan sebagian dirinya berada dalam bayangan itu dan bagian yang lain terkena (sinar) matahari, hendaknya ia bangun’. Al-Albani menyatakan bahwa Hadith ini ‘SAHIH’ dalam penelitiannya pada “Shahih Al-Jami’ Al-Shaghir wa Ziyadatuh (1/266/761)”, tetapi kemudian melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya dengan dengan mengatakan bahwa hadis yang sama sebagai hadis ‘Dhoif’ pada penelitiannya atas kitab “Mishkat Al-Masabih, 3/1337 no. 4725, edisi ketiga”, dan ia menisbatkan hadis ini pada kitab ‘Sunan Abu Dawud’ !”
    No. 19 : (Hal. 38 no. 3)
    Hadis : ‘Sholat Jum’at adalah wajib bagi setiap muslim’. Al-Albani menilai bahwa Hadith ini adalah hadis ‘Dhoif’, pada penelitiannya di kitab “Mishkat Al-Masabih, 1/434”, Dan berkata : ‘Perawi hadis ini adalah terpercaya tetapi (sanadnya) tidak bersambung sebagaimana diindikasikan oleh Imam Abu Dawud’. Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam Kitab “Irwa al-Ghalil, 3/54 no. 592”, dengan menyatakan bahwa hadis ini adalah hadis yang ‘SAHIH’ !!! Maka berhati-hatilah, Wahai orang yang bijaksana !?!
    No. 20 : (hal. 38 no. 4)
    Al-Albani membuat kontradiksi yang lain. Ia menganggap Al-Muharrar ibn Abu Huraira sebagai perawi terpercaya di satu tempat dan didhoifkan ditempat yang lain. Al-Albani menyatakan dalam kitab “Irwa al-Ghalil, 4/301” bahwa ‘Muharrar adalah terpercaya dengan pertolongan Allah SWT, dan Al-Hafiz (yaitu Ibn Hajar) mengomentarinya ‘Dapat diterima’, bahwa pernyataan ini (yaitu penilaian Al-Hafidz Ibn Hajar –pent) tidak dapat diterima, oleh karena itu sanadnya shohih’. Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Sahihah 4/156” dimana ia menjadikan sanadnya ‘Dhoif’, dengan berkata : ‘’Para perawinya seluruhnya adalah para perawi Imam Bukhori’’ , kecuali Al-Muharrar yang merupakan salah satu perawi Imam An-Nasa’I dan Ibn Majah saja. Ia tidak dipercaya kecuali hanya Ibn Hibban, dan karena sebab itulah Al-Hafidz Ibn Hajar tidak mempercayainya, hanya saja ia berkata ‘Dapat Diterima’ ?!? Berhati-hatilah dari penyimpangan ini !!
    No. 21: (hal. 39 no. 5)
    Hadis : Abdullah Ibn Amr ra. : ‘Sholat Jum’at menjadi wajib bagi siapapun yang medengar seruannya’ (HR. Abu Dawud). Al-Albani menyatakan bahwa hadis adalah hadis ‘Hasan’ dalam “Irwa Al-Ghalil 3/58”, Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’, dalam Kitab “Mishkatul Masabih 1/434 no 1375” !!!
    No. 22 : (Hal. 39 no. 6)
    Hadis : Anas Ibn malik ra. berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda : ‘Janganlah menyulitkan diri kalian sendiri, kalau tidak Allah akan menyulitkan dirimu. Tatkala ada manusia yang menyulitkan diri mereka, maka Allah-pun akan menyulitkan mereka’ (HR. Abu Dawud).
    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ pada penelitiannya dalam kitab “Mishkat, 1/64”, Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Hasan’ dalam Kitab “Ghayatul Maram, Hal. 141” !!
    No. 23 : (Hal. 40 no. 7)
    Hadis dari Sayidah Aisyah ra. : ‘Siapapun yang memberitahukan kepadamu bahwa Nabi SAW buang air kecil dengan berdiri, maka jangan engkau mempercayainya. Beliau tidak pernah buang air kecil kecuali beliau dalam keadaan duduk’ (HR. Ahmad, An-Nasa’I dan At-Tirmidzi).
    Al-Albani menyatakan bahwa sanad hadis ini adalah ‘Dhoif’ dalam “Mishkat 1/117.” Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘SAHIH’ dalam “Silsilat Al-Ahadis Al-Shahihah 1/345 no. 201” !!! Maka ambillah pelajaran dari ini, wahai pembaca yang mulia !?!
    No. 24 : (Hal. 40 no. 8)
    Hadis : Ada 3 kelompok orang, dimana para Malaikat tidak akan mendekat : 1). Mayat dari orang kafir; 2). Laki-laki yang menggunakan parfum wanita; 3). Seseorang yang melakukan jima’ (hubungan sex –pent) sampai ia membersihan dirinya’ (HR. Abu Dawud).
    Al-Albani meneliti hadis ini dalam “Shahih Al-Jami Al-Shaghir wa Ziyadatuh, 3/71 no. 3056” dengan menyatakan bahwa hadis ini ‘HASAN’ pada penelitian dalam kitab “Al-Targhib 1/91” [Ia juga menyatakan hadis ini ‘Hasan’ pada bukunya yang diterjemahkan dakam bahasa inggris dengan judul ‘The Etiquettes of Marriage and Wedding, hal. 11]. Kemudian ia membuat pertentangan yang aneh dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’ pada penelitiannya dalam kitab “Mishkatul-Masabih, 1/144 no. 464” dan menegaskan bahwa para perawi hadis ini adalah terpercaya, namun sanadnya ada yang terputus antara Al-Hasan Al-Basri dan Ammar ra., sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Mundhiri dalam Kitab ‘Al-Targhib (1/91)’ !?!
    No. 25 : (Hal. 42 no. 10)
    Imam Malik meriwayatkan bahwa ‘Ibn Abbas ra. biasanya meringkas sholatnya pada jarak perjalanan antara Makkah dan Ta’if atau Makkah dan Usfan atau antara Makkah dan Jeddah’ . . . .
    Al-Albani mendhoif-kan hadis ini dalam kitab “Mishkat, 1/426 no. 1351”, tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya dengan dengan mengatakan bahwa hadis yang sama sebagai hadis ‘SAHIH’ dalam “Irwa Al-Ghalil, 3/14” !!
    No. 26 : (Hal. 43 no. 12)
    Hadis : ‘Tinggalkan orang-orang Ethoipia selama mereka meninggalkanmu, karena tidak seorangpun akan mengambil harta yang berada di Ka’bah kecuali seseorang yang mempunyai dua kaki yang lemah dari Ethoipia’.
    Al-Albani telah mendhoif-kan hadis ini dalam kitab “Mishkat 3/1495 no. 5429” dengan mengatakan bahwa : “Sanad hadis ini Dhoif’’. Tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya (sebagaimana kebiasannya), dengan mengoreksi penilaiannya atas hadis yang sama dalam Kitab “Shahihah, 2/415 no. 772.”
    No. 27 : (Hal. 32)
    Ia memuji Syeikh Habib al-Rahman al-Azami dalam kitab ‘Shahih Al-Targhib wa Tarhib, hal. 63’, dimana ia berkata : ‘Saya ingin agar anda mengetahui satu hal yang membanggakan saya ……….. dimana kitab ini telah dikomentari oleh Ulama yang terhormat dan terpandang yaitu Syeikh Habib al-Rahman al-Azami” . . . dan ia juga mengatakan pada halaman yang sama, ‘’Dan yang membuatku lebih merasa senang dalam hal ini, bahwa kajian serta hasil penelitian ini ditanggapi (dengan baik –pent) oleh Syeikh Habib Al-Rahman Al-Azami. . . .”
    Al-Albani yang sebelumnya memuji Syeikh al-Azami dalam buku diatas, kemudian membuat pertentangan lagi dalam pengantar dari bukunya yang berjudul ‘Adab Az-Zufaf’ (The Etiquettes of Marriage and Wedding), edisi terbaru hal. 8, dimana ia disitu berkata : ‘Al-Ansari telah menggunakan dalam akhir dari suratnya, salah satu dari musuh As-Sunnah, Hadis dan Tauhid, dimana orang yang terkenal dalam hal ini adalah Syeikh Habib Al-Rahman Al-Azami. . . . . disebabkan karena sikap pengecutnya dan sedikit mengambil dari para Ulama . . . . .”
    NB : (Nukilan diatas berasal dari Kitab ‘Adab Az-Zufaf’ , tidak ditemukan dalam terjemahan versi bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh para pengikutnya, yang menunjukkan mereka dengan sengaja tidak menerjemahkan bagian tertentu dari keseluruhan kitab tersebut). Oleh karena itu perhatikan penyimpangan ini, Wahai para pembaca yang mulia ?!?
    SELEKSI TERJEMAHAN DARI JILID II
    No. 28 : (Hal. 143 no. 1)
    Hadis dari Abi Barza ra. : ‘Demi Allah, engkau tidak akan menemukan orang yang lebih (baik -pent) daripada diriku’ (HR. An-Nasa’I 7/120 no. 4103).
    Al-Albani mengatakan bahwa Hadis ini adalah ‘SAHIH’ dalam kitab “Shahih Al-Jami wa Ziyadatuh, 6/105 no. 6978”, dan secara aneh menentang dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif Sunan Al-Nasa’i, pg. 164 no. 287.” Maka berhati-hatilah dari penyimpangan ini ?!?
    No 29 : (Hal. 144 no. 2 )
    Hadis dari Harmala Ibn Amru Al-Aslami dari pamannya : ‘’Melempar batu kerikil saat ‘Jimar‘ dengan meletakkan ujung ibu jari pada jari telunjuk’’ (Shahih Ibn Khuzaimah, 4/276-277 no. 2874) .
    Al-Albani sedikit saja mengetahui kelemahan dari hadis ini yang dinukil dalam “Shahih Ibn Khuzaimah”, (dengan berani –pent) ia mengatakan bahwa sanad hadis ini adalah ‘Dhoif’, kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘SAHIH’Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 1/312 no. 923 !” pada ”
    No 30 : (Hal.144 no. 3 )
    Hadis dari Sayyidina Jabir ibn Abdullah ra. : ‘’Nabi SAW pernah ditanya tentang masalah ‘junub’ ….. bolehkah ia (yaitu orang yang sedang junub –pent) makan, minum dan tidur …..Beliau menjawab : ‘Boleh’, jika orang ini melakukan wudhu’ ” (HR. Ibn Khuzaimah no. 217 ; HR. Ibn Majah no. 592).
    Al-Albani telah menuduh bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam komentarnya dalam “Ibn Khuzaimah, 1/108 no. 217”, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status dari hadis diatas dalam kitab “Shahih Ibn Majah, 1/96 no. 482 ” !!
    No. 31 : (Hal. 145 no. 4)
    Hadis dari Aisyah ra. : ‘Tong adalah tong (A vessel as a vessel), sedangkan makanan adalah makanan’ (HR. An-Nasa’I , 7/71 no. 3957).
    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘SAHIH’ dalam “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 2/13 no. 1462”, kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Dhoif Sunan Al-Nasa’i, no. 263 hal. 157” dengan menyatakan bahwa hadis ini adalah ‘Dhoif’ !!!
    No. 32 : (Hal. 145 no. 5)
    Hadis dari Anas ra. : Hendaknya setiap orang dari kalian memohon kepada Allah SWT untuk seluruh kebutuhannya, walaupun untuk tali sandal kalian jika ia putus’.
    Al-Albani menyatakan bahwa Hadis diatas adalah ‘HASAN’ dalam penelitiannya pada kitab “Mishkat, 2/696 no. 2251 and 2252”, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status hadis ini dalam kitab “Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/69 no. 4947 dan 4948” !!!
    No 33 : (Hal. 146 no. 6 )
    Hadis dari Abu Dzar ra. : ‘’Jika engkau ingin berpuasa, maka berpuasalah pada tengah bulan (antara tanggal -pent) 13,14 dan 15 (tiap bulan qomariyah –pent)’’.
    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, hal. 84” dan pada komentarnya dalam kitab “Ibn Khuzaimah, 3/302 no. 2127”, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status hadis ini sebagai hadis yang ‘SAHIH’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 2/10 no. 1448” dan juga mengoreksinya dalam kitab “Shahih An-Nasa’i, 3/902 no. 4021” !! Sungguh kontrdiksi yang sangat aneh ?!?
    NB : (Al-Albani menyebutkan hadis ini dalam ‘Shahih Al-Nasa’i’ dan dalam ‘Dhoif An-Nasa’I’, yang membuktikan bahwa ia tidak memperhatikan apa yang telah ia lakukan dan kelompokkan). Betapa mengherankannya hal ini !?!.
    No. 34 : (Hal. 147 no. 7)
    Hadis dari Sayidah Maymunah ra. : ‘’Tidak seorangpun mengambil pinjaman, maka hal itu pasti berada dalam pengetahuan Allah SWT …… (HR. An-Nasa’I, 7315 dan lainnya).
    Al-Albani menyatakan dalam kitab “Dhoif An-Nasa’i, hal. 190″: ” Shahih, kecuali bagian ‘Al-Dunya’ ’’. kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/156”, dengan mengatakan bahwa seluruh hadis ini adalah ‘SAHIH’, termasuk bagian ‘Al-Dunya’. Lihatlah sungguh sebuah kontradiksi yang menakjubkan ?!?
    No 35 : (Hal. 147 no. 8 )
    Hadis dari Buraida ra. : ‘’Kenapa aku melihat engkau memakai perhiasan para penghuni neraka’’ (maksudnya adalah cincin besi) (HR. AN-Nasa’I 8/172 dan lainnya).
    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini adalah ‘Shohih’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/153 no. 5540”, kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan hadis yang sama sebagai hadis ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif An-Nasa’I , hal. 230” !!!
    No 36 : (Hal. 148 no. 9 )
    Hadis dari Abu Hurairah ra. : ‘’Siapapun yang membeli karpet untuk tempat duduk, maka ia punya waktu 3 hari untuk meneruskan atau mengembalikannya dengan catatan tidak ada noda coklat pada warnanya ‘’ (HR. An-Nasa’I 7/254 dan lainnya).
    Al-Albani mendhoifkan hadis ini yang ditujukkan pada bagian lafadz ‘3 hari’ yang terdapat dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, hal. 186”, dengan mengatakan : ‘’ Benar, kecuali bagian ‘3 hari’ ‘’. Akan tetapi kontradiksi yang ‘jenius’ kembali ia lakukan dengan mengoreksi kembali status hadis ini dan termasuk bagian lafadz ‘3 hari’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/220 no. 5804”. Jadi sadarlah (Wahai Al-Albani) ?!?
    No. 37 : (Hal. 148 no. 10)
    Hadis dari Abu Hurairah ra. : ‘Barangsiapa mendapatkan satu raka’at dari sholat Jum’at maka ia telah mendapatkan (seluruh raka’at -pent)’ (HR. Ibn Majah 1/356 dan lainnya).
    Al-Albani mendhoifkan hadis ini dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, no. 78 hal. 49”, dengan mengatakan : “Tidak normal (Syadz), dimana lafadz ‘Jum’at’ disebutkan’’ (dalam hadis ini –pent). Kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan hadis yang sama sebagai hadis ‘Shohih’, termasuk bagian lafadz ‘Jum’at’ dalam kitab “Irwa, 3/84 no. 622 .” Semoga Allah SWT meluruskan kesalahan-kesalahanmu ?!?
    AL-ALBANI DAN BERBAGAI KONTRADIKSI YANG IA LAKUKAN DALAM MENILAI PERAWI HADIS
    No 38 : (Hal. 157 no 1 )
    KANAAN IBN ABDULLAH AN-NAHMY :- Al-Albani berkata dalam “Shahihah, 3/481” : “Kanaan dianggap hasan, karena ia didukung oleh Ibn Mu’in’’. Al-Albani kemudian membuat pertentangan bagi dirinya dengan mengatakan, ‘’Hadis dhoif karena Kanaan” (Lihat Kitab “Dhoifah, 4/282”)!!
    No 39 : (Hal. 158 no. 2 )
    MAJA’A IBN AL-ZUBAIR : – Al-Albani telah mendhoifkan Maja’a dalam “Irwa al-Ghalil, 3/242”, dengan mengatakan bahwa: ’’ Sanad ini lemah karena Ahmad telah berkata : Tidak ada yang salah dari Maja’a, dan Daruqutni telah melemahkannya …..’’.
    Al-Albani kemudian membuat kontradiksi lagi dalam kitab “Shahihah, 1/613”, dengan mengatakan : ‘‘Orang ini (perawi hadis) adalah terpercaya kecuali Maja’a, dimana ia adalah seorang perawi hadis yang baik’’. Sungguh kontradiksi yang ‘menakjubkan’ !?!
    No 40 : (Hal. 158 no. 3 )
    UTBA IBN HAMID AL-DHABI : – Al-Albani telah mendhoifkannya dalam kitab “Irwa Al-Ghalil, 5/237”, dengan mengatakan : ‘Dan ini adalah sanad yang dhoif karena tiga sebab ……. Salah satunya adalah sebab kedua, karena lemahnya Al-Dhabi, Al-Hafiz berkata : ‘’perawi yang terpercaya namun sering salah (dalam meriwayatkan hadis –pent)’’.
    Al-Albani kembali membuat kontradiksi yang sangat aneh dalam kitab “Shahihah, 2/432”, dimana ia menyatakan bahwa sanad yang menyebutkan Utba : ‘’Dan ini adalah sanadnya hasan, Utba ibn Hamid al-Dhabi adalah perawi terpercaya namun sering salah, dan sisanya dalam sanad ini adalah para perawi yang terpercaya ???
    No 41 : (Hal. 159 no. 4 )
    HISHAM IBN SA’AD : Al-Albani berkata dalam kitab “Shahihah, 1/325” : “Hisham ibn Sa’ad adalah perawi hadis yang baik.” Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Irwa Al-Ghalil, 1/283” dengan menyatakan: “Akan tetapi Hisham ini lemah hafalannya”. Lihat betapa ‘menakjubkan’ ???
    No 42 : (hal. 160 no. 5 )
    UMAR IBN ALI AL-MUQADDAMI :- Al-Albani telah melemahkannya dalam kitab “Shahihah, 1/371”, dimana ia berkata : ‘’Ia sendiri sebetulnya adalah terpercaya namun ia pernah melakukan pemalsuan yang sangat buruk yang membuatnya tidak terpercaya….’’. Al-Albani kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Sahihah, 2/259” dengan menerimanya dan menggambarkannya sebagai perawi yang terpercaya pada sanad yang didalamnya menyebutkan Umar ibn Ali. Al-Albani berkata : ‘’Dinilai oleh Al-Hakim, yang berkata : ‘A shohih isnad (sanadnya shohih –pent)’, dan Adz-Dzahabi menyepakatinya, dan hadis (statusnya –pent) ini sebagaimana yang mereka katakan (yaitu hadis shohih –pent).’’ Sungguh ‘menakjubkan’ !?!
    No 43 : (Hal. 160 no. 6 )
    ALI IBN SA’EED AL-RAZI : Al-Albani telah melemahkannya dalam kitab “Irwa, 7/13”, dengan menyatakan : “Mereka tidak mengatakan sesuatu yang baik tentang al-Razi.” Al-Albani kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab-nya yang lain yang ‘menakjubkan’ yang ia karang yaitu kitab “Shahihah, 4/25”, dengan berkata : “Ini sanad (hasan) dan para perawinya adalah terpercaya’’. Maka berhati-hatilah ?!?
    No 44 : (Hal. 165 no. 13 )
    RISHDIN IBN SA’AD : Al-Albani berkata dalam kitabnya “Shahihah, 3/79” : “Didalamnya (sanad) ada perawi bernama Rishdin ibn Sa’ad, dan ia telah dinyatakan terpercaya”. Tetapi ia kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa ia adalah ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoifah, 4/53”; dimana ia berkata : “Dan Rishdin ibn Sa’ad adalah Dhoif”. Maka berhati-hatilah dengan hal ini !!
    No 45 : (Hal. 161 no. 8 )
    ASHAATH IBN ISHAQ IBN SA’AD : Sungguh aneh pernyatan Syeikh Albani ini ?!? Dia berkata dalam kitab “Irwa A-Ghalil, 2/228”: ‘Statusnya tidak diketahui dan hanya Ibn Hibban yang mempercayainya’’. Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri sebagaimana biasanya ! karena ia hanya menukil dari kitab dan tidak ada hal lain yang ia lakukan, kemudian ia sebatas menukilnya tanpa pengetahuan yang memadai, hal ini terbukti dalam kitab “Shahihah, 1/450”, dimana ia berkata mengenai Ashath : ‘’Terpercaya’’. Sungguh ‘menakjubkan’ apa yang ia lakukan !?!
    No 46 : (hal.162 no. 9 )
    IBRAHIM IBN HAANI : Yang mulia ! Yang Jenius ! Sang Peniru ! telah membuat Ibrahim Ibn Hani menjadi perawi terpercaya disatu tempat dan menjadi tidak dikenal (majhul) ditempat yang lain. Al-Albani berkata dalam kitab ‘Shahihah, 3/426’: “Ibrahim ibn Hani adalah terpercaya’’, Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri seperti yang ia tulis didalam kitab “Dhoifah, 2/225”, dengan menyatakan bahwa ‘ia tidak dikenal dan hadisnya tertolak’ ?!?
    No 47 : (Hal. 163 no. 10 )
    AL-IJLAA IBN ABDULLAH AL-KUFI : Al-Albani telah meneliti sebuah sanad kemudian menyatakan bahwa sanad tersebut baik dalam kitab “Irwa, 8/7”, dengan kalimat : ‘’Dan ini adalah sanad yang baik, para perawinya terpercaya, kecuali untuk Ibn Abdullah Al-Kufi yang merupakan orang yang terpercaya’’. Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri dengan mendhoifkan sanad yang didalamnya terdapat Al-Ijla dan menjadikan keberadaannya (yaitu Al-Ijla –pent) untuk dijadikan sebagai alasan bahwa hadis itu ‘Dhoif’ (Lihat kitab ‘Dhoifah, 4/71’); dimana ia berkata :’’ Ijla Ibn Abdullah adalah lemah’’. Al-Albani lalu menukil pernyataan Ibn Al-Jauzi (Rahimahullah), dengan mengatakan bahwa : ‘’Al-Ijla tidak mengetahui apa yang ia katakan’’ ?!?
    No 48 : (Hal. 67-69 )
    ABDULLAH IBN SALIH : KAATIB AL-LAYTH :- Al-Albani telah mengkritik Al-Hafiz Al-Haitami, Al-Hafiz Al-Suyuti, Imam Munawi and Muhaddis Abu’l Fadl Al-Ghimari (Rahimahullah) dalam bukunya “Silsilah Al-Dhoifah, 4/302″, ketika meneliti sebuah sanad hadis yang didalamnya terdapat Abdullah ibn Salih. Ia berkata di halaman 300 : ‘’Bagaimana sebuah hadis yang didalamnya terdapat Abdullah ibn Salih akan menjadi baik dan hadisnya menjadi bagus, meskipun ia banyak melakukan kesalahan dan ketelitiannya yang kurang, serta ia pernah memasukkan sejumlah hadis yang bermasalah dalam kitabnya, dan ia menukil hadis-hadis itu tanpa mengetahui (status –pent) darinya’’. Ia tidak menyebutkan bahwa Abdullah Ibn Salih adalah salah seorang dari perawi Imam al-Bukhari (yaitu para perawi yang digunakan oleh Imam Bukhari dalam kitab shohih-nya -pent), hanya karena hal ini ‘tidak cocok dengan seleranya’, dan ia juga tidak menyebutkan bahwa Ibn Mu’in dan sejumlah kritikus hadis ternama telah menyatakan bahwa mereka adalah ‘terpercaya’. Tetapi kemudian ia menentang dirinya sendiri pada bagian lain dari kitabnya dengan menjadikan hadis yang didalam sanadnya terdapat Abdullah Ibn Salih sebagai hadis yang baik, dan inilah nukilannya :
    Al-Albani berkata dalam Silsilah Al-Shahihah, 3/229” : “Dan sanad hadis ini baik, karena Rashid ibn Sa’ad adalah terpercaya menurut Ijma’ (kesepakatan para Ulama hadis –pent), dan siapakah yang lebih darinya sebagai perawi dari hadis Shohih, dan didalamnya terdapat Abdullah Ibn Salih yang pernah mengatakan sesuatu yang tidak membahayakan dengan pertolongan Allah SWT’’ ?!? Al-Albani juga berkata dalam “Sahihah, 2/406” tentang sanad yang didalamnya terdapat Ibn Salih : “Sanadnya baik dalam hal ketersambungannya’’ dan ia katakan lagi dalam kitab “Shahihah 4/647” : ‘’Hadisnya baik karena bersambung’’.
    PENUTUP
    Setelah kita menyimak berbagai contoh kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak oleh ‘Yang Terhormat Al-MuhaddisSyeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani’ oleh ‘Al-Alamah Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof’ dimana dalam kitab-nya tersebut beliau (Rahimahullah) menunjukkan ± 1200 kesalahan dan penyimpangan dari Syeikh Al-Albani dalam kitab-kitab yang beliau tulis seperti contoh diatas. Maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa bidang ini tidak dapat digeluti oleh sembarang orang, apalagi yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai seorang yang layak untuk menyadang gelar ‘Al-Muhaddis’ (Ahli Hadis) dan tidak memperoleh pendidikan formal dalam bidang ilmu hadis dari Universitas-universitas Islam yang terkemuka dan ‘Para Masyaik’h yang memang ahli dalam bidang ini. Dan Para Ulama telah menetapkan kriteria yang ketat agar hanya benar-benar hanya ‘orang yang memang memenuhi kriteria sajalah’ yang layak menyadang gelar ini seperti yang diungkapkan oleh Imam Sakhowi tentang siapa Ahli Hadis (muhaddis) itu sebenarnya : “Menurut sebagian Imam hadis, orang yang disebut dengan Ahli Hadis (Muhaddis) adalah orang yang pernah menulis hadis, membaca, mendengar, dan menghafalkan, serta mengadakan rihlah (perjalanan) keberbagai tempat untuk, mampu merumuskan beberapa aturan pokok (hadis), dan mengomentari cabang dari Kitab Musnad, Illat, Tarikh yang kurang lebih mencapai 1000 buah karangan. Jika demikian (syarat-syarat ini terpenuhi –pent) maka tidak diingkari bahwa dirinya adalah ahli hadis. Tetapi jika ia sudah mengenakan jubah pada kepalanya, dan berkumpul dengan para penguasa pada masanya, atau menghalalkan (dirinya memakai-pent ) perhiasan lu’lu (permata-pent) dan marjan atau memakai pakaian yang berlebihan (pakaian yang berwarna-warni –pent). Dan hanya mempelajari hadis Al-Ifki wa Al-Butan. Maka ia telah merusak harga dirinya ,bahkan ia tidak memahami apa yang dibicarakan kepadanya, baik dari juz atau kitab asalnya. Ia tidak pantas menyandang gelar seorang Muhaddis bahkan ia bukan manusia. Karena dengan kebodohannya ia telah memakan sesuatu yang haram. Jika ia menghalalkannya maka ia telah keluar dari Agama Islam’’ ( Lihat Fathu Al-Mughis li Al-Sakhowi, juz 1hal. 40-41). Sehingga yang layak menyandang gelar ini adalah ‘Para Muhaddis’ generasi awal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’I, Imam Ibn Majah, Imam Daruquthni, Imam Al-Hakim Naisaburi ,Imam Ibn Hibban dll. Sehingga apakah tidak terlalu berlebihan (atau bahkan termasuk Ghuluw –pent) dengan menyamakan mereka (Imam Bukhari, Imam Muslim, imam Abu Dawud dkk –pent) dengan sebagian Syeikh yang tidak pernah menulis hadis, membaca, mendengar, menghafal, meriwayatkan, melakukan perjalanan mencari hadis atau bahkan memberikan kontribusi pada perkembangan Ilmu hadis yang mencapai seribu karangan lebih !?!!. Sehingga bukan Sunnah Nabi yang dibela dan ditegakkan, malah sebaliknya yang muncul adalah fitnah dan kekacauan yang timbul dari pekerjaan dan karya-karyanya, sebagaimana contoh-contoh diatas. Ditambah lagi dengan munculnya sikap arogan, dimana dengan mudahnya kelompok ini menyalahkan dan bahkan membodoh-bodohkan para Ulama, karena berdasar penelitiannya (yang hasilnya (tentunya) perlu dikaji dan diteliti ulang seperti contoh diatas), mereka ‘berani’ menyimpulkan bahwa para Ulama Salaf yang mengikuti salah satu Imam Madzhab ini berhujah dengan hadis-hadis yang lemah atatu dhoif dan pendapat merekalah yang benar (walaupun klaim seperti itu tetaplah menjadi klaim saja, karena telah terbukti berbagai kesalahan dan penyimpangannya dari Al-Haq). Oleh karena itu para Ulama Salaf Panutan Umat sudah memperingatkan kita akan kelompok orang yang seperti ini sbb :
    – Syeikh Abdul Ghofar seorang ahli hadis yang bermadzab Hanafi menukil pendapat Ibn Asy-Syihhah ditambah syarat dari Ibn Abidin Dalam Hasyiyah-nya, yang dirangkum dalam bukunya ‘Daf’ Al-Auham An-Masalah AlQira’af Khalf Al-Imam’, hal. 15 : ‘’Kita melihat pada masa kita, banyak orang yang mengaku berilmu padahal dirinya tertipu. Ia merasa dirinya diatas awan ,padahal ia berada dilembah yang dalam. Boleh jadi ia telah mengkaji salah satu kitab dari enam kitab hadis (kutub As-Sittah), dan ia menemukan satu hadis yang bertentangan dengan madzab Abu Hanifah, lalu berkata buanglah madzab Abu Hanifah ke dinding dan ambil hadis Rasul SAW. Padahal hadis ini telah mansukh atau bertentangan dengan hadis yang sanadnya lebih kuat dan sebab lainnya sehingga hilanglah kewajiban mengamalkannya. Dan dia tidak mengetahui. Bila pengamalan hadis seperti ini diserahkan secara mutlak kepadanya maka ia akan tersesat dalam banyak masalah dan tentunya akan menyesatkan banyak orang ‘’.
    – Al-Hafidz Ibn Abdil Barr meriwayatkan dalam Jami’ Bayan Al-Ilmu, juz 2hal. 130, dengan sanadnya sampai kepada Al-Qodhi Al-Mujtahid Ibn Laila’’ Seorang tidak dianggap memahami hadis kalau ia mengetahui mana hadis yang harus diambil dan mana yang harus ditinggalkan’’. bahwa ia berkata :
    – Al-Qodhi Iyadh dalam Tartib Al-Madarik, juz 2hal. 427; Ibn Wahab berkata : ‘’Kalau saja Allah tidak menyelamatkanku melalui Malik Dan Laits, maka tersesatlah aku. Ketika ditanya, mengapa begitu, ia menjawab, ‘Aku banyak menemukan hadis dan itu membingungkanku. Lalu aku menyampaikannya pada Malik dan Laits, maka mereka berkata : ‘’Ambillah dan tinggalkan itu’’.
    – Imam Malik berpesan kepada kedua keponakannya (Abu Bakar dan Ismail, putra Abi Uwais); ’’Bukankah kalian menyukai hal ini (mengumpulkan dan mendengarkan hadis) serta mempelajarinya ?, Mereka menjawab : ‘Ya’ , Beliau berkata : Jika kalian ingin mengambil manfaat dari hadis ini dan Allah menjadikannya bermanfaat bagi kalian, maka kurangilah kebiasaan kalian dan pelajarilah lebih dalam ‘’. Seperti ini pula Al-Khatib meriwayatkan dengan sanadnya dalam Al-Faqih wa Al-Mutafaqih juz IIhal. 28.
    – Al-Khotib meriwayatkan dalam kitabnya Faqih wa Al-Mutafaqih, juz IIhal. 15-19, duatu pembicaraan yang panjang dari Imam Al-Muzniy, pewaris ilmu Imam Syafi’i. Pada bagian akhir Al-Muzniy berkata : ’’ Perhatikan hadis yang kalian kumpulkan.Tuntutlah Ilmu dari para fuqoha agar kalian menjadi ahli fiqh’’.
    – Dalam kitab Tartib Al-Madarik juz Ihal. 66, dengan penjelasan yang panjang dari para Ulama Salaf tentang sikap mereka terhadap As-Sunnah, a.l :
    a- Umar bin Khotab berkata diatas mimbar: ’’Akan kuadukan kepada Allah orang yang meriwayatkan hadis yang bertentangan dengan yang diamalkan’’.
    b- Imam Malik berkata : ’’Para Ahli Ilmu dari kalangan Tabi’in telah menyampaikan hadis-hadis, lalu disampaikan kepada mereka hadis dari orang lain, maka mereka menjawab : ’’Bukannya kami tidak tahu tentang hal ini. Tetapi pengamalannya yang benar adalah tidak seperti ini‘’ .
    c- Ibn Hazm berkata: Abu Darda’ pernah ditanya : ’’Sesungguhnya telah sampai kepadaku hadis begini dan begitu (berbeda dengan pendapatnya-pent). Maka ia menjawab: ’’Saya pernah mendengarnya, tetapi aku menyaksikan pengamalannya tidak seperti itu” .
    d- Ibn Abi zanad , “Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para Ulama dan Fuqoha untuk menanyai mereka tentang sunnah dan hukum-hukum yang diamalkan agar beliau dapat menetapkan. Sedang hadis yang tidak diamalkan akan beliau tinggalkan, walaupun diriwayatkan dari para perawi yang terpercaya’’. Demikian perkataan Qodhi Iyadh.
    e- Al- Hafidz Ibn Rajab Al-Hambali dalam Kitabnya Fadhl ‘Ilm As-Salaf ‘ala Kholaf’hal.9, berkata: ”Para Imam dan Fuqoha Ahli Hadis sesungguhnya mengikuti hadis shohih jika hadis itu diamalkan dikalangan para Sahabat atau generasi sesudahnya, atau sebagian dari mereka. Adapun yang disepakati untuk ditinggalkan, maka tidak boleh diamalkan, karena tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali atas dasar pengetahuan bahwa ia memang tidak diamalkan’’.
    Sehingga cukuplah hadis dari Baginda Nabi SAW berikut untuk mengakhiri kajian kita ini, agar kita tidak menafsirkan sesuatu yang kita tidak memiliki pengetahuan tentangnya :
    أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم سيأتي على الناس سنوات خداعات يصدق فيها الكاذب ويكذب فيها الصادق ويؤتمن فيها الخائن ويخون فيها الأمين وينطق فيها الرويبضة; قيل و ما الرويبضة ;قال الرجل التافه في أمر العامة
    Artinya : ‘’Akan datang nanti suatu masa yang penuh dengan penipuan hingga pada masa itu para pendusta dibenarkan, orang-orang yang jujur didustakan; para pengkhianat dipercaya dan orang-orang yang amanah dianggap khianat, serta bercelotehnya para ‘Ruwaibidhoh’. Ada yang bertanya : ‘Apa itu ‘Ruwaibidhoh’ ?. Beliau menjawab : ‘’Orang bodohpandir yang berkomentar tentang perkara orang banyak” (HR. Al-Hakim jilid 4hal. 512No. 8439 — ia menyatakan bahwa hadis ini shohih; HR. Ibn Majah jilid 2hal. 1339no. 4036; HR. Ahmad jilid 2hal. 219,338No. 7899,8440; HR. Abi Ya’la jilid 6hal. 378no. 3715; HR. Ath-Thabrani jilid 18hal. 67No. 123; HR. Al-Haitsami jilid 7hal. 284 dalam Majma’ Zawa’id).
    NB : (Syeikh Saqqof kemudian melanjutkan dengan sejumlah nasihat yang penting, yang karena alasan tertentu tidak diterjemahkan, akan tetapi lebih baik bagi anda untuk menilik kembali kitab ini dalam versinya yang berbahasa arab).
    Dengan pertolongan Allah, nukilan yang berasal dari kitab Syeikh Saqqof cukup memadai untuk menyakinkan para pencari kebenaran, serta menjelaskan siapakah sebenarnya orang yang awam dengan sedikit pengetahuan tentang ilmu hadis. Perhatikan peringatan Al-Hafidz Ibn Abdil Barr‘’ Dikatakan oleh Al-Qodhi Mundzir, bahwa Ibn Abdil Barr mencela dua golongan, yang pertama , golongan yang tenggelam dalam ro’yu dan berpaling dari Sunnah, dan kedua, golongan yang sombong yang berlagak pintar padahal bodoh ‘’ (menyampaikan hadis, tetapi tidak mengetahui isinya –pent) (Dirangkum dari Jami’ Bayan Al-Ilm juz IIhal. 171). Syeikhul Islam Ibn Al-Qoyyim Al-Jawziyah berkata dalam I’lamu Al-Muwaqqi’in juz Ihal. 44, dari Imam Ahmad, bahwa beliau berkata: ’’ Jika seseorang memiliki kitab karangan yang didalamnya termuat sabda Nabi SAW, perbedaan Sahabat dan Tabi’in, maka ia tidak boleh mengamalkan dan menetapkan sekehendak hatinya sebelum menanyakannya pada Ahli Ilmu, mana yang dapat diamalkan dan mana yang tidak dapat diamalkan, sehingga orang tersebut dapat mengamalkan dengan benar”. Dan bagi anda yang tertarik untuk mengkaji ratusan contoh yang serupa dari Syeikh As-Saqqof, maka kami menyarankan kepada anda untuk menghubungi alamat berikut guna memesan Kitab ‘Tanaqadat Al-Albani A-Wadihat’ (Kontradiksi yang sangat jelas pada Al-Albani). [Harga untuk kitab jilid pertama adalah $4.00 US (dollar AS) plus pengiriman dan harga untuk jilid kedua adalah $7.00 (dollar AS) plus pengiriman]. berikut:
    THE IMAM AL-NAWAWI HOUSE
    PO BOX 925393
    AMMAN
    JORDAN
    * Diterjemahkan secara bebas oleh Muhammad Lazuardi Al-Jawi
    NB : Dinukil dan disusun secara bebas dari kitab Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof yang berjudul ‘Tanaqadat al- Albani al-Wadihat’ (Kontradiksi yang sangat jelas pada Al-Albani) oleh Syeikh Nuh Ha Mim Killer dan kawan-kawan, dalam versi bahasa Inggris dengan judul ‘AL-ALBANI’S WEAKENING OF SOME OF IMAM BUKHARI AND MUSLIM’S AHADITH’ dan makalah ini dapat diperoleh dengan mengakses situs http://www.masud.co.uk.

  250. Ali Akbar bin Agil berkata:

    @Wong Djowo:
    saya sangat ingin berkenalan dengan antum meskipun sebatas di dunia maya. Nama saya Ali Akbar bin Agil. email saya : al_akbar84@yahoo.co.id

  251. al-faqir berkata:

    Kesalahan Fatal Albani : Albani Mendlo’ifkan Sejumlah Hadits Imam Bukhari dan Imam Muslim*

    Catatan kami : ‘banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh seorang yang dikatakan sebagai ‘ “Muhaddits”, sebenarnya menunjukkan kualitas dan kapasitas orang tersebut dalam ilmu hadits, serta kelayakannya sebagai orang yang disebut “muhaddits” oleh pengikutnya sangat perlu untuk dipertanyakan, sebab kesalahan yang diperbuat ini tidaklah sedikit”, Silahkan pembaca menilainya sendiri.

    Oleh : Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof

    Al-Albani berkata dalam kitab “Sharh al-Aqeedah at-Tahaweeah, hal. 27-28″ (edisi kedelapan, Maktab al-Islami) oleh Syeikh Ibn Abi Al-Izz al-Hanafi (Rahimahullah), bahwa hadis apapun yang datang dari koleksi Imam Bukhori dan Imam Muslim adalah Shohih, bukan karena ia diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, tetapi karena pada faktanya hadis-hadis ini memang shohih. Akan tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan apa yang ia katakan sebelumnya, setelah ia mendhoifkan sejumlah besar hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan imam Muslim !? Baik, marilah sekarang kita melihat bukti-buktinya :

    SELEKSI TERJEMAHAN DARI JILID II

    No. 1 : (Hal. 10 no. 1)

    Hadis : Nabi SAW bersabda : ‘’Allah SWT berfirman bahwa ‘Aku akan menjadi musuh dari tiga kelompok orang : 1). Orang yang bersumpah dengan nama Allah namun ia merusaknya, 2). orang yang menjual seseorang sebagai budak dan memakan harganya, 3). Dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja dan mendapat secara penuh kerja darinya (sang pekerja –pent) tetapi ia tidak membayar gajinya (HR. Bukhori no. 2114 –versi bahasa arab, atau lihat juga versi bahasa inggris 3430 hal. 236). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini dhoif dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 4111 no. 4054’. Sedikitnya apakah ia tidak mengetahui bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhori dari Abu Hurairah ra. !!!

    No. 2 : (Hal. 10 no. 2)

    Hadis : ‘Berkurban itu hanya untuk sapi yang dewasa, jika ini menyulitkanmu maka dalam hal ini kurbankanlah domba jantan !! (HR. Muslim no. 1963 – versi bahasa arab, atau lihat versi bahasa inggris 34836 hal. 1086). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 664 no. 6222’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibn Majah dari Jabir ra. !!!

    No. 3 : (Hal. 10 no. 3)

    Hadis : Diantara manusia yang terjelek dalam pandangan Allah pada hari kiamat, adalah seorang lelaki yang mencintai istrinya dan istrinya mencintainya juga, kemudian ia mengumumkan rahasia istrinya (HR. Muslim No. 1437 – versi bahasa arab). Al-Albani mengklaim bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 2197 no. 2005’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Sayid ra. !!!

    No. 4 (Hal. 10, no. 4)

    Hadis : “Jika seseorang bangun pada malam hari (untuk sholat malam -pent), hendaknya ia mengawali sholatnya dengan 2 raka’at yang ringan (HR. Muslim No. 768). Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu I213 no. 718’. Walaupun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. !!

    No. 5 : (Hal. 11 no. 5)

    Hadis : ‘Engkau akan dibangkitkan dengan kening ,tangan, dan kaki yang bercahaya pada hari kiamat, dengan menyempurnakan wudhu ……’ (HR. Muslim No. 246). Al-Albani mengklaim bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’ 2/14 no. 1425’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. !!

    No. 6 : (Hal. 11 no. 6)

    Hadis : ‘Kepercayaan paling besar dalam pandangan Allah pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang tidak mengumumkan rahasia antara dirinya dan istrinya’ (HR. Muslim no. 124 dan 1437). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 2192 no. 1986’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud dari Abi Sayid ra. !!!

    N o. 7 : (Hal. 11 no. 7)

    Hadis : ‘Jika seseorang membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan terlindungi dari fitnah Dajal’ (HR. Muslim no. 809). Al-AlbaniDhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 5233 no. 5772’. Kalimat yang digunakan oleh Imam Muslim adalah ‘menghafal’ dan bukan ‘membaca’ sebagaimana klaim Al-Albani ! Sungguh sebuah kesalahan yang sangat fatal ! Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Nasa’i dari Abu Darda ra. (Juga dinukil oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin 21021 – versi bahasa inggris) !!! menyatakan bahwa hadis ini ‘

    No. 8 : (Hal. 11 no. 8)

    Hadis : ‘Nabi SAW mempunyai seekor kuda yang dipanggil dengan ‘Al-Lahif’’ (HR. Bukhori, lihat Fath Al-Bari li Al-Hafidz Ibn Hajar 658 no. 2855. Tetapi Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 4208 no. 4489’. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Sahl Ibn Sa’ad ra. !!!

    Syeikh Al-Saqof berkata : ‘Ini merupakan kemarahan dari orang yang sakit, sedikit dari (penyimpangan –pent) yang banyak dan jika bukan karena takut akan terlalu panjang dan membosankan pembaca, saya akan menyebutkan lebih banyak contoh dari Kitab-kitabnya Al-Albani ketika membacanya. Saya mencoba membayangkan apa yang akan saya temukan jika mengkaji ulang semua yang ia tulis ?’.
    KELEMAHAN AL-ALBANI DALAM MENELITI HADIS (jilid 1 hal. 20)

    Syeilh Saqof berkata : ‘Hal yang aneh dan mencengangkan adalah bahwa Syeikh Al-Albani banyak menyalahpahami sejumlah besar hadis para Ulama dan tidak mengindahkan mereka, diakibatkan pengetahuannya yang terbatas, baik secara langsung atau tidak langsung. Ia memuji dirinya sendiri sebagai sumber yang ‘tidak terbantahkan’ dan seringkali mencoba meniru para Ulama Besar dengan menggunakan sejumlah istilah seperti ‘Lam aqif ala sanadih’, yang artinya ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’, atau menggunakan istilah yang serupa ! Ia juga menuduh sejumlah penghafal hadis terbaik dengan tuduhan ‘kurang teliti’, meskipun ia sendiri (yaitu Al-Albani –pent) adalah contoh terbaik untuk menggambarkannya (yaitu seorang yang bermasalah tentang ketelitiannya –pent). Sekarang akan kami sebutkan beberapa contoh untuk membuktikan penjelasan kami :

    No. 9 : (Hal. 20 no. 1)

    Al-Albani menyatakan dalam ‘Irwa Al-Gholil 6251 no. 1847’ (dalam kaitannya dengan sebuah riwayat dari Ali ra.) : ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’.

    Syeikh Saqof berkata : ‘Sangat menggelikan ! Jika Al-Albani memang benar adalah salah satu dari Ulama dalam Islam, maka ia akan mengetahui bahwa hadis ini dapat ditemukan dalam kitab ‘Sunan Baihaqi’ 7121 : yang diriwayatkan oleh Abu Sayid Ibn Abi Amarah, yang berkata bahwa Abu al-Abbas Muhammad Ibn Yaqub, yang berkata kepada kami bahwa Ahmad Ibn Abdal Hamid berkata bahwa Abu Usama dari Sufyan dari Salma Ibn Kahil dari Muawiya Ibn Sua’id, ‘Saya menemukan (hadis –pent) ini dalam kitab Ayahku dari Ali ra.’ !!

    No. 10 : (Hal. 21 no. 2)
    Al-Albani menyatakan dalam ‘Irwa Al-Gholil 3283 : hadis dari Ibn Umar ra. : ‘Ciuman adalah riba (‘Kisses are Usury’ – versi bahasa inggris). : ‘Saya tidak dapat menemukan sanadnya’.
    Syeikh Saqof berkata : ‘Hal ini adalah kesalahan yang fatal, karena secara pasti hadis ini dinukil dalam ‘Fatawa Al-Shaykh Ibn Taymiyya Al-Misriyah (3/295)’ : ‘Harb berkata Ubaidillah Ibn Muadz berkata kepada kami, Ayahku berkata kepadaku bahwa Sua’id dari Jiballa mendengar dari Ibn Umar ra. Berkata :’Ciuman adalah riba’. Dan seluruh perawi hadis ini adalah terpercaya menurut Ibn Taimiyah !!!

    Hadis dari Ibn Mas’ud ra. : ‘Al-Qur’an diturunkan dengan 7 dialek. Semua yang ada dalam versi ini mempunyai makna eksplisit dan implisit dan semua larangan sudah pula dijelaskan’. Al-Albani menyatakan dalam penelitiannya atas kitab ‘Mishkat Masabih 180 no. 238, bahwa penulis dari ‘Mishkat’ mengomentari sejumlah hadis dengan kalimat ‘Diriwayatkan dalam Sharhus Sunnah’, tetapi ketika ia meneliti ‘Bab Ilm wa Fadhoil Al-Qur’an’ ia tidak dapat menemukannya !

    Syeikh Saqof berkata : Para Ulama Besar telah berbicara ! SALAH, sebagaimana biasanya. Saya berharap untuk meluruskan ‘penyimpangan’ ini, hanya jika ia (yaitu Al-Albani –pent) memang serius serta tertarik untuk mencari hadis ini, maka kami persilahkan ia untuk melihat Bab yang berjudul ‘Al-Khusama fi al-Qur’an’ dari Sharh-us-Sunnah’ (1/262), dan diriwayatkan juga oleh Ibn Hibban dalam Shahih-nya (no. 74), Abu Ya’ala dalam Musnad-nyaSharh al-Mushkil al-Athar (4/172), Bazzar (3/90 Kashf al-Asrar) dan Haitami telah menyebutkannya dalam Majmu’ al-Zawaid (7/152) dan ia menisbatkannya kepada Al-Bazzar, Abu Ya’la dan Tabarani dalam Al-Autsat, yang menyatakan bahwa para perawinya adalah terpercaya’ !!!. (no.5403), At-Tahawi dalam

    No. 12 : (Hal. 22 no. 4)

    Al-Albani menyatakan dalam ‘kitab Shohih-nya’ ketika mengomentari Hadis no. 149 : ‘Orang beriman adalah orang yang tidak memenuhi perutnya … . Hadis ini berasal dari Aisyah ra. sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Mundhiri (3/237) dan Al-Hakim dari Ibn Abas ra.. . Saya (Albani) tidak menemukannya dalam Mustadrak al-Hakim setelah mencarinya dalam ‘bagian pemikiran’ (‘Thoughts’ section – versi bahasa inggris).

    Syeikh Saqof berkata : ‘Tolong jangan mendorong masyarakat untuk jatuh dalam kebodohan dengan kekacauan yang engkau lakukan !! Jika engkau meneliti Kitab Mustadrak Al-Hakim (2/12), engkau akan menemukan hadis ini ! Hal ini membuktikan bahwa engkau tidak mampu untuk menggunakan indeks buku dan hafalan hadis !!!?.

    No. 13 : (Hal. 23)

    Penilaian yang lain yang juga menggelikan apa yang dilakukan oleh Albani dalam Kitab ‘Shohih-nya 2/476’, ketika mengklaim bahwa hadis : ‘Abu bakar adalah bagian dariku, sambil memegang posisi dari telingaku’, tidak ada dalam kitab ‘Hilya’.

    Syeikh Saqof berkata : Kami menyarankan engkau untuk kembali melihat kitab “Hilya , 4/73 !”

    No. 14 : (Hal. 23 no. 5)

    Al-Albani berkata dalam kitab “Shahihah, 1/638 no. 365, edisi keempat : ‘Yahya ibn Malik telah diabaikan oleh enam Ulama Hadis yang Utama, karena ia tidak disebutkan dalam kitab Tahdzib, Taqrib atau Tadzhib’.

    Syeikh Saqof berkata: ‘Ini adalah menurut persangkaanmu ! Kenyataannya sebenarnya tidak seperti itu, karena secara pasti Ia (yaitu Al-hafidz Ibn Hajar –pent) telah menyebutkannya (yaitu Yahya ibn Malik –pent) dalam Tahdhib Al-Tahdhib li Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani (12/19 – Edisi Dar El-Fikr) dengan nama kuniyah Abu Ayub Al-Maraghi’ !!!. Maka berhati-hatilah !!!

    No. 15 : (Hal. 7)

    Al-Albani mengkritik Imam Al-Muhadis Abu’l Fadl Abdullah Ibn Al-Siddiq Al-Ghimari (Rahimahullah) ketika menyebutkan dalam kitabnya “Al-Kanz Al-Thamin” sebuah hadis dari Abu Hurairah ra. yang berkaitan dengan perawi Abu Maimunah : ‘Sebarkan salam, berilah makan faqir-miskin …..’.

    Al-Albani menyatakan dalam ‘Silsilah Al-Dhoifah, 3/492’, setelah menisbatkan hadis kepada Imam Ahmad (2/295) dan lainnya, : ‘Saya katakan bahwa sanad hadis ini ‘Dhoif’ (lemah), Daraqutni telah berkata bahwa ‘Qatada dari Abu Maimuna dari Abu Hurairah : Tidak dikenal (Majhul), dan hadisnya ditinggalkan’. Al-Albani kemudian berkata pada paragraf yang sama : ‘Sebagai catatan, sesuatu yang aneh terjadi diantara Imam Suyuti dan Al-Munawi ketika mereka meneliti hadis ini, dan saya juga telah menunjukkannya pada hadis no. 571, bahwa Al-Ghimari juga salah ketika menyebutkan hadis ini dalam ‘Al-Kanz’.

    Akan tetapi realitanya menunjukkan bahwa Al-Albani-lah yang sebenarnya paling sering melakukan kesalahan, ketika ia membuat kontradiksi yang besar dengan menggunakan sanad yang sama dalam “Irwa al-Ghalil, 3/238″, tatkala ia berkata : ‘Dinukil oleh Imam Ahmad (2/295), Al-Hakim . . . dari Qatada dari Abu Maimuna dan ia adalah perawi yang terpercaya dalam kitab ‘Al-Taqrib’, dan Hakim berkata : ‘A Sahih Sanad’, dan Al-Dhahabi setuju dengan penilaian Imam Hakim ! Semoga Allah SWT meluruskan kesalahan ini ! Lalu siapakan menurut pendapat anda yang melakukan kesalahan dan penyimpangan, apakah Al-Muhaddis Al-Ghumari (termasuk Imam Suyuti and Munawi) ataukah Al-Albani ?

    No. 16 : (Hal. 27 no. 3)

    Al-Albani hendak melemahkan hadis yang membolehkan para wanita memakai perhiasan emas, dimana pada sanad hadis itu terdapat seorang perawi bernama Muhammad ibn Imara. Al-Albani mengklaim bahwa Abu Hatim berkata bahwa perawi ini adalah ‘tidak begitu kuat (Laisa bi Al-Qowi)’, lihat kitab “Hayat al-Albani wa-Atharu. . . jilid 1, hal. 207.”

    Yang sebenarnya bahwa Imam Abu Hatim Al-Razi menyatakan dalam Kitabnya ‘Al-Jarh wa At-Ta’dil, 8/45′: ‘Perawi yang baik akan tetapi tidak begitu kuat (Laisa bi Al-Qowi)’. Oleh karena itu, perlu dicatat bahwa Al-Albani menghilangkan kalimat ‘Perawi yang baik’ ! .

    NB – Al-Albani telah membuat sejumlah hadis yang melarang emas untuk para wanita menjadi hadis yang shohih, walaupun sebelumnya sejumlah Ulama telah menyatakan bahwa hadis-hadis ini adalah ‘Dhoif’ dan dihapus dengan hadis lain yang membolehkan emas bagi wanita. DR. Yusuf al-Qardawi berkata dalam bukunya : ‘Islamic Awakening between Rejection and Extremism’ (judul dalam versi bahasa Inggris –pent) hal. 85: ‘Pada masa kami muncullah Syeikh Nasirudin Al-Albani dengan pendapat-pendapatnya, yang ternyata banyak bertentangan dengan kesepakatan (Ijma’) yang membolehkan para wanita untuk menghiasi dirinya dengan emas, dimana pendapat ini telah diterima oleh seluruh Madzhab selama 14 abad lamanya. Ia (yaitu Al-Albani –pent) tidak hanya menyakini bahwa hadis-hadis ini adalah shohih, akan tetapi hadis ini juga tidak dihapus (dinasakh ketentuan hukumnya -pent). Sehingga, ia menyakini bahwa hadis-hadis itu melarang cincin dan anting emas bagi wanita. Sehingga kalau demikian faktanya, maka siapakah yang menetang Ijma’ Umat dengan pendapat-pendapatnya yang ekstrim ?!? .

    No. 17 : (Hal. 37 no. 1)

    Hadis : Mahmud ibn Lubaid ra. berkata : ‘Rasul SAW telah mendapat informasi tentang seorang lelaki yang telah menceraikan istrinya sebanyak tiga kali (dalam satu duduk), kemudian beliau menjadi marah dan berkata: ‘’Apakah ia hendak mempermainkan Kitab Allah , tatkala aku masih ada diantara kalian ?, kemudian seorang lelaki berdiri dan berkata : ‘Wahai Nabi Allah, apakah saya boleh membunuhnya ?’’ (HR. An-Nasa’I).

    Al-Albani menyatakan bahwa Hadith ini adalah ‘Dhoif’ dalam penelitiannya pada “Mishkat al-Masabih, 2/981 (edisi ketiga, Beirut 1405 H; Maktab Al-Islami)”, ketika dia berkata : ‘Orang ini adalah terpercaya, tetapi sanadnya terputus karena ia tidak mendengar hadis ini dari ayahnya’.

    Al-Albani kemudian melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia lakukan sebelumnya dalam Kitab-nya yang berjudul “Ghayatul Maram Takhrij Ahadith al-Halal wal Haram, no. 261, hal. 164, edisi ketiga, Maktab al-Islami, 1405 H”; dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah hadis yang ‘SAHIH’ !!!

    No. 18 : (Hal. 37 no. 2)

    Hadis : ‘Jika salah seorang dari kalian tidur dibawah (sinar) matahari dan ada bayangan menutupi dirinya, dan sebagian dirinya berada dalam bayangan itu dan bagian yang lain terkena (sinar) matahari, hendaknya ia bangun’. Al-Albani menyatakan bahwa Hadith ini ‘SAHIH’ dalam penelitiannya pada “Shahih Al-Jami’ Al-Shaghir wa Ziyadatuh (1/266/761)”, tetapi kemudian melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya dengan dengan mengatakan bahwa hadis yang sama sebagai hadis ‘Dhoif’ pada penelitiannya atas kitab “Mishkat Al-Masabih, 3/1337 no. 4725, edisi ketiga”, dan ia menisbatkan hadis ini pada kitab ‘Sunan Abu Dawud’ !”

    No. 19 : (Hal. 38 no. 3)

    Hadis : ‘Sholat Jum’at adalah wajib bagi setiap muslim’. Al-Albani menilai bahwa Hadith ini adalah hadis ‘Dhoif’, pada penelitiannya di kitab “Mishkat Al-Masabih, 1/434″, Dan berkata : ‘Perawi hadis ini adalah terpercaya tetapi (sanadnya) tidak bersambung sebagaimana diindikasikan oleh Imam Abu Dawud’. Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam Kitab “Irwa al-Ghalil, 3/54 no. 592″, dengan menyatakan bahwa hadis ini adalah hadis yang ‘SAHIH’ !!! Maka berhati-hatilah, Wahai orang yang bijaksana !?!

    No. 20 : (hal. 38 no. 4)

    Al-Albani membuat kontradiksi yang lain. Ia menganggap Al-Muharrar ibn Abu Huraira sebagai perawi terpercaya di satu tempat dan didhoifkan ditempat yang lain. Al-Albani menyatakan dalam kitab “Irwa al-Ghalil, 4/301″ bahwa ‘Muharrar adalah terpercaya dengan pertolongan Allah SWT, dan Al-Hafiz (yaitu Ibn Hajar) mengomentarinya ‘Dapat diterima’, bahwa pernyataan ini (yaitu penilaian Al-Hafidz Ibn Hajar –pent) tidak dapat diterima, oleh karena itu sanadnya shohih’. Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Sahihah 4/156″ dimana ia menjadikan sanadnya ‘Dhoif’, dengan berkata : ‘’Para perawinya seluruhnya adalah para perawi Imam Bukhori’’ , kecuali Al-Muharrar yang merupakan salah satu perawi Imam An-Nasa’I dan Ibn Majah saja. Ia tidak dipercaya kecuali hanya Ibn Hibban, dan karena sebab itulah Al-Hafidz Ibn Hajar tidak mempercayainya, hanya saja ia berkata ‘Dapat Diterima’ ?!? Berhati-hatilah dari penyimpangan ini !!

    No. 21: (hal. 39 no. 5)

    Hadis : Abdullah Ibn Amr ra. : ‘Sholat Jum’at menjadi wajib bagi siapapun yang medengar seruannya’ (HR. Abu Dawud). Al-Albani menyatakan bahwa hadis adalah hadis ‘Hasan’ dalam “Irwa Al-Ghalil 3/58″, Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’, dalam Kitab “Mishkatul Masabih 1/434 no 1375″ !!!

    No. 22 : (Hal. 39 no. 6)

    Hadis : Anas Ibn malik ra. berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda : ‘Janganlah menyulitkan diri kalian sendiri, kalau tidak Allah akan menyulitkan dirimu. Tatkala ada manusia yang menyulitkan diri mereka, maka Allah-pun akan menyulitkan mereka’ (HR. Abu Dawud).

    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ pada penelitiannya dalam kitab “Mishkat, 1/64″, Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Hasan’ dalam Kitab “Ghayatul Maram, Hal. 141″ !!

    No. 23 : (Hal. 40 no. 7)

    Hadis dari Sayidah Aisyah ra. : ‘Siapapun yang memberitahukan kepadamu bahwa Nabi SAW buang air kecil dengan berdiri, maka jangan engkau mempercayainya. Beliau tidak pernah buang air kecil kecuali beliau dalam keadaan duduk’ (HR. Ahmad, An-Nasa’I dan At-Tirmidzi).

    Al-Albani menyatakan bahwa sanad hadis ini adalah ‘Dhoif’ dalam “Mishkat 1/117.” Kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘SAHIH’ dalam “Silsilat Al-Ahadis Al-Shahihah 1/345 no. 201″ !!! Maka ambillah pelajaran dari ini, wahai pembaca yang mulia !?!

    No. 24 : (Hal. 40 no. 8)

    Hadis : Ada 3 kelompok orang, dimana para Malaikat tidak akan mendekat : 1). Mayat dari orang kafir; 2). Laki-laki yang menggunakan parfum wanita; 3). Seseorang yang melakukan jima’ (hubungan sex –pent) sampai ia membersihan dirinya’ (HR. Abu Dawud).

    Al-Albani meneliti hadis ini dalam “Shahih Al-Jami Al-Shaghir wa Ziyadatuh, 3/71 no. 3056″ dengan menyatakan bahwa hadis ini ‘HASAN’ pada penelitian dalam kitab “Al-Targhib 1/91″ [Ia juga menyatakan hadis ini ‘Hasan’ pada bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan judul ‘The Etiquettes of Marriage and Wedding, hal. 11]. Kemudian ia membuat pertentangan yang aneh dengan menyatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’ pada penelitiannya dalam kitab “Mishkatul-Masabih, 1/144 no. 464″ dan menegaskan bahwa para perawi hadis ini adalah terpercaya, namun sanadnya ada yang terputus antara Al-Hasan Al-Basri dan Ammar ra., sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Mundhiri dalam Kitab ‘Al-Targhib (1/91)’ !?!

    No. 25 : (Hal. 42 no. 10)

    Imam Malik meriwayatkan bahwa ‘Ibn Abbas ra. biasanya meringkas sholatnya pada jarak perjalanan antara Makkah dan Ta’if atau Makkah dan Usfan atau antara Makkah dan Jeddah’ . . . .

    Al-Albani mendhoif-kan hadis ini dalam kitab “Mishkat, 1/426 no. 1351″, tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya dengan dengan mengatakan bahwa hadis yang sama sebagai hadis ‘SAHIH’ dalam “Irwa Al-Ghalil, 3/14″ !!
    No. 26 : (Hal. 43 no. 12)

    Hadis : ‘Tinggalkan orang-orang Ethoipia selama mereka meninggalkanmu, karena tidak seorangpun akan mengambil harta yang berada di Ka’bah kecuali seseorang yang mempunyai dua kaki yang lemah dari Ethoipia’.

    Al-Albani telah mendhoif-kan hadis ini dalam kitab “Mishkat 3/1495 no. 5429″ dengan mengatakan bahwa : “Sanad hadis ini Dhoif’’. Tetapi kemudian ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakan sebelumnya (sebagaimana kebiasannya), dengan mengoreksi penilaiannya atas hadis yang sama dalam Kitab “Shahihah, 2/415 no. 772.”

    No. 27 : (Hal. 32)

    Ia memuji Syeikh Habib al-Rahman al-Azami dalam kitab ‘Shahih Al-Targhib wa Tarhib, hal. 63′, dimana ia berkata : ‘Saya ingin agar anda mengetahui satu hal yang membanggakan saya ……….. dimana kitab ini telah dikomentari oleh Ulama yang terhormat dan terpandang yaitu Syeikh Habib al-Rahman al-Azami” . . . dan ia juga mengatakan pada halaman yang sama, ‘’Dan yang membuatku lebih merasa senang dalam hal ini, bahwa kajian serta hasil penelitian ini ditanggapi (dengan baik –pent) oleh Syeikh Habib Al-Rahman Al-Azami. . . .”

    Al-Albani yang sebelumnya memuji Syeikh al-Azami dalam buku diatas, kemudian membuat pertentangan lagi dalam pengantar dari bukunya yang berjudul ‘Adab Az-Zufaf’ (The Etiquettes of Marriage and Wedding), edisi terbaru hal. 8, dimana ia disitu berkata : ‘Al-Ansari telah menggunakan dalam akhir dari suratnya, salah satu dari musuh As-Sunnah, Hadis dan Tauhid, dimana orang yang terkenal dalam hal ini adalah Syeikh Habib Al-Rahman Al-Azami. . . . . disebabkan karena sikap pengecutnya dan sedikit mengambil dari para Ulama . . . . .”

    NB : (Nukilan diatas berasal dari Kitab ‘Adab Az-Zufaf’ , tidak ditemukan dalam terjemahan versi bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh para pengikutnya, yang menunjukkan mereka dengan sengaja tidak menerjemahkan bagian tertentu dari keseluruhan kitab tersebut). Oleh karena itu perhatikan penyimpangan ini, Wahai para pembaca yang mulia ?!?

    SELEKSI TERJEMAHAN DARI JILID II

    No. 28 : (Hal. 143 no. 1)

    Hadis dari Abi Barza ra. : ‘Demi Allah, engkau tidak akan menemukan orang yang lebih (baik -pent) daripada diriku’ (HR. An-Nasa’I 7/120 no. 4103).

    Al-Albani mengatakan bahwa Hadis ini adalah ‘SAHIH’ dalam kitab “Shahih Al-Jami wa Ziyadatuh, 6/105 no. 6978″, dan secara aneh menentang dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif Sunan Al-Nasa’i, pg. 164 no. 287.” Maka berhati-hatilah dari penyimpangan ini ?!?
    No 29 : (Hal. 144 no. 2 )

    Hadis dari Harmala Ibn Amru Al-Aslami dari pamannya : ‘’Melempar batu kerikil saat ‘Jimar‘ dengan meletakkan ujung ibu jari pada jari telunjuk’’ (Shahih Ibn Khuzaimah, 4/276-277 no. 2874) .

    Al-Albani sedikit saja mengetahui kelemahan dari hadis ini yang dinukil dalam “Shahih Ibn Khuzaimah”, (dengan berani –pent) ia mengatakan bahwa sanad hadis ini adalah ‘Dhoif’, kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa hadis yang sama adalah ‘SAHIH’Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 1/312 no. 923 !” pada ”
    No 30 : (Hal.144 no. 3 )

    Hadis dari Sayyidina Jabir ibn Abdullah ra. : ‘’Nabi SAW pernah ditanya tentang masalah ‘junub’ ….. bolehkah ia (yaitu orang yang sedang junub –pent) makan, minum dan tidur …..Beliau menjawab : ‘Boleh’, jika orang ini melakukan wudhu’ ” (HR. Ibn Khuzaimah no. 217 ; HR. Ibn Majah no. 592).

    Al-Albani telah menuduh bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam komentarnya dalam “Ibn Khuzaimah, 1/108 no. 217″, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status dari hadis diatas dalam kitab “Shahih Ibn Majah, 1/96 no. 482 ” !!

    No. 31 : (Hal. 145 no. 4)

    Hadis dari Aisyah ra. : ‘Tong adalah tong (A vessel as a vessel), sedangkan makanan adalah makanan’ (HR. An-Nasa’I , 7/71 no. 3957).

    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘SAHIH’ dalam “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 2/13 no. 1462″, kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Dhoif Sunan Al-Nasa’i, no. 263 hal. 157” dengan menyatakan bahwa hadis ini adalah ‘Dhoif’ !!!

    No. 32 : (Hal. 145 no. 5)

    Hadis dari Anas ra. : Hendaknya setiap orang dari kalian memohon kepada Allah SWT untuk seluruh kebutuhannya, walaupun untuk tali sandal kalian jika ia putus’.

    Al-Albani menyatakan bahwa Hadis diatas adalah ‘HASAN’ dalam penelitiannya pada kitab “Mishkat, 2/696 no. 2251 and 2252″, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status hadis ini dalam kitab “Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/69 no. 4947 dan 4948″ !!!
    No 33 : (Hal. 146 no. 6 )

    Hadis dari Abu Dzar ra. : ‘’Jika engkau ingin berpuasa, maka berpuasalah pada tengah bulan (antara tanggal -pent) 13,14 dan 15 (tiap bulan qomariyah –pent)’’.

    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, hal. 84″ dan pada komentarnya dalam kitab “Ibn Khuzaimah, 3/302 no. 2127″, kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan mengoreksi status hadis ini sebagai hadis yang ‘SAHIH’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 2/10 no. 1448″ dan juga mengoreksinya dalam kitab “Shahih An-Nasa’i, 3/902 no. 4021″ !! Sungguh kontrdiksi yang sangat aneh ?!?

    NB : (Al-Albani menyebutkan hadis ini dalam ‘Shahih Al-Nasa’i’ dan dalam ‘Dhoif An-Nasa’I’, yang membuktikan bahwa ia tidak memperhatikan apa yang telah ia lakukan dan kelompokkan). Betapa mengherankannya hal ini !?!.

    No. 34 : (Hal. 147 no. 7)

    Hadis dari Sayidah Maymunah ra. : ‘’Tidak seorangpun mengambil pinjaman, maka hal itu pasti berada dalam pengetahuan Allah SWT …… (HR. An-Nasa’I, 7315 dan lainnya).

    Al-Albani menyatakan dalam kitab “Dhoif An-Nasa’i, hal. 190″: ” Shahih, kecuali bagian ‘Al-Dunya’ ’’. kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/156″, dengan mengatakan bahwa seluruh hadis ini adalah ‘SAHIH’, termasuk bagian ‘Al-Dunya’. Lihatlah sungguh sebuah kontradiksi yang menakjubkan ?!?
    No 35 : (Hal. 147 no. 8 )

    Hadis dari Buraida ra. : ‘’Kenapa aku melihat engkau memakai perhiasan para penghuni neraka’’ (maksudnya adalah cincin besi) (HR. AN-Nasa’I 8/172 dan lainnya).

    Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini adalah ‘Shohih’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/153 no. 5540″, kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan hadis yang sama sebagai hadis ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoif An-Nasa’I , hal. 230″ !!!
    No 36 : (Hal. 148 no. 9 )

    Hadis dari Abu Hurairah ra. : ‘’Siapapun yang membeli karpet untuk tempat duduk, maka ia punya waktu 3 hari untuk meneruskan atau mengembalikannya dengan catatan tidak ada noda coklat pada warnanya ‘’ (HR. An-Nasa’I 7/254 dan lainnya).

    Al-Albani mendhoifkan hadis ini yang ditujukkan pada bagian lafadz ‘3 hari’ yang terdapat dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, hal. 186″, dengan mengatakan : ‘’ Benar, kecuali bagian ‘3 hari’ ‘’. Akan tetapi kontradiksi yang ‘jenius’ kembali ia lakukan dengan mengoreksi kembali status hadis ini dan termasuk bagian lafadz ‘3 hari’ dalam kitab “Shahih Al-Jami’ wa Ziyadatuh, 5/220 no. 5804″. Jadi sadarlah (Wahai Al-Albani) ?!?

    No. 37 : (Hal. 148 no. 10)

    Hadis dari Abu Hurairah ra. : ‘Barangsiapa mendapatkan satu raka’at dari sholat Jum’at maka ia telah mendapatkan (seluruh raka’at -pent)’ (HR. Ibn Majah 1/356 dan lainnya).

    Al-Albani mendhoifkan hadis ini dalam kitab “Dhoif Sunan An-Nasa’i, no. 78 hal. 49″, dengan mengatakan : “Tidak normal (Syadz), dimana lafadz ‘Jum’at’ disebutkan’’ (dalam hadis ini –pent). Kemudian seperti biasanya ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan hadis yang sama sebagai hadis ‘Shohih’, termasuk bagian lafadz ‘Jum’at’ dalam kitab “Irwa, 3/84 no. 622 .” Semoga Allah SWT meluruskan kesalahan-kesalahanmu ?!?

    AL-ALBANI DAN BERBAGAI KONTRADIKSI YANG IA LAKUKAN DALAM MENILAI PERAWI HADIS
    No 38 : (Hal. 157 no 1 )

    KANAAN IBN ABDULLAH AN-NAHMY :- Al-Albani berkata dalam “Shahihah, 3/481″ : “Kanaan dianggap hasan, karena ia didukung oleh Ibn Mu’in’’. Al-Albani kemudian membuat pertentangan bagi dirinya dengan mengatakan, ‘’Hadis dhoif karena Kanaan” (Lihat Kitab “Dhoifah, 4/282″)!!
    No 39 : (Hal. 158 no. 2 )

    MAJA’A IBN AL-ZUBAIR : – Al-Albani telah mendhoifkan Maja’a dalam “Irwa al-Ghalil, 3/242″, dengan mengatakan bahwa: ’’ Sanad ini lemah karena Ahmad telah berkata : Tidak ada yang salah dari Maja’a, dan Daruqutni telah melemahkannya …..’’.

    Al-Albani kemudian membuat kontradiksi lagi dalam kitab “Shahihah, 1/613″, dengan mengatakan : ‘‘Orang ini (perawi hadis) adalah terpercaya kecuali Maja’a, dimana ia adalah seorang perawi hadis yang baik’’. Sungguh kontradiksi yang ‘menakjubkan’ !?!
    No 40 : (Hal. 158 no. 3 )

    UTBA IBN HAMID AL-DHABI : – Al-Albani telah mendhoifkannya dalam kitab “Irwa Al-Ghalil, 5/237″, dengan mengatakan : ‘Dan ini adalah sanad yang dhoif karena tiga sebab ……. Salah satunya adalah sebab kedua, karena lemahnya Al-Dhabi, Al-Hafiz berkata : ‘’perawi yang terpercaya namun sering salah (dalam meriwayatkan hadis –pent)’’.

    Al-Albani kembali membuat kontradiksi yang sangat aneh dalam kitab “Shahihah, 2/432″, dimana ia menyatakan bahwa sanad yang menyebutkan Utba : ‘’Dan ini adalah sanadnya hasan, Utba ibn Hamid al-Dhabi adalah perawi terpercaya namun sering salah, dan sisanya dalam sanad ini adalah para perawi yang terpercaya ???
    No 41 : (Hal. 159 no. 4 )
    HISHAM IBN SA’AD : Al-Albani berkata dalam kitab “Shahihah, 1/325″ : “Hisham ibn Sa’ad adalah perawi hadis yang baik.” Kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Irwa Al-Ghalil, 1/283″ dengan menyatakan: “Akan tetapi Hisham ini lemah hafalannya”. Lihat betapa ‘menakjubkan’ ???
    No 42 : (hal. 160 no. 5 )

    UMAR IBN ALI AL-MUQADDAMI :- Al-Albani telah melemahkannya dalam kitab “Shahihah, 1/371″, dimana ia berkata : ‘’Ia sendiri sebetulnya adalah terpercaya namun ia pernah melakukan pemalsuan yang sangat buruk yang membuatnya tidak terpercaya….’’. Al-Albani kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab “Sahihah, 2/259″ dengan menerimanya dan menggambarkannya sebagai perawi yang terpercaya pada sanad yang didalamnya menyebutkan Umar ibn Ali. Al-Albani berkata : ‘’Dinilai oleh Al-Hakim, yang berkata : ‘A shohih isnad (sanadnya shohih –pent)’, dan Adz-Dzahabi menyepakatinya, dan hadis (statusnya –pent) ini sebagaimana yang mereka katakan (yaitu hadis shohih –pent).’’ Sungguh ‘menakjubkan’ !?!

    No 43 : (Hal. 160 no. 6 )

    ALI IBN SA’EED AL-RAZI : Al-Albani telah melemahkannya dalam kitab “Irwa, 7/13″, dengan menyatakan : “Mereka tidak mengatakan sesuatu yang baik tentang al-Razi.” Al-Albani kemudian ia menentang dirinya sendiri dalam kitab-nya yang lain yang ‘menakjubkan’ yang ia karang yaitu kitab “Shahihah, 4/25″, dengan berkata : “Ini sanad (hasan) dan para perawinya adalah terpercaya’’. Maka berhati-hatilah ?!?
    No 44 : (Hal. 165 no. 13 )

    RISHDIN IBN SA’AD : Al-Albani berkata dalam kitabnya “Shahihah, 3/79″ : “Didalamnya (sanad) ada perawi bernama Rishdin ibn Sa’ad, dan ia telah dinyatakan terpercaya”. Tetapi ia kemudian ia menentang dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa ia adalah ‘Dhoif’ dalam kitab “Dhoifah, 4/53″; dimana ia berkata : “Dan Rishdin ibn Sa’ad adalah Dhoif”. Maka berhati-hatilah dengan hal ini !!
    No 45 : (Hal. 161 no. 8 )

    ASHAATH IBN ISHAQ IBN SA’AD : Sungguh aneh pernyatan Syeikh Albani ini ?!? Dia berkata dalam kitab “Irwa A-Ghalil, 2/228″: ‘Statusnya tidak diketahui dan hanya Ibn Hibban yang mempercayainya’’. Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri sebagaimana biasanya ! karena ia hanya menukil dari kitab dan tidak ada hal lain yang ia lakukan, kemudian ia sebatas menukilnya tanpa pengetahuan yang memadai, hal ini terbukti dalam kitab “Shahihah, 1/450″, dimana ia berkata mengenai Ashath : ‘’Terpercaya’’. Sungguh ‘menakjubkan’ apa yang ia lakukan !?!
    No 46 : (hal.162 no. 9 )

    IBRAHIM IBN HAANI : Yang mulia ! Yang Jenius ! Sang Peniru ! telah membuat Ibrahim Ibn Hani menjadi perawi terpercaya disatu tempat dan menjadi tidak dikenal (majhul) ditempat yang lain. Al-Albani berkata dalam kitab ‘Shahihah, 3/426′: “Ibrahim ibn Hani adalah terpercaya’’, Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri seperti yang ia tulis didalam kitab “Dhoifah, 2/225″, dengan menyatakan bahwa ‘ia tidak dikenal dan hadisnya tertolak’ ?!?
    No 47 : (Hal. 163 no. 10 )

    AL-IJLAA IBN ABDULLAH AL-KUFI : Al-Albani telah meneliti sebuah sanad kemudian menyatakan bahwa sanad tersebut baik dalam kitab “Irwa, 8/7″, dengan kalimat : ‘’Dan ini adalah sanad yang baik, para perawinya terpercaya, kecuali untuk Ibn Abdullah Al-Kufi yang merupakan orang yang terpercaya’’. Tetapi kemudian menentang dirinya sendiri dengan mendhoifkan sanad yang didalamnya terdapat Al-Ijla dan menjadikan keberadaannya (yaitu Al-Ijla –pent) untuk dijadikan sebagai alasan bahwa hadis itu ‘Dhoif’ (Lihat kitab ‘Dhoifah, 4/71′); dimana ia berkata :’’ Ijla Ibn Abdullah adalah lemah’’. Al-Albani lalu menukil pernyataan Ibn Al-Jauzi (Rahimahullah), dengan mengatakan bahwa : ‘’Al-Ijla tidak mengetahui apa yang ia katakan’’ ?!?
    No 48 : (Hal. 67-69 )

    ABDULLAH IBN SALIH : KAATIB AL-LAYTH :- Al-Albani telah mengkritik Al-Hafiz Al-Haitami, Al-Hafiz Al-Suyuti, Imam Munawi and Muhaddis Abu’l Fadl Al-Ghimari (Rahimahullah) dalam bukunya “Silsilah Al-Dhoifah, 4/302″, ketika meneliti sebuah sanad hadis yang didalamnya terdapat Abdullah ibn Salih. Ia berkata di halaman 300 : ‘’Bagaimana sebuah hadis yang didalamnya terdapat Abdullah ibn Salih akan menjadi baik dan hadisnya menjadi bagus, meskipun ia banyak melakukan kesalahan dan ketelitiannya yang kurang, serta ia pernah memasukkan sejumlah hadis yang bermasalah dalam kitabnya, dan ia menukil hadis-hadis itu tanpa mengetahui (status –pent) darinya’’. Ia tidak menyebutkan bahwa Abdullah Ibn Salih adalah salah seorang dari perawi Imam al-Bukhari (yaitu para perawi yang digunakan oleh Imam Bukhari dalam kitab shohih-nya -pent), hanya karena hal ini ‘tidak cocok dengan seleranya’, dan ia juga tidak menyebutkan bahwa Ibn Mu’in dan sejumlah kritikus hadis ternama telah menyatakan bahwa mereka adalah ‘terpercaya’. Tetapi kemudian ia menentang dirinya sendiri pada bagian lain dari kitabnya dengan menjadikan hadis yang didalam sanadnya terdapat Abdullah Ibn Salih sebagai hadis yang baik, dan inilah nukilannya :

    Al-Albani berkata dalam Silsilah Al-Shahihah, 3/229″ : “Dan sanad hadis ini baik, karena Rashid ibn Sa’ad adalah terpercaya menurut Ijma’ (kesepakatan para Ulama hadis –pent), dan siapakah yang lebih darinya sebagai perawi dari hadis Shohih, dan didalamnya terdapat Abdullah Ibn Salih yang pernah mengatakan sesuatu yang tidak membahayakan dengan pertolongan Allah SWT’’ ?!? Al-Albani juga berkata dalam “Sahihah, 2/406″ tentang sanad yang didalamnya terdapat Ibn Salih : “Sanadnya baik dalam hal ketersambungannya’’ dan ia katakan lagi dalam kitab “Shahihah 4/647″ : ‘’Hadisnya baik karena bersambung’’.
    PENUTUP

    Setelah kita menyimak berbagai contoh kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak oleh ‘Yang Terhormat Al-MuhaddisSyeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani’ oleh ‘Al-Alamah Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof’ dimana dalam kitab-nya tersebut beliau (Rahimahullah) menunjukkan ± 1200 kesalahan dan penyimpangan dari Syeikh Al-Albani dalam kitab-kitab yang beliau tulis seperti contoh diatas. Maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa bidang ini tidak dapat digeluti oleh sembarang orang, apalagi yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai seorang yang layak untuk menyadang gelar ‘Al-Muhaddis’ (Ahli Hadis) dan tidak memperoleh pendidikan formal dalam bidang ilmu hadis dari Universitas-universitas Islam yang terkemuka dan ‘Para Masyaik’h yang memang ahli dalam bidang ini. Dan Para Ulama telah menetapkan kriteria yang ketat agar hanya benar-benar hanya ‘orang yang memang memenuhi kriteria sajalah’ yang layak menyadang gelar ini seperti yang diungkapkan oleh Imam Sakhowi tentang siapa Ahli Hadis (muhaddis) itu sebenarnya : “Menurut sebagian Imam hadis, orang yang disebut dengan Ahli Hadis (Muhaddis) adalah orang yang pernah menulis hadis, membaca, mendengar, dan menghafalkan, serta mengadakan rihlah (perjalanan) keberbagai tempat untuk, mampu merumuskan beberapa aturan pokok (hadis), dan mengomentari cabang dari Kitab Musnad, Illat, Tarikh yang kurang lebih mencapai 1000 buah karangan. Jika demikian (syarat-syarat ini terpenuhi –pent) maka tidak diingkari bahwa dirinya adalah ahli hadis. Tetapi jika ia sudah mengenakan jubah pada kepalanya, dan berkumpul dengan para penguasa pada masanya, atau menghalalkan (dirinya memakai-pent ) perhiasan lu’lu (permata-pent) dan marjan atau memakai pakaian yang berlebihan (pakaian yang berwarna-warni –pent). Dan hanya mempelajari hadis Al-Ifki wa Al-Butan. Maka ia telah merusak harga dirinya ,bahkan ia tidak memahami apa yang dibicarakan kepadanya, baik dari juz atau kitab asalnya. Ia tidak pantas menyandang gelar seorang Muhaddis bahkan ia bukan manusia. Karena dengan kebodohannya ia telah memakan sesuatu yang haram. Jika ia menghalalkannya maka ia telah keluar dari Agama Islam’’ ( Lihat Fathu Al-Mughis li Al-Sakhowi, juz 1hal. 40-41). Sehingga yang layak menyandang gelar ini adalah ‘Para Muhaddis’ generasi awal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’I, Imam Ibn Majah, Imam Daruquthni, Imam Al-Hakim Naisaburi ,Imam Ibn Hibban dll. Sehingga apakah tidak terlalu berlebihan (atau bahkan termasuk Ghuluw –pent) dengan menyamakan mereka (Imam Bukhari, Imam Muslim, imam Abu Dawud dkk –pent) dengan sebagian Syeikh yang tidak pernah menulis hadis, membaca, mendengar, menghafal, meriwayatkan, melakukan perjalanan mencari hadis atau bahkan memberikan kontribusi pada perkembangan Ilmu hadis yang mencapai seribu karangan lebih !?!!. Sehingga bukan Sunnah Nabi yang dibela dan ditegakkan, malah sebaliknya yang muncul adalah fitnah dan kekacauan yang timbul dari pekerjaan dan karya-karyanya, sebagaimana contoh-contoh diatas. Ditambah lagi dengan munculnya sikap arogan, dimana dengan mudahnya kelompok ini menyalahkan dan bahkan membodoh-bodohkan para Ulama, karena berdasar penelitiannya (yang hasilnya (tentunya) perlu dikaji dan diteliti ulang seperti contoh diatas), mereka ‘berani’ menyimpulkan bahwa para Ulama Salaf yang mengikuti salah satu Imam Madzhab ini berhujah dengan hadis-hadis yang lemah atatu dhoif dan pendapat merekalah yang benar (walaupun klaim seperti itu tetaplah menjadi klaim saja, karena telah terbukti berbagai kesalahan dan penyimpangannya dari Al-Haq). Oleh karena itu para Ulama Salaf Panutan Umat sudah memperingatkan kita akan kelompok orang yang seperti ini sbb :

    – Syeikh Abdul Ghofar seorang ahli hadis yang bermadzab Hanafi menukil pendapat Ibn Asy-Syihhah ditambah syarat dari Ibn Abidin Dalam Hasyiyah-nya, yang dirangkum dalam bukunya ‘Daf’ Al-Auham An-Masalah AlQira’af Khalf Al-Imam’, hal. 15 : ‘’Kita melihat pada masa kita, banyak orang yang mengaku berilmu padahal dirinya tertipu. Ia merasa dirinya diatas awan ,padahal ia berada dilembah yang dalam. Boleh jadi ia telah mengkaji salah satu kitab dari enam kitab hadis (kutub As-Sittah), dan ia menemukan satu hadis yang bertentangan dengan madzab Abu Hanifah, lalu berkata buanglah madzab Abu Hanifah ke dinding dan ambil hadis Rasul SAW. Padahal hadis ini telah mansukh atau bertentangan dengan hadis yang sanadnya lebih kuat dan sebab lainnya sehingga hilanglah kewajiban mengamalkannya. Dan dia tidak mengetahui. Bila pengamalan hadis seperti ini diserahkan secara mutlak kepadanya maka ia akan tersesat dalam banyak masalah dan tentunya akan menyesatkan banyak orang ‘’.
    – Al-Hafidz Ibn Abdil Barr meriwayatkan dalam Jami’ Bayan Al-Ilmu, juz 2hal. 130, dengan sanadnya sampai kepada Al-Qodhi Al-Mujtahid Ibn Laila’’ Seorang tidak dianggap memahami hadis kalau ia mengetahui mana hadis yang harus diambil dan mana yang harus ditinggalkan’’. bahwa ia berkata :

    – Al-Qodhi Iyadh dalam Tartib Al-Madarik, juz 2hal. 427; Ibn Wahab berkata : ‘’Kalau saja Allah tidak menyelamatkanku melalui Malik Dan Laits, maka tersesatlah aku. Ketika ditanya, mengapa begitu, ia menjawab, ‘Aku banyak menemukan hadis dan itu membingungkanku. Lalu aku menyampaikannya pada Malik dan Laits, maka mereka berkata : ‘’Ambillah dan tinggalkan itu’’.

    – Imam Malik berpesan kepada kedua keponakannya (Abu Bakar dan Ismail, putra Abi Uwais); ’’Bukankah kalian menyukai hal ini (mengumpulkan dan mendengarkan hadis) serta mempelajarinya ?, Mereka menjawab : ‘Ya’ , Beliau berkata : Jika kalian ingin mengambil manfaat dari hadis ini dan Allah menjadikannya bermanfaat bagi kalian, maka kurangilah kebiasaan kalian dan pelajarilah lebih dalam ‘’. Seperti ini pula Al-Khatib meriwayatkan dengan sanadnya dalam Al-Faqih wa Al-Mutafaqih juz IIhal. 28.

    – Al-Khotib meriwayatkan dalam kitabnya Faqih wa Al-Mutafaqih, juz IIhal. 15-19, suatu pembicaraan yang panjang dari Imam Al-Muzniy, pewaris ilmu Imam Syafi’i. Pada bagian akhir Al-Muzniy berkata : ’’ Perhatikan hadis yang kalian kumpulkan.Tuntutlah Ilmu dari para fuqoha agar kalian menjadi ahli fiqh’’.

    – Dalam kitab Tartib Al-Madarik juz Ihal. 66, dengan penjelasan yang panjang dari para Ulama Salaf tentang sikap mereka terhadap As-Sunnah, a.l :

    a- Umar bin Khotab berkata diatas mimbar: ’’Akan kuadukan kepada Allah orang yang meriwayatkan hadis yang bertentangan dengan yang diamalkan’’.

    b- Imam Malik berkata : ’’Para Ahli Ilmu dari kalangan Tabi’in telah menyampaikan hadis-hadis, lalu disampaikan kepada mereka hadis dari orang lain, maka mereka menjawab : ’’Bukannya kami tidak tahu tentang hal ini. Tetapi pengamalannya yang benar adalah tidak seperti ini‘’ .

    c- Ibn Hazm berkata: Abu Darda’ pernah ditanya : ’’Sesungguhnya telah sampai kepadaku hadis begini dan begitu (berbeda dengan pendapatnya-pent). Maka ia menjawab: ’’Saya pernah mendengarnya, tetapi aku menyaksikan pengamalannya tidak seperti itu” .

    d- Ibn Abi zanad , “Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para Ulama dan Fuqoha untuk menanyai mereka tentang sunnah dan hukum-hukum yang diamalkan agar beliau dapat menetapkan. Sedang hadis yang tidak diamalkan akan beliau tinggalkan, walaupun diriwayatkan dari para perawi yang terpercaya’’. Demikian perkataan Qodhi Iyadh.

    e- Al- Hafidz Ibn Rajab Al-Hambali dalam Kitabnya Fadhl ‘Ilm As-Salaf ‘ala Kholaf’hal.9, berkata: ”Para Imam dan Fuqoha Ahli Hadis sesungguhnya mengikuti hadis shohih jika hadis itu diamalkan dikalangan para Sahabat atau generasi sesudahnya, atau sebagian dari mereka. Adapun yang disepakati untuk ditinggalkan, maka tidak boleh diamalkan, karena tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali atas dasar pengetahuan bahwa ia memang tidak diamalkan’’.

    Sehingga cukuplah hadis dari Baginda Nabi SAW berikut untuk mengakhiri kajian kita ini, agar kita tidak menafsirkan sesuatu yang kita tidak memiliki pengetahuan tentangnya :

    أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم سيأتي على الناس سنوات خداعات يصدق فيها الكاذب ويكذب فيها الصادق ويؤتمن فيها الخائن ويخون فيها الأمين وينطق فيها الرويبضة; قيل و ما الرويبضة ;قال الرجل التافه في أمر العامة

    Artinya : ‘’Akan datang nanti suatu masa yang penuh dengan penipuan hingga pada masa itu para pendusta dibenarkan, orang-orang yang jujur didustakan; para pengkhianat dipercaya dan orang-orang yang amanah dianggap khianat, serta bercelotehnya para ‘Ruwaibidhoh’. Ada yang bertanya : ‘Apa itu ‘Ruwaibidhoh’ ?. Beliau menjawab : ‘’Orang bodohpandir yang berkomentar tentang perkara orang banyak” (HR. Al-Hakim jilid 4hal. 512No. 8439 — ia menyatakan bahwa hadis ini shohih; HR. Ibn Majah jilid 2hal. 1339no. 4036; HR. Ahmad jilid 2hal. 219,338No. 7899,8440; HR. Abi Ya’la jilid 6hal. 378no. 3715; HR. Ath-Thabrani jilid 18hal. 67No. 123; HR. Al-Haitsami jilid 7hal. 284 dalam Majma’ Zawa’id).

    NB : (Syeikh Saqqof kemudian melanjutkan dengan sejumlah nasihat yang penting, yang karena alasan tertentu tidak diterjemahkan, akan tetapi lebih baik bagi anda untuk menilik kembali kitab ini dalam versinya yang berbahasa arab).

    Dengan pertolongan Allah, nukilan yang berasal dari kitab Syeikh Saqqof cukup memadai untuk menyakinkan para pencari kebenaran, serta menjelaskan siapakah sebenarnya orang yang awam dengan sedikit pengetahuan tentang ilmu hadis. Perhatikan peringatan Al-Hafidz Ibn Abdil Barr‘’ Dikatakan oleh Al-Qodhi Mundzir, bahwa Ibn Abdil Barr mencela dua golongan, yang pertama , golongan yang tenggelam dalam ro’yu dan berpaling dari Sunnah, dan kedua, golongan yang sombong yang berlagak pintar padahal bodoh ‘’ (menyampaikan hadis, tetapi tidak mengetahui isinya –pent) (Dirangkum dari Jami’ Bayan Al-Ilm juz IIhal. 171). Syeikhul Islam Ibn Al-Qoyyim Al-Jawziyah berkata dalam I’lamu Al-Muwaqqi’in juz Ihal. 44, dari Imam Ahmad, bahwa beliau berkata: ’’ Jika seseorang memiliki kitab karangan yang didalamnya termuat sabda Nabi SAW, perbedaan Sahabat dan Tabi’in, maka ia tidak boleh mengamalkan dan menetapkan sekehendak hatinya sebelum menanyakannya pada Ahli Ilmu, mana yang dapat diamalkan dan mana yang tidak dapat diamalkan, sehingga orang tersebut dapat mengamalkan dengan benar”. Dan bagi anda yang tertarik untuk mengkaji ratusan contoh yang serupa dari Syeikh As-Saqqof, maka kami menyarankan kepada anda untuk menghubungi alamat berikut guna memesan Kitab ‘Tanaqadat Al-Albani A-Wadihat’ (Kontradiksi yang sangat jelas pada Al-Albani). [Harga untuk kitab jilid pertama adalah $4.00 US (dollar AS) plus pengiriman dan harga untuk jilid kedua adalah $7.00 (dollar AS) plus pengiriman]. berikut:
    THE IMAM AL-NAWAWI HOUSE
    PO BOX 925393
    AMMAN
    JORDAN

    * Diterjemahkan secara bebas oleh Muhammad Lazuardi Al-Jawi

    NB : Dinukil dan disusun secara bebas dari kitab Syeikh Muhammad Ibn Ali Hasan As-Saqqof yang berjudul ‘Tanaqadat al- Albani al-Wadihat’ (Kontradiksi yang sangat jelas pada Al-Albani) oleh Syeikh Nuh Ha Mim Killer dan kawan-kawan, dalam versi bahasa Inggris dengan judul ‘AL-ALBANI’S WEAKENING OF SOME OF IMAM BUKHARI AND MUSLIM’S AHADITH’ dan makalah ini dapat diperoleh dengan mengakses situs http://www.masud.co.uk.

  252. al-faqir berkata:

    Makasih atas artikel penjelasannya yg di jelaskan oleh syekh assaqof

  253. Abu Ramadhan berkata:

    Assalamu’alakum. Saya sangt sependapat dg yg lain bahwsanya gk usah kita trlalu memuja-muja al-Bani, sy jg melihat hasil takhrij hadisny biasa2 sj, bhkan sy & teman2 banyk menemukan keteledoran dan kesalahanny dlm takhrij dan ta’dil serta tahqiqny di beberapa karangannya, banyk ngawurnya. Klopun dpt penghargaan internasional, itu siapa yg ngasih…!!!? orang2 itu…para Wahabi pendukung Zionis Israel, brgaya ulama, tp sngt doyan prempuan, jngn2 sealiran dananya dg salafi indonesia…sama2 dr Zionis Israel..hi..hi.. ngaku aja lho…(klo gk tau tanya ustaz2nya dananya dr mana?)
    “al-Islaamu Ya’lu wa La Yu’laa ‘Alaih” yg menjaga Islam itu Alloh, Rosul-Nya dan kaum Muslimin mas, Zionis dan kaum Kuffar tdk akn prnah dpt menghancurkanny dan meredupkn cahayaNya, wlaupun dg cara memecah belah umat spt ini, yg namanya salafi dimana2 sll buat permusuhan dan perpecahan diantara umat Islam….ini misi Zionis, guru sy mantan ustadz Salafi mengatakn : klo dana dr Arab + Zionis Israel cair, para ustadz2 itu (yg klo ceramah kyk yg paling suci sendiri, paling sunnah, paling2 deh…) kyk Anjing Srigala berebut tulang…” hiiii, jijik banget…., dan trnyata yg namanya asal usul dana salafi itu sdh umum dari mananya…. Na’udzu billahi mindzalik….Sy berharap saudara2ku dr salafi pd tobat deh, jangn bikin perpecahan, sebarkan kedamaian sbgmna pesan Rosululloh SAW

  254. Abu-abu berkata:

    sekedar share, Ane bersama beberapa milisner Majelis Rasulullah SAW pernah diundang oleh salah seorang jama’ah yg menceritakan keresahan akan da’wah yg dilakukan penganut WAHABI. Kejadian ini pernah terjadi di salah satu Masjid di perumahan mewah di pinggiran Jakarta Selatan. Keresahan ini mulai terjadi ketika ada salah satu warga disekitar Masjid yang mengundang jama’ahnya (Wahabi) untuk mengadakan Ta’lim di Masjid tsb. Dan memang kami saksikan sendiri, ketika ba’da Sholat Maghrib berjama’ah mereka langsung berda’wah dengan berapi-api untuk menyesatkan apa-apa yg biasa Aswaja laksanakan. Info terakhir yg kami terima sebelumnya, memang mereka tidak akan mau “diusir” untuk berhenti berda’wah dg cara mereka. Tapi karena saat itu keadaan cukup tegang karena juga ada perwakilan dari Kepolisian, maka akhirnyapun mereka menerima keputusan pengurus Masjid untuk menghentikan da’wah mereka yg sudah meresahkan banyak orang terutama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

    Cerita-cerita Ane ini mungkin hanya salah satu bagian dari bukti ajaran2 Wahabi yg nyata2 meresahkan banyak orang terutama yg berfaham Ahlussunnah wal Jama’ah. Jadi, buat antum yg masih belum tahu banyak ttg Wahabi gak usah komen2 yg malah memperkeruh. Kalo mau objektif, ikuti secara langsung kajian Wahabi dan Aswaja. Antum bisa bandingkan mana golongan yg justru sering mengkafirkan dan golongan yg mengajak pada kebenaran…

    wallahu a’lam

  255. ibnu hasyim berkata:

    Abdullah:
    “To Pak Abuqnan: Ana setuju dengan antum soal diam sebelum berilmu, ana juga setuju dengan antum Syaikh Albani bisa dikategorikan sembrono kalau sudah memutuskan suatu hadits adalah dhaif hanya karena beliau belum membaca tentang kredibilitas salah seorang perawinya.” setelah menulis itu anda kemudian menulis,
    “Tapi ana ber-husnudzon bahwa seorang Syaikh Albani tidak seperti yang dituduhkan orang yang hasad, yang sibuk menyebarkan berita bohong. Ana berharap bahwa ana dan antum terhindar dari fitnah-nya para pembohong”.
    sebenarnya permasalahan selesai ketika anda menulis pendapat pertama. ana jadi bingung sama antum, kenapa bisa plin-plan seperti ini. tadinya yakin kok jd g yakin lg.

    abu yusuf:
    anda menyatakan:
    “Syaikh Al Albani adalah seorang ulama’ ahlus sunnah wal jama’ah yang mendapatkan banyak sekali rekomendasi dari para ulama’. Dan cukuplah para pembaca mengetahui bahwa beliau adalah ulama’ dengan hanya membaca risalah dan kitab-kitab yang beliau tulis yang menunjukkan pembelaan beliau terhadap islam yang haq, terutama pembelaan terhadap hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.maka bacalah dan nilailah dengan objektif tentang beliau. janganlah hanya menilai beliau dari perkataan orang lain atau berita burung.

    anda di sini menyinggung tentang obyektifitas, padahal menrut sy anda kurang obyektif disini. anda mengatakan “al-Bani mendapat banyak rekomendasi dari ulama”, kemudian anda mengatakan “janganlah hanya menilai beliau dari perkataan orang lain atau berita burung”. bukankah bentuk “rekomendasi” itu juga perkataaan orang. kemudian anda mencukupkan dengan informasi anda bahwa albani “adalah ulama’ dengan hanya membaca risalah dan kitab-kitab yang beliau tulis yang menunjukkan pembelaan beliau terhadap islam yang haq, terutama pembelaan terhadap hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam”, yg juga merupakan perkataan “orang” (anda sendiri).
    yg sya tangkap disini, anda ingin sekali mengatakan pendapat anda dan ulama anda yg sudah “merekomendasikan” albani adalah yg mutlaq benar.

    ramadhan:
    anda menyatakan
    “Lebih dari itu, melecehkan ulama merupakan ghibah dan namimah yang paling berat (termasuk dosa besar).”
    sya teramat setuju dg pendapat anda. tetapi disini harus dibedakan antara ghibah dg menyampaikan sesuatu yg haq. menurut sy kebenaran itu harus disampaikan. sy tidak melihat disini ada “bau” namimah apalagi ghibah, ini hanya semata-mata menyampaikan apa yg senyatanya terjadi atas diri albani. untuk yg setuju silakan dijadikan pertimbangan, klo tidak setuju silakan koreksi lagi apa yg diAnggap meragukan. insyAllah kita mendapat petunjuk.

    sebenarnya klo kita mau membuka diri dan berpikiran jernih. artikel diatas dan komentar2 dibawahnya sudah cukup untuk kita mengambil sikap atas albani.

  256. ibnu hasyim berkata:

    dalam konteks pembahasan fiqh, kita tidak bisa lepas dari pembahasan ushul fiqh dan sumber-seumber pengambilan hukum atau yg kerap dikenal sebagai mashadir al-syari’at atau ushul al-ahkam atau adillat al-ahkam.Mahmud ‘Abd al-Karim Hasan mengemukakan bahwa sebagaimana ushul fiqh, mashadir al-syariat haruslah sesuatu yg qath’i. karena mashadir al-syari’at adalah bagian dr prinsip dasar (al-ushul al-kulliyyat) sebagaimana aqidah. tidak dapat dijadikan pedoman hanay berdasarkan zhann (persangkaan). Allah berfirman:

    “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. (QS: Yunus 36).

    Al-Syatibhi berkata: “Ushul fiqh dalam agama adalah sesuatu yang qath’i, bukan zhanni. hal ini karena ushul fiqh adalah bagian dari prinsip dasar syariat (kulliyat al-syari’at). sedangkan prinsip dasar syari’at haruslah bersifat qath’i. selanjutnya ia berkata: “sebagian ulama’ berkata bahwa tidak ada peluang bagi penetapan ushul al-syari’at (sumber-sumber hukum syari’at) dengan zhann (dugaan). karena ia adalah tasyri’ (pensyari’atan). sedangkan kita tidak diperbolehkan beribadah dengan dasar zhann kecuali dalam permasalahan cabang (furu’). berdasarkan hal di atas, maka ushul fiqh, termasuk didalamnya mashadir al-syariat haruslah sesuatu yg qath’i.
    Dalam hal ini imam syafi’i menegaskan bahwa dalam menetapkan suatu hukum, seorang qadli ataupun mufti (pemberi fatwa) haruslah berpedoman pada sumber-sumber yg valid.

    jadi, meskipun banyak orang merekomendasikan tentang kapasitas seseorang (albani) itu tidak cukup, tetap harus dibuktikan kevalidannya seperti apa yg beliau imam Syafi’i katakan. karena apabila tidak ada bukti atasnya, maka itu hanya merupakan zhan (dugaan) saja.

    menurut muhaditsin, suatu hadits dapat dinilai sahih, apabila memenuhi syarat : rawinya bersifat adil (melaksanakan ketentuan agama, memelihara muru’ah), rawinya bersifat dhabit menguasai hadisnya dg baik, hapalan yg kuat), sanadnya bersambung, tidak ber’illat, tidak syadz (janggal).

    dengan ini, untuk mengatakan suatu hadis adalah sahih, dhaif, atau hasan, syarat yg ada pada penyeleksi hadis jelas cukup berat. dia harus memiliki kapasitas yg baik dalam ilmu ini, karena dia harus bisa menilai seorang perawi, tentang adilnya, dhabitnya, sanadnya. bagaimana dia akan menilai ke dhabit-an seorang perawi atau sanadnya, sedangkan dia masih kurang dalam memahami suatu hadis. maka yg akan terjadi adalah adanya syadz (kejanggalan) dalam pendapatnya.
    masak iya kemaren ngomong dhaif sekarang sahih. jelas ini membuktikan al bani tidak menguasai tentang apa yg dia bicarakan.
    padahal seperti yg sudah singgung diatas, bahwa ushul fiqh dan mashadir al-syari’at haruslah qath’i, dan salah satu perangkatnya adalah memahami hadis. kemudian bagaimana bisa menjadikan pendapat seseorang yg memiliki banyak kejanggalan untuk dijadikan acuan dalam persoalan yg bersifat qath’i.

    terimakasih.

  257. abdul jabbar berkata:

    Demi Allah & RasulNya.. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan..
    Ingat antum ana cuma doain agar antum – antum yang memfitnah ahlus sunnah.. mudah mudahan antum diberi hidayah oleh Allah aza wa jalla.. atau jika antum tetep ngotot dengan fitnah antum.. mudah2an Allah SWT mematahkan batang leher antum. Allohumma amin.

  258. elfasi berkata:

    @ Abdul jabbar, fitnah dari mana ?? artikel di atas tuhh bkn cm persepsi dari admin tanpa disertai bukti, tp disertai dengan bukti2 yang valid juga…apakah yg spt ini dinamakan dengan fitnah ???
    skrg ana mau tanya ma nt, bagaimana dengan tindakan albani yang mndhoifkan hadits2 shohih bukhori – muslim pdahal para ulama ahli hadits dlm beberapa kurun lamanya menyatakannya shohih,,..???
    Pelajari lg, jngan langsung mnerima doktri mereka lalu anda fanatik dengan albani…..afwan

  259. Abu Abdillah Irfan berkata:

    Syaikh Bin Baz(mufti saudi arabia): berkata

    “Tidak ada di kolong langit ini orang yang lebih alim pada zaman ini tentang hadist selain Syaikh Al-Bani”.

    cukuplah bukti perkataan oleh orang yang sangat berilmu ini sebagai bukti..,
    Semoga Allah selalu memberikan taufiq dan hidayahnya…

  260. elfasi berkata:

    @ abu abdillah, mas….yg dipuji sapa n yang muji sapa tuhh….
    kloo emank org yg sesama aliranx gk prlu dibahas n amat sngat gk bs dijadiin hujjah tuhh…
    skrg coba jwab ajah : GIMANA MENURUT ANDA DENGAN YG DILAKUKAN ALBANI MENDHO’IFKAN HADITS SHOHIH BUKHORI – MUSLIM PDAHAL TELAH DI AKUI KESHOHIHANNYA OLEH ULAMA’ AHLI HADITS DALAM BEBERAPA KURUN LAMANYA ??

    saran ana , gk usah pake bawa2 pujian dari org yang msh sealiran mas,,,,gk bakal adan yg prcaya, krn smua yg disini sudah tidak mudah dibodoh2i lagi

  261. farid berkata:

    ane kok puyeng baca komentar di atas ane. Kalo mau nulis, jangan asal copy paste dong.. Dirapiin dulu, kek.

  262. abuzzahra berkata:

    maaf ikut nimbrung,saya paling jahil tentang islam, makanya saya taklid kpada ulama. ikut ahlussunah wal jamaah.
    al ilmu fish shuduur laa fish shutuur, makanya belajar ilmu dari guru yang didadanya ada ilmu, bukan dari buku-buku lalu di faham sendiri, ato belajar dari buku/kitab yang pengarangnya dari sanad ilmunya ga jelas. penulis artikel bilang albani tidak hafal 10 hadits dengan sanad yang sampai kepada rasul SAW, lalu ada yang sewot dan bilang bahwa ia(yg sewot td) hafal hadits lebih 15 buah bahkan sejak SD. itulah tanda tidak faham apa artinya sanad yang bersambung kpada rasul SAW. penulis artikel bilang albani tidak hafal 10 hadits dengan sanad yang sampai kepada rasul SAW itu artinya albani tidak hafal sampai 10 hadits dengan sanad yang sampai kepada rasul SAW dari gurunya albani, dari gurunya guru albani, dari gurunya gurunya guru albani sampai kepada rasul SAW. seperti itulah yang dihafal oleh para muhadditsin terkemuka dalam umat ini seperti bukhari-muslim dan para muhadditsin rahimuhumullahitaa’la.dan sangat mungkin albani tidak hafal 10 hadits dengan sanad bersambung kepada rasul SAW karena ia mendapatkan ilmu dari buku dan perpustakaan. dan bukankah ada perkataan ulama “barangsiapa yang belajar suatu ilmu dari buku tanpa bimbingan seorang guru, maka gurunya adalah syaithon”
    seperti kata habib mundzir al musawwa di atas( pada komen akhina diatas) muhaddits hafal 300000 hadits dengan sanad yang bersambung kepada rasul SAW,mka pantaskah albani disebut muhaddits? bahkan derajat yang dibawahnya pun belum pantas, lalu pantaskah albani mentarjih pendapat para ulama terdahulu yang dalam hukum dan permasalahan itu para ulama sudah membahas dan meletakkan hukumnya?
    kenapa tidak bisa mencukupkan diri dengan kejahilan diri dengan diam dan menyelamatkan orang lain dari kejahilan kita?
    @ustadz el-fasi, ustadz muhibbun, dan ustadz-ustadz aswaja yang ada dalam forum ini, say minta maaf atas kelancangan dan mohon bimbingan dalam agama ini.
    @akhi salafy-wahaby, semoga ALLAH menunjukkan jalan kebenaran dan memudahkan jalan kita mengikutinya.
    semoga ALLAH SWT menguhkan kita dalam kebenaran dan jalan yang telah dilalui salafus shalih pendahulu kita, dikumpulkanNya kita bersama RASULULLAH MUHAMMAD SAW,AHLUL BAIT, ASHHABIL KIRROM, dan seluruh orang saleh, muslimin muslimat dalam keridhaan dan cintaNYA.

  263. Mang Ngkus berkata:

    Wah, ternyata menyimpang gitu ya Gan??? waduuuh ane kagak ikut-ikutan deh. Ngikut ulama aswaja aja biar aman, coz mereka ngikut walisongo yg nota bene keturunan Rasul SAW dari cucunya sayyidina Husain putra dari Siti Fatimah putri Rasul SAW. Jadi ujung-ujungnya ulama aswaja ya betu2 pewaris nabi… betul kan???

    http://mushollarapi.blogspot.com/
    KLIK dan download ceramah para habaib, MP3 Sholawat, ebook kitab-kitab aswaja

  264. nasrullah berkata:

    as wb. forsan salaf yang semoga berkibar sampai hari kiamat ….ana ada kabar gembira bagi kita ahlussunnah… di bali pada khususnya banyak pengikut wahabi. tetapi belakangan ini mereka pada mulai sadar dan sudah banyak meninggalkan fahannya … alasan sederhana adalah wahabi ternyata bukan pembawa damai ..tapi penghujat.. and kanjeng nabi tidak mengajarkan seperti itu….

  265. bani berkata:

    he orang alim !!! jangan dong gara2 nama ane ent semua orang alim jadi pada ribut… ana sekarang sudah bertobat…hadist yang ana doifkan sudah ane kembalikan lagi ke aslnya..bagi pengikut ana tolong bertobat segera…ternyata siksa kubur itu sangat berat bagi pemalsu hadist

  266. dayak berkata:

    @ all : sebenarx yg sdh meninggal g usah dijelek2in orgx tp yg kita salahkan aqidahx aja, tp klo emang pendapatx meresahkan, cari aja ktb karangan seorang muhaddist yg bernama algimari, krn selama hidupx dia satu2x yg paling gigih mmbantah syekh albani.

  267. WAHABI_COMMUNITY_( WC ) berkata:

    TERSERAH WAHABI MO KOAR-KOAR KEK KALENG….WAHABI COMMUNITY ( WC ) TETAP JADI MINORITAS…..

    TERSERAH WAHABI MO KOAR-KOAR KEK KALENG….WAHABI COMMUNITY ( WC ) TETAP JADI SEKUTU NEGARA2 KAPIR ; AMERIKA, INGGRIS, ISRAEL !!!!

    TERSERAH MO KASIH GELAR SYEIKH KE ORANG2 …… YANG SUKA PESTA MIRAS, PEREMPUAN DAN KEBUT2AN DI JALAN TOL LONDON JUGA PARA SYEIKH ….. HEHEHE, DAH GAK SPECIAL LAGI ISTILAH SYEIKH…. RAJA MINYAK DAN ORANG KAYA DIPANGGIL SYEIKH LHO….

    JADI SAH-SAH AJA ….

    PENGEN JADI MUHADDITS ?? BELAJAR AJA DI PERPUSTAKAAN… GAK PERLU GURU, SEKOLAH, …… GAK ANEH APA ?

  268. WAHABI_COMMUNITY_( WC ) berkata:

    WAHABI….OH WAHABI COMMUNITY ( WC ) YANG SUKA MENGKAFIRKAN DAN MENYESATKAN…..

    KALO JAMAN DULU HUKUM ISLAM BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADITS….

    KARENA TERJADI HAL-HAL BARU , MAKA DITAMBAH ATU LAGI : BERDASARKAN IJTIHAD…..

    JAMAN MADZHAB PARA IMAM , MEREKA BERFATWA ….

    IMAM SYAFEI BERFATWA UNTUK PENGIKUT MADZHAB SYAFEI…

    DI INDONESIA, MUI BERFATWA UNTUK UMAT ISLAM INDONESIA….

    DI SAUDI ?

    ALBANI BERFATWA…

    UTSAIMIN BERFATWA…

    BIN BAZ BERFATWA….

    DAN BANYAK LAGI ULAMA SAUDI BERFATWA….

    APAKAH MEREKA INI PENGEN NGETOP YA GARA2 FATWA ?

    DIMANA PERSATUAN MAJELIS ULAMA SAUDI ?

    APAKAH PARA ULAMA SAUDI BERFATWA UNTUK UMAT MEREKA MASING2 ?

    NANTI MALAH ADA HUKUM ISLAM BERDASARKAN : AL- QURAN, HADITS DAN FATWA ULAMA SAUDI
    ….

    TAMBAH LUCU AJA WAHABI COMMUNITY ( WC ) ….

  269. WAHABI_COMMUNITY_( WC ) berkata:

    AMERIKA, YAHUDI, INGGRIS, BILANG AMA RAJA SAUDI : GOOD BOY, KARENA GAK PERNAH MENENTANG AMERIKA DAN SEKUTUNYA…. MALAH JADI SAUDARA SEKUTU AMAERIKA…

    RAJA SAUDI BILANG AMA ULAMA2 WAHABI : GOOD BOY, KARENA GAK BUAT FATWA MENGEJEK PARA SAUDARA MEREKA ( AMERIKA DAN SEKUTU …)

    ULAMA SAUDI BILANG AMA ORANG ISLAM TAPI BERBEDA DARI WAHABI LAKUKAN : ………. DAH TAU DONK, GKGKGKGKGGK

    LUCUUUU SEKALEEEEEEE….

  270. Monox berkata:

    Memang dlam bku2 yg bredar,albani adlah tkoh yg ingin mlnyapkan amlan2 sunnah dg mndhoifkan hdist2 tntang ziarah,tawasul,tabaruk,qunut shubuh,qobliyah jumat,trwih20,fiqh shlat,shlwt nbi,dn msh bnyk lg yg ksmuany tu sllu mnjdikan prdbatan ssma muslim.krna mrka(pngagum albani)sllu mmbid’ahkan prkra2 td. Seorang yg mnjdikan prdbtan bahkan brmusuhan ssma muslim tidak pantas dpanggil syekh,pntsny yaitu syekhtan.

  271. Muhammad Arifin berkata:

    alhamdulillah, syukran artikelnya

  272. Hamba Allah berkata:

    setelah menyimak tulisan dari awal smpe akhir ternyata syaikh Al albani rahimahullah memang benar-benar di atas kebenaran.

  273. pinky boy berkata:

    Syaikh Muhammad Nashirudin Al-albani rahimahullah adalah pembaharu agama, sebagaimana umar bin abdul aziz dan imam asy-syafi’i. Allahu a’lam.

  274. Eugenio Chenette berkata:

    I’m also writing to let you know what a incredible experience my wife’s princess gained using your site. She picked up lots of things, most notably how it is like to possess an incredible teaching style to let folks very easily have an understanding of several tricky topics. You actually exceeded our desires. I appreciate you for delivering the insightful, trusted, informative and fun guidance on that topic to Sandra.

  275. Jamaaturrahmah berkata:

    Subhanallah Ulama ini mantan sekali

Tinggalkan Balasan ke abu_raudah Batalkan balasan